Siswa SD Negeri 067 Nilem dengan didampingi guru dan orang tua mengikuti karnaval merah putih saat melintas di Jalan Nilem, Kota Bandung, Kamis 14 Agustus 2025. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Ayo Netizen

Semarak Pawai dan Lomba Agustusan 

Senin 18 Agu 2025, 11:40 WIB

Rasanya tak afdol bila agustusan tidak dibarengi dengan pawai jampana, karnaval kemerdekaan dan lomba unik khas memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.

Betapa tidak, hampir seharian Aa Akil, anak kedua dari pagi sampai sore mengikuti pawai dan perlombaan di wilayah Cibiru Kota Bandung. 

"Bah, pokoknya seru banget Aa bisa ikut pawai dan banyak dapat juara, uang Rp.43.000 dari lomba agustusan!" ujar bocah kelas kelas lima saat membuka obrolan malam yang terasa lebih dingin untuk wilayah Bandung dan berbeda dengan hari-hari biasanya. BMKG menjelaskan dinginnya bisa mencapai 14 derajat celcius. Akibat dominasi angin monsun Australia. 

"Alhamdulillah Aa!" jawabku singkat. 

Siswa SD Negeri 067 Nilem dengan didampingi guru dan orang tua mengikuti karnaval merah putih saat melintas di Jalan Nilem, Kota Bandung, Kamis 14 Agustus 2025. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Meriah! Pawai Karnaval Agustusan di Babakan Dangdeur

Pagi yang cerah itu, suasana Babakan Dangdeur, RT 01 RW 04 Pasir Biru, Cibiru, Kota Bandung, begitu semarak pada gelaran pawai karnaval peringatan Hari Kemerdekaan RI. Warga tumpah ruah, dari anak-anak, kaula muda, bapak-ibu, hingga orang tua, berbaur dalam iringan langkah penuh warna-warni.

Lantunan lagu khas kemerdekaan, teriakan hidup, merdeka, NKRI harga mati, umbul-umbul, kibaran bendera merah putih, pernak pernik hasil bumi menghias jampana. Semakin guyub, meneguhkan energi kebersamaan, semangat dan gotong royong. 

Pawai dimulai dari Lapang Voli HSP RT 02 RW 04. Dari sana, rombongan bergerak menuju Masjid Nurul Iman, melintasi gapura RW 04, lalu menuruni jalan ke arah Pemancingan Surya Mas. Arak-arakan terus berjalan melewati area Erabarala dekat rumah Pa Uju Pasir, kemudian berputar ke arah Jati sebelum akhirnya kembali lagi ke Lapang Voli HSP sebagai garis akhir.

Di tengah perjalanan, sempat ada momen unik. Speaker yang digunakan untuk mengiringi musik pawai harus singgah dulu di rumah Teteh Safa. Setelah itu, kembali diangkut menuju Erabarala untuk kembali memeriahkan suasana kemerdekaan.

Kemeriahan pawai semakin terasa berkat kreativitas warga. Masing-masing RT menampilkan kostum khas dengan ciri berbeda-beda.

RT 1 RW 4 tampil dengan busana tradisional Sunda: pangsi dan kebaya; RT 2 RW 4 hadir dengan kostum hasil kreasi dari barang bekas; RT 3 RW 4, RT 4 RW 4, dan RT 5 RW 4 kompak memakai busana merah putih; RT 6 RW 4 kembali menghidupkan suasana dengan kostum dari bahan daur ulang.

Alunan dog-dog yang mengiringi perjalanan membuat langkah peserta semakin bersemangat. Tawa, sorak sorai, dan sorakan penonton di pinggir jalan menambah kesan guyub dan hangatnya kebersamaan warga.

Ya, bukan sekadar pawai, karnaval ini menjadi wujud nyata semangat persatuan dan kreativitas masyarakat Babakan Dangdeur dalam merayakan kemerdekaan.

Sejumlah ibu rumah tangga mengikuti berbagai lomba 17 Agustus di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: AyoBandung | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Asyik! Ikut Lomba Agustusan di Serambi Masjid Ar-Rahman 

Hari Ahad itu serambi Masjid Ar-Rahman, RT 01 RW 04, ramai oleh gelak tawa anak-anak dan sorak-sorai ibu-ibu, bapak-bapak. Setelah salat Dzuhur, warga langsung memulai berbagai lomba khas Agustusan, terutama bocah cilik, balita.

Ada lomba makan kerupuk, makan kue, memasukkan sedotan ke dalam botol, joget paling heboh, hingga joget pakai balon yang seru banget karena balonnya nggak boleh jatuh.

Aa Akil ikut meramaikan perlombaan khas Agustusan. Saking serunya. 

"Di lomba makan kerupuk, Aa berhasil meraih juara 3 dan dapat hadiah Rp5.000; Untuk lomba makan kue, Aa jadi juara 1 dengan hadiah Rp10.000; Pada lomba masukin sedotan ke botol, Aa juara 1 dan dapat hadiah Rinso; Di lomba joget balon, Aa dapat juara 3 dan hadiah Rp5.000 lagi."

Belum selesai di situ, ada momen saweran di serambi masjid yang ditunggu-tunggu anak-anak. "Dari situ aku berhasil mengumpulkan uang Rp43.000," sambil tersenyum dan mengucapkan syukur kepada Allah atas rizki dan nikmat kemerdekaan RI ke-80. 

Lomba berakhir menjelang salat Ashar. Meski lelah, suasananya seru banget. Rasanya, Agustusan tahun ini penuh kebahagiaan, kehangatan sekaligus keberuntungan! 

Siswa SD Negeri 067 Nilem dengan didampingi guru dan orang tua mengikuti karnaval merah putih saat melintas di Jalan Nilem, Kota Bandung, Kamis 14 Agustus 2025. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Walhasil, agustusan bukan sekadar perayaan, tapi menjadi momen guyub penuh warna, ceria, asyik yang menguatkan semangat kemerdekaan, meneguhkan tradisi, kebudayaan di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi. 

Pasalnya, kebudayaan merupakan salah satu fondasi karakter bangsa. Sebagai bangsa yang besar tidak akan melupakan tradisi, budaya sendiri.

Dengan demikian, kehadiran budaya suatu daerah harus menjadi pilar penyangga atas keberlangsungan dan keutuhan NKRI. Selamat Hari Kemerdekaan RI ke-80. Merdeka! (*)

Tags:
Lomba Agustusan17 AgustusHari Kemerdekaan Indonesia

Ibn Ghifarie

Reporter

Aris Abdulsalam

Editor