Mengangkat Martabat Dapur Pelatihan: Menyibak Peran Sunyi di Balik Pembelajaran ASN

Bayu Hikmat Purwana
Ditulis oleh Bayu Hikmat Purwana diterbitkan Minggu 26 Okt 2025, 16:00 WIB
Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: bkpsdm.purworejokab.go.id)

Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: bkpsdm.purworejokab.go.id)

Di balik gegap gempita penganugerahan Lembaga Pelatihan Berprestasi oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) setiap tahunnya, ada denyut kerja senyap yang jarang muncul di atas podium. Mereka adalah para penyelenggara pelatihan. Mereka berada di “dapur” lembaga, memastikan setiap sesi berjalan, setiap peserta terlayani, dan setiap pembelajaran bermakna.

Namun, penghargaan terhadap kinerjanya sering kali belum sebanding dengan kontribusinya. Padahal pelatihan bukan sekedar kegiatan belajar, melainkan sistem pembelajaran yang kompleks, di mana keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh kebijakan dan peserta, tetapi oleh orkestrasi para aktor di balik layar yang memadukan kompetensi, fasilitasi, manajemen, dan teknologi. Pertanyaannya, siapa mereka?

Mereka arsitek pembelajaran, penerjemah kurikulum, penjaga ritme pembelajaran, pengelola digital learning, dan para penjaga kenyamanan.

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Perancang program pelatihan adalah otak dari proses pembelajaran ASN. Mereka merumuskan kebutuhan pelatihan, menetapkan capaian pembelajaran, menyusun kurikulum, serta memastikan materi dan metode sesuai kompetensi yang hendak dibangun. Kuncinya pada kemampuan membaca makna kebijakan (sense making), menjabarkan arah kebijakan ke dalam desain pembelajaran. Mereka bukan sekadar “pembuat program”, tetapi jembatan antara tujuan RB dan realitas lapangan. Dalam konteks ASN, pengembang program dituntut memahami kerangka regulasi dalam Perlan Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengembangan Kompetensi PNS.

Widyaiswara (WI) atau fasilitator sering kali dianggap sebagai “pengajar”, padahal perannya jauh lebih strategis. Mereka adalah penerjemah nilai-nilai, profesionalisme, etika, dan pelayanan publik ke dalam pengalaman belajar yang hidup. Selain penguasaan substansi dan metodologi, WI harus mampu menstimulasi kesadaran berpikir peserta, mengaitkan pengetahuan dengan konteks pekerjaan, serta menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat. Di tengah pelatihan yang kerap berorientasi administratif, WI visioner berjuang menjaga idealismenya. Eksistensi mereka menjadi cermin bahwa pelatihan ASN bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan transformasi pengetahuan menjadi sikap dan nilai.

Jika perancang adalah otak pelatihan, maka WI adalah jantungnya, dan tim teknis penyelenggara menjadi nadinya. Tim teknis bertanggung jawab terhadap seluruh aspek operasional, mulai dari administrasi, logistik, koordinasi narasumber, hingga dokumentasi hasil pelatihan. Meski sering dipandang administratif, tugas ini menuntut ketelitian, komunikasi organisasi, pelayanan publik, serta kemampuan manajerial yang baik. Dalam dinamika yang cepat, dimana jadwal berubah, peserta terlambat, sistem digital error, atau narasumber mendadak berhalangan, mereka lah yang terus menjaga ritme pelaksanaan agar tetap on the track.

Di era digital, dapur pelatihan tidak lagi hanya ruang kelas dan papan tulis. Tim teknologi pembelajaran kini menjadi penggerak utama dalam memastikan pembelajaran daring dan hybrid berjalan efektif. Mengelola Learning Management System (LMS), mengembangkan konten multimedia, dan mengintegrasikan data pembelajaran ke dalam platform nasional. Peran strategis ini akan menentukan bagaimana teknologi memperluas akses, menjaga kualitas, dan mempersonalisasi pengalaman belajar.

Mereka penjaga modernisasi di lembaga pelatihan, di mana pembelajaran tidak berhenti di kelas, melainkan terus berlanjut secara digital: merekam, menilai, dan memotivasi. Namun, pembelajaran tidak akan bermakna tanpa suasana yang nyaman. Di sinilah peran penjaga kenyamanan.

Petugas kebersihan, satpam, petugas catering, hingga penjaga taman. Mereka memastikan ruang bersih, aman, rapi, dan menyenangkan. Kehadiran mereka menciptakan keseimbangan psikologis yang mendukung proses belajar.

