Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban dari kota-kota sekitar menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian. (Sumber: dok. Summarecon)

Ayo Biz

Pasar Properti Bandung 2025: Celah Investasi di Tengah Lonjakan Permintaan

Senin 06 Okt 2025, 18:36 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Bandung bukan sekadar kota wisata atau pusat mode. Di balik pesona kulinernya dan semangat kreatif anak mudanya, kota ini menyimpan potensi besar sebagai ladang bisnis properti hunian yang terus berkembang. Tahun 2025 menjadi titik balik penting, ketika geliat pasar hunian menunjukkan arah baru yang menjanjikan, bukan hanya bagi pengembang besar, tapi juga pelaku usaha lokal dan investor pemula.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, indeks pembangunan manusia (IPM) kota ini mencapai 83,75 pada 2024, menandakan kualitas hidup yang tinggi dan daya beli masyarakat yang terus meningkat. Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban dari kota-kota sekitar menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian.

Tren properti 2025 menunjukkan pergeseran preferensi konsumen. Rumah tapak bergaya tropis modern di pinggiran kota seperti Gedebage, Buah Batu, dan Bandung Timur mulai dilirik oleh keluarga muda dan pembeli rumah pertama. Sementara itu, apartemen dan hunian vertikal di pusat kota tetap diminati oleh mahasiswa, pekerja urban, dan investor sewa harian.

Pasar properti Bandung juga menunjukkan segmentasi yang matang. Dari hunian sederhana hingga premium, dari studio hingga rumah keluarga, permintaan tersebar merata. Ini membuka peluang bagi berbagai skala pengembang, termasuk UMKM konstruksi, arsitek lokal, dan penyedia material bangunan.

Salah satu indikator positif adalah kehadiran Summarecon Expo 2025 di Bandung. Meski bukan satu-satunya pemain, kehadiran mereka menjadi cerminan bahwa Bandung kini masuk radar strategis pengembang nasional. Dalam gelaran sebelumnya di Serpong, Summarecon berhasil membukukan penjualan Rp 410 miliar dari 128 unit properti. Di Bandung, mereka membawa konsep serupa, namun dengan pendekatan lokal yang lebih adaptif.

“Kami melihat Bandung sebagai kota yang punya potensi besar, terutama dari sisi keluarga muda yang mencari hunian pertama,” ujar Sharif Benyamin, Director PT Summarecon Agung Tbk, saat pembukaan expo di Summarecon Mall Bandung.

Namun, peluang ini tak datang tanpa tantangan. Harga tanah di Bandung terus merangkak naik, terutama di kawasan strategis. Selain itu, generasi milenial dan Gen Z yang kini mendominasi pasar memiliki ekspektasi berbeda: rumah harus fleksibel, ramah lingkungan, dan terintegrasi dengan gaya hidup digital.

Menjawab tantangan ini, beberapa pengembang mulai mengusung konsep rumah berarsitektur tropis modern yang memadukan estetika lokal dan teknologi pintar. Material bangunan pun makin selektif, dengan penggunaan granit premium, sistem smart home, dan pendingin hemat energi.

Pemerintah Kota Bandung sendiri telah menetapkan arah pembangunan hunian yang berkelanjutan. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terbaru, kawasan Bandung Timur dan Gedebage diarahkan sebagai pusat pertumbuhan baru, lengkap dengan akses tol, jalur kereta cepat, dan fasilitas publik.

“Pembangunan hunian harus sejalan dengan visi kota yang inklusif dan berkelanjutan. Kami mendorong pengembang untuk tidak hanya membangun rumah, tapi juga membangun komunitas,” ujar Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Bandung, Ir. Yudi Indrawan.

Selain hunian pribadi, pasar sewa juga menunjukkan tren positif. Kehadiran kampus ternama, pusat kreatif, dan destinasi wisata membuat permintaan terhadap apartemen sewa, guest house, dan co-living space terus tumbuh. Ini membuka peluang bagi investor kecil dan pemilik lahan untuk mengembangkan properti sewa berbasis komunitas.

Bandung juga punya modal sosial yang kuat. Komunitas arsitek, desainer interior, dan pengusaha lokal siap mendukung ekosistem properti yang lebih kreatif dan berdaya saing. Ini menjadikan bisnis hunian di Bandung bukan hanya soal bangunan, tapi juga soal cerita, gaya hidup, dan identitas.

“Bandung bukan hanya pasar, tapi juga laboratorium ide. Kami percaya masa depan properti di sini akan ditentukan oleh kreativitas, kolaborasi, dan keberanian untuk berinovasi," ujar Executive Director Summarecon Bandung, indarko Hasan.

Dengan segala dinamika dan potensi yang ada, Bandung kini berdiri di ambang kebangkitan properti. Bagi pelaku usaha, investor, dan masyarakat, ini adalah momentum untuk ikut membentuk wajah hunian masa depan di kota yang tak pernah berhenti berkreasi.

Alternatif produk hunian atau UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/3VbQcQHODi
  2. https://s.shopee.co.id/40XhDOaTlg
  3. https://s.shopee.co.id/2B6323ga8Z
Tags:
pertumbuhan ekonomi lokalbisnis hunianpelaku usahapembangunan infrastrukturbisnis properti hunian

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Reporter

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Editor