Mata dunia terbelalak menatap kasus Chris Brown. Rapper Amerika Serikat ini menghadapi persidangan di Inggris bulan depan terkait dengan tuduhan penyerangan di club malam pada 2023 silam. Meski begitu, penyanyi yang pernah berkolaborasi dengan artist AgnezMo ini, di bebaskan dengan jaminan $6,7 juta dolar setelah sidang hari Rabu.
Bahkan pria 36 tahun itu masih tetap dijadwalkan untuk melakukan tour Breezy Bowl Ke-20 di Inggris dan Irlandia, yang akan di gelar di Manchester pada 15 Juni 2025 atau dua hari setelah persidangannya di London dimulai.
Kalau seperti ini, memberikan ruang kepada seorang yang masih terjerat proses hukum, seolah-olah tida ada masalah besar yang menunggunya?
Hakim Tony Baumgartner mengatakan dari Southwark Crown Court pada hari Rabu bahwa Chris Brown dapat dibebaskan dengan syarat membayar jaminan sebesar £5 juta poundsterling atau sebanyak ($6,7 juta dolar), yang akan hangus jika persyaratan tertentu tidak terpenuhi atau ia tidak hadir di sidang pengadilan, British Press Association

Pun Chris Brown tidak menghadiri pengadilan saat sidang jaminan dilaksanakan.
Sebelumnya Chris Brown dituduh memukul kepala produser musik dan juga promotor bernama Abraham Diaw dengan botol lalu menendangnya di klub malam, London.
Chris Brown pula pernah ditangkap sebelumnya karena melalukan kekerasaan terhadap penyanyi Rihanna, mantan pacarnya. Pada 2009 silam, Chris Brown mengaku bersalah atas kejahatannya.
Lalu pada taun 2022, Chris Brown dituduh dan membius dan melalukan pelecehan sexual kepada wanita di sebuah kapal pesiar. Bermula pada 2020 dari sebuah gugatan yang diajukan di pengadilan Los Angeles County. Kasus tersebut dibatalkan karena kurangnya penuntutan setelah tidak seorang pun dari kedua belah pihak hadir dalam persidangan yang telah dijadwalkan.
Meski secara hukum kasus itu tidak berlanjut, tapi bayang-bayang tuduhan tetap terus menempel pada citra Chris Brown.
Baca Juga: Ketentuan Kirim Artikel ke Ayobandung.id, Total Hadiah Rp1,5 Juta per Bulan
Sebagai Seniman Chris Brown tentunya memilki pengaruh besar dalam industri permusikan. Namun, Kita sebagai publik mempertanyaakan : sampai kapan industri hiburan memberikan ruang atau menoleransi perilaku seperti ini hanya karena seseorang punya uang dan ketenaran? (*)