Kebijakan Jam Malam Pelajar Jabar, Pembinaan atau Pembatasan?

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Senin 09 Jun 2025, 13:57 WIB
Wakil Wali Kota Bandung Erwin saat melakukan patroli kebijakan jam malam untuk pelajar. (Sumber: Ayobandung | Foto: Muslim Yanuar Putra)

Wakil Wali Kota Bandung Erwin saat melakukan patroli kebijakan jam malam untuk pelajar. (Sumber: Ayobandung | Foto: Muslim Yanuar Putra)

AYOBANDUNG.ID - Per 1 Juni 2025, pelajar di Jawa Barat tak lagi bebas beraktivitas di luar rumah setelah pukul sembilan malam. Pemerintah daerah menetapkan jam malam. Tapi seperti banyak aturan yang diterapkan dari atas, realisasinya di lapangan tak sesederhana yang dibayangkan.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali membuat gebrakan di dunia pendidikan. Melalui Surat Edaran Nomor 51/PA.03/Disdik, ia menerapkan kebijakan jam malam bagi pelajar: mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB, siswa dari semua jenjang pendidikan dilarang berkeliaran di luar rumah, kecuali untuk kepentingan pendidikan, keagamaan, atau ekonomi mendesak—dan itu pun harus didampingi orang tua.

“Jam malam pelajar mulai diberlakukan pada Juni 2025, dengan pembatasan aktivitas siswa di luar rumah sejak pukul 21.00 hingga 04.00 WIB,” ujar Dedi dalam keterangan pers di Bandung, Minggu, 1 Juni 2025.

Kebijakan ini bukan yang pertama dari Gubernur Dedi. Sejak awal masa jabatannya, ia dikenal gemar menyentuh isu pendidikan secara langsung dan kerap memantik pro-kontra. Sebelum ini, ia telah menetapkan jam masuk sekolah pukul 06.00 pagi, melarang siswa SD dan SMP membawa ponsel dan motor ke sekolah, serta menghapus praktik wisuda dan study tour di semua jenjang pendidikan.

Belakangan, ia bahkan menghapus pekerjaan rumah (PR) demi menyesuaikan dengan kebijakan jam malam. Menurutnya, pembatasan jam malam seharusnya tidak menghambat proses belajar-mengajar. Maka, PR pun ditiadakan agar pelajar tidak merasa tertekan dengan tugas sepulang sekolah.

Kebijakan jam malam ini adalah satu dari banyak langkah yang diklaim Gubernur Dedi sebagai upaya membentuk “Generasi Panca Waluya Jawa Barat Istimewa”. Namun dalam praktiknya, pelaksanaannya tidak semudah membuat surat edaran.

Sejumlah kepala daerah menyatakan mendukung kebijakan tersebut. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, termasuk yang menyambutnya secara terbuka.

“Kalau Pak Gubernur sudah memerintahkan, kami akan menunggu surat resminya. Begitu terbit, penegakan jam malam akan kami laksanakan bersama setiap malam,” kata Farhan, Selasa, 27 Mei 2025.

Farhan berkata, patroli akan dilakukan oleh warga setempat yang diperkuat Satpol PP tingkat kecamatan. Tempat-tempat keramaian akan diawasi. Bila ditemukan pelajar berkeliaran setelah jam 9 malam, mereka akan dibina dan diminta pulang, tanpa tindakan represif.

“Tidak ada penindakan, hanya pembinaan,” katanya

Tapi, survei lapangan pada hari pertama pemberlakuan aturan menunjukkan gambaran berbeda. Malam 2 Juni 2025, suasana kawasan Braga dan Jalan Asia Afrika, Bandung, tak tampak berubah. Anak-anak muda, termasuk yang masih duduk di bangku SMP dan SMA, tetap memenuhi trotoar, kafe, dan minimarket. Mereka berjalan, duduk-duduk, atau sekadar memesan jajanan.

Seorang pelajar SMP kelas 3 mengaku baru mengetahui soal aturan itu. “Aturan jam malam? Aku baru tahu,” ujarnya dengan polos. Meski kaget, dia tak langsung menolak. “Iya, waktu nongkrong jadi berkurang. Soalnya biasa main malam.”

