Pengimbasan Mitigasi Bencana Alam Saat Geowisata

T Bachtiar
Ditulis oleh T Bachtiar diterbitkan Kamis 26 Jun 2025, 19:43 WIB
Geowisata di kawasan gunung api, harus mengetahui kapan dapat mendekat, dan kapan harus segera menjauh. Gunung Papandayan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)

Geowisata di kawasan gunung api, harus mengetahui kapan dapat mendekat, dan kapan harus segera menjauh. Gunung Papandayan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)

Saat ini, ketika keadaan kota semakin kurang bersahabat dan semakin mengasingkan warganya, disertai keadaan lingkungan alam semakin menurun kualitasnya, seperti pencemaran air dan pencemaran udara yang sangat berat, digenapkan dengan adanya media sosial, telah mendorong warga untuk melakukan wisata yang mempunyai arti, wisata yang interpretatif di alam terbuka. 

Wisata yang tidak sekedar datang bergerombol untuk berfoto, atau datang untuk menyetel musik kemudian berjoged, tidak mengenal tempat, apakah di keheningan alam, atau di tempat keagamaan yang sakral.

Wisata yang interpretatif itu diwadahi dalam kegiatan geowisata, yaitu wisata yang memberikan penafsiran secara keilmuan tentang keragaman bumi, keragaman hayati, dan keragaman budaya di kawasan yang sudah ditentukan dari awal. 

Tempat untuk melaksanakan kegiatan geowisata itu bisa di kawasan gunung api purba, gunungapi aktif, di daerah yang berada di zona patahan/sesar aktif, di pantai, di laut, di sungai, di goa, yang tidak terlepas dari gejala-gejala meteorologis, yang dapat menjadi sumber ancaman bagi wisatawan. 

Gunung api, ketika dinyatakan dalam keadaan normal pun tidak menutup kemungkinan masih memiliki potensi ancaman. Misalnya tiba-tiba terjadi letusan freatik, letusan yang dipicu oleh adanya kontak panas magma dengan air tanah. 

Dan, yang sangat berbahaya, bila ada pengunjung yang menghirup gas beracun gunungapi, seperti yang dialami oleh Soe Hok Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur, dan meninggal pada 16 Desember 1969. Atau karena lontaran lapili panas saat letusan, dapat memakan korban jiwa. 

Antara 4-5 April 1982 hingga Januari 1983, terjadi letusan Gunung Galunggung tiada henti. Tanggal 24 Juni 1982, pesawat British Airways nomor penerbangan 9, terbang dari Inggris ke Australia, dengan pilot Kapten Eric Moody.

Saat itu petugas keamanan dan keselamatan penerbangan tidak melarang terbang melintas di atas Gunung Galunggung. 

Namun ternyata, abu letusan yang melayang-layang itu dihisap oleh pesawat jet Boeing 747-200 yang membawa 263 penumpang di ketinggian 11.000 meter. 

Serbuk halus silica yang disedot mesin jet yang berkinerja tinggi, dengan suhu mesin mencapai 1.400 derajat C, maka partikel kaca vulkanik halus itu meleleh, lalu melapisi turbin, menyebabkan keempat mesin pesawat mati. 

Di ketinggian 13.000 kaki, tiga mesin pesawat kembali berfungsi, lalu pesawat berbalik arah, dan mendarat darurat di Jakarta dengan selamat.

Material letusan gunung api yang sangat berbahaya lainnya adalah awan panas, karena suhunya mencapai 1.000 derajat C, dan meluncur dengan kecepatan 700 km/jam.

Bahaya yang lebih luas, yaitu lahar, karena dapat menimbun kawasan, menutup atap rumah di perkampungan.

Letusan gunung api dapat menimbulkan terjadinya longsoran tubuh gunungnya, seperti yang terjadi di Gunung Anak Krakatau pada Desember 2018, yang menyebabkan tsunami yang melanda pantai barat Banten dan pantai selatan Lampung. 

Geowisata Gunung Papandayan. (Sumber: Unsplash/Idris Hasibuan)
Geowisata Gunung Papandayan. (Sumber: Unsplash/Idris Hasibuan)

Selain letusan gunung api, gempa bumi pun dapat menyebabkan tsunami, juga dapat menyebabkan terjadinya longsor bawah laut, yang dapat menimbulkan terjadinya tsunami, seperti yang terjadi di Flores pada Desember 1992, di Palu pada September 2018, dan di Maluku pada Juni 2018.

Rona Bumi yang berbentuk teluk, dan muara sungai, merupakan tempat yang paling tenang untuk disinggahi, tempat aman untuk membuang sauh. 

Perahu sandar di sana, dan penumpangnya turun ke daratan. Teluk dan muara sungai di pantai-pantai dengan ombak yang besar seperti di selatan Pulau Jawa, menjadi pelabuhan alami bagi para nelayan. 

Di sanalah berkembang menjadi pusat keramaian, mereka mendirikan rumah dan pusat kegiatan warga. Padahal, teluk dan muara sungai menjadi tempat yang mempunyai tingkat terancam lebih tinggi bila terjadi tsunami.

Destinasi wisata sungai harus sangat waspada adanya banjir yang cepat datang, karena keadaan lingkungan di hulu sungai yang sudah tidak memberikan air meteorik untuk meresap lebih banyak. 

Begitu pun destinasi goa, apalagi goa yang bila hujan berubah menjadi sungai bawah tanah.

Jadi bencana alam itu dapat merupakan perpaduan antara bencana geologis dengan bencana meteorologis. Seperti material letusan gunung api yang jatuh di lereng gunung tidak diguyur hujan, tidaklah akan menjadi lahar. 

Saat berada di puncak gunung api, ancamannya bisa datang karena adanya bagai, hujan ekstrim, dan halilintar, mata petir yang menyambar, seperti pernah terjadi di Gunung Burangrang, Bandung, di Gunung Cikuray, dll. 

Karena itulah, maka destinasi geowisata mempunyai potensi menimbulkan ancaman bahaya, seperti adanya letusan gunungapi, gempa bumi, tsunami, gerakan tanah/longsor, banjir di sungai, banjir di goa bawah tanah, dan terjadinya badai, hujan ekstrim, halilintar, suhu ekstrim, yang dapat membahayakan peserta geowisata.

Secara umum, itulah bencana alam, karena mengakibatkan kerusakan harta benda dan kerugian ekonomi, bahkan kematian. Untuk mengurangi risiko itu diperlukan upaya melakukan mitigasi. 

Upaya ini merupakan kehormatan yang mempunyai nilai kemanusiaan yang tinggi. Pengimbasan potensi bencana gunungapi pada saat geowisata, akan lebih mudah dipahami karena terlihat wujud dari potensi ancaman itu secara nyata.

Baca Juga: Kini 10 Netizen Terpilih Dapat Total Hadiah Rp1,5 Juta dari Ayobandung.id setiap Bulan

Ada beberapa hal yang harus terus diupayakan sebelum melakukan kegiatan geowisata. 

Pertama, terus berlatih fisik untuk kesegaran dan kekuatan. 

Kedua melengkapi peralatan, perlengkapan, dan perbekalan. 

Ketiga memantau perkembangan kawasan yang akan dikunjungi, apakah dalam keadaan berbahaya atau normal. 

Keempat, mengetahui keadaan cuaca selama dalam waktu berkegiatan. 

Kelima, memilih tempat berkemah yang aman dari ancaman, seperti aman dari banjir dan aman dari kemungkinan sambaran petir. 

Keenam, mengetahui jalan tercepat dan aman untuk evakuasi. 

Upaya mitigasi ini memerlukan dukungan otoritas Negara dan pengelola wisata dalam membangun destinasi wisata agar nyaman, indah, fungsional, dan memudahkan untuk evakuasi mandiri. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 17 Agu 2025, 20:42 WIB

Ketika Warisan Suci Dikoyak oleh Skandal dan Kekuasaan, Masihkah Ulama sebagai Pewaris Nabi?

Opini ini mempertanyakan kembali kesucian hadist nabi yang bermakna "ulama sebagai pewaris para nabi" melihat realita oknum kiai saat ini.
Nabi-nabi tidak mewariskan harta, tahta, atau kekuasaan. Mereka mewariskan ilmu yang membebaskan, akhlak yang mulia, dan keberanian melawan kezaliman (Sumber: Pexels/Ahmet Çığşar)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 18:06 WIB

Do'a 3 Tahun untuk Mukti-Mukti

Mukti adalah musisi balada unik dan menarik.
Mukti Mukti, musisi balada asal Bandung, wafat 15 Agustus 2022. (Sumber: Facebook/Mukti-Mukti)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 14:13 WIB

80 Tahun Komunikasi Publik Indonesia Beserta Kontras-nya

Tepat 80 tahun Indonesia berusia, Agustus 2025 ini.
Sejumlah siswa SD Negeri 067 Nilem dengan didampingi guru dan orang tua mengikuti karnaval merah putih saat melintas di Jalan Nilem, Kota Bandung, Kamia 14 Aguatus 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 12:07 WIB

Refleksi HUT RI ke-80: Merdeka di Era Baru

Tanggal 17 Agustus 1945 adalah tonggak besar bangsa Indonesia.
Paskibra yang terdiri dari pelajar terpilih dari sejumlah sekolah se-Kota Bandung itu berlatih untuk persiapan upacara HUT ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 17 Agu 2025, 10:27 WIB

Sejarah Kabar Proklamasi Kemerdekaan RI Sampai ke Bandung via Kantor Berita Domei

Dari kantor Domei, berita proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945 menyebar di Bandung melalui papan tulis, pamflet tinta merah, dan udara radio.
Kantor Domei cabang Jawa Barat di Bandung (sebelumya De Driekleur) yang jadi titik mulai sampainya kabar proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 (sebelumya De Driekleur). (Sumber: Ayobandung)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 09:39 WIB

Merayakan Birthday Trip di Garut

Birthday trip adalah kegiatan yang bisa dilakukan seseorang untuk merayakan hari ulang tahun dengan cara melakukan perjalanan singkat.
Pemandangan Kereta Commuter Line Garut (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Jelajah 17 Agu 2025, 00:58 WIB

Yang Dilakukan Soekarno Sebelum dan Sesudah Proklamasi Kemerdekaan

Rumah Maeda dan Pegangsaan Timur jadi saksi sejarah detik-detik menegangkan yang dijalani Bung Karno sebelum dan sesudah proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Mohammad Hatta (kiri) dan Soekarno (kanan) dalam sebuah kesempatan. (Sumber: Wikimedia)
Beranda 16 Agu 2025, 23:03 WIB

Kisah Siti Fatimah: Intel Cilik yang Menjadi Saksi Agresi Militer Belanda

Senyum sumringah Fatimah seketika hilang saat ia menceritakan dua sahabatnya yang gugur dalam bertugas.
Siti Fatimah (95) veteran yang dulu bertugas menjadi mata-mata saat usianya masih 15 tahun. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 19:03 WIB

Dari Genggaman Berujung Cuan, Perjalanan dan Strategi ala Owner Bisnis Online

Di tengah derasnya arus digitalisasi, Sofia melihat peluang bisnis di balik layar ponsel yang tak pernah lepas dari genggaman generasi muda.
Produk  pakaian jadi anak dari bisnis online TikiTaka Kids. (Sumber: dok. TikiTaka Kids)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 17:59 WIB

Ketika Panggung Berganti: Eksanti dan Kisah di Balik Jahitan Yumnasa

Eksanti memilih meninggalkan gemerlap dunia hiburan untuk membangun bisnis fesyen muslim yang ia beri nama Yumnasa.
Eksanti, owner dari brand fesyen muslim Yumnasa. (Sumber: Yumnasa)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 16:31 WIB

