AYOBANDUNG.ID -- Perjalanan usaha Toni Anggara, pemilik brand kuliner Canumer, membuktikan bahwa kegigihan dan kreativitas bisa membuka pintu rezeki dari arah yang tak terduga.
Sebelum terjun ke dunia kuliner, Toni sempat bekerja di Indomaret. Bahkan ia sampai ditugaskan dikantor pusat. Namun, kejenuhan membuatnya memutuskan resign pada 2019.
Toni kemudian menjadi driver ojek online (ojol) hingga pandemi Covid-19 pada 2020 membuatnya berhenti beroperasi. Tak ingin berdiam diri, ia pun mulai mencari peluang usaha yang sederhana, bisa dikerjakan sendiri, dan modalnya terjangkau.
Toni ingat, saat mengontrak di Cikadut, ia melihat tetangganya berjualan pisang nugget. Ia kemudian mencoba untuk berjualan produk serupa.
“Pisang itu kan murah, jadi saya coba riset. Eh ternyata di sini (Kopo) belum ada (yang jualan pisang nugget),” ujarnya pada Ayobandung.id, Kamis, 15 Agustus 2025.
Meski awalnya banyak yang menganggap produknya aneh, respon konsumen justru positif. Bahkan sebelum resmi memproduksi, ia sudah mendaftarkan produknya di GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood.
"Banyak yang bilang, ih kok anah, pisang jadi nugget. Tapi enak," kata Toni.
Saat ini Canumer memiliki 15 varian rasa, dari yang semula 17 varian namun beberapa dieliminasi karena kurang diminati. Proses belajar membuat pisang nugget ia lakukan secara otodidak, dibantu sang istri.
"Saya belajar (bikin pisang nugget) otodidak. Tapi memang sempet coba-coba cari resep dan bahan yang pas," ungkap Toni.
Ia juga sempat berganti-ganti jenis pisang hingga akhirnya menetapkan pisang ambon matang sebagai bahan utama. Selain itu ada beberapa bahan lain yang digunakan secara khusus. Setidaknya proses riset bahan tersebut ia lakukan selama lima bulan.
Proses pembuatan pisang nugget lumer pun cukup panjang. Mulai dari mengupas dan menghancurkan pisang, mencampurnya dengan tepung, gula, telur, susu bubuk, dan garam, lalu dikukus, dipotong, dibalut tepung panir, dan digoreng.

Produksi yang Semakin Banyak
Toni sendiri mampu memproduksi minimal 1,2 kuintal pisang per bulan untuk Canumer. Karena frozen, produk ini dapat bertahan hingga 8 bulan.
Canumer dibrandrol dengan harga Rp15.000 untuk kemasan kecil dan Rp20.000 untuk kemasan besar jika membeli langsung di Rumah Toni di Kawasan Margaasih. Namun penjualan online dibanderol lebih mahal karena tambahan biaya platform.
"Iya kan sekarang di online (e-commerce) itu banyak biaya-biaya lain ya. Kaya admin, ongkos dan sebagainya," tutur Toni.
Menariknya, beberapa pelanggan setia tertarik untuk ikut menjual produknya. Dari situlah lahir franchise Canumer yang kini hadir di Ujungberung, Tamansari, Buahbatu, dan Padalarang.
Toni mengungkapkan, meski sudah memiliki banyak pelanggan, tantangan selalu hadir dalam berbisnis. Salah satunya datang dari harga bahan baku yang tidak stabil.
Untuk mengatasinya, Toni menjalin kerja sama langsung dengan supplier yang ia kenal melalui berbagai pelatihan dan pertemuan bisnis.
"Pokoknya harus bikin jaringan, banyak silaturahmi. Ikut pelatihan dan sebagainya, dari situ biasanya banyak informasi," papar Toni.
Dari pelatihan itu pula ia mengurus legalitas usaha, mulai dari NIB, sertifikat halal, hingga HAKI, termasuk logo dan desain merek.
Ke depannya, Toni berencana membuka booth di foodcourt atau mall. Ia juga sedang mengembangkan produk baru berupa kerupuk kulit pisang. Ide ini muncul dari keresahannya melihat limbah kulit pisang yang melimpah.
Informasi Umum Canumer
Alamat: Kontrakan Bu Aling, Kp cicukang RT 05 RW 02 Gang gandok, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40218
Jam Operasional: 06.00 - 22.00 WIB
Telepon: 0899-6083-578
Instagram: @caunuggetlumer
Link Pembelian Produk Serupa
1. https://s.shopee.co.id/7V6DwFrob0
2. https://s.shopee.co.id/4q5SlMaL7W
3. https://s.shopee.co.id/2qKONh9JXv