Jalan Buntu Pemulihan Lingkungan dan Penegakan Hukum Limbah Batu Bara di Bandung Barat

Restu Nugraha Sauqi
Ditulis oleh Restu Nugraha Sauqi diterbitkan Selasa 20 Mei 2025, 18:10 WIB
Warga melintas di lokasi pembuangan sisa limbah batu bara di Kampung Rongga, Desa Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)

Warga melintas di lokasi pembuangan sisa limbah batu bara di Kampung Rongga, Desa Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)

AYOBANDUNG.ID — Kampung Rongga, Desa Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, kini masih dihantui tumpukan limbah sisa pembakaran batu bara atau fly ash dan bottom ash (FABA) yang tak kunjung ditangani, meski permasalahan ini sudah terjadi lebih dari setahun lamanya.

Di tengah keresahan warga, gundukan hitam yang tampak mirip pasir semakin membentuk lanskap yang mengganggu pemandangan di badan jalan sepanjang 1 kilometer. Beberapa limbah bahkan dikemas dalam karung-karung besar, masing-masing seberat 25 kilogram, menambah parah dampak buruk terhadap lingkungan.

Keberadaannya semakin memperburuk kualitas udara di sekitar kawasan tersebut, apalagi saat musim kemarau tiba, ketika debu-debu FABA terbang ke udara dan mengancam kesehatan warga. Tak hanya itu, limbah yang terbawa air hujan dapat meresap ke dalam tanah pertanian, mencemari lahan, sumber air, dan berisiko merusak kesuburan tanah yang digunakan untuk menanam padi dan palawija.

Sejak temuan limbah tersebut, harapan masyarakat akan penanganan yang cepat dan tuntas terus menguap. Meski pemerintah daerah sempat menyatakan akan mengambil tindakan, hingga kini limbah-limbah berbahaya itu tetap menggunung tanpa solusi jelas. Belum lagi, pengusutan soal siapa pelaku yang membuang limbah ini semakin kabur. Proses hukum yang seharusnya menjadi harapan warga untuk mencari keadilan dan mencegah kejadian serupa, terkesan mandek tanpa perkembangan berarti.

Deden, seorang petani berusia 68 tahun, mengungkapkan kekhawatirannya. Ia merasa bingung dan khawatir tentang dampak dari limbah batu bara ini.

"Limbah ini sudah ada sejak setahun yang lalu. Kami tidak diberi informasi mengenai apa yang harus kami lakukan atau bagaimana dampaknya pada tanaman kami," ungkap Deden, yang mengandalkan hasil pertanian untuk kehidupannya.

Deden dan petani lain di sekitarnya kini hidup dalam ketidakpastian, khawatir jika limbah berbahaya itu mengontaminasi lahan mereka, merusak tanaman, dan akhirnya mengancam mata pencaharian mereka. Bagi warga yang menggantungkan hidup dari pertanian, keberadaan limbah batu bara ini bukan hanya ancaman terhadap lingkungan, tetapi juga ancaman terhadap masa depan mereka.

"Solusinya harus jelas, ini limbahnya masih ada. Dampak negatif dari limbah yang mencemari lingkungan dan lahan pertanian berarti masih ada," tandasnya.

Ditangani KLH

Penanganan terhadap limbah B3 FABA di Desa Cihampelas bagai air terpanaskan lalu menguap di udara. Pemulihan lingkungan yang diharapkan warga tak jelas realisasinya. Begitu pun dengan tindakan hukum bagi pelaku pembuang limbah. Hingga saat ini, aparat berwajib tak pernah mengungkap siapa pelaku dan hukuman setimpal atas perbuatan itu.

Pada 21 Oktober 2024, DLH Bandung Barat serta Petugas Gakkum Kementerian KLH sebenarnya telah meninjau lokasi limbah. Mereka memetakan area ceceran limbah, menyegel lokasi, dan mengambil sampel.

Aktivitas buang limbah batu bara itu telah berlangsung sejak Juli–Oktober 2024. Jika diestimasi, tumpukan limbah telah memenuhi area Jalan Irigasi mencapai 1 kilometer. Selain memicu masalah lingkungan, kegiatan tersebut diduga tanpa mengantongi izin dari masyarakat.

