Sejarah dan Kontroversi Asep Berlian, Saudagar Kaya yang Bikin Geger Bandung

Redaksi
Ditulis oleh Redaksi diterbitkan Senin 26 Mei 2025, 13:46 WIB
Suasana dipan gang Jalan Asep Berlian, Cicadas, Bandung. (Sumber: Ayobandung)

Suasana dipan gang Jalan Asep Berlian, Cicadas, Bandung. (Sumber: Ayobandung)

AYOBANDUNG.ID - Tak semua tokoh dalam sejarah Indonesia dikenang karena perjuangan, pemikiran, atau jasanya. Sebagian lainnya tercatat lantaran hikayatnya yang dramatik. Asep Berlian adalah salah satunya. Ia bukan pejuang, bukan tokoh pergerakan, bukan pula orang besar dalam pengertian biasa. Tapi namanya tetap tertinggal di antara baris-baris koran zaman kolonial, terikat pada satu hal: harta yang berlimpah dan konflik yang menyertainya.

Nama aslinya adalah Kiagoes Asep Abdoellah. Ia berasal dari keluarga terpandang yang memiliki akar panjang dalam dunia perdagangan di Hindia Belanda. Kakeknya, Kiagoes Hadji Moehamad Tamim. Disebut juga Ki Agus Tamin oleh wartawan senior Her Suganda. Tamin, bukan Tamim. Ia merupakan pedagang rempah-rempah asal Palembang yang menikah dengan perempuan dari Semarang. Dari pernikahan ini lahir tiga anak, termasuk ayah Asep, yaitu Kiagoes Hadji Abdoelsoekoer.

Dari Abdoelsoekoer inilah muncul tiga anak: Kiagoes Asep Abdoellah (Asep Berlian), Kiagoes Moehamad Tamim alias Endang, dan Kiagoes Ascharie atau Asari. Silsilah ini dicatat dalam beberapa versi, termasuk versi Her Suganda yang menyebut nama mereka lengkap dengan embel-embel "Abdul Sjukur".

Asep dikenal bukan karena karya, tapi karena harta. Ia menikahi empat perempuan. Istri pertamanya, Nyi Raden Mintarsih, berasal dari Sukabumi. Istri kedua, Nyi Ajoe Aliah, dari Bandung. Istri ketiganya, Nyi Raden Komariah, juga berasal dari Sukabumi. Dari ketiga pernikahan ini, Asep tak memiliki anak. Baru dari istri keempat, Nyi Sartika (atau Nyi Ika), ia memperoleh keturunan: empat orang anak. Versi Her Suganda menyebut nama lengkap istri keempat ini adalah Atikah Khaerani.

Kehidupan rumah tangga Asep, sejauh diketahui, berlangsung dalam bayang-bayang kekayaan. Namun setelah wafatnya, rumah itu berubah menjadi arena konflik dan kekerasan.

Polemik Warisan dan Pembantaian di Kebon Kalapa

Catatan kematian Asep Berlian pun tak sepenuhnya jelas. Her Suganda menulis bahwa Asep meninggal dunia pada tahun 1936. Namun koran Sipatahoenan tertanggal 21 Juli 1934 menyebutkan bahwa Asep sudah meninggal beberapa bulan sebelumnya. Artinya, informasi resmi mengenai tanggal wafatnya simpang siur, sebuah isyarat bahwa dari sejak kematian pun, jejak Asep sudah diliputi misteri.

Namun yang paling mencengangkan datang dua hari setelah laporan itu terbit. Pada 23 Juli 1934, rumah keluarga Asep di Kebonkalapaweg (kini kawasan Kebon Kalapa, Bandung) menjadi lokasi pembantaian brutal. Tiga orang tewas, dua lainnya luka berat. Semuanya diserang menggunakan linggis oleh seorang pembantu rumah tangga bernama Tarmidi, pemuda 18 tahun asal Rancaekek yang telah bekerja selama lima tahun untuk Nyi Mintarsih, istri pertama Asep.

Berita tentang peristiwa berdarah di rumah Asep Berlian (Sumber: Sipatahoenan)
Berita tentang peristiwa berdarah di rumah Asep Berlian (Sumber: Sipatahoenan)

Tragedi ini segera menyedot perhatian. Media menurunkannya sebagai berita utama. Her Suganda menyebutnya sebagai Geger Bandung, sementara Haryoto Kunto menyebut tragedi ini dengan istilah Guyur Bandung. Dua istilah yang berbeda gaya, namun sama-sama menggambarkan suasana mencekam dan absurditas dari peristiwa tersebut.

