Kualitas pendidikan sangat menentukan masa depan anak. Masa depan yang seperti apa yang diinginkan oleh setiap orangtua pada anak-anaknya? Tentunya masa depan yang cerah. Masa depan yang sukses dan penuh dengan kebahagiaan.
Inilah mengapa, kualitas pendidikan di negeri ini harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Harus ada perubahan-perubahan, evaluasi, dan sederet program yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di berbagai lembaga pendidikan.
Perihal pendidikan berkualitas, tentu mencakup banyak hal. Salah satunya terkait dengan kepribadian anak yang akan semakin bertambah lebih baik dari hari ke hari. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan anak-anak yang berkepribadian baik atau memiliki akhlak terpuji.
Ada dua program pemerintah melalui Kemendikdasmen di tahun 2025 ini yang patut untuk kita dukung dan apresiasi. Tentunya, program ini sebagai bentuk untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini.
Kedua program tersebut yakni “Pengenalan Coding & AI bagi Siswa Sekolah” serta “Sistem Evaluasi Pembelajaran melalui Penerapan Tes Kemampuan Akademik (TKA)".
Bagi masyarakat awam mungkin masih banyak yang belum mengetahui apa itu Coding dan AI. Merujuk keterangan Kemendikdasmen.go.id (14/11/2014) Artificial Intelligence (AI) adalah kemampuan komputer atau mesin untuk belajar dari data dan melakukan tugas tertentu secara mandiri.
Misalnya, AI di media sosial bisa memahami minatmu berdasarkan video yang kamu tonton dan memberikan rekomendasi serupa, dan contoh lainnya bisa kita lihat pada asisten virtual seperti Siri atau Google Assistant.

Coding adalah kemampuan untuk membuat program komputer yang membuat perangkat atau aplikasi bisa berpikir dan bekerja. Dengan coding, kita bisa membuat aplikasi, situs web, dan bahkan mengembangkan AI. Di masa depan, kemampuan coding akan sangat berguna karena hampir semua bidang akan bersinggungan dengan teknologi. Coding dapat membantu kita untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang sistematis dan terstruktur, sehingga keterampilan ini dapat membantu kita berpikir lebih terorganisir dan kreatif (Kemendikdasmen.go.id, 14/11/2014).
Program pembelajaran coding dan AI menjadi hal yang penting di era serba digital seperti sekarang ini. Keterampilan menguasai teknologi sejak dini memang harus digalakkan, agar anak dapat terampil dan bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan sebaik-baiknya.
Keberadaan teknologi seperti coding dan AI diharapkan dapat memperkuat keterampilan kolaborasi, kreativitas, dan literasi digital, yang sangat dibutuhkan di dunia kerja digital saat ini (Kemdikbud.go.id).
Selanjutnya, perihal program “Sistem Evaluasi Pembelajaran melalui Penerapan Tes Kemampuan Akademik (TKA)” yang tengah digalakkan oleh Kemendikdasmen, juga perlu kita dukung dan kritisi. Mengingat program ini juga menjadi salah satu cara yang bagus untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas di negeri ini.
Saya setuju dengan apa yang disampaikan Toni Toharudin, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Guru Besar Universitas Padjadjaran. Beliau bertutur, keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada dukungan semua pihak. Pemerintah perlu menjaga transparansi dalam pelaksanaan dan pelaporan hasil TKA. Pendidikan yang bermutu tidak hanya ditentukan oleh proses pembelajaran di ruang kelas, tetapi juga oleh kemampuan sistem pendidikan kita dalam mengevaluasi dan menjamin kualitas capaian belajar murid secara konsisten dan adil (pdm.dikdasmen.go.id, 12/6/2025).
Baca Juga: Kini 10 Netizen Terpilih Dapat Total Hadiah Rp1,5 Juta dari Ayobandung.id setiap Bulan
Masih dari sumber yang sama, Toni Toharudin menyampaikan bahwa TKA bukan sekadar alat ukur, tetapi bagian dari upaya untuk membangun kepercayaan terhadap sistem evaluasi capaian belajar yang selama ini terasa timpang antarsekolah. TKA juga bukan reinkarnasi dari Ujian Nasional yang pernah menjadi hakim tunggal kelulusan murid. Ia tidak datang membawa palu, tidak pula menggeser guru dari kursi penilai.
Hal yang perlu dicatat di sini bahwa berhasil atau tidaknya program yang digalakkan oleh Kemendikdasmen tersebut tentu sangat bergantung pada kerja sama yang baik serta kekompakan dari berbagai pihak. Mulai dari para pemangku kebijakan, guru, murid, wali murid atau orangtua, hingga masyarakat secara luas. (*)