Tacit Knowledge: Menyelamatkan Sejarah dari Lupa Kolektif

Bayu Hikmat Purwana
Ditulis oleh Bayu Hikmat Purwana diterbitkan Senin 18 Agu 2025, 10:47 WIB
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. (Sumber: Dok. Direktorat Jenderal Kebudayaan)

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. (Sumber: Dok. Direktorat Jenderal Kebudayaan)

Membayangkan membaca buku sejarah yang hanya berisi daftar tanggal dan nama tokoh, tanpa cerita manusia di baliknya. Apa yang hilang? Bukan sekedar memori pribadi, tapi pengetahuan berharga yang memberi makna pada peristiwa tersebut.

Sejarah sejatinya lahir dari penggalan ingatan, catatan, dan persfektif yang dirangkai dalam sebuah narasi manusiawi.

Menyimak pemberitaan dengan isu “penulisan ulang sejarah di Indonesia” di dalamnya memicu dinamika perdebatan. Di balik hangatnya dinamika perdebatan tersebut, ada yang hal yang luput dan jarang dibicarakan, yaitu hilangnya pengetahuan. Kalaupun pengetahuan itu telah diperoleh, seberapa terbuka akses pengetahuan tersebut?

Pertanyaan penting muncul, seberapa banyak pengetahuan yang harus diketahui publik di balik peristiwa 1965, perjalanan panjang Irian Jaya menjadi Papua, ataupun rangkaian peristiwa lepasnya timor timur dari pangkuan ibu pertiwi?.

Sejarah sosial bukan sekedar fakta, melainkan akumulasi pergulatan pengetahuan, pilihan, dan perjuangan setiap aktor yang terlibat. Berbeda dengan peristiwa ilmiah seperti perubahan status Pluto dari planet ke drawt planet dalam tata surya (solar system).

Peristiwa sosial memerlukan lesson learned, pemaknaan terhadap pengalaman berharga yang dapat menjadi pelajaran bagi generasi sekarang dan yang akan datang.

Tacit Knowledge: Pengetahuan yang Hidup dalam Cerita

Dalam kajian knowledge management, pengetahuan yang melekat dalam kesan pribadi, intuisi, pengalaman, tradisi lisan, dan ingatan kolektif disebut tacit knowledge.

Pengetahuan ini hidup dan tumbuh subur dalam cerita saksi mata (pelaku sejarah) dan interpretasi pewarisnya, namun rapuh karena dimakan usia dan terkungkung oleh ego yang mengatasnamakan stabilitas. Satu persatu perpustakaaan hidup pergi tanpa meninggalkan cerita.

Ketika arsip minim bahkan bias, tacit knowledge yang diolah melalui heuristik, verifikasi, interpretasi, dan hostografi menjadi penopang utama keandalan informasi peristiwa sosial (sejarah).

Mohammad Hatta (kiri) dan Soekarno (kanan) dalam sebuah kesempatan. (Sumber: Wikimedia)
Mohammad Hatta (kiri) dan Soekarno (kanan) dalam sebuah kesempatan. (Sumber: Wikimedia)

Pegetahuan ini dapat diubah menjadi explicit knowledge melalui wawancara mendalam, penggalian cerita lisan, atau forum berbagi pengelaman yang mendorong publik untuk berkontribusi.

Pengelolaan tacit knowledge dalam penulisan ulang sejarah tidak sekedar memperbaharui narasi resmi, tetapi menambah lapisan interpretasi yang memberi warna, konteks, dan makna, sehingga memperkaya ingatan kolektif bangsa.

Hal ini menjadi kontras dengan pandangan ironis bahwa sejarah hanyalah milik penguasa atau pemenang. Sejarah tidak seharusnya menjadi monopoli, sejarah adalah milik semua orang yang pernah mengalaminya.

Risiko Kehilangan Tacit Knowledge di Instansi Pemerintah

Seperti bangsa yang kehilangan jejak sejarahnya, Instansi pemerintah juga berisiko kehilangan identitas dan kapabalitasnya jika mengabaikan tacit knowledge. Pengetahuan kritis yang tersimpan di kepala pegawai senior, pimpinan, atau tim teknis dapat hilang saat mereka pindah tugas, pensiun, atau terjadi restrukturisasi.

Akibatnya organisasi berpotensi mengulang kesalahan, kehilangan inovasi, dan lambatnya adaptasi menghadapi tantangan baru untuk memberikan pelayanan publik berkualitas.

Jika negara membutuhkan sejarawan dan arsiparis untuk menjaga memori kolektifnya, instansi pemerintah membutuhkan Chief of Learning Officer, Knowledge Manager, dan komunitas internal pembelajaran untuk menjaga dan menghidupkan tacit knowledge yang dikelola dalam pranata Corporate University (Corpu).

