Braga, salah satu jalan estetik Kota Bandung (Foto: ZZY)

Ayo Netizen

Kota Bandung Menyambut Wisatawan dengan Sejuk, tapi Memalak dengan Parkir

Kamis 13 Nov 2025, 15:17 WIB

Bandung adalah kota yang menarik perhatian wisatawan lokal bahkan juga wisatwan manca negara. Dari bayangan saja Bandung adalah tempat yang sejuk dan nyaman, seolah-olah memanggil untuk segera ditemui.

Ketika kaki menginjakkan diri di kota ini, sambutan pertamanya bukanlah kebisingan jalan yang dipenuhi dengan suara klakson kendaraan, berbeda dengan kota lainnya seperti Jakarta atau Surabaya yang jalan rayanya dipenuhi dengan suara bising dari klakson yang bergegas mengejar kehidupa., Sambutan pertama Bandung adalah kesejukan udara dan ketenangan jalan yang terasa lebih santai dan bersabar.

Saya adalah orang luar Kota Bandung yang merasakan sendiri bagaimana tenangnya kota ini, apalagi ketika lebaran, Bandung yang penghuninya bisa dikatakan cukup ramai tapi seketika menjadi tempat yang bisa dikatakan adem ayem karena anak rantau yang memadati kota ini pulang ke kampung halamannya.

Kalau bercerita tentang Bandung, banyak hal yang bisa diceritakan mulai dari alamnya yang menyajikan keindahan yang sangat memanjakan mata hingga gedung-gedung yang bercorak klasik dan memancarkan aura kota yang nasih segar, bahkan sudut-sudut kecil kotanya dengan banyak kafe estetik dan taman-taman kota yang rapi sudah cukup untuk menciptakan pengalaman yang berkesan.

Setiap tempat yang disinggahi seolah mempunyai ceritanya sendiri, dan setiap langkahan kaki meninggalkan kesan yang selalu menjadi ingatan.

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu 5 April 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Dan tentu, belum lengkap rasanya jika pulang tanpa membawa oleh-oleh. Mulai dari brownies kukus yang melegenda, peuyeum khas Bandung, hingga aneka fesyen distro yang jadi kebanggaan anak muda. Ragam oleh-oleh ini menegaskan satu hal: Bandung tak hanya menjual pemandangan, tapi juga kreativitas.

Namun dibalik itu semua ada satu hal yang saya rasakan sekaligus sedikit kecewa, karena ada satu hal yang sering jadi keluhan para wisatawan yaitu tentang parkir. Hampir di setiap tempat, kendaraan yang berhenti pasti disambut dengan tarif parkir. Tak jarang, meski hanya berhenti sebentar, pengunjung tetap diminta membayar. Bagi sebagian orang, ini terasa seperti catatan kecil yang mengganggu di tengah simfoni keindahan Bandung.

Walaupun begitu, keluhan itu tidak cukup kuat untuk menghapus pesona Kota Bandung yang menawan ini. Mungkin, di tengah parkir yang “ramai”, kita justru diingatkan bahwa Bandung adalah kota yang hidup dan kota yang setiap sudutnya punya nilai, meski sekadar sebidang lahan tempat berhenti sejenak.

Pada akhirnya, Bandung bukan sekadar destinasi. Ia adalah pengalaman tentang keindahan, ketenangan, keramahan, dan sedikit keluhan yang entah mengapa tetap membuat rindu. (ZZY)

Tags:
wisata BandungBandung Rayafenomena turisme Bandung

zilan zolila yusra

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor