Persib: Kami di Asia, Kamu di Mana?

Dudung Ridwan
Ditulis oleh Dudung Ridwan diterbitkan Kamis 06 Nov 2025, 15:16 WIB
Persib Bandung saat berhasil menang 2-0 atas Selangor FC. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Persib Bandung saat berhasil menang 2-0 atas Selangor FC. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

HARI INI, Senin, 6 November 2225 klub kesayangan dan kebanggaan Kota Bandung--lebih luas  lagi--tanah Pasundan, Persib Bandung, dijadwalkan bertanding melawan Selangor FC Malaysia di ajang AFC Champions League Two (ACL Two). Laga Selangor FC vs Persib Bandung malam nanti akan digelar di Stadion MBPJ, Petaling Jaya, Malaysia, pukul 19.15 WIB.

Laga Selangor FC vs Persib Bandung merupakan pertemuan yang kedua kali. Sebelumnya, Selangor FC kalah dari Persib Bandung 2 gol tanpa balas saat berlaga di Stadion Gelora Bandung Lautan Api Oktober 2025 lalu.

Persib Bandung sebagai pemuncak klasemen Grup G ACL Two telah mengantongi 7 poin. Hasil itu merupakan dari 2 kemenangan dan 1 kali imbang. Kini, klub berjuluk Maung Bandung itu hanya membutuhkan 2 kali kemenangan untuk masuk ke babak 16 besar.

Jika menang atas Selangor FC, Persib Bandung tak perlu bergantung pada laga lainnya. Peluang Persib Bandung lolos berdasarkan footy ranking mencapai 71 persen ke babak selanjutnya. 

Jika kalah, Persib Bandung masih memiliki 3 laga di fase grup ini termasuk lawan Selangor FC. Jika melawat ke Selangor FC diakhiri dengan kekalahan, Persib Bandung masih menyisakan 2 laga lagi termasuk jadi tuan rumah. Selangor FC saat ini berada di klasemen terbawah dengan 3 kali kekalahan. Jika menang atas Persib Bandung, poinnya pun juga tak beranjak dari dasar klasemen.

Untuk mendukung laga penting itu, para bobotoh dari dalam negeri ditambah dengan bobotoh yang tinggal di Malaysia menyambut kedatangan para pemain Persib sejak dari bandara. Yel yel Persib Bandung dari Bobotoh menggema. Kuala lumpur serasa Bandung. Di media sosial, Bobotoh, the jakmania, aremania, dan Bonek bersatu mendukung dan berharap Persib menang dan menatap Asia. Yang mencengangkan, sebanyak 800 tiket yang disediakan panitia khusus untuk bobotoh, ludes dalam sekejap. 

Yang menarik, jauh-jauh hari menjelang laga krusial ini, ada yang tak biasa. Di papan reklame di sebuah sudut kota Kuala Lumpur--di tempat strategis--terpampang  sebuah videotron atau billboard yang berisi tentang iklan Persib, sebuah klub kebanggaan tanah Pasundan. Padahal, Ini Kuala Lumpur, Malaysia, Bung, bukan di Bandung.

Di Iklan itu di antaranya tertulis:

We are Persib

Persib melangkah lebih jauh di Asia

Kami di Asia, kamu di mana?

Persib Bandung saat bermain di ACL 2. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Persib Bandung saat bermain di ACL 2. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Dengan latar belakang para pemain Persib dan keelokan kota Bandung.

Video iklan Persib jelas banget target pasarnya bukan fans lokal lagi, tapi targetnya adalah pasar regional ASEAN yang cakupannya lebih luas, bahkan Asia. Sasarannya orang di Asia mesti tahu bahwa di dunia ini ada klub hebat bernama Persib Bandung. Inilah Persib asal Kota Bandung yang punya empat gelar juara Liga Indonesia yang kini mewakili Indonesia di kancah Asia. 

Pertanyaannya kemudian adalah layakkah Persib Bandung tampil di pentas Asia bahkan dunia? 

Mengapa tidak? Karena bukankah setiap negara yang sepak bolanya maju pasti punya satu atau dua klub raksasa yang jadi wajah sepak bola kebanggaan negara mereka?

Jerman punya Bayern Munich, Spanyol punya Real Madrid dan Barcelona. Mereka bukan cuma klub, tapi sudah jadi identitas nasional. Lalu Indonesia? Dan Persib adalah pilihan yang masuk akal. 

Konon, menurut sejumlah pengamat ternyata Persib merupakan proyek strategis PSSI. Benarkah klaim ini atau ini hanya harapan? 

Sepakbola tanah air kita cukup bergairah. Kita punya liga seru. Kita punya El Clasico yang mendebarkan. Kita juga punya suporter kreatif yang tak tertandingi di dunia. Tapi kenapa kita belum punya klub yang bisa secara konsisten menjadi brand yang dihormati?

Sejumlah pengamat mengatakan, masalah yang sangat klasik yaitu konsistensi. Klub kita ini musim ini jago, musim depan hilang. Belum lagi manajemen sering berganti dan paling sering terjadi adalah masalah finansial di mana banyak sekali kasus keterlambatan gaji pemain. Akibatnya liga kita terasa jalan di tempat.

PSSI sebagai federasi punya tugas berat. Mereka harus menciptakan klub percontohan yang bisa beroperasi 100% profesional dan mandiri. Juga memiliki fasilitas terbaik dan menjadi role model bagi klub lain.

Mengapa Persib yang paling logis dan masuk akal untuk disebut sebagai proyek strategis? Menurut pengamat, jawabannya ada di tiga hal. Sejarah, massa, dan industri

Pertama, sejarah Persib atau cikal bakalnya BIVB, yaitu Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond adalah salah satu pendiri PSSI. Nilai historis ini tak terbantahkan. Persib bukan sekadar klub, tapi bagian dari DNA sepak bola nasional. 

Kedua, massa atau dukungan. Bobotoh adalah kekuatan industri yang luar biasa. Loyalitas mereka adalah jaminan stabilitas finansial dan atmosfer pertandingan. Jumlah dan fanatisme mereka adalah aset tak ternilai yang bisa menjamin keberlangsungan klub profesional jangka panjang. 

Ketiga, potensi industri. Persib kini di bawah naungan PT Persib Bandung bermartabat atau PTPB. Dengan basis suporter yang masif, potensi merchandise, tiket, dan sponsor mereka adalah yang terbesar di Indonesia. Jika dikelola dengan standar global, Persib punya kapasitas finansial untuk bersaing di level Asia. 

Jadi, ketika PSSI ingin memajukan liga secara logis, mereka membutuhkan Persib untuk berada di puncak standar. Bukan dalam arti dibantu di lapangan, tapi dijadikan standar pengelolaan klub yang sesungguhnya. Semoga. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dudung Ridwan
Tentang Dudung Ridwan
Jurnalis dan Pengamat Bulutangkis
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 06 Nov 2025, 18:24 WIB

Gerakan Muhammadiyah dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muhammadiyah telah merespons krisis iklim global dengan pendekatan yang sistematis, holistik, dan terinstitusionalisasi.
Krisis iklim global menerpa kampung/kota di Indonesia (Sumber: https://muhammadiyah.or.id/2023/08/atasi-krisis-iklim-muhammadiyah-digandeng-klhk-bangun-20-ribu-kampung-iklim-di-seluruh-indonesia/)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 18:12 WIB

Icip Bakso Solo Samrat yang Sedang Happening

Bakso Solo Samrat merupakan salah satu Bakso yang sedang happening di kalangan konten kreator atau masyarakat umum.
Bakso Keju Lumer dan Es Kacang Brenebon (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 06 Nov 2025, 17:41 WIB

Eksistensi HvB di Bandung, Komunitas yang Menghidupkan Sejarah Lewat Tubuh dan Teater

Historia van Bandung (HvB), komunitas ini menjadikan tubuh, kostum, dan aksi teatrikal sebagai medium untuk menghidupkan kembali masa perjuangan Indonesia.
Historia van Bandung (HvB), komunitas ini menjadikan tubuh, kostum, dan aksi teatrikal sebagai medium untuk menghidupkan kembali masa perjuangan Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 17:10 WIB

Warung Viral di Bandung yang Jadi Tempat Nongkrong Favorit Anak Muda

Meski awalnya dikenal karena popularitas film, warung Bi Eem kini telah melangkah lebih jauh.
Meski awalnya dikenal karena popularitas film, warung Bi Eem kini telah melangkah lebih jauh. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Jelajah 06 Nov 2025, 17:00 WIB

Hikayat Kiaracondong, Tujuan Urbanisasi Kaum Pekerja Zaman Baheula

Kisah Kiaracondong yang bermula dari sebatang pohon miring hingga jadi kawasan industri, stasiun besar, dan simpul macet abadi Bandung.
Para buruh pekerja Artillerie Constructie Winkel (ACW) di Kiaracondong yang merupakan cikal bakal PT Pindad. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 16:50 WIB

Literasi Digital Sejak Dini, Bekal Anak Masa Kini

Literasi digital sejak dini bukan untuk menjauhkan anak dari teknologi.
Ilustrasi teknologi digital di sekitar anak-anak saat ini. (Sumber: Pexels/Ron Lach)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 16:19 WIB

Tembok Demokrasi dalam Keadilan Buku-Buku Cetak

Kenapa buku dan suara rakyat harus dipenggal?
Ilustrasi buku cetak. (Sumber: Pexels/Element5 Digital)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 15:16 WIB

Persib: Kami di Asia, Kamu di Mana?

Persib Bandung, dijadwalkan bertanding melawan Selangor FC Malaysia di ajang AFC Champions League Two (ACL Two).
Persib Bandung saat berhasil menang 2-0 atas Selangor FC. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 13:54 WIB

Opini dan Fakta dari Perspektif Jurnalistik

Tsunami fakta, kebanjiran fakta, hujan fakta. Mungkin kita pernah melihat dan membaca komentar seperti itu ketika menjelajahi media sosial.
Pengetahuan tentang opini dan fakta penting untuk semua orang. (Sumber: PEXELS | Foto: Judit Peter)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 12:09 WIB

Perjuangan Seorang Santri Menebarkan Ilmu Melalui Kitab Kuning

Di balik kesederhanaan seorang santri di Madrasah Aliyah Sukamiskin, tersimpan kisah yang begitu hangat dan menginspirasi.
Defan, seorang pemuda asal Bandung yang menjadikan kitab kuning bukan sekadar bacaan, tetapi jalan untuk menempa karakter dan memperkuat keyakinan hidupnya. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 09:12 WIB

Mimpi UMKM Lokal di Panggung Livin’ Fest 2025

Livin’ Fest 2025 jadi panggung bagi UMKM muda menunjukkan karya dan cerita mereka.
Antusias Pengunjung Livin' Market 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis| Foto: Firqotu Naajiyah)
Ayo Netizen 06 Nov 2025, 07:42 WIB

Perspektif Lain Sejarah Indonesia lewat Buku Dalih Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa

Buku Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa merupakan buku yang menyajikan perspektif lain dari sejarah yang selama ini kita yakini.
Buku Dalih Pembunuhan Massal Karya Jhon Roosa (Sumber: Instagram | Katalisbook)
Ayo Netizen 05 Nov 2025, 20:12 WIB

Keringat yang Bercerita, Potret Gaya Hidup Sehat di Perkotaan

Melalui feature ini pembaca diajak menyelami suasana pagi yang penuh semangat di tengah denyut kehidupan masyarakat perkotaan.
Ilustrasi olahraga lari. (Sumber: Pexels/Ketut Subiyanto)
Mayantara 05 Nov 2025, 19:29 WIB

Budaya Scrolling: Cermin dari Logika Zaman

Di banyak ruang sunyi hari ini, kita melihat pemandangan yang sama, seseorang menunduk menatap layar, menggulir tanpa henti.
Kita menyebutnya scrolling, para peneliti menyebutnya sebagai ritual baru zaman digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 05 Nov 2025, 18:38 WIB

Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus, antara Keresahan Orang Tua dan Tantangan Penerimaan

Selain faktor akses, stigma sosial menjadi penghalang besar. Tidak sedikit orang tua yang enggan memeriksakan anak karena takut dicap atau dikucilkan.
Ilustrasi. Deteksi dini anak berkebutuhan khusus masih menjadi isu mendesak di Indonesia. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 05 Nov 2025, 17:21 WIB

10 Penulis Terpilih Oktober 2025: Kritik Tajam untuk Bandung yang 'Tidak Hijau'

Inilah 10 penulis terbaik yang berhasil menorehkan karya-karya berkualitas di kanal AYO NETIZEN sepanjang Oktober 2025.
Banjir di Kampung Bojong Asih, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, pada Minggu, 9 Maret 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 05 Nov 2025, 14:48 WIB

Cibunut Berwarna Ceminan Semangat Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda di Gang-gang Kota Bandung

Kampung Cibunut menjelma menjadi simbol pemberdayaan ekonomi wilayah dan pemuda melalui semangat ekonomi kreatif yang tumbuh dari akar komunitas.
Kampung Cibunut menjelma menjadi simbol pemberdayaan ekonomi wilayah dan pemuda melalui semangat ekonomi kreatif yang tumbuh dari akar komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 05 Nov 2025, 12:49 WIB

Hikayat Pelarian Eddy Tansil, Koruptor Legendaris Paling Diburu di Indonesia

Kisah dramatis pelarian Eddy Tansil, koruptor legendaris yang lolos dari LP Cipinang tahun 1996 dan tak tertangkap hingga kini, jadi simbol abadi rapuhnya hukum di Indonesia.
Eddy Tansil saat sidang korupsi Bapindo. (Sumber: Panji Masyarakat Agustus 1994)
Ayo Netizen 05 Nov 2025, 11:49 WIB

Garis Merah di Atas Kepala Kita

Refleksi Moral atas Fenomena S-Line dan Krisis Rasa Malu di Era Digital
poster film S-Line (Sumber: Video.com)
Ayo Netizen 05 Nov 2025, 10:55 WIB

Bergadang dan Tugas, Dilema Wajar di Kalangan Mahasiswa?

Feature ini menyoroti kebiasaan bergadang mahasiswa yang dianggap wajar demi tugas dan fokus malam hari.
Ilustrasi mengerjakan tugas di waktu malam hari (Sumber: Pribadi | Foto: Muhamad Alan Azizal)