Di tengah jadwal padat dan anggaran terbatas, justru merekalah yang paling sigap dan tulus. Hadir sebelum semua datang, pulang setelah semua selesai, menjaga agar reputasi lembaga pelatihan tetap harum. Kinerja mereka memang tidak tertulis dalam SKKNI, tetapi substansinya nyata sebagai bagian dari pelayanan publik.

Mengenali Kompetensi di Balik Dapur Pelatihan

Setiap pelatihan yang bermakna, lahir dari kinerja tangan-tangan yang tangguh.

Di balik layar, para perancang, widyaiswara, teknolog pembelajaran, hingga penjaga kenyamanan. Masing-masing memiliki peran, tanggung jawab, dan kompetensi unik untuk saling melengkapi membentuk ekosistem pelatihan ASN yang hidup.

Bagi perancang program pelatihan, keahlian utamanya terletak pada kemampuan membaca arah kebijakan dan menerjemahkannya menjadi learning topic dan strategi belajar yang relevan. Mereka dituntut mampu melakukan TNA, merancang kurikulum berbasis kompetensi, menyusun indikator kinerja pembelajaran, serta menguasai metodologi andragogi, dan evaluasi pembelajaran dan pelatihan. Mereka piawai menghubungkan visi organisasi dengan strategi belajar yang aplikatif, agar hasil pelatihan menumbuhkan perubahan kinerja individu, jabatan, dan organisasi.

Sementara itu, WI memegang peran strategis sebagai penterjemah nilai dan pengetahuan ke dalam pengalaman belajar. Selain menguasai substansi ajar, WI dituntut memiliki kompetensi teknis sebagaimana di atur dalam Peraturan Menpan-RB Nomor 1 Tahun 2023 tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Widyaiswara.

Di samping itu, penguatan kemampuan didaktik-metodik, komunikasi interpersonal, serta kemampuan coaching-mentoring perlu diperhatikan, memastikan WI bukan sekadar penyampai materi, tetapi fasilitator yang mampu menstimulasi adanya perubahan pola pikir dan perilaku ASN.

Sedangkan tim teknis penyelenggara pelatihan berperan sebagai pengatur ritme pelatihan. Kompetensinya mencakup pengelolaan administrasi pelatihan, pelayanan peserta (customer orientation), serta penguasaan sistem informasi pelatihan. Keterampilan koordinasi, ketelitian, dan komunikasi menjadi bagian penting dari profesionalitas mereka.

Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: Pemkot Magelang)
Aparatur Negeri Sipil (ASN). (Sumber: Pemkot Magelang)

Memasuki era digital, tim teknologi pembelajaran menjadi penggerak transformasi pelatihan modern. Kompetensinya mencakup penguasaan teknologi pembelajaran, desain konten digital, manajemen data, keamanan siber, dan learning analytics. Melalui keahlian ini, mereka menjembatani inovasi teknologi dengan kebutuhan personal belajar ASN

Dititik yang paling sunyi hadir “penjaga kenyamanan”. Ponggawa yang memastikan ruang bersih, aman, dan ramah. Kompetensinya mencakup layanan pendukung pelatihan yang berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan praktis, seperti etika kerja publik, pengelolaan fasilitas, prosedur keselamatan dan keamanan lingkungan, dan pelayanan berbasis empati. Mereka memastikan suasana yang mendukung konsentrasi belajar, menghadirkan kenyaman dan kehangatan, unjuk kerja paling dasar yang sangat berharga.

Menegakkan Martabat Dapur Pelatihan

Kelima peran tersebut membentuk satu ekosistem pelatihan yang kuat. Saat ini, diperlukan reorientasi sistem penghargaan lembaga pelatihan dari “hasil pelatihan”, diperkuat dengan penilaian profesionalisasi para aktor di balik layar. Mungkinkah mutu pelatihan ASN terjaga bila dapur pembelajaran tidak diberi ruang?Ruang untuk tumbuh dengan kompetensi yang jelas, peta karier yang adil, dan dukungan sistem yang memadai.

Ironisnya, di tengah padatnya kalender pelatihan dan terbatasnya alokasi anggaran, para penggerak dapur ini sering kali harus mengembangkan diri dengan cara-cara mandiri dan kreatif. Mereka belajar sambil bekerja, mengikuti webinar daring di sela kegiatan, membaca regulasi baru di tengah rapat, atau berdiskusi lintas unit, serta obrolan ringan ditemani kopi hangat untuk mencari solusi teknis, .

Di balik semangat itu, tersembunyi realitas yang tidak selalu adil. Ketimpangan beban kerja dan penghargaan menjadi sisi gelap di dalam dapur. Dengan dalih keterbatasan jumlah SDM atau fleksibilitas kerja lintas fungsi (squad team), sejumlah orang akhirnya memikul tanggung jawab ganda, seperti widyaiswara yang juga tim penyelenggara, merancang, melatih, sekaligus mengelola logistik.

Sementara pihak lainnya hanya terlibat minimal karena peran struktural atau kultural, kapasitas terbatas, atau karena beda gedung. Akibatnya, semangat kolaborasi yang seharusnya menjadi roh tim, justru berubah menjadi pembenaran atas distribusi kerja yang timpang.

Solusinya, perlu reposisi makna dari kolaborasi dan pengelolaan beban kerja yang berbasis kompetensi, bukan hanya kedekatan atau ketersediaan waktu semata. Unit pengelola pelatihan dapat mengadopsi model role mapping, di mana setiap individu memiliki deskripsi peran dan indikator kinerja spesifik, termasuk kapasitas maksimum penugasan. Sistem rotasi berbasis proyek bisa diterapkan agar tidak selalu individu yang sama terjebak dalam lingkaran beban berlebih.

Kebijakan pengembangan SDM perlu menegaskan prinsip equity in workload, bahwa produktivitas tidak boleh dibangun di atas kelelahan sebagian orang. Anggaran pelatihan internal bisa diarahkan untuk memperkuat kapasitas melalui pendekatan on-the-job learning, coaching oleh senior, peer learning, coaching clinic, atau team retreat, dan pelatihan singkat untuk menumbuhkan kebanggaan profesi.

Sudah saatnya lembaga pelatihan pemerintah menegakkan martabat dapurnya. Bukan hanya dengan ucapan terima kasih dalam sambutan penutupan, tetapi dengan kebijakan yang mengakui kemampuan mereka.

Menginstitusionalisasi Kompetensi Penyelenggara Pelatihan

Di balik dinamika pelatihan ASN, kebutuhan mendesak yang sering luput diperhatikan adalah standarisasi kompetensi dapur pelatihan. Tanpa standar yang jelas, pekerjaan akan terus dinilai secara subjektif, bergantung pada persepsi pimpinan, pengalaman pribadi, atau hasil evaluasi pelatihan yang tampak di permukaan. Standar kompetensi diperlukan sebagai alat ukur professional yang memberi pijakan objektif, memastikan bahwa setiap individu di “dapur pelatihan” memiliki kemampuan dasar untuk menjamin mutu dan keberlanjutan pelatihan.

Pentingnya standarisasi ini semakin terasa karena mobilitas pegawai (mutasi, rotasi, promosi) sebagai hal yang pasti Ketika pegawai berpindah, lembaga pelatihan tidak boleh kehilangan memori dan kapasitas institusionalnya. Di sinilah skema sertifikasi kompetensi penyelenggara pelatihan berperan penting. Skema harus dirancang lintas jabatan dan lintas lembaga yang dipandu oleh LAN, agar pengetahuan dan keahlian tetap melekat,.

Sertifikasi ini kemudian menjadi jembatan mobilitas karier yang sehat. Dengan sertifikat kompetensi yang diakui lintas instansi, pegawai tetap membawa identitas profesionalnya sebagai penyelenggara pelatihan, di mana pun bertugas. Pengakuan ini menumbuhkan rasa bangga dan membangun identitas profesi.

Sistem sertifikasi tidak harus kaku seperti uji kompetensi teknis, tetapi bisa mengambil bentuk portofolio dari pengalaman belajar dan capaian kinerja. Misalnya pengakuan sebagai “Desainer Program Pelatihan ASN”, “Basic Manager Penyelenggara Pelatihan”, atau “Spesialis Teknologi Pembelajaran”. Skema ini dapat merujuk pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau dikembangkan bersama antara LAN, BKN, dan lembaga pelatihan pemerintah lainnya. Sertifikasi nonformal pun bisa menjadi bentuk pengakuan simbolik internal.

