Kondisi Suram Infrastruktur Perkotaan dan Hak Pejalan Kaki yang Dirampas

Muhammad Abdullah Rizieq Nano Al Jabar
Ditulis oleh Muhammad Abdullah Rizieq Nano Al Jabar diterbitkan Selasa 23 Des 2025, 08:54 WIB
Kondisi trotoar di kawasan Jalan Buah Batu terlihat akar pohon dan tumpukan sampah yang  menghalangi  akses pejalan kaki, Jumat (05 November 2025). (Sumber: Dok.Pribadi)

Kondisi trotoar di kawasan Jalan Buah Batu terlihat akar pohon dan tumpukan sampah yang menghalangi akses pejalan kaki, Jumat (05 November 2025). (Sumber: Dok.Pribadi)

Trotoar di Bandung saat ini berada dalam situasi yang sangat mengkhawatirkan. Sebaiknya, trotoar tersebut dipakai oleh masyarakat untuk berjalan dengan lebih nyaman dan aman. Sayangnya, di banyak lokasi di kota ini, warga terpaksa harus melangkah ke jalan raya disebabkan oleh keadaan trotoar yang tidak baik dan sering kali dipakai oleh pedagang atau menjadi tempat parkir yang tidak teratur.

Walikota M. Farhan yang membawa visi "Bandung Utama" terlihat belum menampilkan komitmen yang cukup mendalam dalam menangani masalah ini. Keluhan dari masyarakat terus berdatangan melalui berbagai saluran, tetapi tanggapan yang diberikan oleh pemerintah kota masih dirasa kurang memadai.

Bandung Raya masih menunjukkan peran pendorong yang kurang efektif. Ini terlihat dari tanggapan pengguna internet @GinaGegana yang menjadi viral di akun Instagram Info Bandung Raya. Ia tegas menyatakan bahwa trotoar Bandung tidak lagi layak digunakan karena permukaannya rusak dan membahayakan keselamatan. Suara warga seperti Gina adalah bukti nyata kegagalan kepemimpinan kota dalam mendengarkan jeritan rakyatnya.

Sorotan intens dari media memang tidak bisa dihindari. Artikel yang diterbitkan oleh portal berita Nawacita pada 18 Oktober 2025 mengungkapkan uneg-uneg dari seorang warga bernama Naufal yang mengalami langsung bagaimana minimnya kualitas fasilitas umum ini. Naufal menekankan keadaan trotoar yang tidak bersahabat bagi pejalan kaki karena terhalang oleh pohon besar yang berada di tengah jalur, yang terkadang membuatnya merasa frustrasi.

Sementara itu, Agil mengungkapkan kekecewaannya terhadap trotoar yang justru disalahgunakan fungsinya, di mana trotoar tersebut dijadikan lahan parkir liar dan lapak pedagang bahkan kendaraan pun sering kali melewatinya hingga tak menyisakan ruang bagi pejalan kaki. Kesaksian Naufal dan Agil ini adalah bukti nyata bahwa orang nomor satu di kota ini gagal menyediakan hak dasar warganya untuk berjalan kaki dengan nyaman dan aman.

Terlihat kondisi trotoar di tempati oleh pedagang kaki lima di daerah jalan Ahmad Yani. (Jumat 05 November 2025). (Sumber: Dok.Pribadi)
Terlihat kondisi trotoar di tempati oleh pedagang kaki lima di daerah jalan Ahmad Yani. (Jumat 05 November 2025). (Sumber: Dok.Pribadi)


Okupasi trotoar oleh pedagang kaki lima menjadi hal yang lumrah di era kepemimpinan saat ini. Trotoar yang seharusnya hanya untuk tempat berjalan kaki, kini berubah menjadi pasar yang berserakan dan tidak teratur.

Di kolom komentar TikTok @ayobandungcom, akun yang bernama Destia menyindir bahwa trotoar Bandung hanyalah mitos karena kenyataannya hanya dipenuhi lapak pedagang. Sindiran ini mencerminkan fakta di lapangan, di mana sudah banyak terlihat trotoar berubah fungsi total tanpa penertiban yang tegas dari pihak berwenang.

Kualitas pengerjaan proyek trotoar tahun 2024-2025 adalah sebuah ironi besar yang mencoreng wajah pemerintahan kota. Bagaimana dana besar senilai Rp40 miliar dari APBD dapat menghasilkan kualitas yang lemah dan rentan terhadap kerusakan?

Pengguna Instagram @bandung. banget saat ini sedang aktif membagikan gambar ubin di Jalan Gatot Subroto yang sudah mengalami keretakan dalam waktu beberapa minggu saja. Saya percaya bahwa ini lebih dari sekadar isu teknis, melainkan juga menunjukkan adanya kelemahan yang besar dalam pengawasan proyek yang ditangani oleh kepala daerah.

Masalah parkir liar di atas trotoar juga semakin tidak terkendali dan diabaikan begitu saja. Di banyak tempat, trotoar berubah menjadi lahan parkir motor yang dikuasai juru parkir liar. Warga bernama Raihan menyampaikan kekecewaannya di platform X dengan menyatakan bahwa melapor kepada pihak berwenang tidak ada gunanya karena keesokan harinya masalah yang sama terulang kembali. Raihan juga menilai pemimpin kota hanya pandai dalam membuat gimmick tanpa tindakan nyata yang efektif. Komentar yang mengena ini menunjukkan kekecewaan yang mendalam dari masyarakat terhadap kepemimpinan yang tidak efisien.

Akibat okupasi trotoar yang tidak dicegah, ibu-ibu dan anak-anak sekolah terpaksa turun ke jalan raya dan mempertaruhkan keselamatan mereka. Mereka harus mengambil risiko besar karena berhempitan dengan kendaraan yang melaju kencang tanpa ada perlindungan. Di mana fungsi pemerintah yang seharusnya melindungi keselamatan warganya? Pejabat tertinggi di kota ini harus bertanggung jawab penuh atas risiko kecelakaan mengerikan yang terus mengancam kehidupan warga setiap hari.

Visi "Bandung Utama" yang disampaikan oleh pemimpin kota saat ini tampak tidak berarti dan hanya sebatas kata-kata tanpa makna. Janji untuk meningkatkan kualitas ruang publik yang nyaman tidak menunjukkan hasil di lapangan. Masyarakat mulai merasakan kebosanan dengan narasi indah di media sosial yang tidak sejalan dengan kenyataan pahit yang mereka hadapi di jalan. Apakah orang yang memimpin daerah ini hanya pandai dalam beriklan tetapi tidak mampu melakukan tindakan yang nyata?

Target penyelesaian proyek infrastruktur jelang akhir tahun 2025 terkesan sangat dipaksakan dan tidak realistis untuk dicapai. Kejar tayang seperti ini sering kali mengorbankan detail kerapian dan keselamatan pengguna jalan demi mengejar angka-angka laporan semata. Pemimpin kota seharusnya paham bahwa membangun kota bukan sekadar mengejar persentase laporan yang terlihat bagus di atas kertas. Pembangunan perlu memusatkan perhatian pada pembuatan infrastruktur yang efisien dan berkelanjutan untuk masyarakat dalam periode yang lama.

Baca Juga: Ketika Banjir dan Longsor Menguji, Kepedulian Sosial dan Ekologis Menjadi Fondasi Pemulihan Sumatra

Dampak negatif dari trotoar yang dalam kondisi buruk sangat berbahaya bagi perekonomian Kota Bandung secara keseluruhan. Menurut Data TomTom Traffic Index tahun 2024, Bandung berada di peringkat pertama sebagai kota paling macet di Indonesia. Macet semakin parah karena warga tidak mau berjalan kaki di trotoar yang rusak dan penuh dengan kendaraan yang parkir tidak berizin, bahkan digunakan sebagai tempat berdagang. Pemimpin daerah tidak menyadari hubungan langsung antara kondisi trotoar yang buruk dengan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kemacetan yang terus-menerus ini.

Kita bisa melihat contoh dari kota lain yang sudah berhasil memuliakan pejalan kakinya dengan baik. Surabaya dan Semarang sudah jauh lebih unggul dalam menjaga ketertiban penggunaan trotoar dibandingkan Bandung. Bahkan kota-kota kecil di Jawa Tengah berhasil menerapkan aturan tegas yang membuat trotoar tetap steril dan fungsional. Pimpinan kota harus menanggalkan arogansi dan mulai belajar dari kesuksesan kota lain dalam menata ruang publik dengan benar.

Orang yang paling berpengaruh di kota ini harus langsung turun tangan untuk memimpin perubahan infrastruktur dengan memberlakukan sanksi yang tegas dan konsisten terhadap semua pelanggaran. Tanpa komitmen yang nyata dan bisa diukur, Bandung hanya akan tetap terlihat bagus dari jauh, tetapi tidak nyaman untuk tinggal. Rakyat tidak lagi ingin mendengar janji-janji yang sama terus-menerus, tetapi mereka ingin tindakan nyata yang bisa dilihat dan dirasakan dampaknya.

Walikota M. Farhan, manfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk menunjukkan bahwa Anda layak menjadi pemimpin sejati Kota Bandung. Jangan biarkan warisan kepemimpinan Anda hanya berupa trotoar rusak dan komentar pedas dari warga yang kecewa berkepanjangan. Kembalikan fungsi trotoar untuk pengguna jalan kaki agar mereka bisa berjalan dengan nyaman dan aman sebelum kepercayaan publik runtuh sepenuhnya dan tidak dapat diperbaiki lagi. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Abdullah Rizieq Nano Al Jabar
Mahasiswa Digital PR Telkom University 2024
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 23 Des 2025, 10:41 WIB

Diganggu Pengamen Paksa, Kenyamanan Wisatawan Sering Terabaikan di Kota Bandung

Keluhan masyarakat kepada pengamen yang meminta secara paksa.
Seorang pengamen jalanan di Jln. Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, pada Selasa (2 Desember 2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 23 Des 2025, 10:27 WIB

Juru Sambal, Sensasi Pedas yang Jadi Pengalaman Kuliner di Burangrang Bandung

Juru Sambal di Burangrang, Bandung, menawarkan ide yang berbeda dengan menjadikan sambal sebagai sajian utama.
Juru Sambal di Burangrang, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 23 Des 2025, 08:54 WIB

Kondisi Suram Infrastruktur Perkotaan dan Hak Pejalan Kaki yang Dirampas

mengkritisi trotoar kota Bandung yang rusak, dikuasai PKL & parkir liar. Mengungkapkan kelemahan infrastruktur, keselamatan serta kenyamanan masyarakat, dan mendesak tindakan dari Walikota Bandung
Kondisi trotoar di kawasan Jalan Buah Batu terlihat akar pohon dan tumpukan sampah yang  menghalangi  akses pejalan kaki, Jumat (05 November 2025). (Sumber: Dok.Pribadi)
Ayo Netizen 23 Des 2025, 08:04 WIB

Karst Citatah: Warisan Alam Penting di Jawa Barat

Kawasan ini dikenal dengan bentang alam batu kapur yang unik, berupa tebing, gua, dan perbukitan karst.
Karst Citatah memiliki potensi besar sebagai wisata alam, olahraga, dan edukasi, seperti aktivitas panjat tebing. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 20:00 WIB

Batu Kuda Manglayang, Ruang Tenang di Tengah Hutan Pinus

Wisata Alam Batu Kuda di kaki Gunung Manglayang menawarkan pengalaman sederhana, berdiam santai di hutan pinus, menikmati sunyi, dan menenangkan pikiran di depan monumen ikoniknya.
Situs Batu Kuda, saksi sunyi di hutan pinus Manglayang. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 19:04 WIB

Alam sebagai Ruang Pemulihan

Stres di zaman sekarang memerlukan tempat untuk istirahat.
Alam sering menjadi tempat relaksasi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Biz 22 Des 2025, 17:37 WIB

Ketika Banjir dan Longsor Menguji, Kepedulian Sosial dan Ekologis Menjadi Fondasi Pemulihan Sumatra

Banjir dan longsor yang melanda Aceh serta sejumlah wilayah di Sumatra pada Desember lalu menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Ilustrasi. Pemulihan Aceh dan Sumatra membutuhkan energi besar dan napas panjang. Bantuan logistik hanyalah langkah awal. (Sumber: EIGER Adventure)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 17:19 WIB

Bebek Om Aris Dipati Ukur: Sajian Legendaris yang Terjangkau dan Nyaman di Kota Bandung

Bebek Om Aris Dipati Ukur Bandung menawarkan daging empuk, sambal variatif, harga terjangkau.
Menu Favorit yang ada di Bebek Om Aris. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 17:09 WIB

Warga Puas dengan Transportasi Umum, tapi Terkendala Minimnya Halte dan Sistem Transit

Kepuasan warga terkait transportasi umum yang ada di Kota Bandung.
Warga sedang mengantri untuk masuk ke TransMetro Bandung di Halte Pelajar Pejuang 45 (3/12/2025). (Sumber: Fauzi Ananta)
Ayo Biz 22 Des 2025, 16:55 WIB

Solidaritas Kemanusiaan Menjadi Pilar Pemulihan Sumatera Pascabencana

Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat.
Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat. (Sumber: Dok Rumah Zakat)
Ayo Jelajah 22 Des 2025, 15:45 WIB

Sejarah Gereja Santo Petrus, Katedral Tertua di Bandung

Sejarah Gereja St Franciscus Regis hingga berdirinya Katedral Santo Petrus di jantung Bandung pada awal abad ke-20.
Gereja Katedral Santo Petrus Bandung (Sumber: KITLV)
Beranda 22 Des 2025, 15:33 WIB

ISMN Yogyakarta Tegaskan Literasi Digital sebagai Fondasi Informasi Publik di Era AI

ISMN Yogyakarta bahas kolaborasi, literasi digital, dan tantangan media sosial di era AI untuk wujudkan distribusi informasi berkualitas.
Indonesia Social Media Network (ISMN) Meetup Yogyakarta 2026 akan diselenggarakan pada Kamis, 15 Januari 2026.
Ayo Biz 22 Des 2025, 15:09 WIB

Transformasi Digital Jawa Barat Menjadi Peluang Strategis Operator Seluler di Periode Nataru

Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pasar telekomunikasi Indonesia kembali menunjukkan potensi besar, terutama di Jawa Barat yang menjadi salah satu pusat mobilitas masyarakat.
Ilustrasi. Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pasar telekomunikasi Indonesia kembali menunjukkan potensi besar, terutama di Jawa Barat yang menjadi salah satu pusat mobilitas masyarakat. (Sumber: Indosat)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 12:35 WIB

Cerita Kota Singgah yang Dirindukan

Predikat "kota singgah" bisa diraih Bandung dengan menghubungkan potensi wilayah dan kota di sekitar Bandung.
Flagship outlet Bebek Kaleyo di Jalan Sumatera No. 5, Kota Bandung yang mempertemukan kuliner tradisional dengan estetika kekinian. (Sumber: dok. Bebek Kaleyo)
Beranda 22 Des 2025, 12:19 WIB

Peran Ibu di Era Screen Time: Tak Harus Jadi Ahli Teknologi, Cukup Mendampingi dengan Hati

Seorang ibu tidak harus menjadi ahli teknologi untuk bisa menjadi sosok yang menginspirasi bagi anak-anaknya. Justru kehadiran, pendampingan, dan kemauan belajar jauh lebih penting.
Dini Andriani, kedua dari kanan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Beranda 22 Des 2025, 11:51 WIB

Redefinisi Peran Ibu Pekerja: Saat Karir dan Domestik Tak Lagi Menjadi Beban Ganda

Ia menegaskan bahwa kehidupan rumah tangga seharusnya dibangun di atas prinsip kebersamaan, bukan relasi timpang.
Pemimpin Redaksi Digital Mama.Id, Catur Ratna Wulandari. (Sumber: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 11:05 WIB

Kisah ‘Lampu Merah Terlama di Indonesia’ di Kota Nomor 1 Termacet se-Nusantara

Lampu Merah Kiaracondong-Soekarno Hatta (Kircon) di Kota Bandung sudah lama ditetapkan sebagai stopan “Lampu Merah Terlama di Indonesia”.
Kemacetan di Lampu Merah Perempatan Kiaracondong, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Beranda 22 Des 2025, 10:57 WIB

Ibu Tunggal, Aktivis, dan Jalan Panjang Melawan Stigma

Salah satunya, fakta bahwa di tahun 2010-2013-an jurnalis perempuan masih minim jumlahnya dan statusnya sebagai “Janda” kemudian sering dipermasalahkan
Rinda Aunillah Sirait. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 10:18 WIB

Mengeja Imajinasi Kota Hijau

Paris van Java (PVJ) dengan jargon Bandung Utama masih memiliki ruang strategis untuk memperkuat kebijakan dan inovasi menuju kota yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.
Warga berada di Taman Foto, Kota Bandung, Senin 15 September 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Beranda 22 Des 2025, 09:47 WIB

Menjadi Ibu dan Ayah Sekaligus, Perjalanan Seorang Single Parent Menjaga Masa Depan Anak

Menjalani dua peran sekaligus tentu bukan hal yang mudah. Namun, ia memilih bertahan dan berdamai dengan keadaan yang ada.
Tri Nur Aini Noviar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)