Menu Noka Coffee & Kitchen yang membawa jejak tradisi rasa dari tanah Kerinci, Jambi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Ayo Biz

Utami dan Resep Warisan yang Disulap Jadi Cita Rasa Kekinian: Kisah di Balik Noka Coffee & Kitchen

Jumat 18 Jul 2025, 17:05 WIB

AYOBANDUNG.ID -- Aroma masakan rumahan menyapa hangat para pencari rasa autentik di salah satu sudut di Jalan Bali, Kota Bandung. Tapi bukan sembarang rumahan, yang satu ini membawa jejak tradisi dari tanah Kerinci, Jambi.

Jalan Bali selayaknya menyimpan sebuah kisah yang tak terduga tentang seorang perempuan yang menjahit mimpi dari dapur kecil, aroma bumbu turun-temurun, dan keyakinan bahwa warisan bisa jadi jalan masa depan.

Namanya Utami Puti Sriwahyuni, atau Ami, seperti ia biasa disapa. Saat banyak orang mendirikan bisnis dengan resep instan, Ami memilih jalan panjang yang lebih personal.

Ia membuka Noka Coffee & Kitchen bukan hanya untuk berjualan, tetapi untuk menyampaikan cerita keluarganya yang berasal dari Kabupaten Kerinci, Jambi, cerita yang tertulis dalam tiap racikan dan hidangan.

“Semua resep ini resep warisan keluarga karena kita juga di Kerinci punya rumah makan. Apalagi menu makanan khas Kerinci itu terletak di bumbunya,” ujar Ami saat ditemui Ayobandung di kedainya.

Menu Noka Coffee & Kitchen yang membawa jejak tradisi rasa dari tanah Kerinci, Jambi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Tak ada investor besar, tak ada konsep yang digarap tim branding profesional, yang Ami punya adalah semangat, cita rasa masa kecil, dan hasrat menciptakan pengalaman yang hangat dan otentik.

Ia menamai menunya dengan istilah-istilah nyeleneh seperti Ayam Nyinyir, Cumi Nyinyir, hingga Dartol. Tapi di balik nama-nama unik itu, tersimpan filosofi bahwa makanan rumahan bisa tampil kekinian dan tetap menjaga akarnya.

“Ayam nyinyir ini terbuat dada ayam yang dimasak langsung sama bawang merah, bawang putih, cabai. Dan gimana biar ayamnya gak enek saat dimakan, ya kita bikin pedes,” jelas Ami, menjelaskan proses yang ia pelajari dan kembangkan sendiri.

Transformasi Ami bukan hanya soal dapur, tapi juga soal mental. Ia belajar mengganti rasa takut dengan eksperimen. Dartol, misalnya, adalah inovasi dari nasi ala Nyuyang, nenek buyut dalam budaya Kerinci. Ia menyulapnya menjadi sajian modern yang sehat dan penuh nostalgia.

“Menu itu andalan kita, nasi ini kita campur bakso sama telur dadar. Tapi prosesnya digoreng gak pakai minyak,” katanya, menyiratkan ketekunan dan kepekaan terhadap selera dan kesehatan.

Menu Cumi Nyinyir dari Noka Coffee & Kitchen (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Cumi Nyinyir jadi contoh lain, di mana cumi asin yang direndam air kelapa muda sebelum dimarinasi, lalu dibungkus nasi pandan dalam daun pisang agar wangi.

“Proses pembersihan cuminya juga kita teliti. Rempah khas Kerinci juga ada. Apalagi Kerinci rempah-rempah khasnya itu sereh,” imbuh Ami.

Bagi Ami, setiap piring yang ia sajikan kepada pelanggan adalah narasi. Ia tidak hanya menyajikan makanan, tetapi menyajikan dirinya, perjalanan seorang perempuan yang berani mendobrak stigma bahwa warisan hanya milik masa lalu. Ia membuktikan, bahwa warisan jika dirawat, bisa jadi identitas bisnis masa kini.

Noka Coffee & Kitchen bagi Ami bukan hanya tempat makan. Salah satu destinasi kuliner di Bandung ini adalah perwujudan dari semangat yang sederhana tapi teguh bahwa kecintaan terhadap budaya, dibalut kreativitas dan ketekunan, bisa menjadi kekuatan bisnis yang berkelanjutan.

Dan Ami? Ia adalah sosok perempuan muda yang menyulap rindu kampung halaman menjadi rasa, dan rasa menjadi cerita yang terus dihidangkan.

Alternatif kuliner dan UMKM serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/AKPh2ly8Js
  2. https://s.shopee.co.id/40VdVCxkCQ
  3. https://s.shopee.co.id/2B3zJsLrGv
Tags:
Noka Coffee & Kitchendestinasi kuliner di Bandungmakanan khas Kerinciresep warisanmasakan rumahan

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Reporter

Eneng Reni Nuraisyah Jamil

Editor