Di beberapa sudut Kota Bandung, keberadaan pengamen sebenarnya bukan hal baru, namun sebagian warga mulai merasa tidak nyaman dengan perilaku mereka. Ketika aktivitas publik meningkat di area wisata dan jalur trotoar, terutama di kawasan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
Kondisi ini dialami oleh seorang mahasiswa bernama Muhammad Sulthan Nashir, pada Selasa (02/12/2025). Ia menyampaikan keresahannya saat sedang makan di tukang cuanki depan Alun-Alun Kota Bandung. Pengalaman itu menyebabkannya semakin sadar bahwa area publik memerlukan pengawasan lebih baik untuk menjaga rasa aman masyarakat.
Pria tinggi itu mengharapkan adanya pengelolaan yang lebih baik, untuk menertibkan aktivitas liar berupa pengamen yang meminta paksa wisatawan di Kota Bandung. Ia juga berharap kepada Wali Kota Bandung Muhammad Farhan dapat meningkatkan pengawasan agar permasalahan ini berkurang dan kenyamanan masyarakat kembali terjaga.
Ia menuturkan bahwa pengamen biasanya muncul di momen yang tidak tepat, terutama ketika pengunjung sedang makan atau duduk di sepanjang jalur trotoar Braga. Pada salah satu kejadian, ia sudah menolak dengan sopan karena tidak membawa uang tunai, namun pengamen tetap memaksa, bahkan meminta rokok hingga berbatang-batang.

"Bahkan meminta sampai berbatang-batang," ujarnya.
Pengamen itu terus memaksa hingga akhirnya berhasil meminta rokok sampai berbatang-batang, kemudian berjalan begitu saja meninggalkan tempat tersebut. Suasana pun mulai kembali tenang, meski rasa takut dan kesal sudah terlanjur muncul pada diri Sulthan.
Baca Juga: Kondisi Suram Infrastruktur Perkotaan dan Hak Pejalan Kaki yang Dirampas
Setelah pengamen meninggalkannya, Sulthan masih merasa kesal karena kejadian itu membuat pengalaman makannya terganggu. Momen itu membuatnya sadar kalau situasi seperti itu bisa muncul tiba-tiba, bahkan di saat ia hanya ingin menikmati makanan dengan tenang.
Kejadian itu membuat sudut pandangnya terhadap pengamen terganti, terutama bagi mereka yang meminta uang secara paksa tanpa memperlihatkan kemampuan. Karena itu ia memilih untuk menolak, berharap para pengamen dapat sadar bahwa mencari uang tidak bisa dilakukan hanya dengan cara mengganggu orang lain. (*)
