Gempa Bumi yang Memicu Letusan Gunung Api di Lembah Suoh 

T Bachtiar
Ditulis oleh T Bachtiar diterbitkan Jumat 01 Agu 2025, 16:08 WIB
Kawah Keramikan, dasarnya yang rata, seperti lantai yang dialasi keramik. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)

Kawah Keramikan, dasarnya yang rata, seperti lantai yang dialasi keramik. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)

Ada ruas dinding sungai kecil, yang air yang membentuk airterjun rendah. Dinding itu dasarnya berupa sinter, endapan batuan yang terbentuk dari proses pengubahan mineral pada sistem panasbumi. Air Panasnya yang mengepulkan uap, melimpas di dasar kawah Keramikan yang datar. 

Begitu sampai di kawah Keramikan yang berada di Desa Sukamarga, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, barulah mengerti, mengapa kawah ini disebut Keramikan. Lantai kawahnya yang datar itu, menyerupai lantai keramik yang sangat luas, dengan warna gading kecoklatan. 

Di Kawah Keramikan inilah pernah terjadi letusan freatik atau letusan semburan uap dengan tiga kali dentuman yang kuat pada tanggal 24 Mei 2024. Letusan gunung api yang terjadi karena adanya kontak antar magma yang panasnya 1.200 derajat C dengan permukaan air tanah di dalam tubuh gunung.

Kejadian itu menyebabkan air tanah mendidih, berubah menjadi uap bertekanan tinggi. Ketika tekanannya melebihi kekuatan penutup di atasnya, maka tekanan uap panas itu akan menghasilkan ledakan.

Pada saat letusan freatik, bebatuan yang ada di sekitar leher gunung api dapat dihancurkan. Letusannya dapat menghamburkan abu, blok, dan bom gunung api, tetapi material itu bukan berasal dari magma baru.

Jalaran gelombang gempa di garis patahan Semangko ini telah memicu letusan freatik di lembah Suoh, dan gempabumi besar pada tanggal 16 Februari 1994 pukul 00.08, dengan kekuatan 6,5-7,0 yang menghentak Kota Liwa.

Kota ini terletak antara Lembah Suoh dengan Danau Ranau. Jarak lurus antara Lembah Suoh dengan Kota Liwa sekitar 24 km, dan antara Kota Liwa ke Danau Ranau sekitar 30 km. Gempabumi Liwa telah menghancurkan 6.000 bangunan, sehingga 75.000 keluarga kehilangan rumah, menelan korban jiwa sebanyak 196 orang meninggal, dan hampir 2.000 orang luka-luka.

Jauh sebelum itu, pada tahun 1933, terjadi letusan kuat di dekat Danau Asam. Berulangnya gempa bumi dan letusan gunung api di sana, karena kawasan itu persis berada di dalam lintasan zona patahan besar Sumatera.

Lembah Suoh dapat dicapai dari Bandar Lampung menuju Kota Agung, kemudian berbelok ke utara - barat laut, menyusuri patahan atau sesar Semangko ke utara, dan akan berakhir di Danau Asam dan tempat-tempat menarik lainnya, seperti kawah Keramikan, Pasir Kuning, Nirwana, dll. 

Garis pantai selatan Provinsi Lampung itu seperti hurif M besar, membentuk beberapa tanjung dan dua teluk besar. Teluk di sebelah timur namanya Teluk Lampung, dan teluk di sebelah barat namanya Teluk Semangka. Dari teluk Semangka ke arah barat laut, memanjang garis patahan atau sesar Semangko yang menoreh pulau ini hingga di ujung utara.

Patahan inilah yang sangat berpengaruh membentuk rona bumi sepanjang barat Pulau Sumatera yang berupa rangkaian pegunungan dengan lembah yang dalam. Di lembah-lembahnya mengalir sungai-sungai yang berkelok mengikuti bagian bumi terlemah yang mudah diterabas aliran air.

Di bagian selatan, garis patahan Semangko seperti orang yang sedang terlentang, dengan dua kakinya yang terbuka. Satu kaki di sebelah timur, berupa garis sesar yang melintasi Desa Kotaagung, Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus. Kaki yang satunya lagi di sebelah barat, berupa garis sesar Semangko sisi barat, melintasi Desa Tanjungan, Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus. 

Di pantai selatan Lampung, kedua kaki yang terbuka itu lebarnya sekitar 15 km, berupa lembah depresi yang relatif datar, dan semakin menyempit di utara, yang lebar depresinya sekitar 500 m kurang.

Sebagai penanda, di sana ada Desa Tulungasahan, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus. Kalau dianalogikan kaki manusia, ini adalah lututnya. Mulai dari Tulung Asahan ke utara, ronabuminya menyempit, dengan lembah dan aliran sungai yang berkelok di antara tebing curam sepanjang 17 km, namun garis sesarnya masih tetap dua lajur, yang menerus dari Teluk Semangka.

Dari Desa Pangkalan, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, lembah depresinya melebar kembali, mulai 1,5 km hingga 6 km di utaranya, dengan panjang 13 km. Rona Bumi ini dibentuk oleh kekuatan tektonik yang setiap waktu terus bergerak. Antara titik selatan garis patahan hingga di lembah Suoh sisi utara, jaraknya sekitar 50 km.

Lembah Suoh merupakan selangkangan, celah kangkang atau kunci paha, dari garis patahan Semangko. Lembah Suoh menjadi titik singgah energi gempa bumi, kemudian menerus ke utara ke Danau Kaldera Ranau yang luasnya 12 km x 16,5 km.

Di sela-sela istirahat sambil memesan kudapan di warung yang tak jauh dari Danau Asam, pemilik warung menjelaskan arti kata yang dijadikan nama kawasan. Sambil menyajikan kopi panas yang dihasilkan dari Liwa, mengatakan, bahwa kata suoh itu berasal dari kata suah, yang berarti terbakar.

Sangat mungkin, toponimi ini muncul ketika dari kawah-kawah yang mengepul itu pernah terjadi letusan yang membakar pepohonan di sekitarnya. Atau, uap dengan kandungan belerang yang tinggi, dapat mematikan tumbuhan di lereng, seperti yang terbakar.

Dengan berjalannya waktu, terjadi pergeseran pelafalan huruf a menjadi o, sehingga suah berubah menjadi suoh. Kawah dengan lingkungannya yang pernah terbakar menjadi ciri bumi, yang berkembang menjadi nama geografis kecamatan.

Air Panas alami keluar di lembah Suoh, di antara dua patahan yang sejajar, dengan gerakan di garis patahan yang saling berlawanan. Di sisi barat patahan bergerak dari arah tenggara ke barat laut, dan sisi timur patahan bergerak dari arah barat laut ke arah tenggara.

Gerakan patahan yang sejajar ini menyebabkan terbentuknya amblesan, yang semakin lama semakin melebar dan memanjang, sesuai arah gerakan patahannya. 

Adanya patahan besar Sumatera di sepanjang pulau Sumatera akan menyebabkan terjadinya gempa bumi, dan dapat memicu letusan gunungapi, walaupun tidak selamanya.

Mengingat semakin padatnya penduduk di sepanjang garis patahan itu, maka mitigasi harus terus diimbaskan sepanjang hayat. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 03 Nov 2025, 19:47 WIB

Fesyen sebagai Cerminan Kepribadian: Lebih dari Sekadar Gaya

Fashion tidak hanya berbicara tentang pakaian yang indah atau tren terkini, tetapi juga menjadi cara seseorang mengekspresikan diri.
Setiap pilihan busana, warna, hingga aksesori yang dikenakan seseorang menyimpan cerita tentang siapa dirinya (Sumber: Pexels/PNW Production)
Ayo Biz 03 Nov 2025, 19:40 WIB

Tempo vs Menteri Pertanian, AJI Tegaskan Sengketa Pers Bukan Urusan Pengadilan

Sengketa pers antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan Tempo bermula dari aduan terhadap pemberitaan Tempo berjudul “Poles-Poles Beras Busuk”.
Sengketa pers antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan Tempo bermula dari aduan terhadap pemberitaan Tempo berjudul “Poles-Poles Beras Busuk” yang tayang di akun X dan Instagram Tempo. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 03 Nov 2025, 19:24 WIB

Pusat Perbelanjaan Bandung di Era Digital, Bertahan atau Bertransformasi?

Bandung, kota yang dikenal sebagai Paris van Java, tak hanya memikat lewat pesona alam dan kulinernya, tetapi juga lewat denyut bisnis ritelnya yang dinamis.
Bandung, kota yang dikenal sebagai Paris van Java, tak hanya memikat lewat pesona alam dan kulinernya, tetapi juga lewat denyut bisnis ritelnya yang dinamis. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Jelajah 03 Nov 2025, 18:54 WIB

Sejarah Flyover Pasupati Bandung, Gagasan Kolonial yang Dieksekusi Setelah Reformasi

Flyover Pasupati Bandung menyimpan sejarah panjang, dari ide Thomas Karsten di era kolonial hingga menjadi simbol kemajuan urban modern Jawa Barat.
Flyover Pasupati Bandung. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Jelajah 03 Nov 2025, 18:39 WIB

Hikayat Tragedi Lumpur Lapindo, Bencana Besar yang Tenggelamkan Belasan Desa di Sidoarjo

Sejarah amukan lumpur Lapindo telan 16 desa dan 60 ribu jiwa, tapi yang tenggelam bukan cuma rumah, juga nurani dan keadilan negeri ini.
Lumpur Lapindo. (Sumber: Shutterstock)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 17:54 WIB

Perundungan Dunia Maya (Cyberbullying), Siswa SMAN 25 Bandung Diajak Lebih Bijak di Dunia Digital

Mahasiswa Telkom University mengedukasi siswa SMAN 25 Bandung tentang bahaya cyberbullying melalui kegiatan sosialisasi dan diskusi interaktif.
Dokumentasi Pribadi, sosialisasi "Perundungan Dunia Maya (cyberbullying)" SMAN 25 Bandung, 27 oktober 2025.
Ayo Biz 03 Nov 2025, 16:56 WIB

Fesyen Sunda dan Anak Muda Bandung: Warisan atau Wawasan yang Tergerus?

