Ramai-Ramai Anggota DPRD KBB Minta Tablet 520 GB, Anggaran Rp1 Miliar Disorot Publik

Restu Nugraha Sauqi
Ditulis oleh Restu Nugraha Sauqi diterbitkan Senin 16 Jun 2025, 19:57 WIB
Ilustrasi tablet. (Sumber: Unsplash | Foto: Lorin Both)

Ilustrasi tablet. (Sumber: Unsplash | Foto: Lorin Both)

AYOBANDUNG.ID — Anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat (KBB) tetap bersikeras untuk membeli perangkat komputasi portabel layar sentuh atau tablet baru dari anggaran belanja daerah (APBD) senilai Rp1 miliar, meskipun menuai kritik dari berbagai kalangan masyarakat.

Alih-alih membatalkan rencana tersebut sesuai dengan aspirasi masyarakat, para legislator justru meminta agar spesifikasi tablet ditingkatkan. Tujuannya agar perangkat yang mereka gunakan lebih canggih dari sebelumnya dan mampu menunjang kinerja secara optimal.

Jika spesifikasi tablet tak sesuai, rencana pengadaan akan dibatalkan. Namun, menurut mereka, daripada mendapatkan perangkat yang tidak mendukung kegiatan kedewanan, lebih baik anggaran dialokasikan untuk tablet dengan spek lebih tinggi agar tidak sia-sia.

Para anggota DPRD periode 2019 juga telah mendapatkan fasilitas tablet dari pengadaan di awal masa jabatan. Sayangnya, perangkat tersebut kini dianggap sudah tidak memadai karena spesifikasinya yang rendah, sehingga sering lambat saat digunakan untuk bekerja.

Permintaan peningkatan spesifikasi, khususnya dari segi penyimpanan, disuarakan dengan jelas. Kapasitas 128 GB yang sempat ditawarkan dinilai tidak ideal. Mereka menilai tablet seharusnya memiliki penyimpanan minimal 520 GB, bahkan kalau memungkinkan mencapai 1 TB, mengingat perangkat tersebut merupakan aset inventaris, bukan milik pribadi.

Anggota DPRD mengaku menolak opsi tablet dengan kapasitas 128 GB, apalagi jika harganya hanya sekitar Rp10 juta per unit. Sementara untuk perangkat yang diinginkan saat ini, diperkirakan per unitnya mencapai Rp17 juta dengan spesifikasi yang lebih mumpuni.

Menurut mereka, kritik masyarakat yang meminta pembatalan pembelian tablet dinilai tidak memahami substansi. Justru pembelian tersebut disebut sebagai bentuk efisiensi jangka panjang karena dapat mengurangi biaya penggandaan berkas untuk 50 anggota dewan.

Mereka menyebutkan bahwa dalam lima tahun, biaya penggandaan dokumen bisa mencapai Rp50 juta. Dengan perangkat digital, proses kerja dinilai bisa lebih efisien dan hemat anggaran dalam jangka panjang.

Namun, rencana ini tetap menuai penolakan dari masyarakat. Selain dianggap tidak mendesak, kebijakan ini muncul di tengah situasi yang menuntut efisiensi anggaran dari seluruh pihak.

Sebagian warga bahkan menyebut pengadaan tablet sebagai bentuk kenakalan dalam pengelolaan keuangan daerah. Mereka menilai wakil rakyat menyalahgunakan prinsip kepentingan publik untuk menikmati fasilitas pribadi. Karena itu, ada usulan agar para anggota dewan diberi hukuman khusus, seperti dikirim ke barak militer sebagaimana pernah dilakukan terhadap siswa bermasalah oleh Gubernur Dedi Mulyadi.

Seorang mahasiswa asal Cipatat, Haikal Abrori, meminta rencana pembelian tablet dibatalkan. Menurutnya, anggaran Rp1 miliar bisa dialihkan untuk program yang lebih bermanfaat dan berdampak langsung bagi masyarakat.

Ia mencontohkan realokasi anggaran ke program pengentasan kemiskinan. Sebab, berdasarkan data per 30 November 2024, persentase penduduk miskin di KBB mencapai 10,49 persen atau sekitar 197.659 jiwa dari total 1,88 juta penduduk.

Sementara itu, Yacob Anwar Lewi, tokoh pemekaran KBB, menilai langkah pembelian gadget ini menyimpang dari semangat awal pendirian daerah otonom tersebut. Terlebih, kebijakan ini diambil saat kondisi ekonomi masyarakat sedang sulit, terlihat dari data kemiskinan yang masih tinggi.

Menurutnya, para wakil rakyat seharusnya memiliki kepekaan terhadap kondisi masyarakat di KBB yang disebut-sebut sebagai salah satu kabupaten termiskin di Jawa Barat. Ia menyarankan agar rencana pembelian tablet ditunda terlebih dahulu. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 03 Nov 2025, 16:56 WIB

Fesyen Sunda dan Anak Muda Bandung: Warisan atau Wawasan yang Tergerus?

Sejak satu dekade terakhir, anak-anak muda mulai tampil dengan pangsi hitam, iket Sunda, atau aksara kuno yang menghiasi kaus mereka, simbol dari pencarian identitas budaya yang lama terpinggirkan.
[ilustrasi]Sejak satu dekade terakhir, anak-anak muda mulai tampil dengan pangsi hitam, iket Sunda, atau aksara kuno yang menghiasi kaus mereka, simbol dari pencarian identitas budaya yang lama terpinggirkan. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 15:41 WIB

Bandung dan Krisis Nurani Ekologis

Pemerintah kota Bandung tampak lebih sibuk memoles citra daripada memelihara kehidupan.
Sungai Cikapundung Kampung Cibarani Kota Bandung (Foto: Dokumen River Clean up)
Ayo Biz 03 Nov 2025, 14:56 WIB

Milenial dan Generasi Z Tak Lagi Beli Barang, Mereka Beli Nilai

Di tangan generasi milenial dan Gen Z, konsep Keberlanjutan menjelma menjadi gaya hidup yang menuntut transparansi, nilai, dan tanggung jawab sosial.
Produk upcycle, yang mengolah limbah menjadi barang bernilai, kini menjadi simbol perubahan yang digerakkan oleh kesadaran kolektif. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 14:46 WIB

‘Galgah’, Antonim Baru dari ‘Haus’ yang Resmi Masuk KBBI

Kata baru “galgah” sedang jadi sorotan warganet!
Kata "galgah" menunjukkan seseorang sudah tidak lagi haus. (Sumber: Pexels/Karola G)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 14:10 WIB

Cahaya di Tengah Luka: Ketulusan Ibu Timothy Anugerah yang Mengampuni dan Merangkul

Kehilangan seorang anak adalah duka yang tak terbayangkan. Namun, Ibu dari almarhum Timothy Anugerah memilih jalan yang tak biasa.
Ketulusan hati ibu Timothy Anugerah (Sumber: https://share.google/StTZP2teeh7VKZtTl)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 13:15 WIB

Diskusi Buku 'Berani Tidak Disukai' bersama Salman Reading Corner

Membaca adalah cara kita untuk menyelami pemikiran orang lain. Sementara berdiskusi adalah cara kita mengetahui berbagai macam perspektif.
Diskusi Buku Bersama Salman Reading Corner, Sabtu, 01 November 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 11:32 WIB

Menyalakan Kembali Lentera Peradaban

Refleksi Milad ke-113 Muhammadiyah.
Lentera dengan karya seni Islam. (Sumber: Pexels/Ahmed Aqtai)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 10:01 WIB

Perutku, Makanan, dan Rasa Lapar yang Sia-sia

Perut adalah salah satu inti kehidupan manusia. Dari sanalah segalanya bermula, dan juga sering berakhir.
Para pengungsi. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 08:12 WIB

Mati Kelaparan di Negeri para Bedebah

Membunuh memang tidak selamanya melukai tubuh seseorang dengan senjata.
Ilustrasi Meninggal karena kelaparan (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 20:37 WIB

Mengapa Tidur Cukup Sangat Penting? Begini Cara Mencapainya

Sering begadang? Hati-hati, kurang tidur bisa merusak kesehatan tubuh dan pikiranmu!
Ilustrasi tidur. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 17:53 WIB

Inspirasi Sosok yang Teguh Mengabdi di Cipadung Wetan

Sosok lurah di Cipadung Wetan yang memiliki dedikasi tinggi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Lurah Cipadung Wetan, Bapak Tarsujono S. Sos, M,. M,. (Sumber: Mila Aulia / dok. pribadi | Foto: Mila Aulia)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 15:14 WIB

Peran Orang Tua di Tengah Tantangan Pendidikan Modern

Perkembangan teknologi dan perubahan gaya belajar membuat pendidikan modern tidak lagi sama seperti dulu.
Orang tua dan anaknya. (Sumber: Pexels/Lgh_9)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 14:01 WIB

Ketika Kampus Tak Lagi Aman: Belajar dari Kasus Timothy Anugerah di Universitas Udayana

Kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana, membuka mata kita tentang bahaya perundungan di lingkungan kampus.
Korban perundungan, Timothy Anugerah. (Tiktok/apaajaboleh2012)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 12:29 WIB

Bermain dengan Sabar, Reza Gebuk 2 Ganda Malaysia, BL Negeri Jiran Marah!

Ini adalah kemenangan ketiga Sabar/Reza dari pasangan Malaysia itu dalam empat pertemuan.
Sabar Karyaman Gutama dan Mohammad Reza Pahlevi Isfahani. (Sumber: Dok. PBSI)
Ayo Jelajah 02 Nov 2025, 11:00 WIB

Hikayat Kasus Penganiayaan Brutal IPDN Jatinangor, Tumbangnya Raga Praja di Tangan Senior Jahanam

Tradisi koreksi berubah jadi ritual kekerasan mematikan. Kasus Cliff Muntu membongkar budaya militeristik yang mengakar di IPDN.
Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, mengikuti Upacara Penutupan Praktik Lapangan I di Lapang Upakarti Soreang, Selasa (13/8/2019). (Sumber: Humas Pemkab Bandung)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 10:05 WIB

Tempat Nongkrong Favorit Mahasiswa Bandung dengan Konsep Otomotif Unik

Ice Cream Service Autoshop & Dine menghadirkan pengalaman kuliner unik di Bandung dengan konsep otomotif yang menarik perhatian.
Ice Cream Service Autoshop & Dine (Foto: Ramzy Ahmad)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 07:30 WIB

Tips Aman Berselancar Internet: Hindari Jebakan Phishing dan Penipuan Online

Waspadai jebakan di dunia maya! Temukan cara mengenali tautan palsu, pesan penipuan, dan trik phishing yang sering menjerat.
Waspada terhadap phishing dan penipuan online. (Sumber: Pexels/Markus Winkle)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 05:42 WIB

Menggenggam Asa Hafalan, Sang Penghidup Tradisi Tahfiz MTs Kifayatul Achyar

Kisah inspiratif Sholihin, pembina tahfiz yang berhasil menghidupkan kembali program hafalan para siswa di MTs Kifayatul Achyar.
Sosok Sholihin yang giat membina tahfiz siswa/i MTs Kifayatul Achyar (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 15:18 WIB

Transformasi Pusat Perbelanjaan Bandung, Menjawab Tantangan Ritel dengan Inovasi dan Koneksi Sosial

Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal.
Perubahan perilaku konsumen, menuntut mal yang dulunya menjadi destinasi utama kini harus bersaing dengan kenyamanan belanja daring dan tuntutan pengalaman lebih personal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Nov 2025, 14:22 WIB

Membentuk Karakter Gen Z di Era Digital: Antara Teknologi, Kreativitas, dan Tantangan Edukasi

Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian.
Lahir dalam era konektivitas tinggi, Gen Z tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat pintar yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)