Mamata Craft dan Ondang Dahlia: Merajut Cinta, Merawat Bumi

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Kamis 04 Sep 2025, 15:37 WIB
Ondang Dahlia, owner Mamata Craft. (Sumber: dok pribadi)

Ondang Dahlia, owner Mamata Craft. (Sumber: dok pribadi)

AYOBANDUNG.ID -- Di sebuah sudut rumah di Gedebage, Bandung, Ondang Dahlia merajut bukan sekadar dari kain sisa, melainkan harapan. Sejak 4 Maret 2022, ia menamai bisnisnya Mamata Craft, sebuah nama yang lahir dari cinta seorang ibu.

“Mamata itu dari Mamanya Ata,” ujarnya, merujuk pada anak bungsunya. Nama itu bagi Ondang menjadi sebuah simbol kehangatan keluarga yang menjadi fondasi bisnisnya.

Kecintaan Ondang pada rajut pun bukan hal baru. Sejak kecil, ia telah diajarkan oleh sang ibu untuk memainkan jarum dan benang. Akhirnya dari hobi yang tumbuh bersama waktu itu, lahirlah sebuah gagasan yang lebih besar, di mana menjadikan rajut sebagai jalan hidup dan kontribusi nyata bagi lingkungan.

“Saya suka rajut dari kecil, itu saya sudah diajarin orang tua,” kenangnya saat berbincang dengan Ayobandung.

Kesadaran lingkungan telah tertanam sejak dini dalam keluarga Ondang. Dan dari kebiasaan sederhana itu, muncul ide untuk mengolah limbah menjadi sesuatu yang bernilai.

“Saya merasa wajib peduli sama lingkungan. Anak saya sudah diajakkan buang sampah pada tempatnya sejak kecil,” tuturnya.

Namun, jalan menuju realisasi tidak langsung terbuka. Titik balik datang pada tahun 2019, saat Ondang mengikuti pelatihan merajut handmade dari Disdagin Kota Bandung. Di sana, ia bertemu mentor yang memperkenalkan kain sisa sebagai bahan utama.

“Pas banget gitu. Akhirnya saya mikir, oke deh, gimana kalau kita bikin tas rajut aja,” katanya.

Dari situ, benih Mamata Craft mulai tumbuh. Pilihan Ondang untuk fokus pada tas bukan tanpa alasan. Ia ingin menciptakan produk yang fungsional dan bernilai tinggi.

“Biasanya limbah itu dibikin jadi hiasan atau keset, harganya kan pasti rendah. Kalau kita bisa bikin dari kain sisa jadi bentuk yang bagus dan harganya tinggi, itu bisa bantu perekonomian perajut juga,” jelasnya.

Di balik setiap tas, ada semangat pemberdayaan. Namun, Ondang mengakui, merajut dari kain sisa bukan perkara mudah. Ia kerap mendapatkan kain sisa dari sisa pabrik berupa jenis kain kaos atau kerap disebut majun, yang memerlukan teknik khusus agar hasil rajutan tidak menyimpang.

“Buat yang biasa merajut, kain itu berat. Contoh merajut dengan kain sisa itu, kalau tarikannya nggak sama, hasil tasnya bisa menyong-menyong. Tapi buat saya, merajut benang itu lebih berat,” tambahnya.

Produk tas rajut dari Mamata Craft. (Sumber: dok. pribadi)
Produk tas rajut dari Mamata Craft. (Sumber: dok. pribadi)

Butuh waktu dan eksperimen sejak 2019 sebelum akhirnya Mamata Craft benar-benar dimulai. Kini, Mamata Craft telah memproduksi sekitar 10 model tas, meski lima di antaranya menjadi favorit pelanggan.

Nama-nama tasnya pun unik dan sarat makna. Dipilihnya Amara, Sundari, Garvita, Lilabe, dan Darube bukan sekadar nama, tapi representasi budaya yang diangkat dengan bangga.

“Aku ngambilnya dari bahasa Sasakerta karena ingin nunjukin bahwa ini produk Indonesia,” kata Ondang.

Dalam hal pemasaran, Ondang mengandalkan branding dan display di tempat strategis seperti Yellow Hotel Paskal. Ia juga aktif mengikuti bazar dan pameran, termasuk menitipkan barangnya di Yogyakarta Department Store.

Menariknya, mayoritas pembeli justru berasal dari luar negeri. Menurut Ondang, konsumen luar negeri lebih memahami nilai dari produk handmade dan upcycle.

“80% yang beli adalah orang Malaysia. Kalau saya pikir sih, alasannya karena orang luar itu lebih mengerti value dan menghargai storytelling dari sebuah produk,” katanya.

Bagaimana tidak? Mamata Craft bukan hanya tas, tapi narasi tentang keberlanjutan, keterampilan, dan cinta yang dirajut dalam setiap helai kain. Berkisar antara Rp280.000 hingga Rp700.000, tas Mamata Craft mencerminkan kualitas dan proses yang tidak instan.

“Perlu waktu, perlu skill, perlu tenaga. Tas yang saya buat ini 100 persen handmade, buah tangan yang penuh dedikasi dan kesadaran akan lingkungan," tuturnya.

Di tengah tantangan produksi terbatas dan edukasi pasar lokal, Ondang tetap optimis. Ia percaya bahwa semakin banyak orang akan memahami bahwa produk lokal bisa punya nilai tinggi jika dikemas dengan cerita dan kualitas. Mamata Craft adalah bukti bahwa UMKM bisa menjadi agen perubahan.

Bagi Ondang, Mamata Craft adalah gerakan kecil yang menyuarakan keberlanjutan. Dari kain sisa yang sering dianggap tak berguna, Ondang menciptakan karya yang fungsional dan estetis. Ia menunjukkan bahwa kreativitas bisa menjadi solusi bagi masalah lingkungan.

Dalam setiap rajutan Mamata Craft, tersimpan filosofi bahwa tangan ibu bisa merawat bumi, bahwa limbah bisa menjadi berkah, dan bahwa bisnis bisa tumbuh dari cinta dan kepedulian. Ondang Dahlia telah membuktikan bahwa UMKM bukan sekadar usaha kecil, tapi kekuatan besar yang mampu menginspirasi.

“Aku cuma ingin nunjukin bahwa sesuatu yang dianggap limbah itu bisa jadi karya yang bernilai. Kalau kita bisa merajut dengan hati, hasilnya bukan cuma tas, tapi juga cerita tentang kepedulian, ketekunan, dan cinta pada bumi,” ujar Ondang.

Informasi Mamata Craft

Instagram: https://www.instagram.com/mamatacraft

Alternatif pembelian produk tas rajut dan UMKM Serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/2LOdyAvigF
  2. https://s.shopee.co.id/9pUeu72AQm
  3. https://s.shopee.co.id/2B5Dm5Xvnt
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 22 Okt 2025, 21:06 WIB

Setahun Pendidikan Bermakna, Menanam Peradaban Lewat Tindakan Nyata

Menyoroti langkah Kemendikdasmen dalam membangun peradaban melalui kebijakan yang berdampak nyata bagi generasi muda.
Foto mengajar di SD Tewang Kadamba, Kalteng. (Foto: Eka)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 20:30 WIB

Membangun Wisata yang Tak Merusak tapi Menghidupkan Alam dan Budaya Lokal

Di tengah tekanan kerja dan digitalisasi, banyak orang mencari pelarian ke alam. Tapi bukan sekadar alam liar, mereka menginginkan pula kenyamanan, estetika, dan pengalaman.
Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 20:10 WIB

Enam Akar Asal-usul Agama

Jauh sebelum berdiri gereja, kuil, atau masjid, manusia telah lebih dulu menatap langit, gunung, petir, dan kematian dengan perasaan yang campur aduk.
The Histomap of Religion: The Story of Man’s Search for Spiritual Unity (John B. Sparks, 1952) (Sumber: UsefulCharts, https://www.youtube.com/watch?v=5EBVuToAaFI) | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 19:17 WIB

Gastrokolonialisme: Pelajaran Pangan dari Hawaii untuk Indonesia

Tanpa kita sadari justru kita masih dijajah secara halus lewat orientasi pangan lokal yang semakin tergantikan dengan kampanye makanan olahan
Mengutip dari Sebumi, sebab pada akhirnya  perjuangan melawan kelaparan bukan sekedar mengisi perut, melainkan mengembalikan martabak di meja makan kita sendiri (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 18:44 WIB

Pasar Syariah Belum Kompetitif? Begini Tantangan dan Solusi Investasi Islam di Indonesia

Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar.
Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 17:04 WIB

Review Anime 'Chainsaw Man The Movie: Reze Arc', Romantisme dan Aksi dalam Visual Memukau

Film animasi produksi studio MAPPA yaitu "Chainsaw Man The Movie: Reze Arc" mengguncang layar lebar dengan cerita dan visual yang bagus.
Poster film Chainsaw Man The Movie: Reze Arc (Sumber: imdb.com)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 16:31 WIB

Gowes Bukan Gaya-gayaan: Sepeda Bisa Jadi Solusi Urban Sustainability di Bandung

Tren bersepeda yang semula dianggap gaya-gayaan kini mulai menunjukkan potensi sebagai solusi urban sustainability yang nyata.
Tren bersepeda yang semula dianggap gaya-gayaan kini mulai menunjukkan potensi sebagai solusi urban sustainability yang nyata. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 15:31 WIB

Bandung dan Paradoks Kota Hijau: Potensi Besar yang Belum Tergarap

Bandung, kota kreatif dengan sejuta potensi, kini berhadapan dengan paradoks hijau.
Bandung, kota kreatif dengan sejuta potensi, kini berhadapan dengan paradoks hijau. (Sumber: Unsplash/Ikhsan Assidiqie)
Beranda 22 Okt 2025, 15:10 WIB

Insinerator Digencarkan, Tapi Bukan Solusi Tuntas Atasi Krisis Sampah di Kota Bandung

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, pun mengakui bahwa penggunaan insinerator tak bisa serampangan.
Salah satu insinerator di tempat pembuangan sampah di Kota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Jelajah 22 Okt 2025, 13:38 WIB

Saat Hacker Bjorka Bikin Polisi Kelimpungan Tiga Kali

Bjorka bikin polisi kelimpungan tiga kali. Dari Cirebon sampai Minahasa, negara sibuk memburu bayangan di layar komputer.
Ilustrasi hacker Bjorka.
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 12:48 WIB

Film Rangga & Cinta: Mengenang Kembali Kisah Romansa Masa Remaja

Film Rangga & Cinta dikemas dengan nuansa awal 2000-an yang autentik.
 Salah satu adegan film Rangga & Cinta (Sumber: X/@habisnontonfilm)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 11:51 WIB

Mengokohkan Sistem Manajemen Kinerja: Pilar Penggerak Profesionalitas ASN

Penguatan sistem manajemen kinerja ASN bukan sekadar urusan teknis, tetapi langkah strategis membangun birokrasi berdampak.
Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: Pemkot Magelang)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 10:10 WIB

Menakar Ulang Feodalisme Pesantren

Esai ini ditulis dalam rangka memperingati hari santri.
Ilustrasi santri yang sedang belajar di pesantren. (Sumber: Pexels/Mufid Majnun)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 09:12 WIB

Selusin 'Fun Fact' buat Kita yang Sering Salah Kaprah Menyama-nyamakan Setiap Agama

Masalahnya, cara pandang itu sering banget dipakai buat bikin dunia agama terlihat rapi dan gampang dipahami.
Buku Pengantar tentang Agama-Agama (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 05:21 WIB

Khalifah di Era Konsumerisme: Menemukan Keseimbangan dengan Menjaga Lingkungan

Modernitas telah membawa manusia hidup dalam era konsumerisme.
Tugas kita hari ini adalah menanam benih peradaban bumi yang hijau. Sekecil apapun itu karena menjaga bumi adalah bagian dari ibadah seorang Hamba kepada Pencipta-Nya. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 21 Okt 2025, 20:51 WIB

Menjaga Etika Jurnalistik

Trans7 telah mempertontonkan ketidaktahuannya akan sebuah tradisi yang sudah turun temurun dilakukan tanpa ada yang protes. 
media harus bekerja keras lagi mencari strategi untuk mendapat respons positif dari masyarakat. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 21 Okt 2025, 20:12 WIB

Angkat Tema ‘Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital”, AMSI Gelar Indonesia Digital Conference (IDC) 2025

IDC mengangkat tema “Sovereign AI: Menuju Kemandirian Digital”, yang menyoroti pentingnya kedaulatan dan kemandirian industri media dalam menghadapi gelombang transformasi digital berbasis AI.
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) kembali menyelenggarakan ajang tahunan Indonesia Digital Conference (IDC) 2025 di The Hub Epicentrum, Jakarta Selatan. (Sumber: AMSI)
Ayo Biz 21 Okt 2025, 18:39 WIB

Industri Pariwisata Jawa Barat, Lokomotif Ekonomi yang Menanti Lompatan Strategis

Pertumbuhan sektor pariwisata Jawa Barat tidak bisa dilepaskan dari kontribusi berbagai komponen industri, terutama perhotelan dan restoran.
Pertumbuhan sektor pariwisata Jawa Barat tidak bisa dilepaskan dari kontribusi berbagai komponen industri, terutama perhotelan dan restoran. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 21 Okt 2025, 17:19 WIB

Rebel Ridge dan Beratnya Mengungkap Penyimpangan Aparat Penegak Hukum

Rebel Ridge menyingkap sisi gelap aparat penegak hukum dan menggambarkan beratnya perjuangan rakyat sipil melawan ketidakadilan.
Poster Rebel Ridge (Sumber: Foto: Netflix Media Center/Poster Rebel Ridge (2024))
Ayo Biz 21 Okt 2025, 16:55 WIB

Menanam Cuan Tanpa Riba: Jalan Panjang Investasi Syariah di Tengah Dinamika Pasar Modern

Investasi telah menjadi strategi penting dalam mengelola pendapatan dan membangun masa depan finansial yang lebih stabil.
Investasi telah menjadi strategi penting dalam mengelola pendapatan dan membangun masa depan finansial yang lebih stabil. (Sumber: Freepik)