Bagi remaja seumurannya, malam hari adalah waktu langka untuk berkumpul dan bersosialisasi di tengah rutinitas sekolah yang padat. “Saya juga kadang kalau nongkrong sama temen malam sambil ngerjain tugas,” tambahnya.

Kandayu Wastu Kencana, pelajar SMA di Kota Bandung, juga punya pendapat serupa. Ia merasa terbatasi. “Siang sore kan sekolah, sisanya nongkrong,” katanya. Jika memang diminta pulang oleh petugas, ia tak akan melawan. “Ya pulang mah pulang, jangan diamankan sama petugas. Tidak dengan kekerasan.”

Razia, Patroli, dan Edukasi

Walau pada hari pertama penertiban belum tampak masif, patroli mulai berjalan di hari-hari selanjutnya. Petugas gabungan dari Satpol PP, Linmas, polisi, dan perwakilan sekolah melakukan patroli di sejumlah titik di Kota Bandung.

Wilayah Cilaki, Cihapit, hingga Jalan Riau menjadi sasaran. Tempat-tempat yang biasa dipadati anak muda seperti taman kota, kedai kopi, dan kafe disisir untuk memastikan pelajar tidak melanggar aturan jam malam.

Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, menyatakan bahwa pendekatan saat ini bersifat edukatif. “Sesuai surat edaran Gubernur, pelajar SD, SMP, SMA, dan SMK dilarang keluyuran di luar rumah dari pukul 21.00 WIB sampai 04.00 WIB,” katanya.

Jika pelanggaran terus terjadi, pendekatan bisa berubah. Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyebut, “Kalau sudah berkali-kali, mungkin kita akan panggil orang tuanya.”

Kota Cimahi juga sudah mulai menerapkan razia. Pada 1 Juni 2025, belasan pelajar terjaring operasi gabungan. Mereka diminta pulang dan diberi edukasi. Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, mengklaim mayoritas pelajar di Cimahi sudah terbiasa pulang sebelum pukul 21.00. Namun, ia tetap menekankan pentingnya patroli.

“Kita masih mengaktifkan Satgas Premanisme. Mereka melaksanakan operasi siang maupun malam,” ucapnya.

Di Kabupaten Bandung, Polresta Bandung menggelar patroli sejak 1 Juni malam. Sasaran mereka adalah warnet, tempat game, dan minimarket yang biasa menjadi titik berkumpul anak muda. Kompol Aep Suhendi dari Polresta Bandung menjelaskan bahwa pendekatan dilakukan secara persuasif. “Mereka langsung diberikan imbauan dan diarahkan untuk pulang,” katanya.

Sejumlah pelajar terkena razia jam malam di Kabupaten Bandung (Sumber: Ayobandung | Foto: Mildan Abdalloh)
Sejumlah pelajar terkena razia jam malam di Kabupaten Bandung (Sumber: Ayobandung | Foto: Mildan Abdalloh)

Di atas kertas, kebijakan jam malam bagi pelajar adalah langkah untuk menciptakan ruang yang lebih aman bagi generasi muda: mencegah kenakalan remaja, mengurangi risiko tawuran, serta memastikan pelajar cukup istirahat untuk belajar keesokan harinya. Beberapa pelajar pun setuju dengan tujuan itu.

“Saya mungkin lebih bagus di rumah, karena kalau keluyuran sampai malam bisa jadi sekolahnya besok kesiangan,” kata seorang pelajar asal Cianjur yang sedang liburan di Bandung.

Di sisi lain, banyak pelajar menganggap aturan ini terlalu ketat dan tidak mempertimbangkan dinamika kehidupan remaja. Aktivitas belajar kelompok, kegiatan organisasi, bahkan sekadar bersosialisasi dengan teman kerap dilakukan malam hari. Bagi mereka, pembatasan ini berarti hilangnya ruang ekspresi di luar sekolah.