Motif pembunuhan tidak pernah jelas. Ada versi yang menyebut soal asmara antara pelaku dan salah satu korban. Ada pula yang meyakini pembantaian itu terkait erat dengan sengketa warisan yang belum selesai sejak Asep wafat. Saat pembunuhan terjadi, kasus perebutan harta peninggalan Kiagoes Tamim memang sedang berlangsung di pengadilan tinggi dan belum menemukan titik terang.

Kasus pembunuhan ini tidak berdiri sendiri. Ia menempel erat pada konflik perebutan warisan yang kian membara setelah Asep meninggal. Pada Januari 1936, Nyi Ika, istri keempat Asep, menggugat haknya atas kekayaan yang ditinggalkan mendiang suami. Ia dibantu oleh pengacara Idih Prawirasapoetra. Namun kerabat keluarga menyebut bahwa harta Asep sudah habis. Entah habis karena pembagian yang tak adil, karena konflik berkepanjangan, atau karena digunakan tanpa perhitungan.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 09 Sep 2025, 14:02 WIB

Saya Tak Punya Walikota Bandung

Hidup di kota Bandung, banyak ragam budaya, tapi budaya sastra tak pernah hidup.
Muhammad Farhan, Walikota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 12:01 WIB

Percantik, Bukan Hanya Sekedar Produk Cantik dari Limbah Kain

Kisah inspiratif datang dari Nining Idaningsih, pemilik brand Percantik. Berawal dari kegemaran menjahit gamis berbahan katun Jepang pada tahun 2018, Nining kini mengembangkan usaha kreatif berbasis
Produk tas Percantik dari kain jeans bekas. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 10:56 WIB

Cara Memperkuat Kemampuan Motorik Halus Anak dengan Mainan yang Tepat

Mainan anak dapat mengasah kemampuan motorik halus dan motorik kasar. Untuk melatih motorik halus, anak bisa menggunakan mainan seperti balok susun atau Lego yang membantu koordinasi mata dan fokus
Ilustrasi foto LEGO sebagai permainan yang memperkuat motorik anak. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 09:00 WIB

Kuliner Legendaris: Ada Bubur Ayam Murah Meriah di Jantung Kota Bandung

Bandung dikenal dengan ragam kulinernya yang unik. Namun, ada satu sajian sederhana yang tetap jadi favorit warga, yaitu bubur ayam.
Ilustrasi bubur ayam dengan toping melimpah di Bandung. (Sumber: Youtube/Evan Media)
Ayo Netizen 09 Sep 2025, 08:33 WIB

Bandung, ABCD

Membacakan cerita ternyata bukan hanya tentang menghibur, melainkan ikhtiar menanamkan benih pengetahuan.
Gerakan Ayah Bacain Cerita Dong (ABCD) (Sumber: YouTube Topi Amali | Foto: Hasil tangkapan layar)
Ayo Jelajah 08 Sep 2025, 23:14 WIB

Sejarah Pemekaran Cimahi, Kota Tentara yang Lepas dari Bayangan Bandung

Cimahi resmi jadi kotip pada 1975, lalu lepas dari Bandung tahun 2001. Perjalanannya unik, dari kota tentara hingga kota penyangga industri.
Logo Kota Cimahi.
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 20:48 WIB

Betapa Menyebalkan Pungutan Liar Wisata di Jawa Barat

Jawa Barat adalah salah satu destinasi yang tak hanya memikat pagi para wisatawan dari luar tapi sumber pemasukan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Situs Bersejarah Stadion Malabar Gunung Puntang (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 17:53 WIB

Encuy ‘Preman Pensiun’: Sosok Aktor Pekerja Keras yang Mau Belajar

Encuy (Nandi Juliawan) Preman Pensiun berpulang pada Sabtu, 7 September 2025.
Encuy (Nandi Juliawan)-- berpulang pada Sabtu, 7 September 2025. (Sumber: Instagram/abenk_marco)
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 16:14 WIB

'Agama Rakyat' di Kota Bandung, Cuma Kita yang Enggak Ngeh

Membicarakan 'agama rakyat' memang tidak seperti membicarakan 'agama formal'.
Membicarakan 'agama rakyat' memang tidak seperti membicarakan 'agama formal'. (Sumber: Pexels/Ismail saja)
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 15:15 WIB

Dampak Kemarau Basah pada Potensi Produksi Pangan

Fenomena kemarau basah akan berpengaruh pada potensi produksi pangan sebagai upaya mencapai program kemandirian atau swasembada pangan di Indonesia
Ilustrasi kemarau di masa panen. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 08 Sep 2025, 13:02 WIB

