Sunyi Tanpa Gebrakan: Catatan Kritis 100 Hari Kerja Jeje-Asep di Kabupaten Bandung Barat

Restu Nugraha Sauqi
Ditulis oleh Restu Nugraha Sauqi diterbitkan Minggu 01 Jun 2025, 07:29 WIB
Bupati Bandung Barat, Jeje Richie Ismail. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha Sauqi)

Bupati Bandung Barat, Jeje Richie Ismail. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha Sauqi)

AYOBANDUNG.ID - Pasangan Jeje Richie Ismail dan Asep Ismail baru saja menyelesaikan 100 hari pertama mereka sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat. Sejak resmi dilantik pada 20 Februari 2025, pasangan ini melangkah ke medan pemerintahan dengan janji membawa semangat baru lewat visi "Amanah". Namun, alih-alih gebrakan, publik justru disambut hening yang menimbulkan tanya.

Jeje-Acep dinilai belum mengambil langkah cepat atau keputusan berani yang membuat masa 100 hari pertamanya dipenuhi dengan catatan kritis.

Para pengamat sosial, politikus, hingga anggota DPRD ramai mengemukakan pandangan. Satu suara yang mencuat adalah bahwa Jeje-Asep masih belum menampakkan arah yang jelas, seolah roda pemerintahan hanya berjalan secara administratif tanpa arah yang pasti.

Tak sedikit yang berharap ada penanda perubahan pada masa awal ini. Tapi evaluasi dari luar justru menyiratkan sebaliknya. Ketidakhadiran gebrakan, ditambah belum solidnya tim di balik pasangan kepala daerah ini, menjadi gambaran yang muncul di tengah masyarakat Bandung Barat.

Pengamat sosial dari Yayasan Studi MalĂ©la, Mad Su’ud, mengingatkan bahwa 100 hari pertama bukanlah ajang pencitraan. Ia menegaskan, yang dibutuhkan sekarang bukan gaya “super hero”, melainkan sistem yang bekerja tanpa bergantung pada satu figur.

Dalam pandangannya, publik masih menanti pemetaan masalah yang komprehensif. Tanpa itu, mustahil ada solusi yang terukur atau kebijakan yang tepat sasaran.

Ia juga menyayangkan belum adanya penjelasan terbuka kepada publik mengenai langkah-langkah yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah utama di Bandung Barat.

Su’ud menyoroti lemahnya pengelolaan data di tubuh pemerintahan. Ia khawatir, tanpa data yang kuat, kebijakan hanya akan bersifat tambal sulam.

Salah satu contoh yang ia angkat adalah kasus banjir di Lembang. Minimnya riset dan kajian disebutnya sebagai penyebab utama lemahnya antisipasi.

Ia juga mempertanyakan kinerja Bapelitbangda, lembaga yang seharusnya menjadi motor perencanaan pembangunan berbasis data.

Tidak hanya itu, Su’ud juga mengkritik fungsi humas pemda yang ia nilai terlalu sibuk dengan media sosial dan mengabaikan komunikasi dua arah.

Baginya, humas seharusnya menjadi penghubung strategis antara masyarakat, DPRD, dan pemerintah itu sendiri, bukan sekadar corong visual di internet.

Sementara dari aspek pelayanan dasar, Su’ud menyoroti kondisi sekolah dasar yang dinilai memperihatinkan dan sering menjadi sorotan media.

Ia menduga lemahnya mitigasi dari dinas terkait adalah penyebab utama persoalan sarana pendidikan yang tak kunjung membaik.

Menurutnya, pelayanan pendidikan dan kesehatan tidak boleh dikesampingkan meskipun ada keterbatasan program karena masih mengandalkan perencanaan lama.

Catatan kritis lainnya disampaikan Direktur Kebijakan Publik dan Lingkungan dari Sabumi, Iqbal Robani Ilahi. Dia memberikan catatan dari sisi kebijakan publik dan keuangan daerah. Ia menyoroti lemahnya optimalisasi PAD yang hanya menyumbang 22%dari APBD.

Iqbal menilai birokrasi di Bandung Barat masih belum efisien. Banyak oknum hanya menjadi beban, bukan solusi.

Ia bahkan menyebut belum terlihat adanya visi reformasi birokrasi dari kepemimpinan Jeje-Asep, padahal itu penting untuk mengatasi stagnasi pembangunan selama hampir dua dekade terakhir.

Lebih jauh, ia mempertanyakan nilai kepemimpinan yang diperlihatkan oleh pasangan ini dalam membimbing birokrasi dan membebaskan diri dari ketergantungan pada program pusat.

Iqbal menekankan bahwa integritas birokrasi harus ditegakkan dari dalam. ASN yang tidak menjalankan tugas dengan baik perlu diberikan sanksi tegas.

Ia menyebut pembangunan yang akuntabel hanya bisa tercapai jika ada penegakan integritas dari pucuk pimpinan hingga ke tingkat teknis.

Dari kalangan akademisi, Pengamat Politik dan Pemerintahan Universitas Jenderal Achmad Yani, Arlan Siddha punya catatan tersendiri.

DIa melihat Bupati Jeje belum benar-benar percaya diri dalam menjalankan roda pemerintahan.

Arlan menilai masyarakat Bandung Barat masih belum ‘tune in’ dengan gaya kepemimpinan Jeje, sehingga belum tumbuh kepercayaan publik.

Ia juga menggarisbawahi belum adanya tim yang solid di sekitar Jeje, yang menyebabkan kebijakan belum terasa berdampak nyata.

Masalah infrastruktur disebut sebagai salah satu tantangan utama yang jika tidak segera dibenahi, akan menjadi catatan buruk di masa kepemimpinan mereka.

Arlan menyarankan agar Jeje mulai duduk bersama investor dan memastikan iklim investasi yang aman dan memiliki kepastian hukum.

Menurutnya, jika kepala daerah tidak aktif meyakinkan investor, maka arus investasi akan tersendat, dan peluang pembangunan pun terhambat.

Dari sisi legislatif, Ketua Komisi III DPRD KBB, Pither Tjuandys, menyebut belum ada program menonjol selama 100 hari pertama, kecuali penyusunan RPJMD.

Pither menilai wajar bila kepala daerah baru fokus ke RPJMD, tapi dengan adanya tim transisi sebelumnya, semestinya program prioritas sudah bisa mulai jalan.

Ia juga menyoroti penataan kawasan perkantoran pemda yang terkesan tidak terurus, dengan rumput tinggi dan kesan kumuh yang tak mencerminkan pusat pemerintahan.

Ketua DPRD KBB, Muhammad Mahdi, turut mengingatkan tiga pekerjaan rumah utama yang seharusnya menjadi prioritas: sampah, pengangkatan PPPK, dan janji politik.

Ia berharap meski belum terlihat selama 100 hari pertama, tiga hal tersebut bisa direalisasikan dalam waktu dekat demi menjaga kepercayaan publik.

Catatan kritis 100 hari pertama pemerintahan Jeje-Asep ini bukan suara sumbang. Sebaliknya, suara ini merupakan refleksi dari harapan dan kepedulian terhadap pemerintah yang mereka pilih.

Pemerintahan Jeje-Asep memang baru seumur jagung dan masih terbuka untuk membuktikan bahwa mereka memang layak menjadi pemimpin Kabupaten Bandung Barat. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Jelajah 03 Agu 2025, 08:37 WIB

Sejarah Tahu Sumedang, Warisan Cita Rasa Tionghoa hingga Era Cisumdawu

Tahu Sumedang lahir dari tangan imigran Tiongkok di awal 1900-an dan berkembang jadi kuliner khas yang melegenda hingga hari ini.
Tahu Sumedang, kuliner legendaris dari Jawa Barat. (Sumber: Peter | Foto: Flickr)
Ayo Biz 02 Agu 2025, 19:02 WIB

Dari 1968 ke Hari Ini, Warisan Rasa di Sepiring Gado-gado Tengku Angkasa

Gado-gado Tengku Angkasa bertahan hingga kini, menyuguhkan sepiring kisah sejak 1968 yang tak pernah kehilangan makna.
Gado-gado Tengku Angkasa bertahan hingga kini, menyuguhkan sepiring kisah sejak 1968 yang tak pernah kehilangan makna.
Ayo Biz 02 Agu 2025, 17:09 WIB

Menenun Inspirasi dari Barang Bekas, Kisah Tuti Rachmah dan Roemah Tafira

Tuti Rachmah Yulianti, pendiri Roemah Tafira Handycraft, yang sejak 1997 telah menyulap barang bekas menjadi karya bernilai tinggi.
Tuti Rachmah Yulianti, pendiri Roemah Tafira Handycraft, yang sejak 1997 telah menyulap barang bekas menjadi karya bernilai tinggi. (Sumber: Roemah Tafira Handycraft)
Ayo Biz 02 Agu 2025, 16:07 WIB

Antara Tren dan Nilai, Cara Anggia Handmade Merancang Busana yang Bermakna

Di tengah arus dinamis industri busana muslim, Anggiasari Mawardi hadir dengan pendekatan yang tak sekadar mengikuti tren.
Di tengah arus dinamis industri busana muslim, Anggiasari Mawardi hadir dengan pendekatan yang tak sekadar mengikuti tren. (Sumber: Anggia Handmade)
Ayo Biz 02 Agu 2025, 08:18 WIB

Jaket Super Ekslusif dari Bandung Ini Tak Pernah Kehilangan Popularitas

Dari sebuah kamar kos berukuran dua kali dua meter di Bandung, lahir sebuah brand fashion yang kini dikenal luas oleh pecinta jaket eksklusif, Rawtype Riot. Bahkan jaket ini sempat menjadi buah bibir
Jaket Rawtype Riot (Foto: Dok. Rawtype Riot)
Ayo Biz 02 Agu 2025, 07:26 WIB

Menikmati Sajian Kuliner Sunda dan Petualangan Seru di Selatan Bandung

Jika biasanya kuliner hadir sebagai pelengkap destinasi wisata, hal sebaliknya justru ditawarkan Bale Bambu. Berlokasi di jalur utama Soreang–Ciwidey, tempat makan ini menjadikan pengalaman wisata
Ilustrasi -- Nasi Liwet Sunda (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 01 Agu 2025, 21:29 WIB

Saat Uang Kotor Disulap Jadi Sah: Bisa Apa Hukum Indonesia?

Seperti kasus korupsi di Pemkab Bandung Barat, uang korupsi direkayasa jadi macam uang bersih melalui tindak pidana pencucian uang.
 (Sumber: Refika Aditama | Foto: Refika Aditama)
Ayo Netizen 01 Agu 2025, 20:26 WIB

Surga Kuliner Jajanan SD di Kawasan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Pemburu kuliner jajanan SD wajib datang ke Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Kawasan Jajanan UIN Sunan Gunung Djati Bandung (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 18:51 WIB

49 Tahun Bersama Canting, Kisah Hidup dalam Lembar Batik

Di tangan Sipon, malam panas yang menari di atas kain bukan sekadar teknik, melainkan warisan yang menyatu dengan detak hidupnya.
Di tangan Sipon, malam panas yang menari di atas kain bukan sekadar teknik, melainkan warisan yang menyatu dengan detak hidupnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Agu 2025, 16:08 WIB

Gempa Bumi yang Memicu Letusan Gunung Api di Lembah Suoh 

Air Panas alami keluar di lembah Suoh, di antara dua patahan yang sejajar, dengan gerakan di garis patahan yang saling berlawanan.
Kawah Keramikan, dasarnya yang rata, seperti lantai yang dialasi keramik. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 14:22 WIB

