Destinasi Saja Tidak Cukup, Butuh Koneksi Sistem Transportasi

Bayu Hikmat Purwana
Ditulis oleh Bayu Hikmat Purwana diterbitkan Selasa 09 Des 2025, 17:44 WIB
Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh). (Sumber: KCIC)

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh). (Sumber: KCIC)

Beberapa tahun ini, warga Bandung mulai mengeluhkan betapa sulitnya terbang dari kota ini. Bandara Husein Sastranegara sepi, sementara Kertajati terasa jauh. Namun kini jarak itu mulai “dilipat” oleh Kereta Cepat Whoosh dan akses jalan tol. Cerita baru mobilitas Bandung pun dimulai.

Sejak 2023 Bandara Kertajati mulai melayani penerbangan reguler dan disasar menjadi gerbang besar yang menghubungkan Bandung Raya dengan dunia. Namun perjalanan tidak berhenti di langit, mobilitas di darat harus tertata dari bandara ke kota, dari stasiun ke destinasi.

Bagi wisatawan yang mendarat di Soekarno-Hatta, opsi ke Bandung bisa naik Whoosh (Halim-Tegalluar). Memang kurang dari 45 menit. Tetapi untuk mencapai stasiun Whoosh, mereka harus menembus kemacetan di Jakarta. Tiba di Tegalluar, keluhan lain muncul karena minimnya moda lanjutan untuk mencapai pusat kota dan kawasan wisata. Banyak yang akhirnya memilih turun di Padalarang, meski harus repot dan siap berjejalan di kereta feeder menuju Bandung. Akses makin mudah, tapi konektivitas belum tuntas.

Berita Kompas 18 November 2025 menunjukkan tren menarik. KA Parahyangan mencatat 728.949 penumpang sepanjang Januari–Oktober 2025, naik 41,75 persen dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya. KAI menyebut panorama jalur Jakarta-Bandung menjadi daya tarik kuat bagi pelancong. Fenomena “biar lama tapi asyik” seperti hidup kembali.

Sementara itu, wisatawan yang mendarat di Kertajati, membutuhkan waktu tempuh lebih dari tiga jam ke Bandung tergantung kondisi lalu lintas. Banyak yang akhirnya memilih tujuan lain daripada langsung menuju Bandung.

Padahal Bandung memiliki modal besar untuk memudahkan perpindahan moda. Jaringan tol Jakarta-Bandung-Majalengka-Cirebon, terminal Leuwipanjang, hingga gagasan bus listrik Bandung Raya. Namun semua itu ibarat alat musik tanpa dirigen, semua tersedia, tetapi belum berpadu.

Bandung tetap diminati, meski belum mudah di jangkau.

Membaca Angka Melihat Potensi

Kondisi Bandara Husein Sastranegara sebelum penerbangan dipindahkan. (Sumber: Ayobandung)
Kondisi Bandara Husein Sastranegara sebelum penerbangan dipindahkan. (Sumber: Ayobandung)

Data BPS Jawa Barat menunjukkan perjalanan wisatawan nusantara ke Bandung naik dari 13,74 juta perjalanan per Oktober 2024 menjadi 17,04 juta pada Oktober 2025. Namun wisatawan mancanegara yang masuk lewat Bandara Kertajati hanya 151 orang, jauh di bawah tahun sebelumnya. Salah satunya disebabkan akses transportasi belum terintegrasi.

Mobile Positioning Data (MPD) PORTAL JABARPROVGOID memperkuat tren ini. Pada Januari-September 2025 terdapat 17,76 juta perjalanan wisatawan nusantara ke Bandung, naik 24,77 persen dibanding tahun 2024 dan menjadi capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir. Bandung menjadi tujuan utama kedua setelah Kabupaten Bogor, dengan pangsa 11,20 persen periode Januari-September 2025. Tingkat Hunian Kamar hotel pada September 2025 pun mencapai 50,90 persen, melampaui rata-rata provinsi dan nasional.

Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung mencatat 6,5 juta orang hingga triwulan III 2025 dan diproyeksikan menembus 8,7 juta di akhir tahun. Kepala Disbudpar Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa, menegaskan bahwa daya tarik utama Bandung berasal dari kuliner, disusul belanja, mode, dan heritage. Destinasi populer seperti Bandros "Bandung Tour on Bus", Kawasan Kota Tua Bandung, Taman Lalu Lintas, Museum Geologi, Saung Angklung Udjo, Masjid Raya Al Jabbar, serta Kiara Artha Park terus menarik minat.

Sektor pariwisata Bandung pun mulai merata, tidak lagi terpusat di jantung kota, tetapi meluas ke pinggiran. Problematiknya, pelancong merasa terlalu banyak waktu habis di jalan, yang seharusnya di tempat jajan. Konektivitas menjadi kunci agar Bandung tak hanya “didatangi”, tapi benar-benar “dinikmati”.

Selain keterhubungan antar-kota, pengelolaan mobilitas dalam Kota bandung juga perlu diperkuat. Tanpa Transport Demand Management (TDM) yang tepat, pusat kota akan terus dipadati kendaraan pribadi. Akibatnya wisatawan tiba, lalu terjebak macet di detik terakhir.

Penataan parkir yang bisa berpotensi menambah PAD, pembatasan kendaraan di koridor sibuk, serta layanan angkutan last-mile yang terintegrasi, bisa menjadi alternatif.

Dengan mengusung program Bandung Triple Helix, penataan sistem transportasi semakin terencana, terarah, dan ilmiah. Memadukan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pengusaha.

Bayangkan wisatawan turun dari pesawat, naik kereta cepat ke Tegalluar, langsung berpindah ke bus listrik menuju Dago atau Lembang dalam satu tiket terintegrasi. Perjalanan menjadi pengalaman yang menyenangkan, juga meninggalkan kesan yang mendalam.

Konektivitas Bandung tak bisa dibangun sendirian. Kota ini harus bersinergi dengan wilayah lain agar mobilitas tidak berhenti di batas administratif. Interkonektivitas pembangunan tidak cukup hanya dengan menaruh “gula” di hinterland (daerah penyangga) sambil berharap terjadinya trickle-down effect. Bandung harus tumbuh bersama daerah sekitarnya. Dengan begitu, transportasi menjadi urusan bersama dan alat pemerataan antar wilayah.

Beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bertemu Direktur Utama PT KAI, merumuskan empat inisiatif besar perkeretaapian. “Kereta Wisata Jakalalana” untuk menggerakkan ekonomi kawasan selatan-barat Jabar. “Gerbong Tani Mukti” untuk angkutan hasil pertanian dan peternakan ke Jakarta dengan tarif yang ramah. “Kereta Kilat Pajajaran” sebagai konektivitas cepat di wilayah tengah, dan “Kereta Listrik Padalarang–Cicalengka” untuk mendorong transportasi hijau.

Jika inisiatif besar itu terhubung dengan paket tur Bandung Raya, peluang ekonomi kreatif akan terbuka, bahkan mendorong pembentukan lembaga inkubator bisnis baru. Petani, pengrajin, pelaku wisata, hingga pelajar dapat bergerak lebih mudah. Bandung tidak lagi sekadar tujuan, melainkan titik temu dalam jaringan besar Jawa Barat.

Kota ini punya peluang besar bukan hanya sebagai kota wisata, tapi sebagai simpul pergerakan, ekonomi, dan kreativitas yang menyambungkan seluruh Jawa Barat. Bandung tidak perlu terlalu risau dengan langitnya (bandara Husein) yang masih tertutup, perkuat pijakan mulai dari rel, jalan aspal, halte, dan stasiun. Kota yang hebat bukan hanya yang bisa didatangi dengan cepat, tetapi yang bisa dinikmati tanpa tergesa-gesa. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Bayu Hikmat Purwana
Analis Kebijakan dengan bidang kepakaran pengembangan kapasitas ASN di Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Talenta ASN Nasional LAN RI
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:02 WIB

Bandung untuk Mobil Pribadi atau Bandung untuk Warga?

Kota yang terlalu banyak bergantung pada kendaraan adalah kota yang rentan.
Warga bersepeda di kawasan Alun-alun Bandung. (Sumber: Arsip pribadi | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Biz 10 Des 2025, 20:02 WIB

Ketika Pekerja Kehilangan Rasa Aman: PHK Menguak Luka Sosial yang Jarang Terlihat

Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial.
Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 19:51 WIB

Karya Anak Muda Bandung yang Hadirkan Identitas dalam Brand Fashion Berjiwa Bebas

Brand lokal ini membawa semangat bebas dan berani, mewakili suara anak muda Bandung lewat desain streetwear yang penuh karakter.
Tim urbodycount menata koleksi kaos edisi terbaru di atas mobil sebagai bagian dari proses pemotretan produk di Buahbatu Square Jl.Apel 1 NO.18, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025) (Sumber: Rahma Dewi | Foto: Rahma Dewi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 18:19 WIB

Soerat Imadjiner oentoek Maurenbrecher

Sebuah inspirasi unutk Wali Kota Bandung dan wakilnya, demi kemajuan Bandung.
Suasana Jalan Asia Afrika (Groote Postweg) Kota Bandung zaman kolonial Belanda. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 17:34 WIB

Sibuk Romantisasi Tak Kunjung Revitalisasi, Angkot Kota Bandung 'Setengah Buntung'

Kritik dan Saran terhadap Wali Kota Bandung terkait revitalisasi angkot Bandung.
Angkot Kota Bandung yang mulai sepi peminat di Dipatiukur, (7/12/2025). (Foto: Andrea Keira)
Ayo Jelajah 10 Des 2025, 17:03 WIB

Hikayat Terminal Cicaheum, Gerbang Perantau Bandung yang jadi Sarang Preman Pensiun

Sejarah Terminal Cicaheum sebagai pintu perantau Bandung. Terminal ini hidup abadi lewat budaya populer Preman Pensiun saat fungsi aslinya perlahan menyusut.
Suasana Terminal Cicaheum, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 16:26 WIB

Untuk Siapa Sebenarnya Sidewalk Diperuntukkan?

