Pengunjung PAPER menikmati suasana toko yang menampilkan koleksi busana kasual berwarna mencolok pada rak dan gantungan pakaian (28/10/2025) (Foto: Malik)

Ayo Netizen

PAPER 20: Brand Fashion Bandung yang Bangkit dari Energi Negatif untuk Sebarkan Nilai Positif

Senin 17 Nov 2025, 09:39 WIB

Secarik kertas menjadi media sederhana untuk menuangkan emosi negatif  dengan membuat coretan motivasi untuk menghasilkan energi positif yang menjadi bibit kelahiran sebuah merek fashion local yang bernamakan PAPER. Kini nama itu menjelma menjadi salah satu brand fashion asal Bandung yang namanya dikenal.

Merek yang didirikan pada tahun 2020 ini menawarkan filosofi luhur dan nilai-nilai Pancasila yang unik di balik setiap helai produknya tidak hanya di Bandung Raya, tetapi juga menarik perhatian konsumen hingga Malaysia dan Singapura. Berlokasi di Jalan Trunojoyo No. 8, Kelurahan Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/10/25).

Kiki, sebagai owner PAPER, menceritakan bahwa inspirasi lahirnya brand ini datang dari sebuah energi negatif yang berhasil diubah menjadi positif. Awalnya, ia berencana ke Kanada setelah tinggal di Selandia Baru. Namun, pandemi COVID-19 membawanya pulang ke Indonesia. Setelah pengalaman kerja yang kurang menyenangkan, ia menuangkan segala unek-uneknya di atas kertas dan menjadi sebuah momen yang kemudian menginspirasinya untuk berkreasi dan menamainya PAPER.

"Kami ingin memberitahu bahwa filosofi kami berjualan itu menggunakan Pancasila," ujar Kiki membuka ceritanya.

Inilah yang menjadi keunikan utama PAPER. Salah satu praktik yang ia terapkan adalah ajakan terbuka bagi setiap orang yang lewat untuk masuk ke toko tanpa paksaan membeli, mencerminkan Sila ke-2 kemanusiaan yang  adil dan beradab. Tujuannya, supaya orang Indonesia Bersatu yang sejalan dengan Sila ke-3: Persatuan Indonesia.

Lebih lanjut, PAPER menyusun Standard Operational Procedure (SOP) layanannya berdasarkan Sila ke-4 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.

Filosofi ini berpuncak pada Sila ke-5 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia bahwa rakyat Indonesia  punya hak untuk keren dan adil, jadi tidak memandang kalangan bawah kalangan atas, semua orang bisa membeli produk PAPER. Hal ini diwujudkan dengan menciptakan produk berkualitas tinggi misalnya menggunakan bahan heavy cotton 16s dengan harga yang affordable atau sesuai Upah Minimum Regional (UMR) di Indonesia.

Di tengah gempuran tren fashion yang cepat berubah, PAPER memilih untuk berjalan di jalurnya sendiri dengan tagline Represent Our Culture. Alih-alih mengikuti tren yang sedang booming PAPER memilih untuk berbeda.

Brand fashion PAPER menampilkan interior toko bernuansa artistik dengan paduan warna cerah dan karya seni kontemporer di Bandung (28/10/2025) (Sumber: Dokumen pribadi | Foto: Malik)

Tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah mengkomunikasikan brand melalui media sosial. Namun, hal ini justru menjadi kekuatan PAPER tumbuh organik dari toko offline. Strategi kuncinya ada pada sikap sang owner. Kiki sering berada di toko dan menganggap konsumen bukan sebagai raja, melainkan teman.

"Kami selalu being humble with anybody," jelas Kiki.

Sikap ini menciptakan pengalaman berbelanja yang hangat dan edukatif, bahkan merespons umpan balik negatif dengan balasan positif. Strategi ini terbukti efektif, membuat pengunjung yang datang dari luar negeri atau luar kota akhirnya beralih membeli secara online, yang pada akhirnya menghidupkan toko online mereka.

Desain mereka sendiri datang dari pesan yang diolah menjadi desain yang terkadang satir atau berwarna-warni, memberikan pesan positif tentang keberagaman.

Konsistensi dalam membangun nilai-nilai positif ini menghasilkan tanggapan konsumen yang sangat baik, dibuktikan dengan hadirnya pembeli dari Malaysia dan Singapura.

"Apapun yang kita buat dan apapun bisnisnya, ketika itu di build dengan nilai-nilai positif, kita enggak perlu takut untuk mikirin omset, malah omset sendiri yang datang ke kita," lanjutnya.

Visi keberlanjutan PAPER adalah mewariskan brand ini ke generasi selanjutnya dengan harapan mereka dapat terus menumbuhkan nilai-nilai positif yang sama. Harapan terbesarnya adalah Go International untuk menunjukkan bahwa PAPER adalah brand dari Indonesia yang menyebarkan pesan positif.

Kepada generasi muda yang merintis di dunia fashion, Kiki berpesan untuk bertanggung jawab, dan yang terpenting, positif. Belajar dari pengalaman pahit brand-nya yang pernah bangkrut hingga kerugian Rp480 juta, ia menekankan ketika rugi dalam berbisnis jangan ditututupi  tetapi  harus tawakal bahwasanya kenapa kita rugi dan belajar dari kesalahan. (*)

Tags:
Brand Fashion BandungPAPER 20

Muhammad MalikF

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor