Dari Gelandang Tangguh ke Dunia Akademik: Asep Sumantri, Legenda Persib yang Bergelar Doktor

Redaksi
Ditulis oleh Redaksi diterbitkan Jumat 25 Apr 2025, 16:30 WIB
Asep Sumantri bersama para pemain Persib. (Foto: Arif Rahman)

Asep Sumantri bersama para pemain Persib. (Foto: Arif Rahman)

AYOBANDUNG.ID – Bagi Bobotoh, terutama di era 1990 hingga 2000-an, nama Asep Sumantri tentu bukanlah sosok asing. Ia adalah salah satu pemain yang turut mengantarkan Persib Bandung meraih berbagai gelar juara dalam sejarahnya.

Pria yang akrab disapa Ujeb ini pernah membawa Persib menjadi juara dalam dua peran berbeda—saat masih aktif sebagai pemain, dan ketika menjabat sebagai asisten pelatih.

Sebagai pemain, Asep berhasil mempersembahkan tiga gelar juara, yakni pada era Perserikatan 1989/1990, 1993/1994, serta Liga Indonesia pertama 1994/1995.

Saat menjadi asisten pelatih, Asep kembali mengukir prestasi dengan membawa Persib menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2014 bersama pelatih kepala Djadjang Nurdjaman. Di luar lapangan, Asep juga mencatatkan pencapaian membanggakan dengan meraih gelar Doktor Ilmu Sosial.

Prestasi yang diraih Asep tentu tidak datang begitu saja. Ia menapaki jalan panjang dalam dunia sepakbola dan pendidikan. Lahir di Bandung, 20 Januari 1970, Asep mulai bermain bola sejak usia 8 tahun bersama PS Propelat Bandung, berlatih di Stadion Siliwangi yang kemudian menjadi rumah kedua baginya.

"Pertama bermain sepakbola usia 8 tahun, latihan di Propelet bukan SSB (sekolah sepakbola) dulu PS belum ada SSB, sekitar tahun 1978 latihannya dulu di Stadion Siliwangi 8 tahun sampai 10 tahun, dulu kan enggak ada kompetisi 8 sampai 10 tahun," kata Asep.

Meski belum ada kompetisi resmi saat itu, Asep terus berlatih hingga akhirnya di usia 12 tahun ia menjadi anak gawang dalam pertandingan yang melibatkan legenda Persib, Adjat Sudrajat. Selain itu, ia sering menyaksikan langsung laga-laga Persib bersama sang ayah.

"Waktu usia 12 tahun jadi anak gawang saat Adjat Sudrajat bertanding di Siliwangi. Jadi dulu selain latihan atau gak jadi anak gawang, sering diajak nonton Persib juga sama bapak di tribun utara," kenangnya.

Karier Asep mulai bersinar di usia 15 tahun saat terpilih mewakili Jawa Barat pada kejuaraan Haornas, dan berhasil meraih juara nasional. Ia kemudian kembali ke Propelat dan mengikuti sejumlah kompetisi, termasuk Piala Djarum mewakili Kota Bandung.

"Di usia 14 tahun menuju 15 ada Haornas usia 16 tahun, saya kepilih untuk mewakili Jabar saat itu pelatihnya Agus WS dan Budiharto juara nasional saat itu bareng bersama Heri Setiawan," ucapnya.

"Setelah main di Propelat saat itu pelatihnya Pak Nandar Iskandar enggak lama kompetisi-kompetisi saya dipanggil untuk ikut Piala Djarum di Kota Bandung pelatihnya Encas Tonif, Piala Djarum," ujarnya.

Tahun 1988, saat berusia 18 tahun, Asep resmi bergabung dengan tim utama Persib dan langsung dimainkan pada turnamen Piala Persija. Ia mengisi posisi gelandang bertahan menggantikan Iwan Suko yang sudah pensiun.

"Sekitar tahun 88 kebetulan Iwan Suko sudah tidak main, saya masuk. Pas saya masuk di Persib itu main di Piala Persija. Saat itu langsung inti sekitar umur 18 jadi gelandang bertahan," katanya.

Selain bermain di turnamen-turnamen, Asep juga sempat memperkuat tim PON Jawa Barat yang saat itu diperkuat banyak pemain Persib dan Persita Tangerang. Setelah itu, ia kembali ke Persib dan ikut membawa tim menjuarai Perserikatan 1989/1990.

"Balik lagi ke Persib main lagi di turnamen beberapa turnamen dan kompetisi perserikatan saya langsung inti saat itu gelandang bertahan dan juara," ucapnya.

Sejak awal bergabung, Asep menjadi andalan di lini tengah Persib. Namun mulai 1992, ia mulai berbagi peran dengan Yudi Guntara. Ia tetap jadi bagian penting tim saat Persib menjuarai Perserikatan 1993/1994 dan Liga Indonesia 1994/1995.

"Jadi saat itu inti terus, kemudian 1992 itu sering gantian sama Yudi Guntara yang masuk dan perserikatan terakhir juara kemudian Liga 1 Liga pertama itu di situ inti gantian sama Yudi sama Asep Munir, terus berjalan sampai akhirnya juara lagi di Liga 1 itu Alhamdulillah," ungkapnya.

Setelah mengantar Persib juara di tiga era, Asep memutuskan pensiun menjelang Liga Indonesia ketiga pada 1998. Ia menolak tawaran dari beberapa klub lain dan memilih fokus bekerja serta menjadikan Persib sebagai satu-satunya klub profesional yang pernah ia bela.

"Berhenti sebagai pemain itu 98 pas mau Liga ke-3 saat itu berhenti total. Meskipun saat itu banyak yang menawari Barito, PKT, Pelita tapi karena fokusnya itu sudah bekerja, saat itu transisi pelatih dari Risnandar ke Nandar," katanya.

Tahun 2000-an, Asep kembali ke dunia sepakbola sebagai pelatih. Ia meniti karier dari Persib U-15, lalu menjadi pelatih kepala Persib Junior, hingga akhirnya menjadi asisten pelatih tim senior dan ikut membawa Persib menjuarai ISL 2014.

"Jadi asisten U-15 kemudian jadi pelatih kepala di Persib Junior juara Jawa Barat naik lagi asisten 21 naik lagi jadi pelatih kepala 21 baru ditarik ke senior sama Pak Djadjang," jelasnya.

Namun, setelah musim 2017, Asep memutuskan untuk mundur karena alasan kesehatan dan fokus bekerja sebagai ASN di Pemerintah Kota Bandung.

"Sampai terakhir di situ sama Persib juara di Persib dan pas Pak Djadjang pindah itu saya masih di Persib sih sama Dejan, cuma saya waktu itu kondisinya sakit jadi berhenti," ungkapnya.

Asep menilai, puncak kariernya sebagai pemain adalah saat membawa Persib meraih tiga gelar besar, ditambah kesuksesan di ISL 2014 sebagai asisten pelatih.

"Ya kalau karir pemain yang jadi pemainnya itu 90 sama 94 karena saya masuk itu Persib juara di Perserikatan terkahir juara dan Liga pertama juara pokoknya sangat berkesan itu pas jura, kalau pas jadi asisten pas 2014 itu juara juga, Alhamdulillah," katanya.

Di luar sepakbola, Asep juga menaruh perhatian besar pada pendidikan. Ia resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Sosial dari Universitas Pasundan Bandung pada 2024 lalu.

"Jadi begini dulu saya itu jarang sekolah, orang tua memberi pesan kepada saya 'Sep pemain bola mah isuk pageto ereun, tapi ilmu mau sampai kamana ge bisa dipake moal lengit, peperiheun dulu tara sakola jadi sok sekarang sakola', jadi itu motivasinya pas beres sepakbola fokus sambil kerja dan pendidikan," jelasnya.

Saat ini, Asep aktif sebagai ASN di Kota Bandung dan juga mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STIAI) Syamsul Ulum, Sukabumi. Ia masih terlibat di sepakbola meski tidak secara intens.

"Aktivitas saya sekarang ASN di Kota Bandung, sambil ngajar di STIA Syamsul Ulum, jadi memanfaatkan ilmu yang saya dapat. Kalau, sepakbola masih suka ngelatih tapi bukan tim kaya instasi misalnya nyuruh ngelatih. Kalau main bola langsung jarang, tapi tetap memantau mengamati juga tentang sepakbola dan Persib," jelasnya.

Pada pertengahan tahun lalu, Asep menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor di Program Ilmu Sosial Pascasarjana Universitas Pasundan dan lulus dengan indeks prestasi memuaskan.

Sidang yang dipimpin tujuh Guru Besar tersebut menetapkan Asep sebagai lulusan ke-154 program doktor Unpas. Gelar ini melengkapi deretan prestasi Asep yang sebelumnya dikenal sebagai legenda sepakbola.

Momen bersejarah itu disaksikan langsung oleh kedua orang tuanya, mantan Wali Kota Bandung sekaligus Ketua Umum Persib 2004–2008 Dada Rosada, eks pelatih Persib Djadjang Nurdjaman, serta legenda Persib lainnya seperti Ganjar Nugraha dan Yudi Guntara.

Bagi Asep, semua pencapaian ini tidak lepas dari doa serta dukungan penuh keluarga, termasuk orang tua dan anak-anaknya. (Arif Rahman)

Redaksi
Redaksi
Editor
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 18 Jun 2025, 18:02 WIB

Kandung Bahan Kimia, Skincare Pencerah Wajah Ternyata Tidak Berbahaya jika Tahu Cara Pakai

Tidak semua bahan kimia berdampak negatif jika digunakan dengan tepat dan konsumen perlu memahami kandungan produk.
Tidak semua bahan kimia dalam skincare pencerah wajah berdampak negatif. (Sumber: Pexels/Moose Photos)
Ayo Biz 18 Jun 2025, 17:39 WIB

Canary Bakery & Cafe, Jejak Keemasan Kuliner Braga yang Tak Lekang oleh Waktu

Canary Bakery & Cafe, satu tempat yang menjadi saksi bisu perjalanan Braga menuju masa kini, meninggalkan jejak keemasan kuliner yang bertahan melewati zaman.
Canary Bakery & Cafe, satu tempat yang menjadi saksi bisu perjalanan Braga menuju masa kini, meninggalkan jejak keemasan kuliner yang bertahan melewati zaman. (Sumber: Canary Bakery & Cafe)
Ayo Jelajah 18 Jun 2025, 17:25 WIB

Satu Ular, Seribu Isyarat Deforestasi di Bandung Barat

Tak hanya king cobra, puluhan ular masuk rumah sepanjang 2025. Fenomena ini tunjukkan kerusakan ekosistem makin meluas.
Ilustrasi ular kobra. (Sumber: iStock)
Beranda 18 Jun 2025, 16:24 WIB

Bertahan di Tengah Perubahan: Kampung Blekok Jadi Tempat Berlindung Burung Air Saat Habitat Mereka Terus Menyusut

Kesadaran ekologis ini juga terlihat saat warga menerima kondisi kurang nyaman akibat keberadaan sarang burung blekok
Seekor burung blekok sawah (Ardeola speciosa) di Kampung Blekok Gedebage, