Ketika Warisan Suci Dikoyak oleh Skandal dan Kekuasaan, Masihkah Ulama sebagai Pewaris Nabi?

Taufik Hidayat
Ditulis oleh Taufik Hidayat diterbitkan Minggu 17 Agu 2025, 20:42 WIB
Nabi-nabi tidak mewariskan harta, tahta, atau kekuasaan. Mereka mewariskan ilmu yang membebaskan, akhlak yang mulia, dan keberanian melawan kezaliman (Sumber: Pexels/Ahmet Çığşar)

Nabi-nabi tidak mewariskan harta, tahta, atau kekuasaan. Mereka mewariskan ilmu yang membebaskan, akhlak yang mulia, dan keberanian melawan kezaliman (Sumber: Pexels/Ahmet Çığşar)

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang semakin materialistis, hadis "Ulama adalah pewaris para nabi"sering diulang-ulang seperti mantra sakral. Ia dibacakan dalam pengajian, dikutip dalam khutbah, dan dijadikan pembenaran atas otoritas keagamaan yang seolah tak terbantahkan.

Tapi, benarkah para ulama hari ini masih mewarisi misi kenabian? Atau justru gelar itu telah berubah menjadi topeng yang menutupi wajah-wajah busuk di baliknya?

Realita yang kita saksikan sungguh memilukan. Beberapa tahun terakhir, media massa ramai memberitakan ulama dan kiai yang terlibat pencabulan terhadap santriwati, menguras dana umat untuk kepentingan pribadi, atau bermain politik kotor dengan dalih "jihad".

Yang lebih ironis, ketika kasus-kasus itu mencuat, banyak pengikutnya justru dengan arogan membela sang "ulama" daripada membela korban atau menuntut keadilan. Seolah-olah gelar keagamaan membuat seseorang kebal dari kritik, bahkan kebal dari hukum.

Dari beberapa kasus yang telah terjadi, perlu kita bertanya: sebenarnya ini warisan Nabi atau malah warisan Firaun?

Nabi-nabi tidak mewariskan harta, tahta, atau kekuasaan. Mereka mewariskan ilmu yang membebaskan, akhlak yang mulia, dan keberanian melawan kezaliman, meski harus berhadapan dengan penguasa sekalipun.

Lihatlah Nabi Musa yang menantang Firaun, Nabi Ibrahim yang menghancurkan berhala, atau Nabi Muhammad yang membela kaum mustadh'afin. Lalu, apa yang diwariskan sebagian "ulama" hari ini?

Ada yang mewariskan budaya taklid buta, di mana umat dilarang kritis dan harus patuh mutlak pada satu figur. Ada yang mewariskan mentalitas korup, menganggap dana umat sebagai hak pribadi.

Ada pula yang mewariskan politik pecah belah, memanfaatkan sentimen agama untuk menggalang kekuatan. Jika begini keadaannya, apakah mereka pewaris nabi, atau justru penerus tradisi Firaun yang menggunakan agama sebagai alat legitimasi kekuasaan?

Yang lebih berbahaya adalah ketika gelar "ulama" dijadikan tameng untuk menghindari pertanggungjawaban. Begitu seseorang disebut "kiai" atau "ustadz", kesalahannya sering dimaklumi, bahkan dibela mati-matian oleh pengikutnya.

Kasus pencabulan? "Itu fitnah!" Korupsi dana masjid? "Dia kan sudah berjasa besar!" Kolaborasi dengan penguasa zalim? "Itu untuk kemaslahatan umat!"

Inilah penyakit kronis yang menggerogoti dunia keulamaan dan kultus individu. Seorang ulama tidak lagi dinilai dari integritas dan ketakwaannya, tapi dari seberapa besar pengaruhnya, seberapa banyak pengikutnya, atau seberapa dekat dia dengan kekuasaan.

Akibatnya, yang lahir bukanlah pemimpin umat yang rendah hati, melainkan "selebritas agama" yang haus pujian dan penghormatan.

Umat pun Turut Bersalah

Ada banyak kisah yang lazim dialami oleh para jamaah haji selama menunaikan rukun Islam kelima tersebut. (Sumber: Pexels/Mutahir Jamil)
Ada banyak kisah yang lazim dialami oleh para jamaah haji selama menunaikan rukun Islam kelima tersebut. (Sumber: Pexels/Mutahir Jamil)

Kita tidak bisa hanya menyalahkan para ulama yang bobrok. Umat juga turut bersalah karena pada realitanya seringkali menciptakan pasar bagi ulama-ulama gadungan.

Ada permintaan akan figur yang "sakti", yang bisa memberikan jimat kesejahteraan, yang bisa mengabulkan segala hajat—maka munculah "ulama" yang menjual jimat, mengklaim diri sebagai wali, atau menawarkan fatwa instan tanpa dasar ilmu yang jelas.

Selain itu, umat sering terjebak dalam fanatisme buta. Ketika seorang ulama jelas-jelas melanggar hukum, banyak yang lebih memilih menyerang media atau pihak yang mengkritik daripada mengakui kesalahan sang figur.

Sikap seperti ini hanya memperpanjang budaya impunitas, di mana ulama korup atau predator bebas berkeliaran karena merasa dilindungi oleh massa.

Ulama sejati bukanlah mereka yang pandai beretorika di mimbar, tapi yang hidupnya sederhana, ilmunya mendalam, dan konsisten antara kata dan perbuatan.

Seperti Imam Syafi’i yang menolak hadiah penguasa karena tak ingin terikat, atau Imam Ahmad bin Hanbal yang dipenjara demi mempertahankan kebenaran. Mereka tidak mencari popularitas, apalagi kekayaan. Tugas mereka hanya menyampaikan ilmu dan menegakkan keadilan.

Masyarakat juga harus lebih kritis. Gelar "ulama" tidak boleh lagi dijadikan tameng kekebalan. Jika ada kiai yang mencabuli santri, dia harus dihukum setimpal. Jika ada ustadz yang korupsi, dia harus dituntut di pengadilan.

Agama terlalu suci untuk dibela mati-matian sementara nilai-nilainya diinjak-injak oleh oknum berjubah dan bersurban.

Oleh karena itu, kita membutuhkan gerakan reformasi dalam dunia keulamaan. Ulama harus kembali diuji bukan dari gelarnya, tapi dari integritas, keilmuan, dan ketakwaannya.

Pesantren dan lembaga keagamaan harus lebih ketat dalam mencetak kader, bukan hanya mengajarkan fiqih, tapi juga akhlak, kejujuran, dan tanggung jawab sosial.

Warisan nabi terlalu agung untuk dinodai oleh oknum-oknum serakah. Jika ulama hari ini ingin benar-benar disebut "pewaris nabi", maka mereka harus berani membersihkan diri dari segala penyakit hati, dengan kesombongan, ketamakan, dan haus kekuasaan.

Atau, sejarah akan mengenang mereka bukan sebagai penerus Nabi, tapi sebagai pengkhianat misi suci itu sendiri. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Taufik Hidayat
Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 19:34 WIB

Pengetahuan dan Imajinasi

Ilmu pengetahuan bukan saja sangat siap menghadapi segala imajinasi manusia segila apa pun.
Setiap imajinasi muncul dari sebuah inspirasi yang dapat menembus khayalan “imajinasi jauh lebih penting dari Agama” menurut Albert Einstein. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Biz 21 Nov 2025, 18:58 WIB

Langkah UMKM Jawa Barat Menggenggam Dunia Melalui Export Coaching Program 2025

UMKM telah lama disebut sebagai tulang punggung ekonomi. Kini denyutnya tak lagi hanya berjualan di pasar domestik, tetapi berani melangkah ke panggung global.
UMKM telah lama disebut sebagai tulang punggung ekonomi. Kini denyutnya tak lagi hanya berjualan di pasar domestik, tetapi berani melangkah ke panggung global. (Sumber: Bank Indonesia Jawa Barat)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 18:27 WIB

Museum Geologi Hidupkan Edukasi lewat 'Day and Night at The Museum'

Museum Geologi Bandung menghadirkan program "Day and Night at The Museum" sebagai cara menarik minat masyarakat dengan edukasi kebumian.
Museum Geologi Bandung menghadirkan program "Day and Night at The Museum" sebagai cara menarik minat masyarakat dengan edukasi kebumian. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 21 Nov 2025, 17:55 WIB

Blogger BDG Menjaga Semangat Kota Bandung Lewat Cerita dan Komunitas

Komunitas Blogger BDG hadir sebagai wadah yang menampung semangat untuk merawat merawat memori kota dengan cara yang intim, personal, dan penuh cinta.
Komunitas Blogger BDG hadir sebagai wadah yang menampung semangat untuk merawat merawat memori kota dengan cara yang intim, personal, dan penuh cinta. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:27 WIB

Melihat Tuturan 'Arogan' dari Kacamata Linguistik

Esai ini membedah percakapan anggota DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, dengan peserta pada suatu forum SPPG di Bandung.
Jikapun ada masyarakat yang bersikap arogan pada pemerintah atau pejabat lantas memangnya kenapa? (Sumber: Ilustrasi oleh ChatGPT)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:02 WIB

Mewujudkan Kota Bandung yang Ramah bagi Wisata Pedestrian

Trotoar-trotoar yang seharusnya diperuntukkan bagi pedestrian beralih fungsi menjadi tempat parkir kendaraan, khususnya roda dua.
Pengerjaan revitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Lombok Kota Bandung pada Jumat, 26 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:43 WIB

Sanghyang Kenit: Surga Wisata Alam Bandung Barat, Tawarkan Banyak Wahana dalam Satu Destinasi

Salah satu destinasi yang semakin populer adalah Sanghyang Kenit, sebuah kawasan wisata alam yang terletak di Cisameng, Kecamatan Cipatat.
tebing batu unik di Sanghyang Kenit yang dialiri arus sungai deras, menciptakan pemandangan alam yang khas dan menarik perhatian pengunjung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Nada Ratu Nazzala)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)