Tacit knowledge adalah harta yang rapuh, tidak terlihat, tidak terdokumentasi, namun bisa menjadi fondasi yang kuat bagi keberhasilan pelayanan publik di masa depan.

Sejarah bukanlah milik narasi resmi, sejarah hidup dalam ingatan, cerita, dan pengalaman yang diturunkan dari generasi ke generasi. Media dan institusi yang mampu menyelami sisi manusiawi dari pelaku sejarah menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan memori bangsa.

Seperti yang sering diingatkan Bung Karno dengan jargon “Jas Merah” jangan sekali-kali melupakan sejarah. Dengan pengarsipan tacit knowledge, institusi tidak sekedar mencatat masa lalu, tetapi memberi “jiwa” untuk menjaga kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara dari lupa kolektif. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Bayu Hikmat Purwana
Analis Kebijakan dengan bidang kepakaran pengembangan kapasitas ASN di Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Talenta ASN Nasional Lembaga Administrasi Negara
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 18 Agu 2025, 15:01 WIB

Melirik Potensi Bisnis Ikan Gabus Hias yang Punya Harga Jual Jutaan Rupiah

Ikan gabus yang dulu dianggap tak bernilai berubah status menjadi primadona baru di kalangan penghobi ikan hias. Hewan air tawar yang biasa ditemukan di rawa dan sungai ini kini diperdagangkan dengan
Ikan gabus hias. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Jelajah 18 Agu 2025, 14:58 WIB

Sejarah Pertempuran Lengkong Besar, Pasukan Bambu Runcing Dibombardir Tank dan Panser

Sejarah Pertempuran Lengkong Besar di jantung Bandung, pemuda berbekal senjata seadanya melawan tank Gurkha dan pesawat Mustang.
Tank pasukan Gurkha dalam sebuah pertempuran di Asia Tenggara tahun 1945. (Sumber: Imperial War Museums)
Ayo Biz 18 Agu 2025, 13:40 WIB

Rahasia Kesuksesan Kopi Klenteng, Warkop Favorit di Jantung Kota Bandung

Di kawasan Pecinan Bandung, tepatnya di Jalan Kelenteng No. 26, Andir, terdapat sebuah kedai kopi kecil yang selalu ramai oleh pengunjung. Meski ukurannya tidak besar, Kopi Kelenteng berhasil menyedot
Kopi Klenteng (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 11:40 WIB

Semarak Pawai dan Lomba Agustusan 

Agustusan bukan sekadar perayaan, tapi menjadi momen guyub penuh warna, ceria, dan asyik.
Siswa SD Negeri 067 Nilem dengan didampingi guru dan orang tua mengikuti karnaval merah putih saat melintas di Jalan Nilem, Kota Bandung, Kamis 14 Agustus 2025. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 10:47 WIB

Tacit Knowledge: Menyelamatkan Sejarah dari Lupa Kolektif

Pengetahuan yang melekat dalam kesan pribadi, intuisi, pengalaman, tradisi lisan, dan ingatan kolektif disebut tacit knowledge.
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat. (Sumber: Dok. Direktorat Jenderal Kebudayaan)
Ayo Netizen 18 Agu 2025, 08:54 WIB

Fenomena Bendera One Piece dari Perspektif Penggemar

Fandom One Piece yang biasanya membahas spoiler dan fan-theory tiba-tiba menjadi sangat ramai dengan tuduhan makar.
Bendera Jolly Roger alias bajak laut Akagami dalam serial One Piece berkibar di permukiman warga Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 20:42 WIB

Ketika Warisan Suci Dikoyak oleh Skandal dan Kekuasaan, Masihkah Ulama sebagai Pewaris Nabi?

Opini ini mempertanyakan kembali kesucian hadist nabi yang bermakna "ulama sebagai pewaris para nabi" melihat realita oknum kiai saat ini.
Nabi-nabi tidak mewariskan harta, tahta, atau kekuasaan. Mereka mewariskan ilmu yang membebaskan, akhlak yang mulia, dan keberanian melawan kezaliman (Sumber: Pexels/Ahmet Çığşar)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 18:06 WIB

Do'a 3 Tahun untuk Mukti-Mukti

Mukti adalah musisi balada unik dan menarik.
Mukti Mukti, musisi balada asal Bandung, wafat 15 Agustus 2022. (Sumber: Facebook/Mukti-Mukti)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 14:13 WIB