Hanya Buka di Malam Hari, Pelanggan Nasi Kuning Pungkur Ngantre Sampai Subuh

Jika biasanya nasi kuning identik dengan sarapan pagi, lain halnya dengan warung kaki lima yang satu ini. Warung Nasi Kuning Pungkur, yang berlokasi di Jalan Pungkur No. 216, Kota Bandung, justru baru
Nasi Kuning Pungkur (Foto: GMAPS)
Ayo Jelajah 08 Sep 2025, 12:22 WIB

Sejarah Stadion GBLA, Panggung Kontroversi yang Hampir Dinamai Gelora Dada Rosada

Stadion Gelora Bandung Lautan Api lahir dengan ambisi besar untuk menjadi kandang Persib, namun sejak awal pembangunannya sudah penuh polemik, dari kasus korupsi, kerusakan, hingga tragedi suporter.
Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Gedebage yang diproyeksikan jadi kandang Persib.
Ayo Biz 08 Sep 2025, 12:06 WIB

Kisah Panjang Pampam Craft, Kerajinan Rajut yang Muncul dari Kecintaan Terhadap Seni

Di balik setiap helai benang yang terjalin menjadi boneka, tas, atau gantungan kunci, tersimpan kisah panjang tentang kecintaan pada seni rajut. Itulah yang melahirkan Pampam Craft, usaha rajutan yang
Minishop Pampam Craft dan Owner Pampam Craft, Defrina Miftahurrahma. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 12:03 WIB

Mengintip Koleksi Buku Internasional di Festival Big Bad Wolf (BBW) Bandung Barat

Festival Big Bad Wolf merupakan pameran buku internasional yang diselenggarakan di Bandung mulai dari 28 Agustus 2025- 07 September 2025.
Festival BBW Bandung 2025 di Parahyangan Convention (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 08 Sep 2025, 10:15 WIB

Adaptasi Jadi Kunci Hadapi Krisis Iklim: Mulai Kebijakan Global hingga Gotong Royong Masyarakat Lokal

Adaptasi adalah upaya untuk mempersiapkan dan menyesuaikan diri terhadap dampak perubahan iklim yang sudah terjadi atau yang akan datang.
Siswa SD Darul Hikam Bandung memperingati Hari Bumi 2024 dengan aksi nyata menanam pohon di kawasan Dago Giri. Kegiatan kongkret berperan penting menyerap karbon.
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 09:46 WIB

Dialog dengan Cermin: Saat Mesin Mempertanyakan Hakikat Kita

Opini ini menengok kembali derasnya perkembangan kecerdasan buatan yang kini semakin memudarkan sisi kemanusiaan kita.
Ilustrasi teknologi canggih masa kini. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Biz 08 Sep 2025, 07:25 WIB

Celana Jeans Ternyata Tidak Dibuat untuk Bergaya

Celana jeans pada dasarnya berfungsi sebagai pakaian bawahan yang nyaman, kuat, dan praktis untuk digunakan sehari-hari.
Foto produk Levi's. (Foto: Levi's)
Ayo Netizen 07 Sep 2025, 19:01 WIB

Bubur Ayam Gang Irit, Roti Cari Rasa Kosambi, dan Kenangan Masa SMA

Berbicara tentang kuliner roti dan bubur ayam legendaris saya selalu teringat saat masa-masa indah SMA dulu, tahun 1986-1988.
Roti Bumbu Cari Rasa di dekat Pasar Kosambi, Kota Bandung. (Sumber: Pemerintah Kota Bandung)
Ayo Biz 07 Sep 2025, 18:20 WIB

Jurig Jadi Cuannya: Cosplay Horor di Ruang Publik, Antara Hiburan dan Peluang Bisnis Kreatif

Di balik kostum dan riasan menyeramkan, ada komunitas kreatif yang menjadikan cosplay sebagai medium ekspresi sekaligus peluang ekonomi.
Di balik kostum dan riasan menyeramkan, ada komunitas kreatif yang menjadikan cosplay sebagai medium ekspresi sekaligus peluang ekonomi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 07 Sep 2025, 16:48 WIB

Treat a Cup Menyulap Minuman Sehat Jadi Gaya Hidup Baru Anak Muda Bandung

Treat a Cup hadir bukan hanya sebagai tempat ngopi, tapi sebagai brand yang merangkul tren hidup sehat dengan cara yang menyenangkan dan tetap kekinian.
Treat a Cup hadir bukan hanya sebagai tempat ngopi, tapi sebagai brand yang merangkul tren hidup sehat dengan cara yang menyenangkan dan tetap kekinian. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)