Meracik Sunda di Tengah Rimbunnya Awi: Kuliner, Edukasi, dan Warisan

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Kamis 17 Jul 2025, 16:51 WIB
Latar belakang Kebon Awi berakar pada keresahan Pria Eka, sang pendiri, yang tumbuh di keluarga pencinta budaya Sunda. (Sumber: Kebon Awi)

Latar belakang Kebon Awi berakar pada keresahan Pria Eka, sang pendiri, yang tumbuh di keluarga pencinta budaya Sunda. (Sumber: Kebon Awi)

AYOBANDUNG.ID -- Bandung terus bergemuruh dengan kafe instagenik nan kekinian, namun Kebon Awi Dago Cafe & Resto menjawab tantangan itu lewat bisnis kuliner berkelanjutan. Di bawah naungan pepohonan bambu, Pria Eka meramu visi besar melestarikan budaya Sunda dalam setiap hidangan.

Bagaimana tidak? Ketika memasuki gerbang Kebon Awi Dago Cafe & Resto, pengunjung seperti disambut oleh oase hijau di jantung Dago Atas Bandung. Rimbunnya 24 jenis bambu dari Indonesia hingga Jepang, China, dan Thailand, menciptakan suasana alam yang menenangkan.

Pandangan lurus menembus barisan pohon bambu, sementara aroma rempah khas menu Sunda menggoda selera. Di sinilah wisata kuliner bertemu edukasi budaya, membawa pengunjung tidak sekadar mencicipi hidangan, melainkan menghayati kisah di balik setiap sajian dan ruangnya.

Latar belakang Kebon Awi berakar pada keresahan Pria Eka, sang pendiri, yang tumbuh di keluarga pencinta budaya Sunda.

“Memang saya asli orang Sunda dan almarhum ayah saya kolektor bambu dan ibu juga seorang seniman dan antropolog. Adanya dukungan dan dorongan orang tua untuk ngamumule budaya Sunda dari sisi kuliner sehingga saya mengkonsepkan lebih ingin menciptakan kafe ini sebagai bentuk pelestarikan budaya Sunda,” tuturnya kepada Ayobandung.

Kebon Awi Dago Cafe & Resto. (Sumber: Kebon Awi)
Kebon Awi Dago Cafe & Resto. (Sumber: Kebon Awi)

Awalnya, pada 2013, lokasi ini hanyalah padepokan atau galeri kecil. Di tangan Pria, ruang itu disulap menjadi destinasi “cozzy” dengan nuansa Priangan yang kental. Deretan ukiran kayu, anyaman bambu, dan ornamen tradisional terpadu rapi, mengundang siapa saja untuk meresapi warisan lokal.

“Kebon Awi ini bukan sengaja kafe dibuat kebon awi, tapi pure kebon awi dibikin kafe. Kayak penataan, tata ruangnya dibuat semua improvisasi aja. Terutama di bagian luar saya lebih pertahankan etnis Sundanya,” jelas Pria.

Namun, keunikan terbesar hadir melalui konsep kuliner berbasiskan budaya. Meja-meja yang terhampar di antara bambu tak sekadar untuk bersantap, melainkan titik awal perjalanan edukasi.

“Saya bikin bisnis kafe ini berbasiskan budaya. Selain sisi kuliner, juga ingin mengangkat sisi edukasi. salah satunya wisata edukasi bambu dan kria atau kerajinan,” ujarnya.

Setiap pengunjung bisa menyusuri lorong bambu sambil belajar tentang teknik anyaman, pembuatan alat tradisional, hingga kisah hidup pohon–pohon yang membingkai ruang.

Di dapur, cita rasa Sunda menjadi primadona. Menu andalan seperti Nasi Cikur, Nasi Tutugg Oncom, Nasi Liwet, dan tumis iwung disajikan hangat dengan sambal khas priangan. Rebung yang diolah tak dibawa dari luar, melainkan dipanen langsung dari tunas bambu di area cafe.

“Pengunjung yang datang juga bilang rasa rebungnya beda dari rebung yang ada di pasaran,” imbuh Pria.

Menu di Kebon Awi Dago Cafe & Resto (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Menu di Kebon Awi Dago Cafe & Resto (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Meski menu utama mengangkat kekayaan kuliner Sunda, Kebon Awi tetap menyediakan pilihan Nusantara dan Western untuk melayani selera luas. Harga ditawarkan terjangkau, dengan paket spesial weekday bagi para pelajar hingga pekerja.

Seraya menyeruput kopi panas, pengunjung dapat menikmati sajian tanpa khawatir soal anggaran sesuai impian Pria untuk membuat wisata kuliner inklusif.

Tidak ada batasan segmentasi pengunjung, dari anak muda yang datang berpasangan di malam Minggu hingga keluarga besar yang bersantap di hari libur. Bahkan wisatawan mancanegara dari Malaysia, Singapura, Brunei, maupun India kerap memilih Kebon Awi sebagai destinasi.

