Trotoar Manjahlega Bandung dalam Bayang-Bayang JPO dan Reklame

Hanina Aulia
Ditulis oleh Hanina Aulia diterbitkan Selasa 23 Des 2025, 14:16 WIB
Kondisi trotoar yang terpotong oleh JPO di Manjahlega, Kota Bandung, pada Rabu 03 Desember 2025. (Foto: Hanina Aulia Saffana)

Kondisi trotoar yang terpotong oleh JPO di Manjahlega, Kota Bandung, pada Rabu 03 Desember 2025. (Foto: Hanina Aulia Saffana)

Kota Bandung dikenal sebagai kota yang dinamis dan terus berkembang, namun kualitas akses jalan kaki masih belum memenuhi kebutuhan warganya. Kondisi ini terlihat jelas di kawasan Manjahlega, di mana berbagai hambatan menghalangi penggunaan trotoar secara efektif.

Struktur JPO di kawasan tersebut memotong jalur trotoar, sehingga ruang berjalan menjadi menyempit. Situasi ini menunjukkan adanya masalah dalam perencanaan yang kurang memprioritaskan kenyamanan masyarakat. 

Trotoar seharusnya dirancang sebagai ruang aman yang mendukung pergerakan warga tanpa gangguan signifikan. Namun, ketika pondasi JPO berdiri tepat di jalur utama, fungsi tersebut terganggu dan menjadi tidak efektif.

Hambatan fisik ini memaksa warga mengubah alur langkahnya secara tidak nyaman. Akibatnya, kualitas pengalaman berjalan kaki menurun, padahal pengalaman tersebut seharusnya dapat dinikmati oleh semua orang. 

Standee minimarket dan papan iklan tempat makan yang berada di jalur trotoar Manjahlega, Bandung, pada Rabu 03 Desember 2025 (Foto: Hanina Aulia Saffana)
Standee minimarket dan papan iklan tempat makan yang berada di jalur trotoar Manjahlega, Bandung, pada Rabu 03 Desember 2025 (Foto: Hanina Aulia Saffana)

Di samping itu, trotoar di Manjahlega juga dipenuhi media promosi yang ditempatkan tanpa mempertimbangkan aturan penataan kota. Standee, seperti yang digunakan oleh minimarket atau papan iklan tempat makan, dipasang langsung di jalur berjalan.

Penempatan tersebut tidak hanya mengurangi ruang gerak, tetapi juga menciptakan suasana lingkungan yang terlihat semrawut. Oleh karena itu, ruang publik kehilangan identitasnya sebagai area yang aman dan tertata. 

Hambatan dari JPO maupun media promosi menunjukkan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap penggunaan ruang publik. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa standar lebar minimal trotoar belum diterapkan secara konsisten.

Dari pengamatan yang saya lakukan, ketika bagian trotoar menyempit akibat struktur atau reklame, warga sering terpaksa berjalan mendekati arus kendaraan. Situasi ini meningkatkan risiko kecelakaan, yang seharusnya dapat dicegah melalui penataan ruang yang lebih baik. 

Selain itu, media promosi yang ditempatkan sembarangan memperburuk kesemrawutan kawasan dan mengganggu keindahan kota. Trotoar tidak boleh diperlakukan sebagai perpanjangan ruang bisnis yang dapat digunakan sesuka hati.

Baca Juga: Diganggu Pengamen Paksa, Kenyamanan Wisatawan Sering Terabaikan di Kota Bandung

Menurut saya, keberadaan standee dan papan iklan juga mengganggu alur berjalan warga yang melewati kawasan tersebut. Hal ini menyebabkan ruang publik kehilangan fungsinya sebagai jalur aman dan menyeluruh bagi semua kelompok usia. 

Harapannya Walikota Bandung, Muhammad Farhan, dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penempatan JPO agar tidak lagi memotong trotoar bagi pejalan kaki. Evaluasi ini penting untuk memastikan bahwa setiap pembangunan baru tetap mengikuti standar teknis dan tidak mengulangi masalah serupa.

Selain itu, pengawasan terhadap penempatan media promosi di sepanjang trotoar Manjahlega perlu diperketat. Dengan peraturan yang tegas dan konsisten, warga dapat menikmati trotoar yang lebih aman dan tertata. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Hanina Aulia
Tentang Hanina Aulia
Mahasiswi Digital PR Telyu 2024
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 25 Des 2025, 20:41 WIB

Menunda Kepastian, Merawat Percakapan ala Richard Rorty

Richard Rorty menolak hasrat epistemologis, keinginan obsesi manusia dalam kepastian dan soloidaritas daripada objektivitas.
Richard Rorty menolak hasrat epistemologis, keinginan obsesi manusia dalam kepastian dan soloidaritas daripada objektivitas. (Sumber:Dokumentasi Penulis)
Mayantara 25 Des 2025, 17:35 WIB

Infinite Scrolling dan Hilangnya Fokus

Dalam beberapa tahun ini, mengakses media sosial menjadi ritual yang seolah tanpa batas.
Dalam beberapa tahun ini, mengakses media sosial menjadi ritual yang seolah tanpa batas. (Sumber: Pexels | Foto: Ron Lach)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 16:25 WIB

Gus Dur, Toleransi, dan Harmoni

Gus Dur hadir untuk memastikan martabat dan keutuhan negara tetap terpelihara dan terjaga. Perjuangannya dalam membela kemanusiaan, demokrasi, keadilan sosial, berbagai aspek kehidupan
"Dialog adalah budaya perdamaian" - Abdurrahman Wahid (Sumber: Instagram | Foto: @pamerandialogperadaban)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 15:13 WIB

Banjir namun Hidup Tetap Harus Berjalan

Banjir setinggi lutut kembali merendam Komplek Griya Bandung Asri 1, Bojongsoang, menghambat mobilitas warga.
Banjir terjadi di komplek Griya Bandung Asri 1 Bojongsoang. (05/12/2025) (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 14:47 WIB

Cidulang, Cekung seperti Dulang

Di Tatar Sunda, dulang itu berbentuk seperti tabung yang mengecil di bagian bawahnya.
Gambaran seorang perempuan sedang ngakeul nasi di dalam dulang. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Jelajah 25 Des 2025, 11:58 WIB

Hikayat Christmas Island, Pulau Kecil dengan Sejarah Besar di Samudra Hindia

Christmas Island menyimpan sejarah kolonial fosfat perang dunia dan migrasi lintas Asia yang membentuk identitas unik hingga kini.
Christmas Island. (Sumber: Flickr)
Beranda 25 Des 2025, 09:41 WIB

Di Sore yang Pelan, Ngafe Menjadi Ruang Rehat Warga Kota Bandung

Pada sore, ruang ini berfungsi sebagai tempat singgah yang lebih tenang, menjadi bagian dari gaya hidup warga kota dalam bekerja, beristirahat, dan mengatur ritme hidup di tengah kesibukan urban.
Coffee shop di Kota Bandung menjadi salah satu pilihan tempat untuk rehat dari rutinitas. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)
Beranda 25 Des 2025, 08:09 WIB

Panggung Tanpa Lampu Sorot, Cerita di Balik Suara Emas Penyanyi Jalanan Kota Bandung

Namun, rupiah yang mereka kumpulkan dengan cucuran keringat dari pagi hingga malam itu kerap harus dibayar dengan rasa waswas.
Penyanyi jalanan di perempatan Jalan Pahlawan, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Beranda 24 Des 2025, 20:45 WIB

Workshop Google AI Tools for Journalist di Bandung Bekali 28 Peserta Tingkatkan Kapasitas Media Lokal

Pelatihan intensif tersebut diikuti 28 peserta terpilih yang terdiri atas pengelola media lokal, jurnalis, serta konten kreator komunitas dari berbagai daerah.
Program Google AI Tools for Journalist yang digelar selama dua hari, 23–24 Desember 2025 di Kantor Ayo Media Network. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 17:03 WIB

Terminal Cicaheum Harus Siap Sambut Bus AKAP Double Decker

Banyaknya Bus AKAP Premium yang melirik kota Bandung sebagai trayek berpotensi tertinggi ketiga di Pulau Jawa, maka bersiap untuk banyaknya pemandangan bus Double-decker mewah melintas
Terparkir 3 Bus Gunung Harta Transport Solustions (GHTS) saat malam hari di garasi GHTS (19/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Dean Rahmani)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 16:40 WIB

Ujian Nyata Walikota Farhan: Normalisasi Sungai Cinambo atau Banjir Warisan?

Banjir Sungai Cinambo bukan sekadar dampak curah hujan, tetapi cerminan lemahnya tata kelola lingkungan Kota Bandung.
Kondisi Sungai Cinambo di Bandung Timur, yang dinilai mengalami pendangkalan dan penyempitan, menjadi bukti kegagalan tata kelola infrastruktur kota, (2 Desember 2025). (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Khansa Khairunsifa)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 15:41 WIB

Taman Lansia Bandung usai Revitalisasi: Antara Harapan Baru dan Beragam Tantangan di Lapangan

Taman Lansia Bandung hadir dengan wajah baru setelah revitalisasi, namun masih menghadapi berbagai tantangan dalam hal keamanan, fasilitas, dan pengelolaan untuk kenyamanan bersama.
Lampu taman malam hari yang menerangi jalur pejalan kaki menunjukkan suasana sepi setelah hujan mengguyur Taman Lansia pada Rabu, 3 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Hilyatul Auliya)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 15:07 WIB

Bandung Waras

Bandung harus punya otak yang waras dan hati yang peka.
Festival seni dan budaya bukan sekadar hiburan. Itu pengingat bahwa kota hidup dan waras. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 13:26 WIB

Mendidik dengan Ikhlas, Mengabdi dengan Cinta: Kisah di Balik Seragam Cokelat Herna Wati

Kisah ini mengambarkan Herna Wati yang menjadikan Pramuka sebagai ruang untuk belajar ikhlas, mandiri, dan tempatnya untuk mengabdi dengan penuh cinta.
Foto Herna Wati Pembina Pramuka MTs Baabussalaam Kota Bandung. (Foto: Lutfiah Nurrahma Faisal)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 12:23 WIB

Warisan Humanis Gus Dur bagi Bangsa yang Majemuk

Perjalanan panjang bangsa yang penuh warna dan dinamika, nama Gus Dur selalu hadir seperti lentera yang menerangi ruang-ruang gelap kemanusiaan.
Illustrasi Peringatan Haul 16 GUS DUR. (Sinan)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 09:57 WIB

Tahura Djuanda Hadirkan Wisata Edukasi Bernilai Konservasi: Batu Batik dan Flora Langka Jadi Daya Tarik Baru

Keunikan wisata Taman Hutan Raya Ir. Djuanda menjadi daya tarik.
Anggrek terkecil di dubia jadi bintang baru kawasan konservasi (04/11/2025) (Sumber: Dok.pribadi | Foto: Nazwa Revanindya)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 09:29 WIB

Remaja dan Luka Sunyi Dunia Maya

Opini ini mengajak pembaca menyelami sisi gelap dunia maya yang kian membelenggu remaja Indonesia.
Seorang remaja duduk terpukul di tengah serangan komentar kasar dan ejekan di media sosial. (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: jajang shofar)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 08:47 WIB

Masyarakat Bandung Sudah Bersahabat dengan Gelapnya Jalanan Kota Bandung

Masyarakat Bandung sudah pasrah dengan penerangan jalan yang tidak kunjung diperbaiki oleh Wali Kota Bandung.
Suasana jalanan daerah Tegallega di jam 21.00 WIB yang sudah tidak terlihat oleh pengendara, Jumat (28/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis Foto: Nadya Ulya Zagita)
Ayo Jelajah 23 Des 2025, 21:48 WIB

Sejak Kapan Pohon Cemara Digunakan jadi Hiasan Natal?

Tradisi pohon Natal berakar dari kebiasaan masyarakat Eropa kuno yang memuliakan tanaman hijau di tengah musim dingin, jauh sebelum Natal dirayakan secara modern.
Ilustrasi Pohon Cemara saat Natal.