Warga Bandung Kena Kibul Charlie Chaplin: Si Eon Hollywood dari Loteng Hotel

Redaksi
Ditulis oleh Redaksi diterbitkan Selasa 10 Jun 2025, 12:33 WIB
Charlie Chaplin dalam film City Lights (1931)

Charlie Chaplin dalam film City Lights (1931)

AYOBANDUNG.ID - Tak semua orang bisa mengecoh kerumunan warga Bandung. Tapi jika namamu Charlie Chaplin, maka satu pintu belakang dan sebuah siulan dari loteng bisa membuat ribuan orang terkecoh. Begitulah cara "Si Eon Hollywood" mengelabui massa pada kunjungan keduanya ke kota Bandung, Maret 1936 silam.

Komedian bisu yang terkenal dengan langkah tersendat-sendat dan kumis sikat gigi itu datang bukan untuk syuting atau berorasi politik. Ia hanya sedang berlibur. Tapi kedatangannya di Hindia Belanda kala itu tetap mengundang sensasi. Warga berebut ingin melihat wajahnya, wajah yang selama ini hanya mereka saksikan di layar hitam putih tanpa suara.

Dari Pintu Belakang ke Loteng Hotel Preanger

Waktu menunjukkan pukul setengah lima sore, 22 Maret 1936. Di pelataran Hotel Preanger, warga Bandung sudah berkerumun. Mereka ingin menyaksikan langsung kedatangan Chaplin. Ada siswa-siswa sekolah, orang tua, pedagang, dan entah siapa lagi. Mata mereka tertuju ke arah jalan—menanti mobil sang bintang muncul dari tikungan barat.

Tapi mobil itu tak pernah lewat. Warga mulai resah. Lalu tiba-tiba terdengar siulan dari atas hotel. Ketika kepala-kepala mendongak, mereka melihat Chaplin sudah berdiri di loteng. "Naha atoeh ana soeit teh ngaheot bet geus aja di loehoer loteng, sihoreng djalanna ka toekang,” tulis koran Sipatahoenan keesokan harinya.

Potongan berita Charlie Chaplin di Bandung dalam koran Sipatahoenan terbitan 23 Maret 1936. (Sumber: Sipatahoenan)
Potongan berita Charlie Chaplin di Bandung dalam koran Sipatahoenan terbitan 23 Maret 1936. (Sumber: Sipatahoenan)

Begitulah. Sambil menunggu warga menengok ke arah jalan utama, Chaplin masuk lewat pintu belakang hotel dan muncul dari loteng dengan gaya teatrikal. Aksi itu bisa dibilang lebih lucu dari adegan film-filmnya, karena ia mengecoh orang-orang tanpa satu kata pun—ciri khas yang ia bawa dari dunia film bisu.

Ini bukan pertama kalinya Chaplin menipu kerumunan. Dalam kunjungan sebelumnya, tahun 1927 atau mungkin 1932, ia datang bersama Mary Pickford. Untuk menghindari kehebohan, mereka bahkan menyewa dua orang untuk berdandan seperti mereka. Dua Chaplin palsu berdiri di depan Hotel Homann, sementara yang asli masuk diam-diam. Satu aksi sandiwara di dunia nyata.

Ditemani Paulette Goddard ke Pasar Baru

Chaplin tak sendirian. Ia datang bersama kekasihnya, Paulette Goddard, aktris cantik yang 22 tahun lebih muda. Kala itu Chaplin berusia 47 tahun dan Goddard baru 25. Mereka juga ditemani seorang pelayan berkebangsaan Jepang.

Pada malam harinya, trio ini naik delman menyusuri jalanan Bandung menuju Pasar Baru dan Suniaraja. Delman bukanlah kendaraan bintang film Hollywood, tapi bagi Chaplin, justru keanekaragaman inilah yang membuat perjalanan menarik. Ribuan orang mengikuti delman mereka. Polisi pun diturunkan untuk berjaga-jaga.

Di trotoar Pasar Baru, Chaplin berjalan santai. Kadang berhenti di depan toko. Kadang menatap ke arah warga yang menatapnya. Tidak ada dialog, hanya bahasa tubuh. Chaplin tetap menjadi Chaplin—meski jauh dari studio dan kamera.

Sekembalinya ke hotel, warga belum bubar. Mereka masih berkerumun, berharap bintang itu akan muncul lagi—mungkin dari jendela, mungkin dari atap. Tapi tidak. Chaplin sudah cukup bersandiwara untuk hari itu.

Lanjut Plesir ke Garut

Dua hari kemudian, 24 Maret, Chaplin melanjutkan perjalanan ke Garut. Di sana ia menginap di Hotel Ngamplang, sebuah hotel kolonial yang dikelilingi pemandangan gunung dan kebun teh. Esok harinya, ia mengunjungi Kawah Kamojang, Situ Cangkuang, dan Situ Bagendit.

“Powe Salasa noe anjar kaliwat loba pendoedoek Garoet noe beuheung sosonggeteun bales ngadago-dago ‘Si Eon Hollywood’… tapi bet ngampleng bae teu koemis-koemisna atjan,” tulis wartawan Sipatahoenan yang meliput kala itu.

Warga Garut pun kecelik. Mereka menunggu sejak pagi, tapi Chaplin ternyata sudah ada di hotel lebih dulu. Tak ada sambutan, tak ada parade. Hanya jejak kaki di tanah pegunungan dan mungkin senyum kecil dari bibir yang pernah mengundang tawa jutaan orang.

Chaplin sempat berkata bahwa ia ingin kembali ke Garut dalam dua atau tiga tahun lagi. Tapi niat itu tinggal niat. Ia tak pernah kembali.

Si Tjaplin: Sosok Eksentrik dari Hollywood

Yang menarik dari seluruh perjalanan ini bukan sekadar kedatangan Chaplin, tapi cara ia hadir. Ia bukan aktor biasa. Ia adalah tokoh pop global pertama yang dikenal bahkan oleh anak-anak di Hindia Belanda. Ia datang, bukan sebagai pejabat atau bangsawan, tapi sebagai badut legendaris yang lihai membaca situasi.

Orang-orang Sunda menjulukinya “Tjali-Tjaplin” atau “Si Tjaplin.” Ada juga yang menyebutnya “Si Eon Hollywood,” semacam julukan untuk orang asing dari dunia gemerlap yang jauh.

Deret nama-nama itu terdengar akrab. Ia bukan sekadar bintang. Ia sudah menjadi milik publik. Dan publik menyambutnya seperti kerabat jauh yang pulang kampung dengan kerumunan, harapan, dan rasa ingin tahu.

Di tengah hiruk-pikuk kolonialisme, Chaplin datang seperti oase. Ia tak membawa kemewahan, tapi membawa ilusi dan tawa. Satu siulan dari loteng cukup untuk membuktikan bahwa dunia bisa tertawa, meski hanya sebentar.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 11 Jun 2025, 07:54 WIB

Gol Rukma Bikin Stadion Ikada Pecah

Pemain asal Bandung, Rukma menjadi satu-satunya orang Indonesia yang mencetak gol ke gawang tim Kota Moskow yang sedang bertamu di Jakarta.
Rukma Sudjana, pemain Persib Bandung dan Timnas Indonesia era 1950-an. (Foto: X/@RavandoLie)
Ayo Biz 10 Jun 2025, 19:31 WIB

Menyalakan Gaung Brand Lokal, Visval dan Misi Menginspirasi

Visval berdiri sebagai sebuah pernyataan, di mana brand lokal bisa bertahan, berkembang, dan memiliki dampak di industri fesyen Indonesia.
Koleksi tas dari brand lokal asli Bandung, Visval. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 10 Jun 2025, 18:27 WIB

