Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)

Ayo Netizen

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Jumat 21 Nov 2025, 15:41 WIB

Di pagi menjelang siang, Sabtu (25/10/2025), berdirilah deretan warung sederhana yang berbaris rapi melayani para pengunjung yang singgah setelah berjalan kaki menyusuri kawasan wisata alam. Dari dalam warungnya, seorang pedagang sedang tersenyum ramah, melayani pelanggan sambil menyiapkan seporsi pentol kuah hangat yang sangat nikmat disantap dibawah rindangnya pohon Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda, Cimenyan, Kabupaten Bandung.

Sumanti merupakan salah salah satu pedagang dikawasan wisata alam Tahura Bandung. Ia mulai membuka warungnya sejak 2021, warung tersebut merupakan warung miliknya sendiri. Dulunya warung-warung dikawasan itu masih berada diarea pos satu, tak jauh dari gerbang pos satu. Kemudian pengelola memindahkan seluruh pedagang ke area dalam agar area parkir lebih luas.

Sumanti mengaku setelah pihak pengelola memutuskan untuk memindahkan seluruh warung ke area dalam kawasan tahura, pengunjung yang belanja semakin ramai. "sekarang malah lebih rame, soalnya pengunjung habis jalan-jalan kan capek, terus mereka pada istirahat diwarung, jadi tempatnya lebih hidup," tutur Sumanti.

Dari sisi ekonomi, Sumanti mangakui bahwa penjualan diwarungnya stabil setiap harinya, baik di hari biasa maupun akhir pekan. Perbedaan hanya terasa ketika musim libur panjang tiba, seperti Lebaran atau Tahun Baru, karena pengunjung yang datang bukan hanya warga Bandung, tapi juga wisatawan dari luar kota.

"Kalau pas liburan panjang baru deh rame banget, tapi kalau hari libur biasa juga tetep ada pembeli, biasanya anak sekolah atau rombongan kecil," katanya.

Walaupun pendapatan Sumanti meningkat sejak kawasan wisata Tahura semakin ramai dikunjungi, terutama setelah lokasi warung dipindahkan kedalam, fasilitas diperbaiki, dan jalur wisata semakin tertata. Namun Sumanti tetap menjaga harga jual produknya tetap terjangkau agar pengunjung senang dan mau balik lagi , yakni sekitar Rp5.000 hingga Rp10.000.

Untuk memperkuat solidaritas, para pedagang membentuk Ikatan Pedagang Tahura, yang berfungsi menampung aspirasi sekaligus dana kas bersama. mereka juga memiliki aturan tersendiri untuk menjaga keberagaman usaha dengan tidak menjual produk yang sama dalam satu deretan warung,agar setiap pedagang punya peluang rezeki yang adil. Para pedagang juga berinisiatif untuk merenovasi semua warung agar memiliki ukuran yang sama, yang menggambarkan semangat kebersamaan di antara mereka.

Dari sisi pengelolaan, Sumanti menilai bahwa fasilitas Tahura kini jauh lebih baik dibanding awal ia berjualan. Jalan setapak lebih rapi, kebersihan lebih terjaga, dan pengunjung tampak lebih nyaman. Meski begitu, Sumanti berharap ke depannya penyebaran informasi dan kebijakan sebaiknya disampaikan secara terbuka kepada semua pedagang.

Selain menceritakan kisah perubahan Kawasan wisata tahura ini Sumanti juga menceritakan cerita unik yang masih dipercayai warga sekitar. Salah satunya adalah larangan mengucapkan kata ‘lada’ di area tersebut akan dikejar oleh tentara Belanda, Sehingga warga sekitar mengganti kata ‘lada’ menjadi ‘haneut’ apabila ingin mengatakan kata ‘pedas’. (*)

Tags:
UMKM Tahura Bandung

M.Hafidz Al Hakim

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor