Bandung tak hanya dikenal sebagai kota kreatif dan surga belanja, tapi juga mulai menapaki jalur baru dalam industri pariwisata yakni wisata halal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Ayo Biz

Bandung Merangkai Wisata Halal dalam Lanskap Urban yang Ramah

Kamis 02 Okt 2025, 20:22 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Bandung tak hanya dikenal sebagai kota kreatif dan surga belanja, tapi juga mulai menapaki jalur baru dalam industri pariwisata yakni wisata halal. Bukan sekadar tren, konsep ini berkembang menjadi gaya hidup yang menjawab kebutuhan spiritual sekaligus kenyamanan wisatawan, baik lokal maupun internasional.

Di tengah lanskap pariwisata yang terus bertransformasi, istilah Muslim-Friendly Tourism menjadi kata kunci yang semakin sering digaungkan. Adyatama Kepariwisataan Ahli Madya Disbudpar Kota Bandung, Mila Mardotillah, menyebut bahwa pendekatan ini lebih inklusif.

“Yang perlu ingat bahwa kita menyebutnya Muslim-Friendly Tourism, karena pariwisata ramah muslim ini, tidak dikhususkan hanya untuk pariwisata halal muslim,” ujar Mila.

Konsep ramah muslim ini tak melulu soal makanan halal. Lebih dari itu, Mila menyentuh aspek kebersihan, fasilitas ibadah, arah kiblat, dan air yang memenuhi syarat menjadi penilaian penting.

“Sekarang trendingnya itu, tidak hanya misalnya makanan halal untuk kebersihan. Pariwisata ramah muslim itu, yang penting itu bersih, ada tempat sholat, ada arah kiblat, air mengalir dan memenuhi syarat,” jelas Mila.

Menariknya, wisata halal di Bandung tak hanya diminati oleh wisatawan muslim. Mila membagikan cerita tentang turis asal Eropa yang justru mencari makanan halal karena dianggap lebih bersih. “Kalau halal, pasti airnya bersih karena kalau najis itu nggak halal,” katanya.

Hal ini menunjukkan bahwa standar halal bisa menjadi jaminan kualitas yang diterima lintas budaya. Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) 2024, Indonesia menempati peringkat kedua sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia.

Bandung tak hanya dikenal sebagai kota kreatif dan surga belanja, tapi juga mulai menapaki jalur baru dalam industri pariwisata yakni wisata halal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Bandung, dengan segala potensinya, punya peluang besar untuk menjadi wajah baru wisata halal yang modern dan berdaya saing. Namun, peluang ini tak datang tanpa tantangan. Mila menekankan pentingnya membangun ekosistem yang mendukung.

“Industri pariwisata Kota Bandung itu tidak terlepas dari peran semua pihak. Kami pemkot Bandung sempat ada pertemuan dengan salah satu ahli halal turisme dari Thailand, dan saran yang didapat yakni harus dibangunnya ekosistem,” tuturnya.

Ekosistem yang dimaksud mencakup pelaku usaha, agen travel, pengelola destinasi, penyedia transportasi, hingga pelatihan SDM. Sertifikasi halal untuk restoran dan hotel masih menjadi pekerjaan rumah, begitu pula dengan edukasi pasar agar wisata halal tak dianggap eksklusif.

Di sisi lain, tren gaya hidup sehat dan spiritual turut mendorong minat terhadap wisata halal. Mila mencatat bahwa banyak non-muslim yang memilih layanan halal karena sistem pemisahan makanan dan kebersihan yang terjamin.

“Ini berdasarkan pengalaman saya bertanya ke teman-teman yang non-muslim. Berarti kan ini juga bisa jadi peluang cuan ya, peluang bisnis di Indonesia,” katanya.

Bandung pun mulai merespons dengan inovasi. Salah satu contohnya adalah paket wisata religi yang mengunjungi Masjid Al-Jabar, ikon baru di kawasan Gedebage. “Masjid Aljabar ini jadi salah satu tempat untuk destinasi wisata religinya di Kota Bandung,” kata Mila.

Paket wisata tersebut dirancang komprehensif, mulai dari destinasi, tempat makan, hingga fasilitas ibadah. “Dalam paket wisata itu juga ada arahan nanti makan di mana, dan lainnya,” tambahnya.

Hal ini pun menunjukkan bahwa Bandung sudah mulai menyusun fondasi wisata halal yang terintegrasi. Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), wisata halal diproyeksikan menjadi salah satu pilar utama pariwisata Indonesia. Dengan dukungan regulasi dan inovasi, Bandung bisa menjadi model kota wisata halal yang inklusif dan berkelanjutan.

Generasi muda yang aktif di media sosial juga menjadi katalisator penting. Mereka mencari pengalaman spiritual yang tetap estetik dan bisa dibagikan. Travel agent dan pelaku industri dituntut untuk kreatif dalam merancang paket yang relevan dan menarik.

“Ini benar-benar peluang yang sangat baik untuk pangsa pasar ke depan. Di Bandung,InsyaAllah, sudah ada beberapa paket-paket wisata ramah muslim yang memenuhi syarat,” pungkasnya.

Alternatif produk kebutuhan wisata halal atau UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/4VTrUQbZbE
  2. https://s.shopee.co.id/6fYM4Qc8IM
  3. https://s.shopee.co.id/2Vin6maKt7
  4. https://s.shopee.co.id/LeIWodA5y
  5. https://s.shopee.co.id/1qT6Jbjhmv
Tags:
wisata halalindustri pariwisatahalal turismepariwisata ramah muslimgaya hidupwisatawan

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Reporter

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Editor