Rupa-rupa Hijab Lokal dari Bandung, Nyaman dan Enak Dipandang

Hijab atau jilbab sudah menjadi fashion item yang melekat dalam kehidupan sehari-hari para Muslimah. Selain untuk menutup aurat, keberadaannya juga bisa mempercantik tampilan wajah.
Ilustrasi Hijab (Foto: Freepik)
Ayo Jelajah 01 Agu 2025, 14:19 WIB

Sejarah Lyceum Kristen Bandung, Sekolah Kolonial yang jadi Saksi Bisu Gemerlap Dago

Het Christelijk Lyceum atau Lyceum Kristen Bandung adalah sekolah kolonial bergaya Eropa di Dago, menyimpan jejak sejarah pendidikan Hindia Belanda dan kisah para alumninya.
Foto siswa Het Christelijk Lyceum Bandung di Dago 1951/52 (Sumber: javapost.nl)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 14:03 WIB

Makeupuccino, di Mana Belanja Makeup Bertemu Momen Me-Time

Makeupuccino bukan hanya toko kosmetik, tapi juga ruang nyaman untuk bersantai, berbagi cerita, dan merayakan kecantikan dalam segala bentuknya.
Makeupuccino bukan hanya toko kosmetik, tapi juga ruang nyaman untuk bersantai, berbagi cerita, dan merayakan kecantikan dalam segala bentuknya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 01 Agu 2025, 13:09 WIB

Mengapa Tanah di Cekungan Bandung Terus Ambles? Cerita dari Rancaekek dan Bojongsoang

Hasil penelitian ini mengungkap alasan utama di balik fenomena yang membuat tanah di Cekungan Bandung terus ambles.
Persawahan di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. (Sumber: Google map)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 12:46 WIB

Kolaborasi Bukan Kompetisi, Semangat Baru Fashion Lokal dari Bandung

Di tengah persaingan global, produk brand lokal asal Kota Kembang menunjukkan kepercayaan diri dan kualitas yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Di tengah persaingan global, produk brand lokal asal Kota Kembang menunjukkan kepercayaan diri dan kualitas yang tak bisa dipandang sebelah mata. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 12:19 WIB

Kecimpring Babakan Bandung: Usaha Camilan Tradisional yang Terus Bertahan

Kampung Babakan Bandung, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, memiliki aktivitas pagi yang unik. Denting suara hiruk pikuk bukan berasal dari kendaraan atau pasar, melainkan da
Kecimpring Babakan Bandung (Foto: Ist)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 11:46 WIB

Warung Bakso Klasik di Lengkong Kecil, Selalu Jadi Magnet Pecinta Kuliner Sejak 1994

Di sudut Jalan Lengkong Kecil No. 88, Paledang, Bandung, terdapat sebuah warung bakso sederhana. Namanya sudah melekat kuat dalam ingatan banyak warga, yaitu Mie Bakso Mang Idin.
Bakso Mang Idin (Foto: Ist)
Ayo Jelajah 01 Agu 2025, 07:53 WIB

Sejarah Seni Tari Jaipong yang Kemunculannya Diwarnai Polemik

Sejarah jaipong tak lepas dari Suwanda di Karawang dan Gugum Gumbira di Bandung. Tarian ini kini jadi ikon budaya Sunda dan Indonesia.
Tari Jaipongan asal Jawa Barat. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 31 Jul 2025, 18:06 WIB

Dari Remaja ke Keluarga, Evolusi Gaya Hidup di Balik Brand 3Second

Berawal dari semangat kreatif Kota Bandung, 3Second berkembang menjadi lebih dari sekadar merek fashion lokal.
Berawal dari semangat kreatif Kota Bandung, 3Second berkembang menjadi lebih dari sekadar merek fashion lokal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 31 Jul 2025, 17:30 WIB

Dua Operasi Caesar yang Mengubah Stigma

Dua kelahiran, dua pengalaman berbeda, yang mengubah stigma tentang BPJS Kesehatan.
Shafa (baju krem kiri) dan Athiya, dua anak dari Rika Muflihah yang selamat lahir berkat operasi caesar. (Sumber: Ayobandung.id)