"Nah jadi nanti itu kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup yang menetapkan. Untuk sampel nanti kita akan ngambil dengan DLH Provinsi," kata PPLH Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat, Adhi, saat meninjau lokasi limbah, Senin 21 Oktober 2024 lalu.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, FABA yang dihasilkan oleh kegiatan PLTU memang sudah tidak dikategorikan limbah B3. Namun, pengelolaannya harus dilakukan secara ketat oleh pihak ketiga yang telah mengantongi izin.

Dalam aturan tersebut, FABA yang dihasilkan dari mesin pengolahan batu bara untuk aktivitas tekstil dan peleburan logam tetap masuk kategori limbah B3.

"FABA diatur dalam PP 22 Tahun 2021. Jadi dalam Lampiran 14, limbah FABA yang dikeluarkan dari B3 adalah limbah PLTU, kecuali FABA dari boiler stoker untuk pabrik tekstil, itu masih kategori B3," kata Adhi.

"Yang jelas saya rasa ini tidak mungkin dari PLTU. Kalau dari PLTU, dia ngeluarinnya langsung dari pabrik-pabrik pemanfaat seperti pengolahan beton dan lainnya. Kalau yang di sini kemungkinan besarnya dari pabrik tekstil," tambahnya.

Menurut Adhi, limbah FABA dari industri di luar PLTU idealnya dikelola oleh pihak ketiga yang bertugas mengolah limbah dan tak boleh dibuang sembarangan begitu saja. Temuan limbah FABA di Jalan Irigasi Kampung Rongga merupakan pembuangan ilegal yang melanggar hukum. Para pelaku, yakni industri penghasil limbah serta transporter pengangkut limbah, bisa dijerat hukum.

"Ini kan seharusnya penghasil (limbah) bekerja sama dengan pihak ketiga. Terus dilakukan pengolahan di tempat berizin. Kalau ini tidak dilakukan berarti melanggar Pasal 104 Undang-Undang 32. Dengan ancaman denda Rp3 miliar atau pidana 3 tahun penjara," jelasnya.

"Pasal ini berlaku ke semuanya. Baik pihak penghasil limbah maupun pihak dump truk yang mengangkut. Karena kan ada Undang-Undang Angkutan. Kalau seperti ini, angkutan ini juga bisa kena pidana juga," papar Adhi.

Meski begitu, untuk mencari tahu para pelaku yang terlibat dalam kasus ini akan ditangani oleh Kementerian Lingkungan Hidup serta jajaran kepolisian.

"Tahapan setelah ini, kita kan sudah tahu matrikulasinya. Nanti kita buatkan laporan dan ditembuskan ke kementerian. Jadi untuk penelusuran tersangka segala macam itu oleh mereka. Kalau kita hanya membantu menghitung berapa total limbah yang dibuang ke sini," tandasnya.

Warga Menunggu Pemulihan Lingkungan

Tumpukan limbah batu bara yang dibuang sembarangan di Jalan Irigasi mulai mencemari sumber air masyarakat usai diterjang hujan deras sepekan terakhir.

Limbah batu bara jenis material sisa pembakaran atau FABA ini dilaporkan meresap ke sumur warga sehingga air berubah keruh kehitaman. Kondisi itu membuat masyarakat khawatir mengalami dampak negatif sehingga memilih tak menggunakan air untuk kebutuhan air minum.

"Betul, sudah ada satu sumur warga yang tercemar. Ini karena beberapa hari ke belakang hujan deras sehingga meresap masuk ke sumur," kata Ketua RW 06 Desa Cihampelas, Asep Kusumah, saat dikonfirmasi, Kamis 7 November 2024 lalu.

Selain mencemari sumur, hujan mengakibatkan limbah B3 ini ikut terbawa ke lahan sawah dan kebun palawija milik masyarakat. Hal ini membuat para petani harap-harap cemas terhadap nasib tanaman yang mereka budidayakan.

"Kondisi tumpukan limbah terbuka, jadi ketika hujan tergerus masuk sawah dan terbawa ke irigasi. Airnya keruh, masyarakat khawatir akan berdampak pada padi dan kesuburan tanah," jelas Asep.

Masyarakat mendesak pemerintah daerah segera mengambil langkah pemulihan lingkungan terhadap area pencemaran limbah batu bara. Mereka bosan karena lokasi limbah terus-terusan hanya ditinjau tanpa solusi penanganan yang jelas. Apalagi dampak pencemaran sudah nyata di depan mata.

"Saya sudah beberapa kali melakukan pertemuan. Tapi gak pernah ada solusi pasti. Wacana solidifikasi juga gak jadi, mau dibersihkan juga tidak ada. Udah satu tahun penyelesaian gak jelas, ini jadi potret birokrasi kita gak bener. Kami berharap ke Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi bisa turun," ujarnya saat ditemui baru-baru ini.

Redaksi
Redaksi
Editor
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 02 Agu 2025, 08:18 WIB

Jaket Super Ekslusif dari Bandung Ini Tak Pernah Kehilangan Popularitas

Dari sebuah kamar kos berukuran dua kali dua meter di Bandung, lahir sebuah brand fashion yang kini dikenal luas oleh pecinta jaket eksklusif, Rawtype Riot. Bahkan jaket ini sempat menjadi buah bibir
Jaket Rawtype Riot (Foto: Dok. Rawtype Riot)
Ayo Biz 02 Agu 2025, 07:26 WIB

Menikmati Sajian Kuliner Sunda dan Petualangan Seru di Selatan Bandung

Jika biasanya kuliner hadir sebagai pelengkap destinasi wisata, hal sebaliknya justru ditawarkan Bale Bambu. Berlokasi di jalur utama Soreang–Ciwidey, tempat makan ini menjadikan pengalaman wisata
Ilustrasi -- Nasi Liwet Sunda (Foto: Pixabay)
Ayo Netizen 01 Agu 2025, 21:29 WIB

Saat Uang Kotor Disulap Jadi Sah: Bisa Apa Hukum Indonesia?

Seperti kasus korupsi di Pemkab Bandung Barat, uang korupsi direkayasa jadi macam uang bersih melalui tindak pidana pencucian uang.
 (Sumber: Refika Aditama | Foto: Refika Aditama)
Ayo Netizen 01 Agu 2025, 20:26 WIB

Surga Kuliner Jajanan SD di Kawasan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Pemburu kuliner jajanan SD wajib datang ke Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Kawasan Jajanan UIN Sunan Gunung Djati Bandung (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 18:51 WIB

49 Tahun Bersama Canting, Kisah Hidup dalam Lembar Batik

Di tangan Sipon, malam panas yang menari di atas kain bukan sekadar teknik, melainkan warisan yang menyatu dengan detak hidupnya.
Di tangan Sipon, malam panas yang menari di atas kain bukan sekadar teknik, melainkan warisan yang menyatu dengan detak hidupnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Agu 2025, 16:08 WIB

Gempa Bumi yang Memicu Letusan Gunung Api di Lembah Suoh 

Air Panas alami keluar di lembah Suoh, di antara dua patahan yang sejajar, dengan gerakan di garis patahan yang saling berlawanan.
Kawah Keramikan, dasarnya yang rata, seperti lantai yang dialasi keramik. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 14:22 WIB

Rupa-rupa Hijab Lokal dari Bandung, Nyaman dan Enak Dipandang

Hijab atau jilbab sudah menjadi fashion item yang melekat dalam kehidupan sehari-hari para Muslimah. Selain untuk menutup aurat, keberadaannya juga bisa mempercantik tampilan wajah.
Ilustrasi Hijab (Foto: Freepik)
Ayo Jelajah 01 Agu 2025, 14:19 WIB

Sejarah Lyceum Kristen Bandung, Sekolah Kolonial yang jadi Saksi Bisu Gemerlap Dago

Het Christelijk Lyceum atau Lyceum Kristen Bandung adalah sekolah kolonial bergaya Eropa di Dago, menyimpan jejak sejarah pendidikan Hindia Belanda dan kisah para alumninya.
Foto siswa Het Christelijk Lyceum Bandung di Dago 1951/52 (Sumber: javapost.nl)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 14:03 WIB

Makeupuccino, di Mana Belanja Makeup Bertemu Momen Me-Time

Makeupuccino bukan hanya toko kosmetik, tapi juga ruang nyaman untuk bersantai, berbagi cerita, dan merayakan kecantikan dalam segala bentuknya.
Makeupuccino bukan hanya toko kosmetik, tapi juga ruang nyaman untuk bersantai, berbagi cerita, dan merayakan kecantikan dalam segala bentuknya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 01 Agu 2025, 13:09 WIB

Mengapa Tanah di Cekungan Bandung Terus Ambles? Cerita dari Rancaekek dan Bojongsoang

Hasil penelitian ini mengungkap alasan utama di balik fenomena yang membuat tanah di Cekungan Bandung terus ambles.
Persawahan di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. (Sumber: Google map)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 12:46 WIB

