Gambar buku "Guru yang Dirindu" (Sumber: saya | Foto: Sam)

Ayo Netizen

Rahasia Menjadi Guru yang Dirindukan oleh Murid-muridnya

Kamis 21 Agu 2025, 08:05 WIB

Guru merupakan sebuah profesi yang tak semua orang bisa menjalaninya. Saya pribadi mengakui bahwa menjadi seorang guru itu bukan hal yang mudah. Selain memiliki niat yang kuat untuk mengabdi dan membantu mencerdaskan anak-anak bangsa, seorang guru juga dituntut untuk memiliki budi pekerti mulia.

Guru adalah sosok yang, sebagaimana sering kita dengar, “digugu dan ditiru”. Atau dengan kata lain, guru adalah orang yang segala perkataan dan perbuatannya layak untuk menjadi contoh bagi seluruh peserta didiknya.

Di sinilah seorang guru dituntut untuk selalu berhati-hati dalam bertutur kata dan bersikap. Karena segala ucapan dan perbuatannya akan menjadi cerminan bagi murid-muridnya.

Seorang guru juga dituntut untuk terus meningkatkan kualitas dirinya. Jangan merasa puas dengan beragam ilmu yang sudah dikuasainya. Belajar dan terus belajar menjadi hal yang niscaya bagi para guru.

Memperkaya diri dengan beragam bacaan misalnya, dapat meningkatkan kualitas keilmuan para guru yang kelak menjadi bekal mengajarnya di sekolah.

Salah satu buku yang patut dibaca oleh para guru misalnya buku berjudul "Guru yang Dirindu" (Tips Menjadi Guru Favorit dan Inspiratif) karya Prito Windiarto, S,Pd., Gr. Buku ini mengupas apa dan siapa itu guru yang dirindu. Sajian tips-tips menjadi guru favorit dan inspiratif diharapkan bisa membantu guru meraih predikat yang dirindu. 

Setiap orang yang berprofesi sebagai guru, mestinya harus selalu berusaha menjadi sosok guru yang dirindu. Yang menjadi pertanyaan selanjutanya adalah: “kira-kira seperti apa sosok guru yang dirindukan oleh murid-muridnya?”

Dalam buku ini, Prito Windiarto menjelaskan bahwa guru yang dirindu adalah guru yang dinamis, inovatif, religius, memiliki integritas, nasionalis, disiplin, dan juga ulet. Guru yang dinamis tidak kaku dalam menyikapi perkembangan zaman. Ia bisa beradaptasi pada setiap perubahan. Hendaknya ia bisa meng-upgrade dirinya dengan ilmu pengetahuan, dan wawasan yang mutakhir (up to date). Ia tidak boleh berhenti belajar, sebagaimana ungkapan bijak “long life education”.   

Ciri guru yang dirindu berikutnya adalah inovatif. Menurut Prito, inovasi merupakan sebuah terobosan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Guru yang inovatif mampu membuat terobosan untuk perkembangan dirinya dan dunia dunia pendidikan.

Ia akan senantiasa melakukan perubahan untuk menjadi pribadi lebih baik dari waktu ke waktu dan mampu menciptakan teknik mengajar yang menyenangkan dan mudah dipahami muridnya. Karena pembelajaran yang monoton atau membosankan akan membuat para murid menjadi malas.

Guru yang Tak Dirindu

Bila ada istilah guru yang dirindu maka akan muncul istilah yang menjadi kebalikannya, yakni guru yang tak dirindu. Sungguh sangat menyedihkan bila ada seorang guru namun keberadaannya sangat tidak disukai dan tak dirindukan oleh para peserta didiknya.

Guru yang tak dirindu biasanya memiliki perilaku yang kurang baik. Ucapannya mungkin kerap menyinggung banyak orang sehingga banyak orang enggan untuk berdekatan dengannya.

Ciri-ciri guru yang tak dirindu sebagaimana dipaparkan oleh Prito Windiarto dalam buku ini yakni: tamak, arogan, kesusu (tergesa-gesa), memiliki sifat dengki, indisipliner, rapuh, intoleran, nakal, diktator, dan urakan atau ugal-ugalan.

Disiplin merupakan sikap yang biasa digemakan oleh para guru di sekolah kepada seluruh murid. Namun yang menjadi persoalan adalah ketika ada guru yang justru tidak disiplin. Ini tentu aneh, karena dia menyuruh murid untuk disiplin, sementara dirinya sendiri malah tidak dispilin atau indisipliner.

Dalam buku ini diuraikan, guru yang indisipliner selalu melanggar aturan dan tata tertib yang telah ditetapkan. Misal, sang guru mendapat jadwal masuk pukul 07.30, tetapi ia baru masuk pukul 08.00. Ia datang terlambat tanpa alasan yang jelas. Bahkan tak sedikit guru yang meninggalkan tugas mengajar hanya karena malas, bukan karena alasan yang bisa dibenarkan.

Urakan atau ugal-ugalan ternyata tak hanya menjadi sifat kaum muda saja seperti para siswa dan siswi. Karena pada kenyataannya, sifat ini juga bisa melekat pada sosok guru. Guru yang urakan biasanya tidak disukai, apalagi dirindukan oleh murid-muridnya.

Prito Windiarto menjelaskan, guru yang urakan dan ugal-ugalan tidak menunjukkan budi pekerti yang baik. Ucapan dan perbuatannya tidak mencerminkan pribadi yang berakhlak terpuji. Jika kita ingin menjadi guru yang dirindu, sifat urakan dan ugal-ugalan ini harus dihilangkan dari diri kita.

Berlandaskan Cinta dan Kebahagiaan

Ilustrasi anak sekolah. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)

Melandasi dengan cinta dan kebahagiaan merupakan tips bagi mereka yang ingin menjadi sosok guru yang dirindu. Landasilah profesi mengajar dengan sepenuh rasa cinta. Rasa cinta ini akan membuatnya bahagia ketika sedang mengajar para peserta didiknya. 

Meskipun ada murid yang bandel, nakal, dan sulit dalam menyerap materi pelajaran, namun tak sampai membuat seorang guru itu menyerah, kesal, apalagi putus asa dalam menghadapinya. Ini dikarenakan ia telah menyadari dan melandasinya dengan rasa cinta. Jadi, ia akan berusaha bersabar dan tak lelah membimbing dan mengarahkan murid-muridnya. 

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu'ti pernah memberikan petuah: “Motivasi utama seseorang menjadi guru itu harus cinta murid, harus cinta ilmu. Kalau itu tidak dimiliki, berapa pun gaji kita, nggak akan pernah bahagia menjadi seorang guru.”

Pak Menteri memberikan gambaran bahwa motivasi utama seorang guru haruslah berlandaskan cinta pada murid dan ilmu. Kecintaan itulah yang akan membuat guru bahagia (halaman 34).

Buku karya Prito Windiarto, S,Pd., Gr. Yang diterbitkan oleh penerbit Buku Abdi (Bandung) ini sangat menarik dan patut dibaca oleh para guru.

Bahkan buku ini juga cocok dibaca oleh mahasiswa, calon guru, guru, praktisi, dan masyarakat umum yang concern pada dunia pendidikan. 

Selain mengulik tentang siapa itu guru yang dirindu, buku ini juga menghadirkan kisah beberapa guru yang dedikasinya sangat tinggi dan inspiratif bagi dunia pendidikan. Juga diuraikan potret realitas guru di lapangan dan sekelumit wajah dunia pendidikan Indonesia dewasa ini. (*)

Tags:
pendidikanpengajar sekolahguru

Sam Edy Yuswanto

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor