AYOBANDUNG.ID - Jalan Braga kembali menjadi magnet akhir pekan bagi warga Bandung dan wisatawan. Sejak diberlakukannya kebijakan bebas kendaraan setiap Sabtu dan Minggu, kawasan ikonik itu kini hadir dengan nama baru: Braga Beken, singkatan dari Bebas Kendaraan, yang resmi diluncurkan Pemkot Bandung. Penamaan tersebut merupakan hasil sayembara, menggantikan istilah sebelumnya, Braga Free Vehicle.
Setiap akhir pekan, ritme Braga berubah. Tidak ada lagi klakson atau deru mesin kendaraan yang memecah riuh suasana. Para pejalan kaki mendominasi jalan sepanjang kurang lebih 380 meter itu. Sementara deretan toko, lukisan, dan kafe kembali menjadi latar ideal bagi siapa saja yang ingin merayakan santai dan estetika khas Braga.
Endin (52), petugas Satgas Lima Pemberantas Pungutan Liar Kota Bandung, mengatakan bahwa sejak Braga Beken berjalan, kondisi lalu lintas dan keamanan di kawasan pusat kota berlangsung terkendali. âUntuk pengaturan di Braga Beken adalah lapangan dan terutama keamanan. Alhamdulillah, dalam keadaan aman dan kondusif,â ujarnya di Jalan Braga (6/12/2025).
Namun, ia menilai masih ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki agar pelaksanaan Braga Beken semakin matang. âDari fasilitas keamanan, kenyamanan, terutama keindahan,â katanya. Ia berharap kawasan ini dapat memiliki dukungan fasilitas yang lebih memadai seiring tingginya antusiasme pengunjung.
Di sisi lain, para seniman jalanan yang selama ini menjadi bagian dari identitas Braga juga merasakan geliat yang berbeda. Iin (56), penjual lukisan asal Garut, mengakui perubahan yang terjadi beberapa bulan terakhir. âKarena sudah beberapa bulan program ini berjalan. Dulu kan ada Braga Free Vehicle, Festival Braga, sekarang diubah jadi Braga Beken, artinya bebas kendaraan. Program pemerintah itu sudah berjalan beberapa bulan dan SabtuâMinggu itu acaranya,â tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa kebijakan ini membuat seluruh ruas Braga ditutup total untuk kendaraan bermotor sejak Jumat tengah malam hingga Minggu malam. âDari sejak Jumat malam sampai Minggu malam, 24 kali dua tutup total untuk aktivitas kendaraan. Jadi ini difungsikan untuk pejalan kaki saja. Tidak boleh ada sponsor yang menawarkan jasa apa pun. Termasuk pedagang, ya seperti ini saja. Jadi difungsikan untuk SabtuâMinggu itu lalu-lalang jalan-jalan aja,â katanya.
Para pedagang lain pun merasakan manfaatnya. Ramdan Kosasih (65), penjual wayang golek asli Bandung, mengaku jumlah pembeli tetap stabil karena aliran pengunjung menjadi lebih nyaman. Wayang golek miliknya tidak pernah kehilangan peminat. âDari macam-macam, dari Indonesia saja banyakâdari Kalimantan, dari Bali, dari Yogyaâkembali lagi. Ini banyak yang jalan-jalan,â ungkapnya.
Menurut Ramdan, peningkatan kunjungan memberi dampak positif bagi usaha kecil yang selama ini mengandalkan keramaian Braga. âSaya juga lebih optimis lagi ke depannya,â ujarnya. Ia berharap kebijakan ini menjadi momentum pemulihan bagi pelaku UMKM di pusat kota.
Setiap akhir pekan, arus wisatawan yang datang semakin terasa. Mereka berjalan santai, memotret mural, membeli kerajinan, hingga sekadar menikmati kopi di deretan kafe. Braga kembali menjadi ruang sosial yang hangat, bukan sekadar lorong bagi kendaraan yang terburu-buru melintas.
Muhammad Fikri (23), salah satu pengunjung, mengaku Braga Beken sangat cocok bagi generasinya yang aktif di media sosial. âYa mungkin karena saya merupakan Gen-Z, yang di mana semua kegiatan pasti di-upload di media sosial. Saya mengabadikan foto untuk dijadikan momen untuk di-upload, seperti lukisan di sepanjang jalan dan lain-lain. Selain itu, di sini juga beragam macam kuliner. Mampir-mampir juga ke coffee shop untuk beristirahat sejenak,â katanya.
Ia menyebut, suasana bebas kendaraan membuat pengalaman menjelajah Braga menjadi lebih menyenangkan. Pengunjung bisa menikmati seni, kuliner, dan atmosfer kota tanpa gangguan lalu lintas. âSangat nyaman sekali. Karena dengan tidak adanya kendaraan yang lalu-lalang, pengunjung cukup terasa luas untuk mengeksplor dari ujung Braga ke ujung Braga tersebut,â tutupnya.
Dengan ruang yang kembali menjadi milik pejalan kaki, Braga Beken tidak hanya menata ulang lalu lintas, tetapi juga menghidupkan kembali suasana yang terasa lebih nyaman bagi pejalan kaki.
