AYOBANDUNG.ID -- Bandung tak pernah kehabisan cara untuk memikat hati para pelancong. Di tengah geliat tren wisata kekinian, kawasan Punclut menjelma menjadi destinasi favorit bagi para pemburu spot foto estetik. Panorama alam yang memesona berpadu dengan kreativitas desain ruang menjadikan kawasan ini bukan sekadar tempat liburan, tapi juga panggung visual yang menggoda lensa kamera.
Dalam beberapa tahun terakhir, wisata swafoto telah menjadi fenomena sosial yang tak bisa diabaikan. Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, menjadikan estetika visual sebagai bagian penting dari pengalaman berwisata. Di sinilah Sarae Hills hadir sebagai jawaban atas kebutuhan akan destinasi yang tidak hanya indah, tapi juga Instagrammable.
Terletak sekitar lima kilometer dari Jalan Ir. H. Djuanda (Dago), Sarae Hills menawarkan paket lengkap untuk berlibur, yakni kuliner, rekreasi, dan tentu saja, spot foto yang memanjakan mata. Kawasan ini merupakan hasil rebranding dari Lereng Anteng yang mulai beroperasi sejak 2016. Nama "Sarae" sendiri diambil dari bahasa Sunda yang berarti "bagus-bagus", menegaskan identitas lokal yang tetap dijaga.
“Cikal bakal Sarae Hills ini dari Lereng Anteng. Kami resmi rebranding pada Agustus 2019 karena ingin menunjukkan kedekatan dengan unsur Sunda dan menjaga nilai kelokalan,” ujar General Manager Sarae Hills, Krisyandi Nugraha Pratama.

Sarae Hills bukan sekadar satu tempat, melainkan kawasan wisata terpadu yang terdiri dari enam mitra usaha di antaranya Boda & Tafso Barn, Lereng Anteng Panoramic Coffee, De Blankon, Dago Bakery, Cakrawala Sparkling Nature Restaurant, dan d’Dieuland. Masing-masing memiliki karakter unik yang menjadikannya surga bagi para pencinta konten visual.
Dari segi desain, setiap venue di Sarae Hills mengusung konsep yang berbeda, mulai dari rustic, futuristik, hingga fantasi ala negeri dongeng. Cakrawala Sparkling Nature, misalnya, menghadirkan dinding biru terang dengan replika ikan yang tampak berenang, serta kolam air di atap yang memantulkan cahaya seolah berada di dalam ruangan bawah laut.
Tak kalah menarik, ada lorong bintang berupa koridor gelap bertabur lampu-lampu kecil yang menyerupai rasi bintang. Saat malam tiba, atap berlubang di area makan menyala dan menciptakan suasana magis yang sulit dilupakan. Spot ini menjadi favorit bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi makan malam di bawah galaksi.
Bagi yang menyukai nuansa dongeng, replika kastil dengan atap kerucut dan jembatan dramatis menjadi latar sempurna untuk berfoto. Desainnya yang megah dan detail membuat pengunjung merasa seperti berada di dunia fantasi, lengkap dengan sentuhan romantis dan mistis.

Krisyandi menyarankan waktu terbaik untuk berswafoto adalah pagi hari, saat suasana masih sepi dan cahaya alami mendukung hasil foto yang maksimal. Namun, bagi pencinta senja, sore hari juga menjadi waktu ideal karena lampu-lampu mulai menyala dan menciptakan efek visual yang memukau.
“View paling bagus itu ada di venue Galaxy (Cakrawala Sparkling Nature), Dago Bakery, dan Boda & Tafso Barn. Interior dan eksteriornya banyak bermain dengan konsep lighting. Jumlah kunjungan saat weekend bisa mencapai 1.000 kendaraan, mayoritas dari luar kota,” jelas Krisyandi.
Fenomena ini menunjukkan bahwa tren wisata kini tak lagi hanya soal relaksasi, tapi juga soal ekspresi diri. Spot foto menjadi daya tarik utama yang mampu mendongkrak kunjungan, terutama dari wisatawan muda yang menjadikan media sosial sebagai album perjalanan mereka.
Dari sisi bisnis, Sarae Hills membuktikan bahwa integrasi antara estetika, kuliner, dan rekreasi bisa menjadi formula sukses. Rencana pengembangan ke depan pun tak main-main, dari mulai hotel, amphitheater, glamping, jembatan kaca, hingga danau buatan siap melengkapi kawasan ini.

Dengan konsep “nonstop leisure”, Sarae Hills berambisi menjadi destinasi wisata yang tak hanya hits sesaat, tapi juga berkelanjutan. Keberadaan enam mitra usaha yang saling melengkapi menjadikan kawasan ini sebagai ekosistem wisata yang dinamis dan adaptif terhadap tren.
Di era digital, destinasi wisata seperti Sarae Hills menjadi bukti bahwa visual adalah segalanya. Bukan hanya soal keindahan, tapi juga soal bagaimana tempat itu bisa “bercerita” lewat foto. Dan Bandung, dengan segala kreativitasnya, terus menjadi panggung utama bagi tren wisata swafoto yang tak pernah padam.
“Kami ingin Sarae Hills menjadi tempat yang bisa dinikmati semua kalangan, dari keluarga hingga anak muda. Kami percaya, wisata bukan hanya soal tempat, tapi juga soal pengalaman dan cerita yang dibawa pulang,” tutup Krisyandi.
Informasi Sarae Hills
Instagram: https://www.instagram.com/sarae.hills
Alternatif kebutuhan berwisata dan produk UMKM serupa: