Kota Bandung merupakan pusat pendidikan di provinsi Jawa Barat, namun realitanya tidak semua sekolah di kota ini memiliki kualitas serta fasilitas yang setara. Sejumlah masyarakat mengatakan bahwa penyebaran fasilitas serta layanan pendidikan masih membutuhkan perhatian lebih khusus dari Pemerintah Kota Bandung.
Gina Gandari, salah satu warga Bandung yang aktif memperhatikan perkembangan pendidikan di kota kembang ini mengungkapkan adanya ketidakseimbangan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh warga setempat.
"Untuk sarana sendiri pasti ada kesenjangan dari sisi fasilitas. Kalau untuk negeri sendiri, dibilang pemerataan atau tidak mungkin secara program pemerataan sama dari pemerintah, hanya saja eksekusinya yang belum merata," jelasnya, (3/12/2025).
Menurut Gina, sekolah yang mendapatkan kategori “sekolah favorit" memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan memadai dibandingkan dengan sekolah non-favorit. Ketersediaan fasilitas yang mendukung proses pembelajaran seperti laptop, proyektor, hingga kondisi toilet yang bersih menurutnya hampir selalu ditemukan di sekolah unggulan saja.
Sementara itu sekolah yang tidak memasuki kategori unggulan masih bertahan dengan fasilitas seadanya. Gina berharap, Wali Kota Bandung, M. Farhan dapat memperhatikan lebih mendalam perihal kesenjangan yang masih terasa di sektor pendidikan ini.
Wanita berkacamata itu menekankan pentingnya kondisi fasilitas terhadap motivasi belajar siswa. Ia menilai apabila sekolah yang memiliki lingkungan kurang bersih dan tidak terawat sering kali membuat siswa tidak merasa nyaman dan enggan untuk berlama-lama di sekolah. Sebaliknya, sekolah dengan kondisi yang terawat dan bersih mampu menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman.
Pemerataan pendidikan juga terikat erat dengan karakter siswa. Ia menilai bahwa sekolah unggulan umumnya memiliki pembiasaan karakter dan disiplin yang lebih baik jika dibandingkan dengan sekolah lainnya. Pendidikan karakter seharusnya diterapkan diseluruh sekolah apabila pihak pemerintah mampu memastikan standar fasilitas dan tenaga pendidik yang setara. Gina mengharapkan Wali Kota Bandung, M. Farhan, lebih memperhatikan aspek ini lebih mendalam.
Layanan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pun turut menjadi sorotan masyarakat. Karena di masa kepemimpinan M. Farhan ini praktik manipulasi alamat masih dengan mudah ditemukan, meskipun jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya.
"Untuk saat ini sudah lebih baik, tapi tetap ada yang ngakal-ngakalin alamat,” ucapnya.
Selain itu, kualitas tenaga pendidik juga perlu diperhatikan dan menjadi fokus pemerintah. Gina merasa bahwa hanya sekolah dengan kategori unggulan yang cenderung memiliki tenaga pendidik dengan kualitas yang lebih baik. Di bawah kepemimpinan M. Farhan, ia berharap pemerintah dapat mendorong program peningkatan kompetensi guru yang merata di seluruh sekolah negeri di Bandung.
Secara keseluruhan, wanita dengan hijab berwarna oranye itu mengatakan pemerataan harus mencakup sarana, tenaga pendidikan, serta lingkungan belajar. Ia sangat berharap pemerataan tersebut cepat diproses agar tidak ada lagi sekolah yang tertinggal dalam segi kualitas. (*)