Bervakansi ke Tahura, Medium untuk Menepi dan Menyembuhkan

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda adalah tempat yang tak hanya menampilkan keasrian, tapi juga menyediakan ruang untuk jeda dan bertahan dalam diam. 
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Bandung (Sumber: Document Pribadi | Foto: Yayang Nanda Budiman)
Beranda 10 Jun 2025, 17:43 WIB

Syahwat Durjana Dokter Priguna di Lantai Tujuh RSHS

Dokter PPDS RSHS, Priguna Anugerah Pratama, dibius hasrat menyimpang hingga perkosa tiga perempuan. Modusnya: ruang kosong dan obat rumah sakit.
Ilustrasi sosok misterius di sebuah bangunan bertingkat. (Sumber: Flickr | Foto: Brecht Bug)
Ayo Biz 10 Jun 2025, 16:46 WIB

Merayakan Kebebasan dan Kepercayaan Diri dalam Fesyen: Kisah di Balik The Love Bandit – XOXO

Fesyen bukan sekadar gaya, tetapi sebuah pernyataan tentang bagaimana seseorang merasa nyaman dalam dirinya sendiri.
Fesyen bukan sekadar gaya, tetapi sebuah pernyataan tentang bagaimana seseorang merasa nyaman dalam dirinya sendiri. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 10 Jun 2025, 15:29 WIB

Menghabiskan Isi Piring Bisa Jadi Langkah Merawat Bumi

Siapa sangka sisa makanan yang ada di piring bisa menjadi penyumbang krisis iklim pada lingkungan sebanyak 8-10%.
Siapa sangka jika sisa sampah makanan bisa menyumbang 8-10% kerusakan alam dan perubahan iklim. (Sumber: Pexels/Vivaan Rupani)
Ayo Biz 10 Jun 2025, 13:46 WIB

Roti Abona, Abonnya Melimpah Sampai Tumpah-tumpah

Roti Abon Abona, produk kuliner khas dari Kabupaten Purwakarta, kian mencuri perhatian. Di balik kesuksesannya, terdapat kisah inspiratif dari Mujada, sang pemilik yang membangun usaha roti abon
Roti Abon Abona dari Purwakarta. (Foto: Instagram Abona)
Ayo Netizen 10 Jun 2025, 13:23 WIB

Peran AI dalam Meningkatkan Efisiensi Bisnis Digital

Di dunia bisnis, khususnya bisnis digital, AI memiliki peran yang sangat penting dalam memproses dan menganalisa data dalam jumlah besar dengan cepat dan akurat.
AI memiliki peran yang sangat penting dalam memproses dan menganalisa data dalam jumlah besar dengan cepat dan akurat. (Sumber: Pexels/Tara Winstead)
Ayo Jelajah 10 Jun 2025, 12:33 WIB

Warga Bandung Kena Kibul Charlie Chaplin: Si Eon Hollywood dari Loteng Hotel

Kunjungan Charlie Chaplin di Bandung tahun 1936 bukan sekadar tamasya—ia bermain peran, menyelinap lewat pintu belakang, dan naik delman seperti rakyat jelata.
Charlie Chaplin dalam film City Lights (1931)
Ayo Biz 10 Jun 2025, 10:37 WIB

Cerita Couplepreneur dari Bojongsoang, Berhasil Kembangkan Brand Fashion dengan Modal Rp400 Ribu

Tak banyak pasangan muda yang mampu menyelaraskan hubungan pribadi dengan bisnis. Namun, Asep Wahyudin dan Afiatun Nur Falah membuktikan bahwa cinta dan kerja keras bisa menjadi fondasi kokoh untuk me
Pemilik Brand Fashion Flowear dari Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 10 Jun 2025, 10:01 WIB

AI dan Akuntansi ialah Kolaborasi, Bukan Kompetisi

Di era digital yang berkembang saat ini, kecerdasan buatan membantu banyak pekerjaan manusia, termasuk pada sektor akuntansi.
AI paling banyak digunakan dalam akuntansi untuk melakukan transaksi rutin (Sumber: Pexels/Mikhail Nilov)
Beranda 10 Jun 2025, 09:13 WIB

Erupsi Freatik Tangkuban Parahu Bisa Terjadi Tanpa Peringatan, Mitigasi Jadi Kunci

Masyarakat sekitar Tangkuban Parahu perlu mendapat penjelasan praktis mengenai apa yang harus dilakukan saat terjadi erupsi.
Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu pada 3 Junni 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 10 Jun 2025, 07:04 WIB

Bercengkrama dengan Indahnya Alam di Teras Brandweer Cafe

Teras Brandweer merupakan cafe dengan konsep menyatu dengan alam yang berlokasi di perumahan Katumiri Cihanjung Kabupaten Bandung Barat
Suasana Teras Brandweer saat Hujan, Minggu, 01 Juni 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 09 Jun 2025, 18:04 WIB

Lebih dari Sekadar Desainer: Anne Avantie dan Perjalanan Membentuk Ekosistem Berdaya

Anne Avantie memulai perjalanan yang tidak hanya membentuk dirinya sebagai desainer, tetapi juga mengubah industri kreatif Indonesia.
Anne Avantie memulai perjalanan yang tidak hanya membentuk dirinya sebagai desainer, tetapi juga mengubah industri kreatif Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 09 Jun 2025, 17:14 WIB

Sate Jando Belakang Gedung Sate, Kenapa Bisa Sepopuler Itu?

Di balik hiruk pikuk Gedung Sate yang ikonik, tersembunyi sebuah destinasi kuliner sederhana namun memikat banyak pelancong, yaitu Sate Jando. Bahkan saking populernya sate ini, banyak penikmat kuline
Sate Jando Belakang Gedung Sate (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 09 Jun 2025, 14:24 WIB

Komarudin Kudiya dan Revolusi Kampung Batik AI: Menjaga Tradisi, Merangkul Teknologi

Di tengah arus teknologi yang bergerak cepat, pertanyaan besar menghantui industri batik: bagaimana menjaga tradisi tanpa tertinggal oleh zaman?
Tokoh yang telah lama bergelut di dunia batik, Komarudin Kudiya, memahami betul tantangan yang dihadapi perajin batik tradisional di tengah arus disrupsi teknologi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 09 Jun 2025, 13:57 WIB

Kebijakan Jam Malam Pelajar Jabar, Pembinaan atau Pembatasan?

Pembatasan aktivitas pelajar malam hari mulai dijalankan. Namun muncul perdebatan: efektif mencegah kenakalan atau mengekang ruang ekspresi?
Wakil Wali Kota Bandung Erwin saat melakukan patroli kebijakan jam malam untuk pelajar. (Sumber: Ayobandung | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Biz 09 Jun 2025, 13:41 WIB

Apa Bedanya Cuanki Serayu dan Cuanki 'Mamang-mamang'? Mana yang Paling Nikmat dan Segar?

Bandung tak hanya terkenal dengan pesona alam dan udara sejuknya, tempat ini juga menyimpan banyak kejutan di balik deretan kedai kulinernya, yaitu Cuanki Serayu
Cuanki, kuliner khasa Bandung (Foto: ist)
Ayo Netizen 08 Jun 2025, 18:22 WIB

Belanja Makin Gak Terasa di Era Cashless Society, Ini Penjelasan Psikologisnya

Penjelasan ilmiah dari segi psikologis kenapa pembayaran non-tunai (cashless) sering tidak terasa dan membuat lebih boros.
E-wallet dan produk pembayaran digital lainnya memang sangat memudahkan. (Sumber: Pexels/Anna Shvets)
Ayo Biz 08 Jun 2025, 13:31 WIB

Sentra Jeans Gang Tamim: Denyut Nadi Denim di Bandung yang Tak Pernah Padam

Di tengah padatnya jantung kota Bandung, terselip sebuah gang sempit yang menyimpan sejarah panjang dan denyut industri tekstil local, yaitu Gang Tamim.
Gang Tamim Bandung (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Alfaritsi)