Arys Buntara dan Roemah Kentang 1908: Ketika Keberanian Menyulap Mitos Jadi Magnet Kuliner

Rumah Kentang, tempat yang konon dihuni aroma mistis dan cerita anak kecil yang jatuh ke dalam kuali. Tapi di mata Arys, rumah itu bukan kutukan, tapi peluang.
Penampakan depan dari resto hits di Kota Bandung, Roemah Kentang 1908. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 14:47 WIB

Sneaker, Sepatu yang Bisa Masuk dengan Gaya Pakaian Apapun

Sepatu sneaker merupakan jenis sepatu kasual yang awalnya dibuat untuk kebutuhan olahraga. Namun kini, sepatu ini lebih banyak digunakan sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari.
Ilustrasi foto sepatu sneaker (Pixabay)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 10:21 WIB

Hobi Bikin Kerajinan Tali Antarkan Merlin Jadi Juragan Gelang

Siapa sangka sebuah hobi menganyam tali bisa mengantar seseorang meraih kesuksesan besar. Merlin Sukmayadin (36), warga Kompleks Puri Cipageran Indah 2, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, KBB
Merlin Sukmayadin pengusaha gelang tali. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 09:19 WIB

Legenda Kulliner Sunda di Jantung Pasar Cihapit

Bandung dikenal sebagai surga kuliner dengan beragam pilihan makanan khas Jawa Barat. Di tengah ramainya perkembangan kafe modern, masih ada satu warung makan sederhana yang tetap menjadi primadona
Menu di warung makan Bu Eha. (Foto: GMAPS Bu Eha)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 19:16 WIB

Dari Es Krim ke Ekosistem Brand: Golden Pine dan Formula Bisnis Barry Akbar

Barry Akbar, CEO Orchid Forest Cikole, adalah tokoh di balik lahirnya Golden Pine, sebuah kafe bergaya glass house yang kini menjadi primadona baru di tengah hutan pinus.
CEO Orchid Forest Cikole sekaligus konseptor Golden Pine, Barry Akbar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 18:04 WIB

Cerita Hantu dan Jeritan Ketidakadilan

Cerita hantu menyimpan kode trauma dan harapan rakyat, mengingatkan bahwa luka sosial belum sembuh.
Cerita hantu menyimpan kode trauma dan harapan rakyat, mengingatkan bahwa luka sosial belum sembuh, dan ketimpangan nyata lebih menyeramkan dari bayangan gaib. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 16:56 WIB

Dari Panggung ke Pasar Skincare, Perjalanan Dewi Hani Jayanti Membangun Maryame

Di balik gemerlap dunia hiburan, Dewi menyimpan mimpi lain yang kini menjelma menjadi brand skincare lokal bernama Maryame.
Dewi Hani Jayanti, owner produk skincare Maryame. (Sumber: dok. pribadi)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 16:37 WIB

Belajar Konteks Sosial, Budaya, dan Ekonomi dari Sepiring Nasi Goreng

Ternyata nasi goreng erat kaitannya dengan konteks sosial, budaya juga ekonomi.
Nasi Goreng Sapi Cabe Hijau Solaria (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 15 Agu 2025, 15:25 WIB

Dari Dapur Impian ke Rumah None: Kisah Non April Merintis Bisnis Kuliner di Bandung

Non April tidak pernah bercita-cita menjadi pebisnis kuliner. Ia hanya tahu satu hal yaitu rasa punya kekuatan untuk menyatukan.
Salah satu menu di Rumah None. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 15 Agu 2025, 15:12 WIB

Saat Janji KDM (Kembali) Ingkar

Rasanya, tidak kali ini janji program Gubernur Jabar tidak ditepati. Bagaimana bila bangunan ingkar janji ini terus "dipahat" dan "diperkokoh"?
Gubernur Jabar, Kang Dedi Mulyadi (KDM). (Sumber: ppid.jabarprov.go.id)