Rasa Melayu Bandung, sebuah restoran yang menyajikan masakan khas Melayu, sesuatu yang belum banyak disentuh di kota ini. (Sumber: instagram.com/rasa_melayubdg)

Ayo Biz

Langkah Berani Azalia Yasyfa Menyajikan Cita Rasa Negeri Seberang di Rasa Melayu Bandung

Selasa 23 Sep 2025, 15:36 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Ketika banyak pelaku kuliner berlomba mengikuti tren, Azalia Yasyfa memilih jalur yang berbeda. Ia membuka Rasa Melayu Bandung, sebuah restoran yang menyajikan masakan khas Melayu, sesuatu yang belum banyak disentuh di kota ini.

Berbekal pengalaman pribadi dan kecintaan pada rempah, Azalia menghadirkan rasa yang berani, hangat, dan penuh cerita. “Awalnya, saya mencoba buka online, terus ke pop up, dan akhirnya hadir di Jalan Karang Tinggal ini,” tuturnya.

Restoran yang berlokasi di Jalan Karang Tinggal No. 28, Sukajadi, ini mulai beroperasi tujuh bulan lalu. Meski tergolong baru, Rasa Melayu Bandung langsung menarik perhatian para penikmat kuliner. Bukan hanya karena keunikan menunya, tetapi juga karena atmosfer yang dibangun Azalia yaitu suasana rumahan, akrab, dan penuh kehangatan.

Azalia bukanlah pendatang baru dalam dunia rasa. Pengalamannya bolak-balik ke Malaysia membuatnya akrab dengan cita rasa Melayu yang kaya rempah dan berlapis rasa.

“Saya juga sering bolak-balik ke Malaysia, jadi kenapa enggak coba saya membuka tempat makanan Melayu di Bandung kan, dan ternyata rasanya masuk lidah warga Bandung dan sekitarnya juga,” ujarnya.

Langkah awalnya dimulai dari dapur rumah. Ia menjual makanan Melayu secara daring, menerima pesanan lewat media sosial dan aplikasi pesan antar. Dari sana, ia mencoba format pop-up booth di beberapa event lokal. Respons positif dari pelanggan membuatnya yakin untuk membuka gerai permanen.

Namun, memperkenalkan kuliner Melayu di Bandung bukan perkara mudah. Azalia harus menjembatani selera lokal dengan rasa yang belum familiar.

Dirinya melakukan banyak eksperimen, menyesuaikan tingkat kepedasan, kekentalan kuah, hingga cara penyajian agar tetap autentik namun bisa diterima lidah orang Bandung.

Menu andalan Rasa Melayu Bandung mencerminkan keberanian itu. Ada lontong sayur dengan kuah santan yang kaya rempah, nasi lemak dengan sambal belacan yang menggigit, hingga bubur lambuk, menu khas Ramadan di Malaysia yang jarang ditemukan di Indonesia. Setiap hidangan diracik dengan teliti, menggunakan bahan segar dan rempah pilihan.

Salah satu menu favorit adalah Santapan Raja, paket lengkap nasi lemak yang disajikan dengan ayam rendang suwir, telur dadar, teri, kacang, sambal belacan, dan ikan asin amigo balado. Menu ini menjadi simbol kekayaan rasa Melayu yang berpadu dalam satu piring. Harganya pun terjangkau, hanya Rp30 ribu.

Menu di Rasa Melayu Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Tak hanya makanan, minuman khas seperti teh tarik, kopi Melayu, dan cokelat panas turut melengkapi pengalaman bersantap. Teh tarik yang disajikan di sini memiliki tekstur lembut dan rasa yang pekat, hasil dari teknik tarik yang khas. Minuman ini menjadi favorit pelanggan yang datang pagi-pagi untuk sarapan.

Konsep interior restoran pun dirancang dengan pendekatan rumahan. Dinding berwarna hangat, ornamen kayu, dan aroma masakan yang menyambut sejak pintu dibuka menciptakan suasana yang akrab.

“Konsep tempatnya juga kami ambil konsep rumahan biar terasa seperti rumah sendiri,” jelas Azalia.

Dengan jam operasional mulai pukul 07.00 hingga 21.00 WIB setiap hari, Rasa Melayu Bandung menjadi destinasi kuliner yang fleksibel. Banyak pelanggan yang datang pagi untuk menikmati sarapan, lalu kembali sore hari untuk makan malam bersama keluarga atau teman.

Target pasar Rasa Melayu Bandung pun luas. Mulai dari keluarga, pelajar SMA yang mencari tempat nongkrong, mahasiswa, hingga turis Malaysia yang menemukan tempat ini lewat media sosial.

"Target pasarnya sih semua kalangan, bahkan turis Malaysia pun ada karena melihat di sosial media,” tambah Azalia.

Azalia tidak berhenti di menu reguler. Ia mulai merancang menu musiman seperti laksa Johor dan roti jala yang akan hadir di akhir pekan. Ia juga menjajaki kemungkinan kolaborasi dengan komunitas kuliner dan kreatif di Bandung untuk memperluas jangkauan dan memperkenalkan budaya Melayu lebih jauh.

Selain itu, ia aktif membagikan cerita di balik setiap menu lewat akun media sosial Rasa Melayu Bandung. Ia percaya bahwa makanan bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang cerita dan identitas. Setiap unggahan menjadi ruang edukasi dan apresiasi terhadap kekayaan kuliner Melayu.

Langkah Azalia membuka Rasa Melayu Bandung adalah bukti bahwa inovasi kuliner bisa lahir dari keberanian untuk berbeda. Di tengah dominasi rasa lokal dan global, ia memilih jalur yang jarang dilalui, dengan menghidupkan kembali cita rasa Melayu dengan pendekatan yang hangat dan inklusif.

Kini, Rasa Melayu Bandung bukan hanya tempat makan, tapi juga ruang pertemuan budaya. Di sana, rempah-rempah menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas, antara Malaysia dan Indonesia, antara kenangan dan harapan.

Bagi pencinta kuliner yang ingin merasakan kelezatan masakan Melayu tanpa harus jauh-jauh ke negeri seberang, Rasa Melayu Bandung bisa jadi jawabannya.

“Saya ingin orang datang ke sini bukan cuma makan, tapi juga merasa pulang ke rumah sendiri," ujar Azalia.

Alternatif kuliner Bandung atau UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/7AUO2bq5Mg
  2. https://s.shopee.co.id/9AFSQK44jm
  3. https://s.shopee.co.id/9pV9DgXqZ1
Tags:
inovasi kulinerkuliner Melayu di Bandungmasakan khas MelayuRasa Melayu Bandungpelaku kuliner

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Reporter

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Editor