Di tengah padatnya deretan rumah di kawasan Perumahan Jalan Panaitan Nomor 22, Kebon Pisang, Sumur Bandung, berdiri sebuah kafe yang kini tengah naik daun di kalangan anak muda, warung Bi Eem.
Sekilas, warung kali ini tampak seperti cafe, bukan warung biasa untuk nongkrong.
Namun siapa sangka, tempat yang terlihat sederhana namun estetik ini pernah menjadi lokasi syuting film legendaris “Dilan”, yang otomatis membuatnya viral di berbagai media sosial. Dari situlah, warung Bi Eem mulai dikenal luas, terutama oleh para pecinta film romantis Indonesia.
Meski awalnya dikenal karena popularitas film, warung Bi Eem kini telah melangkah lebih jauh. Suasana nyaman, desain unik, dan nuansa khas Bandung membuat warung ini menjadi pilihan utama banyak anak muda untuk sekadar nongkrong, mengerjakan tugas, atau menikmati waktu santai.
Menurut Dafi, salah satu pengunjung setia warung Bi Eem, tempat ini memiliki suasana yang benar-benar bikin betah.
“Tempatnya nyaman banget buat nongkrong dan nugas. Walaupun cuacanya lagi panas, di sini tetap berasa adem karena banyak pepohonan di sekitar dan konsep tempatnya juga terbuka. Jadi suasananya sejuk banget,” ujarnya (12/10/2025).
Memang, keunggulan warung Bi Eem bukan hanya pada sejarah viralnya, tapi juga pada konsep ruang yang memadukan nuansa alam dan kota. Area duduk yang dikelilingi pepohonan membuat udara terasa segar, ditambah dengan desain interior yang khas Bandung: sedikit retro, sedikit artsy, tapi tetap terasa hangat dan sederhana.
Setiap sudutnya instagramable dari dinding bercat krem dengan sentuhan mural, hingga kursi-kursi kayu yang menambah kesan homey. Tak heran, banyak pengunjung yang datang bukan hanya untuk menyeruput kopi, tapi juga untuk berfoto ria.
Selain suasana yang nyaman, menu warung Bi Eem juga cukup beragam. Dari makanan berat seperti nasi goreng, pizza, dan chicken steak, hingga camilan ringan seperti french fries dan roti bakar semuanya tersedia. Untuk minuman, kafe ini menyediakan berbagai pilihan mulai dari milky series seperti milky blush, milky breeze, sampai minuman kekinian seperti es matcha latte dan matchafogato.
Harga yang ditawarkan pun relatif terjangkau. Tidak bisa dibilang murah, tapi juga tidak mahal standar kafe anak muda Bandung. Dengan kisaran harga mulai dari belasan ribu hingga sekitar tiga puluh ribuan, pengunjung sudah bisa menikmati suasana yang cozy lengkap dengan cita rasa kopi yang nikmat.
Warung Bi Eem bukan hanya sekadar tempat nongkrong, tapi juga simbol gaya hidup anak muda Bandung masa kini. Di tengah hiruk pikuk kota, mereka mencari tempat yang bisa memberi ketenangan, ruang untuk produktif, sekaligus tetap estetik. Dan warung Bi Eem berhasil memenuhi semua itu.
Tidak heran jika setiap sore hingga malam, hampir semua meja terisi oleh kelompok anak muda ada yang sibuk dengan laptopnya, ada yang asyik mengobrol, dan ada pula yang hanya menikmati waktu dengan segelas kopi sambil mendengarkan musik indie yang lembut mengalun.
Viral karena film Dilan mungkin menjadi awal dari ketenaran warung Bi Eem, tapi yang membuatnya bertahan hingga kini adalah kenyamanan dan atmosfer khas Bandung yang jarang ditemukan di tempat lain.
Warung ini berhasil menggabungkan kenangan sinematik dengan kehangatan interaksi nyata. Banyak yang datang karena penasaran dengan “lokasi Dilan”, tapi kembali lagi karena suasana yang bikin rindu. (*)