Sejak satu dekade terakhir, anak-anak muda mulai tampil dengan pangsi hitam, iket Sunda, atau aksara kuno yang menghiasi kaus mereka, simbol dari pencarian identitas budaya yang lama terpinggirkan.
[ilustrasi]Sejak satu dekade terakhir, anak-anak muda mulai tampil dengan pangsi hitam, iket Sunda, atau aksara kuno yang menghiasi kaus mereka, simbol dari pencarian identitas budaya yang lama terpinggirkan. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 15:41 WIB

Bandung dan Krisis Nurani Ekologis

Pemerintah kota Bandung tampak lebih sibuk memoles citra daripada memelihara kehidupan.
Sungai Cikapundung Kampung Cibarani Kota Bandung (Foto: Dokumen River Clean up)
Ayo Biz 03 Nov 2025, 14:56 WIB

Milenial dan Generasi Z Tak Lagi Beli Barang, Mereka Beli Nilai

Di tangan generasi milenial dan Gen Z, konsep Keberlanjutan menjelma menjadi gaya hidup yang menuntut transparansi, nilai, dan tanggung jawab sosial.
Produk upcycle, yang mengolah limbah menjadi barang bernilai, kini menjadi simbol perubahan yang digerakkan oleh kesadaran kolektif. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 14:46 WIB

‘Galgah’, Antonim Baru dari ‘Haus’ yang Resmi Masuk KBBI

Kata baru “galgah” sedang jadi sorotan warganet!
Kata "galgah" menunjukkan seseorang sudah tidak lagi haus. (Sumber: Pexels/Karola G)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 14:10 WIB

Cahaya di Tengah Luka: Ketulusan Ibu Timothy Anugerah yang Mengampuni dan Merangkul

Kehilangan seorang anak adalah duka yang tak terbayangkan. Namun, Ibu dari almarhum Timothy Anugerah memilih jalan yang tak biasa.
Ketulusan hati ibu Timothy Anugerah (Sumber: https://share.google/StTZP2teeh7VKZtTl)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 13:15 WIB

Diskusi Buku 'Berani Tidak Disukai' bersama Salman Reading Corner

Membaca adalah cara kita untuk menyelami pemikiran orang lain. Sementara berdiskusi adalah cara kita mengetahui berbagai macam perspektif.
Diskusi Buku Bersama Salman Reading Corner, Sabtu, 01 November 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 11:32 WIB

Menyalakan Kembali Lentera Peradaban

Refleksi Milad ke-113 Muhammadiyah.
Lentera dengan karya seni Islam. (Sumber: Pexels/Ahmed Aqtai)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 10:01 WIB

Perutku, Makanan, dan Rasa Lapar yang Sia-sia

Perut adalah salah satu inti kehidupan manusia. Dari sanalah segalanya bermula, dan juga sering berakhir.
Para pengungsi. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 08:12 WIB

Mati Kelaparan di Negeri para Bedebah

Membunuh memang tidak selamanya melukai tubuh seseorang dengan senjata.
Ilustrasi Meninggal karena kelaparan (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 20:37 WIB

Mengapa Tidur Cukup Sangat Penting? Begini Cara Mencapainya

Sering begadang? Hati-hati, kurang tidur bisa merusak kesehatan tubuh dan pikiranmu!
Ilustrasi tidur. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 17:53 WIB

Inspirasi Sosok yang Teguh Mengabdi di Cipadung Wetan

Sosok lurah di Cipadung Wetan yang memiliki dedikasi tinggi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Lurah Cipadung Wetan, Bapak Tarsujono S. Sos, M,. M,. (Sumber: Mila Aulia / dok. pribadi | Foto: Mila Aulia)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 15:14 WIB

Peran Orang Tua di Tengah Tantangan Pendidikan Modern

Perkembangan teknologi dan perubahan gaya belajar membuat pendidikan modern tidak lagi sama seperti dulu.
Orang tua dan anaknya. (Sumber: Pexels/Lgh_9)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 14:01 WIB

Ketika Kampus Tak Lagi Aman: Belajar dari Kasus Timothy Anugerah di Universitas Udayana

Kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana, membuka mata kita tentang bahaya perundungan di lingkungan kampus.
Korban perundungan, Timothy Anugerah. (Tiktok/apaajaboleh2012)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 12:29 WIB

Bermain dengan Sabar, Reza Gebuk 2 Ganda Malaysia, BL Negeri Jiran Marah!

Ini adalah kemenangan ketiga Sabar/Reza dari pasangan Malaysia itu dalam empat pertemuan.
Sabar Karyaman Gutama dan Mohammad Reza Pahlevi Isfahani. (Sumber: Dok. PBSI)