Redaksi
Redaksi
Editor
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 16 Des 2025, 20:46 WIB

Bandung Dikepung Awan Gelap: Mengapa Banjir Kilat dan Angin Ekstrem Kini Sering Terjadi?

Mengkaji peningkatan banjir kilat dan angin ekstrem di Bandung akibat dinamika cuaca, perubahan iklim, dan perubahan tata guna lahan.
Warga memanfaatkan delman untuk melintasi jalan permukiman yang terendam banjir, saat akses kendaraan bermotor terganggu akibat genangan air. (Sumber: Dokumentasi Warga | Foto: Dokumentasi Warga)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 20:23 WIB

Siklus Tahunan yang Tak Kunjung Diakhiri di Kota Bandung

Kerusakan infrastruktur dan salah kelola lingkungan picu banjir tahunan di Bandung.
Banjir yang terjadi akibat tersumbatnya saluran air di Gang Nangkasuni, (07/03/2025). (Sumber: Irene Sinta)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:55 WIB

Mencicipi Cita Rasa Bakmi Ayam Madu di Sudut Kota Bandung

Bakmi OBC toping ayam madu dan panggang, Jln. Rancabentang I No. 12 Ciumbuleuit, Bandung, Jumat (28/11/2025).
Bakmi OBC toping ayam madu dan panggang, Jl. Rancabentang I No. 12 Ciumbuleuit, Bandung, Jumat (28/11/2025). (Sumber: Dok. pribadi | Foto: Arini Nabila)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:30 WIB

Jejak Rempah di Sepiring Ayam Geprek Favorit Anak Kos

Ayam geprek rempah dengan bumbu yang meresap hingga ke dalam daging, disajikan dengan kailan krispi dan sambal pedas yang nagih.
Ayam Geprek Rempah dilengkapi dengan kailan crispy dan sambal pedas yang nagih. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Firqotu Naajiyah)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 18:07 WIB

Wali Kota Farhan, Mengapa Respons Call Center Aduan Warga Bandung Lambat Sekali?

Warga Bandung mengeluh, Call Center Pemkot lambat merespons.
Gambaran warga yang menunjukkan rasa frustasi mereka saat menunggu jawaban dari Call Center Pemkot Bandung yang tak kunjung direspons. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 17:46 WIB

Nasib Naas Warga Sekitar Podomoro Park, Banjir Kiriman Jadi Rutinitas Musim Hujan

Pembangunan Podomoro Park yang selalu memberikan dampak negatif dan tidak memprihatinkan kenyamanan lingkungan penduduk sekitar.
Genangan air, imbas dari tidak adanya irigasi yang lancar (14/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Shafwan Harits A.)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 17:30 WIB

Seharusnya Ada Peran Wali Kota Bandung: Warga Harus Nyaman, Konvoi Bobotoh Tetap Berjalan

Kemenangan persib bandung selalu memicu euforia besar di kalamgan masyarakat Jawa Barat terjadi setiap persib meraih juara.
Ribuan bobotoh memenuhi ruas jalan Bandung saat merayakan kemenangan Persib Bandung pada Minggu sore, 25 Mei 2025. (foto: Della Titya)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 16:32 WIB

Pungutan Liar Menjadi Cerminan Buruknya Tata Kelola Ruang Publik Bandung

Pungutan liar yang masih terjadi di berbagai ruang publik Bandung tidak hanya menimbulkan keresahan.
Parkir liar yang tidak dibatasi menimbulkan kemacetan di Jln. Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Minggu (5/12/2025) (Foto: Zivaluna Wicaksono)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 16:12 WIB

Nasi Kulit di Cibiru, Harga dan Rasa yang bikin Semringah

Kuliner baru di daerah Cipadung yang cocok untuk mahasiswa, menyajikan makan berat yang enak namun dengan harga yang murah dan ramah di dompet
foto nasi kulit Jatinangor (Sumber: Camera HP | Foto: Alfi Syah)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 15:44 WIB

Sensasi Makan Lesehan di Al Jazeerah Signature Bandung

Al Jazeerah Signature Bandung menawarkan sensasi makan lesehan dengan sajian Kabsah Lamb khas Timur Tengah.
Dua porsi Kabsah Lamb di Al Jazeerah Signature Bandung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Seli Siti Amaliah Putri)
Beranda 16 Des 2025, 15:18 WIB

Antara Urusan Rumah dan Lapak, Beban Ganda Perempuan di Pasar Kosambi

Beban ganda justru menuntut perempuan untuk terus bekerja di luar rumah, sekaligus memikul hampir seluruh pekerjaan domestik.
Punya beban ganda, perempuan pekerja menjadi pahlawan ekonomi sekaligus pengelola rumah tangga. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 15:11 WIB

Sejarah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Riwayat Panjang di Balik Ramainya Cibiru

UIN Sunan Gunung Djati Bandung lahir dari keterbatasan lalu berkembang menjadi kampus Islam negeri terbesar di Jawa Barat.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (Sumber: uinsgd.ac.id)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 15:05 WIB

Wayang Windu Panenjoan, Tamasya Panas Bumi Zaman Hindia Belanda

Jauh sebelum viral Wayang Windu Panenjoan dikenal sebagai destinasi kolonial yang memadukan bahaya keindahan dan rasa penasaran.
Wayang Windu Panenjoan. (Sumber: Tiktok @wayangwindupanenjoan)
Beranda 16 Des 2025, 14:57 WIB

Seni Lukis Jalanan di Braga Hidupkan Sejarah dan Ruang Publik Kota Bandung

Beragam tema dihadirkan, mulai dari potret tokoh terkenal hingga karya abstraksi penuh warna, yang terpampang di dinding-dinding bangunan sepanjang jalan
Ian seorang pelukis lokal dan karya lukisannya yang dipajang di trotoar Jalan Braga. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:57 WIB

Kang Ripaldi, Sosok di Balik Gratisnya Komunitas 'Teman Bicara'

Ripaldi, founder teman bicara yang didirikannya secara gratis untuk mewadahi anak muda yang ingin berlatih public speaking, mc wedding, mc event, mc birthday, hingga voice over secara gratis.
Ripaldi Endikat founder Teman Bicara (Sumber: Instagram Ripaldi Endikat | Foto: Tim Endikat Teman Bicara)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:04 WIB

Dari Hobi Menggambar Jadi Brand Fasion Lokal di Bandung

Bringace adalah merek fesyen lokal yang didirikan di Bandung pada tahun 2023.
 T-Shirt "The Unforgotten" dari Bringace. (Istimewa)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 10:07 WIB

Sejarah Universitas Padjadjaran, Lahirnya Kawah Cendikia di Tanah Sunda

Sejarah Universitas Padjadjaran bermula dari tekad Jawa Barat memiliki universitas negeri sendiri di tengah keterbatasan awal kemerdekaan.
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:36 WIB

Dari Panggung Gigs ke Aksi Sosial di Flower City Festival 2025

Flower City Festival (FCF) 2025 sukses mengumpulkan dana senilai Rp56.746.500 untuk korban bencana di Sumatera.
Suasana Flower City Festival 2025 di Kopiluvium, Kiara Artha Park, Bandung (11/12/2025) (Sumber: Dokumentasi panitia FCF 2025 | Foto: ujjacomebackbdg)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:10 WIB

Berjualan di Trotoar, PKL Caringin Menginginkan Ruang Publik dari Wali Kota Bandung

PKL di Caringin yang berjualan di trotoar berharap ada penataan agar mereka bisa berjualan lebih tertib.
Sejumlah pedagang kaki lima yang tetap berjualan meski hujan di malam hari di kawasan Caringin 30-11-2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Raifan Firdaus Al Farghani)
Beranda 16 Des 2025, 07:38 WIB

Suara Perempuan di Garis Depan Perlawanan yang Disisihkan Narasi Kebijakan

Dari cerita personal hingga analisis struktural, diskusi ini membuka kembali pertanyaan mendasar: pembangunan untuk siapa dan dengan harga apa.
Suasan diskusi buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” Minggu (14/12) di perpustaakan Bunga di Tembok, Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)