Keberadaan trotoar yang layak dan aman dapat mendorong masyarakat untuk lebih banyak berjalan kaki serta mengurangi kemacetan dan polusi.
Trotoar di Jalan Braga yang dipenuhi PKL. (Foto: Author)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:30 WIB

Sarana Bus Trans Metro Jabar Terus Meningkat, Halte Terbengkalai Tak Diperhatikan Wali Kota Bandung?

Di balik itu Metro Jabar Trans banyak disukai warga, beberapa halte malah dibiarkan terbengkalai.
Prasarana halte di daerah Mohamad Toha yang terlihat banyak coretan dan kerusakan tak terurus menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, pada 30 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nufairi Shabrina)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:13 WIB

Penumpukan Sampah di Ujung Berung Sudah Tidak Terkendali, Warga Mulai Kewalahan

Artikel ini membahas tentang kondisi kebersihan yang ada di Kota Bandung terutama di Ujung Berung.
Penumpukan sampah terlihat berserakan di di Jalan Cilengkrang, Kawasan Ujung Berung, pada Senin, 1 Desember 2025 pukul 07.30 WIB. (Foto: Sumber Muhamad Paisal). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhamad Paisal)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:37 WIB

Masa Depan Bandung Antara Julukan Kota Kreatif dan Problematika Urban

Kota Bandung telah lama dikenal sebagai kota kreatif atau dengan julukan Prestisius (Unesco City of Design).
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk tapi juga ruang hidup yang terus berdenyut dengan  semangat pluralisme dan kreativitas. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Titania Zalsyabila Hidayatullah)
Beranda 10 Des 2025, 12:37 WIB

Belasan Jurnalis Dalami Fungsi AI untuk Mendukung Kerja Redaksi

Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan jurnalis Indonesia, khususnya dalam verifikasi digital lanjutan, investigasi, serta pemanfaatan berbagai teknologi AI generatif.
Training of Trainers (ToT) "AI for Journalists".
di Hotel Mercure Cikini, Jakarta.
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:22 WIB

Cager, Bager, Bener: Filosofi Sopir Online Bandung di Jalanan Kota

Mengutamakan profesionalisme serta nilai-nilai saling menghormati agar perjalanan tetap nyaman dan aman setiap hari.
Seorang driver online tengah tersenyum ramah menunggu penumpangnya di tengah keramaian jalanan, menerapkan nilai cageur, bager, bener dalam layanan transportasi – Bandung, Sabtu (01/11/2025) (Foto: Bunga Kemuning A.D)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 10:29 WIB

Batagor dan Baso Cuankie Serayu, Kuliner Sederhana yang Selalu Ramai di Cihapit

Batagor dan Cuankie Serayu masih mempertahankan daya tariknya hingga kini.
Suasana Antre Batagor dan Baso Cuankie Serayu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Miya Siti Nurimah)
Beranda 10 Des 2025, 09:42 WIB

Jomlo Menggugat: Saat Urusan Personal Berubah Jadi Persoalan Sosial

Di berbagai fase hidupnya, perempuan tetap saja berhadapan dengan ekspektasi sosial yang meminta mereka mengikuti nilai-nilai yang sudah lama tertanam.
Ilustrasi (Sumber: Pixabay | Foto: congerdesign)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 08:44 WIB

Akhir Pekan di Bandung Bukan Wisata, tetapi Ujian Kesabaran di Tengah Arus Padat

Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan
Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan. (Dok. Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 07:41 WIB

Knalpot Bising: Dari Keluhan Masyarakat hingga Harapan Kota Tenang

Knalpot bising masih mengganggu warga Bandung. Razia yang tidak konsisten membuat pelanggar mudah lolos.
Suara bising nan kencang memantul di jalanan hingga membuat kita tak terasa tenang. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 20:00 WIB

Beban Hidup Mencekik dan Tingginya Pengangguran Bukti Kegagalan Wali Kota Bandung?

Kenaikan biaya hidup dan syarat kerja tidak masuk akal memperparah 100 ribu pengangguran di Bandung.
Tingginya angka pengangguran memaksa warga Bandung beralih menjadi pekerja serabutan. (Sabtu, 06 Desember 2025). (Sumber: Penulis | Foto: Vishia Afiath)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 19:53 WIB

Tanggapan Wisatawan tentang Kualitas Fasilitas Bandros di Bandung

Kritik serta saran mengenai fasilitas bandros yang ada di Kota Bandung.
Bandros di Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)