Kolaborasi Bukan Kompetisi, Semangat Baru Fashion Lokal dari Bandung

Di tengah persaingan global, produk brand lokal asal Kota Kembang menunjukkan kepercayaan diri dan kualitas yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Di tengah persaingan global, produk brand lokal asal Kota Kembang menunjukkan kepercayaan diri dan kualitas yang tak bisa dipandang sebelah mata. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 12:19 WIB

Kecimpring Babakan Bandung: Usaha Camilan Tradisional yang Terus Bertahan

Kampung Babakan Bandung, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, memiliki aktivitas pagi yang unik. Denting suara hiruk pikuk bukan berasal dari kendaraan atau pasar, melainkan da
Kecimpring Babakan Bandung (Foto: Ist)
Ayo Biz 01 Agu 2025, 11:46 WIB

Warung Bakso Klasik di Lengkong Kecil, Selalu Jadi Magnet Pecinta Kuliner Sejak 1994

Di sudut Jalan Lengkong Kecil No. 88, Paledang, Bandung, terdapat sebuah warung bakso sederhana. Namanya sudah melekat kuat dalam ingatan banyak warga, yaitu Mie Bakso Mang Idin.
Bakso Mang Idin (Foto: Ist)
Ayo Jelajah 01 Agu 2025, 07:53 WIB

Sejarah Seni Tari Jaipong yang Kemunculannya Diwarnai Polemik

Sejarah jaipong tak lepas dari Suwanda di Karawang dan Gugum Gumbira di Bandung. Tarian ini kini jadi ikon budaya Sunda dan Indonesia.
Tari Jaipongan asal Jawa Barat. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 31 Jul 2025, 18:06 WIB

Dari Remaja ke Keluarga, Evolusi Gaya Hidup di Balik Brand 3Second

Berawal dari semangat kreatif Kota Bandung, 3Second berkembang menjadi lebih dari sekadar merek fashion lokal.
Berawal dari semangat kreatif Kota Bandung, 3Second berkembang menjadi lebih dari sekadar merek fashion lokal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 31 Jul 2025, 17:30 WIB

Dua Operasi Caesar yang Mengubah Stigma

Dua kelahiran, dua pengalaman berbeda, yang mengubah stigma tentang BPJS Kesehatan.
Shafa (baju krem kiri) dan Athiya, dua anak dari Rika Muflihah yang selamat lahir berkat operasi caesar. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 31 Jul 2025, 16:11 WIB

Klinik Estetik Menjamur di Kota Bandung, Bisnis Tumbuh Bersama Budaya Urban Merawat Diri

Lonjakan minat masyarakat terhadap perawatan kulit bukan sekadar soal penampilan, tetapi berkaitan dengan kepercayaan diri dan kualitas hidup.
Kaum pria mulai melirik manfaat perawatan penampilan sebagai bagian dari investasi pribadi dan profesional. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 31 Jul 2025, 15:11 WIB

Fashion yang Berakar pada Bumi, Kolaborasi Brand Lokal dalam Napas Alam Lembang

Jion Studios dan nanas.id, dua brand lokal menyulam narasi baru tentang fashion. Bukan sekadar tren, tapi sebuah gerakan sadar lingkungan.
Jion Studios dan nanas.id, dua brand lokal menyulam narasi baru tentang fashion. Bukan sekadar tren, tapi sebuah gerakan sadar lingkungan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 31 Jul 2025, 14:45 WIB

Mengurai Cerita Penurunan Permukaan Tanah Kota Bandung yang Tak Terlihat

Meskipun pengukuran dan pemetaan amblesan tanah sudah banyak dilakukan, khususnya di permukaan, Imam Sadisun menyoroti kurangnya data di bawah permukaan.
Permukaan tanah di sebagian kawasan di Kota Bandung   mengalami ambles karena pengambilan air tanah berlebihan dan beban bangunan yang berakumulasi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Biz 31 Jul 2025, 14:45 WIB

Hijab Stylish dan Simpel Jadi Pilihan Anak Muda, Cek Rekomendasinya

Di tengah tren modest fashion, Dyara Hijab hadir sebagai pelaku usaha lokal yang mengusung konsep hijab praktis dan stylish. Didirikan oleh Ajeng Apridiyanti pada 2016, brand ini menyasar segmen pere
Di tengah tren modest fashion, Dyara Hijab hadir sebagai pelaku usaha lokal yang mengusung konsep hijab praktis dan stylish. (Foto: Ist)