Dengan begitu, lembaga pelatihan bukan hanya membangun sistem unggul, tetapi juga budaya kerja yang manusiawi. Tempat di mana setiap peran, tanpa memandang jabatan atau status, diakui sebagai bagian penting dari keberhasilan bersama.

Pendekatan ini bukan hanya efisien, tetapi juga strategis, menempatkan lembaga pelatihan sebagai institusi pembelajaran yang memiliki arah, sistem, dan jenjang yang jelas, mulai dari tahap orientasi hingga pengakuan kompetensi. Proses belajar tidak berhenti pada peningkatan keterampilan, tetapi bermuara pada legitimasi profesional yang diakui negara. Inilah semangat sejati Corporate University ASN, membangun sistem pembelajaran berkelanjutan yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga memuliakan profesi dapur pelatihan.

Dari “dapur pelatihan” yang senyap dan luput dari sorotan publik, kita belajar bahwa reformasi sejati lahir dari orang-orang yang tekun mengerjakan hal-hal kecil dengan dedikasi besar.

Karena itu, tugas kebijakan selain mengatur, juga mengafirmasi kemampuan setara dengan panggungnya. Jika ruang senyap ini diabaikan, aroma profesionalisme yang dibanggakan dalam setiap ajang penghargaan lembaga pelatihan berprestasi tidak akan pernah benar-benar matang. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Bayu Hikmat Purwana
Analis Kebijakan dengan bidang kepakaran pengembangan kapasitas ASN di Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Talenta ASN Nasional LAN RI
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 13 Des 2025, 20:36 WIB

Arif Budianto dari Ayobandung.id Raih Juara 1 Nasional AJP 2025, Bukti Kualitas Jurnalisme Lokal

Arif Budianto, jurnalis dari Ayobandung.id, tampil gemilang dengan meraih Juara 1 Nasional Kategori Tulis Bisnis sekaligus Juara 1 Regional Jawa Bagian Barat dalam AJP 2025.
Arif Budianto, jurnalis dari Ayobandung.id, tampil gemilang dengan meraih Juara 1 Nasional Kategori Tulis Bisnis sekaligus Juara 1 Regional Jawa Bagian Barat dalam AJP 2025. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 13 Des 2025, 17:34 WIB

Jawa Barat Siapkan Distribusi BBM dan LPG Hadapi Lonjakan Libur Nataru

Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Ilustrasi. Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG). (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 13 Des 2025, 14:22 WIB

Di Balik Gemerlap Belanja Akhir Tahun, Seberapa Siap Mall Bandung Hadapi Bencana?

Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya.
Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 21:18 WIB

Menjaga Martabat Kebudayaan di Tengah Krisis Moral

Kebudayaan Bandung harus kembali menjadi ruang etika publik--bukan pelengkap seremonial kekuasaan.
Kegiatan rampak gitar akustik Revolution Is..di Taman Cikapayang
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:31 WIB

Krisis Tempat Parkir di Kota Bandung Memicu Maraknya Parkir Liar

Krisis parkir Kota Bandung makin parah, banyak kendaraan parkir liar hingga sebabkan macet.
Rambu dilarang parkir jelas terpampang, tapi kendaraan masih berhenti seenaknya. Parkir liar bukan hanya melanggar aturan, tapi merampas hak pengguna jalan, Rabu (3/12/25) Alun-Alun Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ishanna Nagi)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:20 WIB

Gelaran Pasar Kreatif Jawa Barat dan Tantangan Layanan Publik Kota Bandung

Pasar Kreatif Jawa Barat menjadi pengingat bahwa Bandung memiliki potensi luar biasa, namun masih membutuhkan peningkatan kualitas layanan publik.
Sejumlah pengunjung memadati area Pasar Kreatif Jawa Barat di Jalan Pahlawan No.70 Kota Bandung, Rabu (03/12/2025). (Foto: Rangga Dwi Rizky)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 19:08 WIB

Hikayat Paseh Bandung, Jejak Priangan Lama yang Diam-diam Punya Sejarah Panjang

Sejarah Paseh sejak masa kolonial, desa-desa tua, catatan wisata kolonial, hingga transformasinya menjadi kawasan industri tekstil.
Desa Drawati di Kecamatan Paseh. (Sumber: YouTube Desa Drawati)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 18:57 WIB

Kota untuk Siapa: Gemerlap Bandung dan Sunyi Warga Tanpa Rumah

Bandung sibuk mempercantik wajah kota, tapi lupa menata nasib warganya yang tidur di trotoar.
Seorang tunawisma menyusuri lorong Pasar pada malam hari (29/10/25) dengan memanggul karung besar di Jln. ABC, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung. (Foto: Rajwaa Munggarana)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 17:53 WIB

Hubungan Diam-Diam antara Matematika dan Menulis

Penjelasan akan matematika dan penulisan memiliki hubungan yang menarik.
Matematika pun memerlukan penulisan sebagai jawaban formal di perkuliahan. (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Caroline Jessie Winata)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:44 WIB

Banjir Orderan Cucian Tarif Murah, Omzet Tembus Jutaan Sehari

Laundrypedia di Kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, tumbuh cepat dengan layanan antar-jemput tepat waktu dan omzet harian lebih dari Rp3 juta.
Laundrypedia hadir diperumahan padat menjadi andalan mahasiswa, di kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, Kamis 06 November 2025. (Sumber: Fadya Rahma Syifa | Foto: Fadya Rahma Syifa)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:29 WIB

Kedai Kekinian yang Menjadi Tempat Favorit Anak Sekolah dan Mahasiswa Telkom University

MirukiWay, UMKM kuliner Bandung sejak 2019, tumbuh lewat inovasi dan kedekatan dengan konsumen muda.
Suasana depan toko MirukiWay di Jl. Sukapura No.14 Desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa, (28/10/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nasywa Hanifah Alya' Al-Muchlisin)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:53 WIB

Bandung Kehilangan Arah Kepemimpinan yang Progresif

Bandung kehilangan kepemimpinan yang progresif yang dapat mengarahkan dan secara bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meninjau lokasi banjir di kawasan Rancanumpang. (Sumber: Humas Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:31 WIB

Tren Olahraga Padel Memicu Pembangunan Cepat Tanpa Menperhitungkan Aspek Keselamatan Jangka Panjang?

Fenomena maraknya pembangunan lapangan padel yang tumbuh dengan cepat di berbagai kota khususnya Bandung.
Olahraga padel muncul sebagai magnet baru yang menjanjikan, bukan hanya bagi penggiat olahraga, tapi juga bagi pelaku bisnis dan investor. (Sumber: The Grand Central Court)
Beranda 12 Des 2025, 13:56 WIB

Tekanan Biological Clock dan Ancaman Sosial bagi Generasi Mendatang

Istilah biological clock ini digunakan untuk menggambarkan tekanan waktu yang dialami individu, berkaitan dengan usia dan kemampuan biologis tubuh.
Perempuan seringkali dituntut untuk mengambil keputusan berdasarkan pada tekanan sosial yang ada di masyarakat. (Sumber: Unsplash | Foto: Alex Jones)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 13:39 WIB

Jalan Kota yang Redup, Area Gelap Bandung Dibiarkan sampai Kapan?

Gelapnya beberapa jalan di Kota Bandung kembali menjadi perhatian pengendara yang berkendara di malam hari.
Kurangnya Pencahayaan di Jalan Terusan Buah Batu, Kota Bandung, pada Senin, 1 Desember 2025 (Sumber: Dok. Penulis| Foto: Zaki)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 12:56 WIB

Kegiatan Literasi Kok Bisa Jadi Petualangan, Apa yang Terjadi?

Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum.
Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 10:28 WIB

Bandung Punya Banyak Panti Asuhan, Mulailah Berbagi dari yang Terdekat

Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga.
Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:20 WIB

Menikmati Bandung Malam Bersama Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse

Seporsi Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse Bandung menghadirkan kehangatan, aroma, dan rasa yang merayakan Bandung.
Ribeye Meltique, salah satu menu favorit di Justus Steakhouse. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Seli Siti Amaliah Putri)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:12 WIB

Seboeah Tjinta: Surga Coquette di Bandung

Jelajahi Seboeah Tjinta, kafe hidden gem di Cihapit yang viral karena estetika coquette yang manis, spot instagramable hingga dessert yang comforting.
Suasana Seboeah Tjinta Cafe yang identik dengan gaya coquette yang manis. (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 07:14 WIB

Hikayat Situ Cileunca, Danau Buatan yang Bikin Wisatawan Eropa Terpesona

Kisah Situ Cileunca, danau buatan yang dibangun Belanda pada 1920-an, berperan penting bagi PLTA, dan kini menjadi ikon wisata Pangalengan.
Potret zaman baheula Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung. (Sumber: KITLV)