“Semua segmen. Anak muda terutama kalau memang di weekend malam minggu lebih ke couple tapi kalau hari minggu biasanya kita banyak juga keluarga. Pernah ada juga yang dari Malaysia, Singapura, Brunei, dan India,” kata Pria.

Lebih dari sekadar kafe, Kebon Awi Dago adalah laboratorium kecil pelestarian budaya Sunda. Ornamen “suhunan” di bagian atap, gaya “julang ngapak,” hingga motif “capit gunting” dan “badak heuay” menegaskan identitas priangan pada setiap sudut.

Kebon Awi Dago Cafe & Resto. (Sumber: Kebon Awi)
Kebon Awi Dago Cafe & Resto. (Sumber: Kebon Awi)

Di sinilah Pria meneguhkan misi, untuk menghadirkan bisnis kuliner yang berkelanjutan sekaligus mengedukasi publik tentang khazanah etnis Sunda.

Di balik aroma bambu dan rempah Sunda, ada kisah keluarga, visi pelestarian, dan undangan untuk lebih mengenal warisan leluhur melalui setiap piring yang tersaji. Di sinilah budaya bertumbuh, satu gigitan demi satu gigitan.

Alternatif Kuliner dan UMKM:

  1. https://s.shopee.co.id/LcJSs0ndj
  2. https://s.shopee.co.id/6ppnCt6Xjh
  3. https://s.shopee.co.id/2qJeRZsr2I
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 17 Jul 2025, 20:14 WIB

Atlet Saling Sindir, Mencari Keadilan atau Memang Tak Ada Keadilan?

Beberapa waktu lalu sejumlah atlet ramai memprotes sikap pemerintah yang dinilai pilih kasih.
Hadiah jam tangan Rolex untuk pemain Timnas Indonesia dari Presiden Prabowo Subianto. (Sumber: Instagram Story/justinhubner5)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 16:51 WIB

Meracik Sunda di Tengah Rimbunnya Awi: Kuliner, Edukasi, dan Warisan

Wisata kuliner bertemu edukasi budaya, membawa pengunjung tidak sekadar mencicipi hidangan, melainkan menghayati kisah di balik setiap sajian dan ruangnya.
Latar belakang Kebon Awi berakar pada keresahan Pria Eka, sang pendiri, yang tumbuh di keluarga pencinta budaya Sunda. (Sumber: Kebon Awi)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 16:29 WIB

9 Partisipasi Anak Jadi Kunci Kota Ramah Lingkungan, Ini Cerita dari Jalan Kebon Bibit

Sekelompok mahasiswa ITB menggelar kegiatan edukatif dan partisipatif di Taman Cascade, Jalan Kebon Bibit, Kota Bandung.
Sekelompok mahasiswa ITB menggelar kegiatan edukatif dan partisipatif di Taman Cascade, Jalan Kebon Bibit, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 15:51 WIB

Ikhsanuddin Qothi, Dokter Influencer yang Membawa Angin Segar bagi Stigma Buruk Puskemas

Melalui kontennya ini, Dokter Ikhsanuddin Qothi pun kerap memberikan edukasi mengenai kesehatan.
Melalui kontennya ini, Dokter Ikhsanuddin Qothi pun kerap memberikan edukasi mengenai kesehatan. (Sumber: Instagram/Ikhsanuddin Qothi)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 14:32 WIB

Nekat tapi Optimis: Semangat Dony Membangun Bisnis Kuliner di Jantung Kota Bandung

Di tengah derasnya arus persaingan usaha dan tantangan yang tak kunjung surut, satu nama bersinar dengan keteguhan dan semangat bisnisnya, Dony Turdiyana.
Dony Turdiyana seorang pebisnis yang menjadikan keyakinan, keberanian, dan kepekaan pasar sebagai kompas hidupnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 12:51 WIB

Belajar dari Kasus bank bjb, Ketika Reputasi Dikejar lewat Popularitas dan Bukan Perbaikan

Influencer dalam instansi tak cukup modal populer dan memainkan narasi.
Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya. (Sumber: Youtube/Helmy Yahya Bicara)
Ayo Jelajah 17 Jul 2025, 12:40 WIB

Jejak Sejarah Pecinan Bandung yang Terancam Hilang Ditelan Kesemrawutan Kota

Dari Yap Lun hingga Pasar Baru, jejak sejarah Pecinan Bandung memudar di tengah kekacauan tata kota dan hilangnya bangunan warisan.
Salah satu kawasan Pecinan yang diperkirakan ada di Bandung zaman baheula. (Sumber: Leiden University Libraries Digital Collections)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 11:14 WIB

Ada Apa Saja di Pasar Baru?

Bandung dikenal sebagai surganya wisata belanja. Salah satu destinasi ikonik yang mewakili semangat perdagangan kota ini adalah Pasar Baru Trade Center.
Pasar Baru Bandrung Trade Center (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 10:03 WIB

Kehilangan Bahasa Kemanusiaan dan Bahasa Cinta

Bahasa tidak hanya sekadar alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi, tetapi dapat memengaruhi juga perubahan sosial.
Bahasa tidak hanya sekadar alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi, tetapi dapat memengaruhi juga perubahan sosial. (Sumber: Unsplash/Fahmi Ramadhan)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 09:48 WIB

Roti Gempol: dari 1958 Jadi Tempat Sarapan Legendaris di Tengah Kota Bandung

Di tengah geliat kuliner modern Kota Bandung, terdapat sebuah kedai roti sederhana yang terus bertahan sejak tahun 50-an. Namanya Roti Gempol, sebuah kedai legendaris yang dikenal sebagai tempat sarap
Roti Gempol tempat sarapan legendaris di Kota Bandung (Foto: GMAPS)
Beranda 17 Jul 2025, 08:49 WIB

Kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi Bikin Pendaftaran ke Sekolah Swasta Anjlok Hingga 50 Persen, Guru Terancam Kehilangan Kerja

Ia menambahkan, rata-rata penurunan jumlah siswa yang mendaftar SMK di Kota Cirebon sekitar 40-50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Rata-rata penurunan jumlah siswa yang mendaftar SMK di Kota Cirebon sekitar 40-50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (Sumber: Unsplash | Foto: Ed Us)
Beranda 17 Jul 2025, 06:31 WIB

Tahun Ajaran Baru Dimulai, Siswa SDN I Babakan Talang Belajar di Bangunan Darurat: Satu Ruangan untuk Dua Kelas, Duduk Lesehan

Luas totalnya hanya sekitar 105 meter persegi, dibagi menjadi tiga ruang, dan masing-masing ruang digunakan oleh dua kelas sekaligus dengan penyekat triplek tipis
Siswa SDN I Babakan Talang mengawali tahun ajaran baru di bangunan darurat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 18:44 WIB

“Indonesia Surganya Herbal”: Gerakan Nabawi Health Merawat Perempuan Lewat Warisan Tanaman Obat

Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya.
Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 16 Jul 2025, 18:20 WIB

Kisah Kapal Laut Cimahi Hilang di Kabut Kalimantan, Diterkam Laut China Selatan

Kapal Tjimahi (Cimahi) sempat hilang akibat kabut Kalimantan dan akhirnya tenggelam di Kepulauan Paracel pada 1915. Kisah sejarah kapal kolonial yang lenyap di Laut China Selatan.
Kapal Tjimahi (Cimahi). (Sumber: Stichting Maritiem Historische Data)
Ayo Netizen 16 Jul 2025, 17:24 WIB

Arti di Balik Gerakan Anak Koci: Tarian Pacu Jalur yang Viral hingga Mancanegara

Pacu Jalur adalah lomba mendayung perahu besar (disebut jalur) yang sudah eksis sejak abad ke-17.
Tarian Anak Koci dalam pacu jalur bukan sekadar pertunjukan visual. Ia adalah ritual penuh makna. (Sumber: mediacenter.riau.go.id)
Beranda 16 Jul 2025, 15:12 WIB

Rombel Sekolah Negeri Diperbesar, Sekolah Swasta Kecil di Bandung Barat Semakin Terpojok dan Terancam Gulung Tikar

Jika tidak ada perubahan kebijakan yang berpihak pada keadilan, banyak sekolah swasta di daerah seperti Bandung Barat hanya tinggal menunggu waktu untuk gulung tikar.
SMA Mekarwangi Lembang yang memiliki akreditasi A hanya menerima 10 calon siswa yang mendaftar pada 11 Juli 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 14:41 WIB

Bisnis Tak Lagi Sekadar Profit, Kolaborasi Amble dan Wallts sebagai Gerakan Sosial Baru

Amble dan Wallts Wallet, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas produk bisa menjadi strategi yang tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara sosial.
Amble dan Wallts Wallet, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas produk bisa menjadi strategi yang tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara sosial.
Ayo Biz 16 Jul 2025, 14:39 WIB

Mengenal Kerupuk Edun, Camilan Legendaris yang Selalu Laris

Di balik gurih dan pedasnya camilan Kerupuk Edun yang kerap terlihat di warung-warung, terdapat kisah perjuangan panjang dari sebuah pabrik rumahan. Cucu Kholid, sang pendiri, memulai usaha ini bersam
Kerupuk Edun M Cucu (Foto: Ist)
Ayo Jelajah 16 Jul 2025, 13:40 WIB

Kala Rancaekek Diamuk Tornado Pertama di Indonesia

Fenomena angin puting beliung di Rancaekek disebut tornado pertama di Indonesia. BRIN dan ITB beda pendapat soal istilah dan sejarahnya.
Tornado Rancaekek yang dilaporkan terlihat dari Jatinangor. (Sumber: Twitter @be4utiful0nes)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 12:08 WIB

Cerita D'Pikat Jadi Cemilan Kekinian Favorit Warga Banjaran

Dera Nurwidia Sari tidak pernah menyangka bahwa hobi memasak akan membuka jalan menuju dunia bisnis. Perempuan asal Banjaran ini memulai kariernya sebagai SPG dan admin kantor.
D'Pikat cemilan kekinian yang jadi favorit warga Banjaran. (Foto: Rizma Riyandi)