Dari dapur kecil di lingkungan kampus, aroma manis pisang goreng bercampur tepung mulai mencuri perhatian banyak orang. Berawal dari eksperimen sederhana, kini APM Pisang dengan beragam varian rasa menjadi salah satu kuliner favorit di Jalan STT Telkom, Desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Kamis. (30/10/25)
Muhammad Haqqi Annazilly, merupakan owner APM Pisang yang menjelaskan awal mula ide bisnis ini hanya iseng-iseng. “Awalnya tuh kita nggak ada niat bikin APM Pisang, tapi kita melihat peluang yang jual pisang goreng di sekitar sini itu masih sedikit,” ujar Haqqi. Pada awalnya, APM Pisang ini hanya menjual pisang nugget, yaitu pisang yang dibulat-bulatkan dan di baluri tepung roti, dari situ lah muncul ide lain seperti pisang tepung dengan topping yang beragam macam dan berlimpah.
Setiap gigitian APM Pisang menghadirkan perpaduan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam. Pisang yang dilapisi tepung gurih itu disajikan hangat dengan topping yang beraneka ragam, mulai dari manisnya cokelat, gurihnya parutan keju, hingga aroma matcha yang khas.
APM Pisang pertama kali berdiri pada tahun 2022, sekitar bulan September atau Oktober. Saat itu, belum ada penjual pisang tepung di sekitar Universitas Telkom. Melihat peluang tersebut, pria berbaju hitam mencoba mulai dengan resep khas buatannya yang tak disangka banyak peminatnya. “Kami melihat belum ada yang menjual pisang tepung di sekitar kampus. Ini jadi peluang besar bagi kita untuk menghadirkan ide bisnis baru,” ujarnya.

Tidak berhenti di satu tempat, APM Pisang sempat buka cabang hingga lima cabang, namun perjalanan bisnis tak selalu mulus. Kini, hanya ada dua cabang yang bertahan, yaitu dekat kawasan Telkom dan kawasan Sukapura.
Meskipun beberapa cabang tutup, semangat owner-nya tidak surut, ia tetap memilih fokus kualitas APM Pisang, seperti menjaga cita rasa di setiap cabang. Dalam menjaga rasa yang tetap sama, sang owner memastikan semua adonan dibuat langsung oleh satu orang tanpa campur tangan lain.
Tidak hanya soal rasa, harga yang terjangkau juga menjadi alasan mengapa APM Pisang digemari banyak orang. Dengan kisaran Rp10.000 hingga Rp20.000, pelanggan sudah bisa menikati seporsi pisang hangat dengan topping yang melimpah. Tidak hanya itu APM Pisang juga menawarkan layanan pesan antar ke sekitar Telkom dengan biaya ongkos kirim hanya Rp2.000, hal ini juga menambah loyalitas para pelanggan.
Dalam hal brandingan, pria berbadan tinggi selaku owner lebih percaya pada kekuatan branding organik seperti mulut ke mulut. “APM Pisang ini justru dalam bandingan jelek banget, jadi kita memanfaatkan branding organik saja,” ujar pria berbadan tinggi. Hal ini juga dirasakan kepada penulis yang suka membeli APM Pisang, yang awalnya mengetahui melalui rekomendasi temannya. Tanpa Paid Promote, APM Pisang juga sering dibicarakan di media sosial karena rasa dan pelayanannya yang memuaskan.
Kini, setiap sore hingga malam, antrean pembeli APM Pisang tak pernah sepi, mau yang membeli langsung di tempat maupun yang melalui aplikasi dan pesan antar sekitar Telkom. Di tengah ramainya jajanan, APM Pisang tetap berdiri manis dengan ciri khasnya sendiri. (*)