80 Tahun Komunikasi Publik Indonesia Beserta Kontras-nya

Tepat 80 tahun Indonesia berusia, Agustus 2025 ini.
Sejumlah siswa SD Negeri 067 Nilem dengan didampingi guru dan orang tua mengikuti karnaval merah putih saat melintas di Jalan Nilem, Kota Bandung, Kamia 14 Aguatus 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 12:07 WIB

Refleksi HUT RI ke-80: Merdeka di Era Baru

Tanggal 17 Agustus 1945 adalah tonggak besar bangsa Indonesia.
Paskibra yang terdiri dari pelajar terpilih dari sejumlah sekolah se-Kota Bandung itu berlatih untuk persiapan upacara HUT ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 17 Agu 2025, 10:27 WIB

Sejarah Kabar Proklamasi Kemerdekaan RI Sampai ke Bandung via Kantor Berita Domei

Dari kantor Domei, berita proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945 menyebar di Bandung melalui papan tulis, pamflet tinta merah, dan udara radio.
Kantor Domei cabang Jawa Barat di Bandung (sebelumya De Driekleur) yang jadi titik mulai sampainya kabar proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 (sebelumya De Driekleur). (Sumber: Ayobandung)
Ayo Netizen 17 Agu 2025, 09:39 WIB

Merayakan Birthday Trip di Garut

Birthday trip adalah kegiatan yang bisa dilakukan seseorang untuk merayakan hari ulang tahun dengan cara melakukan perjalanan singkat.
Pemandangan Kereta Commuter Line Garut (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Jelajah 17 Agu 2025, 00:58 WIB

Yang Dilakukan Soekarno Sebelum dan Sesudah Proklamasi Kemerdekaan

Rumah Maeda dan Pegangsaan Timur jadi saksi sejarah detik-detik menegangkan yang dijalani Bung Karno sebelum dan sesudah proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Mohammad Hatta (kiri) dan Soekarno (kanan) dalam sebuah kesempatan. (Sumber: Wikimedia)
Beranda 16 Agu 2025, 23:03 WIB

Kisah Siti Fatimah: Intel Cilik yang Menjadi Saksi Agresi Militer Belanda

Senyum sumringah Fatimah seketika hilang saat ia menceritakan dua sahabatnya yang gugur dalam bertugas.
Siti Fatimah (95) veteran yang dulu bertugas menjadi mata-mata saat usianya masih 15 tahun. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 19:03 WIB

Dari Genggaman Berujung Cuan, Perjalanan dan Strategi ala Owner Bisnis Online

Di tengah derasnya arus digitalisasi, Sofia melihat peluang bisnis di balik layar ponsel yang tak pernah lepas dari genggaman generasi muda.
Produk  pakaian jadi anak dari bisnis online TikiTaka Kids. (Sumber: dok. TikiTaka Kids)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 17:59 WIB

Ketika Panggung Berganti: Eksanti dan Kisah di Balik Jahitan Yumnasa

Eksanti memilih meninggalkan gemerlap dunia hiburan untuk membangun bisnis fesyen muslim yang ia beri nama Yumnasa.
Eksanti, owner dari brand fesyen muslim Yumnasa. (Sumber: Yumnasa)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 16:31 WIB

Arys Buntara dan Roemah Kentang 1908: Ketika Keberanian Menyulap Mitos Jadi Magnet Kuliner

Rumah Kentang, tempat yang konon dihuni aroma mistis dan cerita anak kecil yang jatuh ke dalam kuali. Tapi di mata Arys, rumah itu bukan kutukan, tapi peluang.
Penampakan depan dari resto hits di Kota Bandung, Roemah Kentang 1908. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 14:47 WIB

Sneaker, Sepatu yang Bisa Masuk dengan Gaya Pakaian Apapun

Sepatu sneaker merupakan jenis sepatu kasual yang awalnya dibuat untuk kebutuhan olahraga. Namun kini, sepatu ini lebih banyak digunakan sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari.
Ilustrasi foto sepatu sneaker (Pixabay)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 10:21 WIB

Hobi Bikin Kerajinan Tali Antarkan Merlin Jadi Juragan Gelang

Siapa sangka sebuah hobi menganyam tali bisa mengantar seseorang meraih kesuksesan besar. Merlin Sukmayadin (36), warga Kompleks Puri Cipageran Indah 2, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, KBB
Merlin Sukmayadin pengusaha gelang tali. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 16 Agu 2025, 09:19 WIB

Legenda Kulliner Sunda di Jantung Pasar Cihapit

Bandung dikenal sebagai surga kuliner dengan beragam pilihan makanan khas Jawa Barat. Di tengah ramainya perkembangan kafe modern, masih ada satu warung makan sederhana yang tetap menjadi primadona
Menu di warung makan Bu Eha. (Foto: GMAPS Bu Eha)