Warung Sangrai dan Misi Mengangkat Puyuh: Kuliner Lokal yang Tak Lagi Dianggap Sebelah Mata

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Kamis 04 Sep 2025, 16:54 WIB
Ketika banyak pelaku kuliner berlomba menyajikan olahan ayam dan bebek, Warung Sangrai memilih menjadikan burung puyuh sebagai menu utama. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Ketika banyak pelaku kuliner berlomba menyajikan olahan ayam dan bebek, Warung Sangrai memilih menjadikan burung puyuh sebagai menu utama. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Ketika banyak pelaku kuliner berlomba menyajikan olahan ayam dan bebek, Warung Sangrai memilih jalur yang tak biasa dengan menjadikan burung puyuh sebagai menu utama. Keputusan ini bukan sekadar strategi diferensiasi, melainkan bentuk keberanian dalam memperkenalkan alternatif unggas yang lebih sehat dan kaya rasa kepada masyarakat Indonesia.

Didirikan pada tahun 2011, Warung Sangrai memproklamirkan diri sebagai pelopor hidangan burung puyuh di Bandung. Dengan mengusung konsep lokal yang inovatif, mereka menyajikan puyuh muda dalam berbagai olahan, lengkap dengan 16 pilihan sambal khas Nusantara yang menggugah selera.

Burung puyuh yang digunakan berasal dari dua jenis yakni puyuh lokal dan puyuh Perancis. Puyuh lokal dikenal dengan cita rasa gurihnya, sementara puyuh Perancis memiliki ukuran tubuh yang lebih besar, mencapai 120 gram per ekor.

“Kami sengaja memilih puyuh muda agar teksturnya tetap empuk dan tidak alot,” ujar Asep Ishak Wiranta, General Manager Warung Sangrai.

Proses pengolahan dilakukan secara terpusat di Kitchen Center mereka di Kiaracondong, Bandung. Setelah diterima dari pemasok, puyuh dibumbui dengan resep rahasia, lalu dikirim dalam bentuk beku ke sepuluh cabang Warung Sangrai.

“Cabang hanya tinggal menggoreng atau membakar sebelum disajikan,” jelas Ishak.

Salah satu menu andalan adalah Puyuh Original, yakni puyuh goreng yang disajikan dengan lalapan dan sambal. Meski ukurannya kecil, sensasi menggigit tulang muda yang gurih membuat pengalaman bersantap jadi tak terlupakan. Dagingnya yang tipis justru menambah kenikmatan, apalagi dengan kandungan kolesterol yang rendah.

16 pilihan sambal khas Nusantara dari Warung Sangrai. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
16 pilihan sambal khas Nusantara dari Warung Sangrai. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Warung Sangrai tidak hanya menjual makanan, tetapi juga menyajikan edukasi gizi kepada konsumen. Di setiap meja tersedia pamflet informasi kandungan nutrisi burung puyuh, berdasarkan hasil uji dari Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada.

Hasilnya menunjukkan bahwa daging puyuh memiliki kadar kolesterol lebih rendah dan protein lebih tinggi dibandingkan ayam dan bebek. Namun, memperkenalkan puyuh sebagai menu utama bukan perkara mudah. Di awal berdirinya, banyak konsumen yang salah paham.

“Dulu banyak yang mengira kami jual telur puyuh. Ada juga yang takut kolesterolnya tinggi karena terbiasa dengan stigma telur puyuh,” kenang Ishak.

Tantangan edukasi menjadi bagian penting dalam strategi bisnis mereka. Warung Sangrai harus meyakinkan masyarakat bahwa daging puyuh bukan hanya lezat, tetapi juga sehat.

“Kalau bicara puyuh, konsumen asumsinya pasti telur puyuh yang kolesterolnya tinggi, padahal dagingnya rendah,” tegas Ishak.

Untuk menjaga kualitas, Warung Sangrai bekerja sama dengan peternak puyuh lokal yang sudah menjadi mitra tetap. Konsistensi pasokan dan kualitas menjadi prioritas utama.

“Kami hanya pakai puyuh muda. Kalau terlalu tua, teksturnya jadi keras dan tidak cocok untuk sajian kami,” tambahnya.

Menu puyuh di Warung Sangrai. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Menu puyuh di Warung Sangrai. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Meski sudah memiliki sejumlah cabang, Warung Sangrai masih menghadapi tantangan dalam memperluas pasar. Konsumen Indonesia cenderung memilih unggas yang sudah populer. Namun, perlahan tapi pasti, puyuh mulai mendapat tempat di hati masyarakat.

“Kami terus edukasi. Sekarang sudah banyak yang tertarik bermitra karena dianggap unik dan anti-mainstream,” ujar Ishak.

Keunikan Warung Sangrai bukan hanya pada menunya, tapi juga pada pendekatan bisnisnya. Mereka menggabungkan inovasi kuliner dengan edukasi gizi, menciptakan pengalaman makan yang informatif dan menyenangkan. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang mencari sesuatu yang berbeda.

Strategi branding Warung Sangrai juga terbilang cerdas. Dengan mengangkat puyuh sebagai ikon kuliner, mereka berhasil menciptakan identitas yang kuat di tengah persaingan bisnis makanan.

“Kami ingin jadi pilihan utama bagi mereka yang bosan ayam dan bebek,” kata Ishak.

Selain itu, Warung Sangrai membuka peluang kemitraan bagi pelaku UMKM yang ingin bergabung. Dengan sistem dapur pusat dan distribusi bahan baku yang efisien, mitra hanya perlu fokus pada pelayanan dan penyajian. Ini menjadi model bisnis yang menarik bagi banyak calon pengusaha kuliner.

Kini, Warung Sangrai bukan hanya dikenal di Bandung, tapi juga mulai merambah kota-kota lain. Dengan semangat inovasi dan komitmen terhadap kualitas, mereka membuktikan bahwa burung puyuh bisa menjadi primadona kuliner yang tak kalah menggoda.

“Memang kita masih punya tugas untuk mengedukasi kandungan dari puyuh ini, tapi lambat laun sudah mulai bisa diterima. Di banyak tempat, banyak yang ingin bermitra dengan kita. Dianggap bisnis yang unik, anti-mainstream,” tutup Ishak.

Informasi Warung Sangrai

Alamat di Jalan LLRE Martadinata St No.63, Citarum, Bandung Wetan, Bandung City, West Java 40115

Instagram: https://www.instagram.com/warungsangrai

Alternatif kuliner atau UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/6KumoqRdcK
  2. https://s.shopee.co.id/70ATc5KVDl
  3. https://s.shopee.co.id/3Axl35c0bC
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 06 Sep 2025, 18:59 WIB

Muludan, Rindu Rosul

Semua maha karya itu menegaskan satu kerinduan, kecintaan pada Rasulullah SAW tak pernah lekang dimakan zaman.
Suasana malam di Masjid Raya Al Jabbar. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 06 Sep 2025, 11:39 WIB

Kenapa Harus Pakai Earphone Bagus?

Earphone adalah perangkat audio kecil yang digunakan dengan cara ditempelkan atau dimasukkan ke dalam telinga untuk mendengarkan suara secara pribadi.
Ilustrasi foto Earphone (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 06 Sep 2025, 10:34 WIB

Kopi Toko Tua, Bukan Hanya Sekedar Tempat Ngopi di Braga

Di tengah padatnya aktivitas Kota Bandung, ada satu tempat yang bisa membuatmu merasa seperti kembali ke masa lalu. Kopi Toko Tua, sebuah kafe bergaya kolonial, menghadirkan suasana vintage yang hanga
Kopi Toko Tua (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 06 Sep 2025, 09:38 WIB

Opak Linggar, Cemilan Tradisional dari Rancaekek

Pencinta kuliner khas Sunda baiknya melirik kudapan sederhana yang masih bertahan di tengah gempuran camilan modern. Namanya Opak Linggar, jajanan tradisional yang diproduksi di Linggar, Rancaekek
Ilustrasi Foto Opak Linggar. (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 05 Sep 2025, 19:28 WIB

10 Netizen Terbaik Agustus 2025 dengan Total Hadiah Rp1,5 Juta

Ayobandung.id dengan bangga mengumumkan 10 netizen terpilih dengan kontribusi terbaik di kanal AYO NETIZEN sepanjang Agustus 2025.
Ayobandung.id dengan bangga mengumumkan 10 netizen terpilih dengan kontribusi terbaik di kanal AYO NETIZEN sepanjang Agustus 2025. (Sumber: Unsplash/Bram Naus)
Ayo Biz 05 Sep 2025, 18:42 WIB

Lisung Dulang Resto Menyuguhkan Strategi Etnik di Tengah Tren Wedding Resto Bandung

Di tengah lanskap yang penuh inovasi, Lisung Dulang Resto tampil sebagai salah satu pelaku usaha yang mampu bertahan dan beradaptasi.
Di tengah lanskap yang penuh inovasi, Lisung Dulang Resto tampil sebagai salah satu pelaku usaha yang mampu bertahan dan beradaptasi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 05 Sep 2025, 17:56 WIB

Kompakers Bandung: Komunitas Perempuan yang Menjadikan Fotografi sebagai Ruang Tumbuh dan Bisnis

Puluhan fotografer perempuan yang tergabung dalam Kompakers Bandung menjadikan fotografi sebagai ruang tumbuh, berkarya, dan berbagi cerita.
Puluhan fotografer perempuan yang tergabung dalam Kompakers Bandung menjadikan fotografi sebagai ruang tumbuh, berkarya, dan berbagi cerita. (Sumber: dok. Kompakers Bandung)
Ayo Jelajah 05 Sep 2025, 17:50 WIB

Sejarah Pahit Keemasan Kopi Priangan di Zaman Kolonial, Kalahkan Yaman via Preangerstelsel

Kopi Priangan pernah jadi primadona dunia lewat Preangerstelsel, menumbangkan dominasi Yaman dan menyisakan jejak pahit bagi petani lokal.
Koffie Pakhuis alias gudang penyimpanan kopi zaman kolonial yang kini berubah fungsi jadi Balai Kota Bandung. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 05 Sep 2025, 16:46 WIB

Stereotipe 'si Kabayan' Masih Menempel Laki-Laki Keturunan Sunda

Apakah si Kabayan juga merepresentasikan identitas laki-laki suku Sunda?
Iustrasi orang Sunda. (Sumber: Unsplash/Zulfikar Arifuzzaki)
Ayo Biz 05 Sep 2025, 12:50 WIB

Bakso Jumbo dan Doa Panjang: Perjalanan Kuliner Sumarmi di Kedai Bakso Laman Astaghfirullahaladzim

Tak semua nama warung makan lahir dari strategi branding. Kadang, nama itu muncul dari momen spontan yang kemudian melekat kuat di benak pelanggan.
Seporsi menu bakso di kedai Bakso Laman Astaghfirullahaladzim. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 05 Sep 2025, 09:52 WIB

Eksistensi dan Penggunaan Bahasa Sunda di Kota Bandung

Bahasa Sunda adalah bahasa ibu bagi suku Sunda. Penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari sudah mulai bergeser.
Pertunjukan Wayang Golek sebagai Budaya Sunda (Sumber: Pexels)
Beranda 05 Sep 2025, 07:16 WIB

Mengenal Greenwashing, Muslihat Korporasi yang Mengklaim Ramah dan Peduli Lingkungan

Simbol daun, warna hijau, atau gambar bumi kerap dipakai untuk memperkuat kesan seolah produk tersebut benar-benar berkelanjutan.
Ilustrasi greenwashing.
Ayo Netizen 04 Sep 2025, 20:39 WIB

Modifikasi Camilan Cipuk alias Aci Kerupuk

Cipuk atau aci kerupuk merupakan makanan yang terbuat dari campuran aci(tepung tapioka) dengan kerupuk.
Cipuk (Aci Kerupuk) Mang Adin (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 04 Sep 2025, 17:45 WIB

Demam Koleksi Figur Estetik: Ketika FOMO Menyulut Tren Boneka Desainer di Bandung

Perburuan boneka desainer bukan lagi sekadar hobi koleksi, tapi menjelma jadi gaya hidup yang menggabungkan seni, estetika, dan dorongan psikologis untuk tak ketinggalan tren.
Perburuan boneka desainer bukan lagi sekadar hobi koleksi, tapi menjelma jadi gaya hidup yang menggabungkan seni, estetika, dan dorongan psikologis untuk tak ketinggalan tren. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 04 Sep 2025, 17:36 WIB

Berburu Barang Bekas di Pasar Loak Terbesar di Bandung

Namanya juga Pasar Loak Astana Anyar, ya pasti berada di Jalan Astana Anyar, Kota Bandung.
Pasar Loak Astana Anyar. (Sumber: Ayobandung.com)
Ayo Biz 04 Sep 2025, 16:54 WIB

Warung Sangrai dan Misi Mengangkat Puyuh: Kuliner Lokal yang Tak Lagi Dianggap Sebelah Mata

Ketika banyak pelaku kuliner berlomba menyajikan olahan ayam dan bebek, Warung Sangrai memilih menjadikan burung puyuh sebagai menu utama.
Ketika banyak pelaku kuliner berlomba menyajikan olahan ayam dan bebek, Warung Sangrai memilih menjadikan burung puyuh sebagai menu utama. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 04 Sep 2025, 16:32 WIB

Nilai Kehidupan dan (5 List Rekomendasi) Kulineran di Bandung  

Bicara soal kuliner khas Bandung langsung kebayang segala jenis makanan yang lagi viral.
Es Cendol Elizabeth, kuliner legendaris Bandung sejak 1970-an. (Sumber: Instagram @escendolelizabethofficial)
Ayo Biz 04 Sep 2025, 15:37 WIB

Mamata Craft dan Ondang Dahlia: Merajut Cinta, Merawat Bumi

Mamata Craft, hobi yang tumbuh bersama waktu. Terlahir menjadi sebuah gagasan menjadikan kain sisa sebagai jalan hidup dan kontribusi nyata bagi lingkungan.
Ondang Dahlia, owner Mamata Craft. (Sumber: dok pribadi)
Ayo Netizen 04 Sep 2025, 14:49 WIB

Cuanki, Cari Uang Gak Hanya Modal Janji

Cuanki adalah salah satu kuliner yang populer di Kota Bandung.
Bakso Cuanki Gading (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Jelajah 04 Sep 2025, 13:04 WIB

Sejarah Bandung, Kota Impian Koloni Eropa yang Dijegal Gubernur Jenderal

Bandung pernah jadi kota impian kolonial, tapi kebijakan tanam paksa kopi menutup Priangan bagi orang asing hingga 1852.
Suasana Bandung tahun 1968. (Sumber: Flickr | Foto: Frank Stamford)