Braga Beken: Wajah Baru Braga yang Lebih Ramah Pejalan Kaki di Akhir Pekan

Toni Hermawan
Ditulis oleh Toni Hermawan diterbitkan Minggu 07 Des 2025, 18:57 WIB
Pengunjung Jalan Braga menikmati suasana jalan yang terbebas dari kendaraan, Sabtu (6/7). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)

Pengunjung Jalan Braga menikmati suasana jalan yang terbebas dari kendaraan, Sabtu (6/7). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)

AYOBANDUNG.ID - Jalan Braga kembali menjadi magnet akhir pekan bagi warga Bandung dan wisatawan. Sejak diberlakukannya kebijakan bebas kendaraan setiap Sabtu dan Minggu, kawasan ikonik itu kini hadir dengan nama baru: Braga Beken, singkatan dari Bebas Kendaraan, yang resmi diluncurkan Pemkot Bandung. Penamaan tersebut merupakan hasil sayembara, menggantikan istilah sebelumnya, Braga Free Vehicle.

Setiap akhir pekan, ritme Braga berubah. Tidak ada lagi klakson atau deru mesin kendaraan yang memecah riuh suasana. Para pejalan kaki mendominasi jalan sepanjang kurang lebih 380 meter itu. Sementara deretan toko, lukisan, dan kafe kembali menjadi latar ideal bagi siapa saja yang ingin merayakan santai dan estetika khas Braga.

Endin (52), petugas Satgas Lima Pemberantas Pungutan Liar Kota Bandung, mengatakan bahwa sejak Braga Beken berjalan, kondisi lalu lintas dan keamanan di kawasan pusat kota berlangsung terkendali. “Untuk pengaturan di Braga Beken adalah lapangan dan terutama keamanan. Alhamdulillah, dalam keadaan aman dan kondusif,” ujarnya di Jalan Braga (6/12/2025).

Namun, ia menilai masih ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki agar pelaksanaan Braga Beken semakin matang. “Dari fasilitas keamanan, kenyamanan, terutama keindahan,” katanya. Ia berharap kawasan ini dapat memiliki dukungan fasilitas yang lebih memadai seiring tingginya antusiasme pengunjung.

Di sisi lain, para seniman jalanan yang selama ini menjadi bagian dari identitas Braga juga merasakan geliat yang berbeda. Iin (56), penjual lukisan asal Garut, mengakui perubahan yang terjadi beberapa bulan terakhir. “Karena sudah beberapa bulan program ini berjalan. Dulu kan ada Braga Free Vehicle, Festival Braga, sekarang diubah jadi Braga Beken, artinya bebas kendaraan. Program pemerintah itu sudah berjalan beberapa bulan dan Sabtu–Minggu itu acaranya,” tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa kebijakan ini membuat seluruh ruas Braga ditutup total untuk kendaraan bermotor sejak Jumat tengah malam hingga Minggu malam. “Dari sejak Jumat malam sampai Minggu malam, 24 kali dua tutup total untuk aktivitas kendaraan. Jadi ini difungsikan untuk pejalan kaki saja. Tidak boleh ada sponsor yang menawarkan jasa apa pun. Termasuk pedagang, ya seperti ini saja. Jadi difungsikan untuk Sabtu–Minggu itu lalu-lalang jalan-jalan aja,” katanya.

Para pedagang lain pun merasakan manfaatnya. Ramdan Kosasih (65), penjual wayang golek asli Bandung, mengaku jumlah pembeli tetap stabil karena aliran pengunjung menjadi lebih nyaman. Wayang golek miliknya tidak pernah kehilangan peminat. “Dari macam-macam, dari Indonesia saja banyak—dari Kalimantan, dari Bali, dari Yogya—kembali lagi. Ini banyak yang jalan-jalan,” ungkapnya.

Menurut Ramdan, peningkatan kunjungan memberi dampak positif bagi usaha kecil yang selama ini mengandalkan keramaian Braga. “Saya juga lebih optimis lagi ke depannya,” ujarnya. Ia berharap kebijakan ini menjadi momentum pemulihan bagi pelaku UMKM di pusat kota.

Setiap akhir pekan, arus wisatawan yang datang semakin terasa. Mereka berjalan santai, memotret mural, membeli kerajinan, hingga sekadar menikmati kopi di deretan kafe. Braga kembali menjadi ruang sosial yang hangat, bukan sekadar lorong bagi kendaraan yang terburu-buru melintas.

Muhammad Fikri (23), salah satu pengunjung, mengaku Braga Beken sangat cocok bagi generasinya yang aktif di media sosial. “Ya mungkin karena saya merupakan Gen-Z, yang di mana semua kegiatan pasti di-upload di media sosial. Saya mengabadikan foto untuk dijadikan momen untuk di-upload, seperti lukisan di sepanjang jalan dan lain-lain. Selain itu, di sini juga beragam macam kuliner. Mampir-mampir juga ke coffee shop untuk beristirahat sejenak,” katanya.

Ia menyebut, suasana bebas kendaraan membuat pengalaman menjelajah Braga menjadi lebih menyenangkan. Pengunjung bisa menikmati seni, kuliner, dan atmosfer kota tanpa gangguan lalu lintas. “Sangat nyaman sekali. Karena dengan tidak adanya kendaraan yang lalu-lalang, pengunjung cukup terasa luas untuk mengeksplor dari ujung Braga ke ujung Braga tersebut,” tutupnya.

Dengan ruang yang kembali menjadi milik pejalan kaki, Braga Beken tidak hanya menata ulang lalu lintas, tetapi juga menghidupkan kembali suasana yang terasa lebih nyaman bagi pejalan kaki.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

Braga dan Kopi Legenda

Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:20 WIB
Braga dan Kopi Legenda

News Update

Ayo Netizen 08 Des 2025, 15:44 WIB

Banjir Cibaduyut Bandung: Kegagalan Pemkot Bandung dalam Pengelolaan Drainase

Kritik dan opini kepada Wali Kota Bandung mengenai banjir Cibaduyut Bandung.
Genangan air menghambat arus lalu lintas di Jalan Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Sabtu 29 November 2025 (Sumber: Novrandi Aqilah | Foto: Novrandi Aqilah)
Ayo Biz 08 Des 2025, 15:30 WIB

Gulapadi Menjaga Tradisi Kuliner Jawa Barat di Tengah Modernisasi

Gulapadi membawa filosofi sederhana namun mendalam yaitu makanan tradisional bukan hanya soal perut kenyang, melainkan tentang memori, identitas, dan kebersamaan.
Gulapadi membawa filosofi sederhana namun mendalam yaitu makanan tradisional bukan hanya soal perut kenyang, melainkan tentang memori, identitas, dan kebersamaan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 15:09 WIB

Antara Branding dan Kenyataan: Pemerataan Fasilitas Publik masih Jauh

Bandung dikenal sebagai kota inklusif, namun ketimpangan akses masih terlihat. Pemerataan fasilitas menjadi kunci agar setiap warga merasa setara.
Salah satu keadaan guiding block yang terputus, rusak bahkan tertutup pohon di trotoar Jl. Gudang Utara, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung (3/12/25) (Foto: Fasha Nadira Syakir)
Ayo Jelajah 08 Des 2025, 14:21 WIB

Sejarah Cicalengka, Gudang Kopi Kompeni dengan Sejuta Cerita di Ujung Timur Bandung

Sejarah Cicalengka sejak era VOC, kejayaan Preangerstelsel, pembangunan stasiun, hingga jejak tokoh besar yang tumbuh di wilayah timur Bandung ini.
Suasana jalan Cicalengka menuju Nagreg tahun 1880-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 13:46 WIB

Taman Menjadi Kolam Retensi, Dampak Baik dan Buruk untuk Warga di Bandung

Kolam retensi di Margahayu Raya yang dibangun untuk mendukung pengendalian banjir dinilai belum optimal.
Kolam retensi Margahayu Raya  | Kamis (4/12/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fatimah Waliya Matin)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 12:37 WIB

Sampah Plastik di Bandung: Ancaman Sunyi yang Kita Ciptakan Setiap Hari

Kita terbiasa berpikir bahwa sampah adalah urusan pemerintah, truk pengangkut, atau petugas kebersihan.
Tumpukan sampah di sekitar Pasar Cicadas, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 11:56 WIB

Kolaborasi Kampung Film Black Team dan Telkom University Hadirkan Pameran Pemutaran Film Nusantara

Kampung Film Black Team menggelar Program Inovasi Seni Nusantara berupa pameran dan pemutaran film pada Sabtu malam.
Foto bersama Gumilar Sayidul Akbar (Pendiri KFBT) dan komunitas Free Film Production (Sumber: Free Film Production | Foto: Free Film Production)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 11:15 WIB

Eksplorasi Aneka Ragam Biji Kopi di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung

Merasakan kemurnian dari biji kopi di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung.
kios coffe & tea preanger (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 10:18 WIB

Ramai Diburu Saat Hujan, DAWA Minuman Rempah Jadi Idola Baru di Bandung

DAWA Minuman Rempah di Jl. Martanegara jadi primadona baru.
Dawa minuman rempah yang enak dinikmati saat musim hujan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Naimatus Sa'diyyah)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 09:47 WIB

Kondisi Taman Tegallega Sangat Memprihatinkan, Warga Kritik Sistem Tata Kelola Kebersihan Pemkot Bandung

Taman Tegallega seharusnya menghadirkan suasana rindang dengan pepohonan yang menyejukan mata.
Gambar 1.1 Kondisi Lingkungan di Kawasan Taman Tegalega Kota Bandung (30/11/2025) (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Izzatul Syahiidah Nuraini Badar)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 09:24 WIB

Trotoar di Bandung Semrawut: Dari Jalur Aman Menjadi Arena Berebut Ruang

Opini untuk Wali Kota Bandung Muhammad Farhan terkait kurangnya perhatian dan pengawasan terkait trotoar.
Kondisi trotoar di Bandung menjadi tidak layak digunakan oleh pejalan kaki pada pukul 19.28 hari Selasa (2/12/2025) (Foto: Riri Pamungkas)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 08:32 WIB

Menangkal Bencana Hoaks

Dari bencana inilah kita belajar ihwal pemimpin sejati bukanlah mereka yang tampil paling menonjol di layar.
Komisaris Bio Farma, Relly Reagen menyerahkan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana di Padang, Sumatera Barat. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Arif Budianto)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:40 WIB

Sisi ‘Gelap’ Bandung di Batununggal

Keresahan masyarakat atas minimnya penerangan di area Jalan Batununggal, Kota Bandung.
Kondisi jalanan di Batununggal saat malam hari pada Rabu (3/12/25). (Sumber: Penulis | Foto: Adventia)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:22 WIB

Farhan Vs. KDM

Banyak kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berseberangan dengan Wali Kota dan Bupati Bandung.
Banyak kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berseberangan dengan Wali Kota dan Bupati Bandung. (Sumber: Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:15 WIB

Catatan Warga untuk Wali Kota Farhan: Lubang Jalan, Lubang Kepercayaan Publik

Masyarakat selalu dihantui oleh satu masalah paling klise yang tak ada habisnya yaitu jalan berlubang dimana-mana. 
Salah Satu titik jalan berlubang di Jl. Lombok, Merdeka, Kec.Sumur Bandung, Kota Bandung.(3/12/2025) (Sumber: Nabila Putri Wiritanaya)
Ayo Biz 07 Des 2025, 20:13 WIB

Bandung Menjadi Pusat Inovasi Hotel Ramah Lingkungan Bertaraf Internasional

Bandung kini menegaskan dirinya bukan hanya sebagai kota kreatif dan kuliner, tetapi juga sebagai laboratorium hidup bagi praktik keberlanjutan di sektor pariwisata.
The Gaia Hotel Bandung membuktikan bahwa komitmen terhadap keberlanjutan dapat menjadi sumber daya saing, peluang investasi, dan jalan menuju pariwisata yang lebih inklusif dan berdaya tahan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:07 WIB

Halte Bus Bandung: Wajah Buram Transportasi Publik

Halte menjadi salah satu fasilitas umum yang sangat terabaikan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Kondisi halte yang basah dan minim pencahayaan pada malam hari di Halte Tegalgea, Jl. Moch. Toha, Kec. Regol, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tsaqifa Dhiyaul Hawa)
Ayo Jelajah 07 Des 2025, 19:54 WIB

Gunung Burangrang, Eksotisme Kaldera Tropis dalam Imajinasi Wisata Kolonial Priangan

Catatan kolonial menggambarkan Gunung Burangrang sebagai lanskap eksotik Priangan yang harus dipetakan dan ditaklukkan lewat wisata alam.
Gunung Burangrang.
Ayo Netizen 07 Des 2025, 19:46 WIB

Di Antara Ombak Buatan dan Tawa Keluarga di Bandung Barat

Wahoo Waterworld, taman air modern yang seru di Bandung Barat.
Area masuk Wahoo Waterworld yang menampilkan ikon roda kemudi besar di kawasan Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung Barat, Senin (10/11/2025). (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Adifa Arsyad)
Beranda 07 Des 2025, 19:44 WIB

Bencana Alam Itu Tidak Jauh, Sudah di Depan Hidung Kita

Data bencana alam BNPB tahun 2024 menyatakan Jawa Barat sebagai provinsi yang paling sering mengalami bencana, yakni sebanyak 461 kejadian.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)