AYOBANDUNG.ID -- Indonesia sedang berduka. Hujan deras yang tak kunjung reda di Sumatera berubah menjadi banjir bandang dan longsor, merenggut ribuan nyawa dan meninggalkan luka yang dalam. Di balik tangisan keluarga yang kehilangan, ada pertanyaan besar yang menggantung di udara: sampai kapan kita akan terus mengabaikan tanda-tanda alam?
Bencana ini bukan sekadar peristiwa alam. Tapi adalah cermin dari rapuhnya hubungan manusia dengan hutan, sungai, dan tanah yang selama ini menopang kehidupan. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan laju deforestasi Indonesia masih ratusan ribu hektare per tahun. Angka itu bukan sekadar statistik, melainkan potret nyata dari hutan yang hilang, habitat yang musnah, dan tanah yang kehilangan daya serap air.
Di tengah kabar duka, sebuah gerakan kecil hadir di Bandung. PT Surya Energi Indotama (SEI) kembali menggelar program “SEI Hijaukan Bumi”. Alih-alih mengirim karangan bunga untuk merayakan ulang tahun perusahaan, mereka memilih menanam pohon di Taman Keanekaragaman Hayati, Cibiru. Sebuah simbol sederhana, namun sarat makna, mengganti seremoni dengan aksi nyata.
"Kegiatan yang kita lakukan ini (menanam pohon) bisa dibilang merupakan langkah kecil, namun apabila digalakkan bersama akan memberi dampak yang besar untuk masa mendatang,” ungkap Direktur Utama SEI, I Made Sandika Dwiantara.
Dukungan datang dari berbagai stakeholder, mulai dari PT Len Industri hingga perbankan seperti BNI dan BTN. Tahun ini, terkumpul seribu bibit pohon dari manggu, mahoni, alpukat, ki bungur, ki damar, manglid, hingga bambu kuning. Tahun sebelumnya, jumlahnya bahkan lebih banyak, mencapai 1.870 bibit. Angka-angka ini mungkin terlihat kecil dibanding luas hutan yang hilang, tetapi setiap pohon adalah janji kehidupan.

“Kegiatan SEI Hijaukan bumi ini menjadi langkah kecil yang kita berikan untuk membuat bumi lebih baik. Semoga SEI terus menjadi bagian dari kegiatan yang peduli terhadap lingkungan," ucap Syah Maula dari DLH Kota Bandung.
Antusiasme peserta terlihat jelas. Karyawan, stakeholder, hingga media massa turun langsung menanam pohon. Ada senyum, ada harapan, ada rasa kebersamaan yang jarang kita temukan dalam seremoni formal. Pohon-pohon yang ditanam bukan sekadar batang kayu, melainkan simbol solidaritas manusia dengan bumi.
Fenomena ini sejalan dengan tren baru di masyarakat. Semakin banyak komunitas yang memilih aksi nyata yakni urban farming di perkotaan, gerakan mengurangi plastik sekali pakai, hingga kampanye menanam pohon di desa-desa. Kesadaran kolektif mulai tumbuh, meski perlahan.
Di dunia usaha, konsep ESG (Environmental, Social, and Governance) kini menjadi tolok ukur. SEI, sebagai perusahaan energi terbarukan, menunjukkan bahwa komitmen lingkungan bukan sekadar jargon, melainkan tindakan nyata. Di tengah krisis iklim, langkah seperti ini menjadi relevan dan mendesak.
Bencana di Sumatera adalah alarm keras. BNPB menegaskan bahwa daerah dengan kerusakan hutan tinggi lebih rentan terhadap longsor dan banjir. KLHK mencatat bahwa rehabilitasi hutan harus dilakukan secara masif jika kita ingin mengurangi risiko. Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) pun menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.

Gerakan kecil seperti SEI Hijaukan Bumi menjadi inspirasi. Mengganti karangan bunga dengan bibit pohon adalah transformasi budaya yang menyentuh. Gerakan ini mengajarkan bahwa kepedulian bisa diwujudkan dalam bentuk sederhana, namun berdampak panjang.
Oleh karena itu, I Made Sandika Dwiantara menegaskan, momentum ini harus dijaga. Dari tragedi lahir kesadaran, dari kesadaran lahir aksi. Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita.
Di tengah duka, kita menemukan secercah harapan. Gerakan kecil ini pun mengingatkan bahwa bumi bisa pulih jika manusia mau berkomitmen. Dan mungkin, dari satu bibit pohon yang ditanam hari ini, lahirlah masa depan yang lebih hijau, lebih aman, dan lebih manusiawi.
“Bukan hanya sekedar seremoni, tapi ini langkah konkretnya PT SEI dalam mendukung kegiatan kelestarian bumi, kelestarian hutan, kelestarian lingkungan seperti itu," pungkas I Made Sandika Dwiantara.
Alternatif kebutuhan bibit pohon atau produk serupa: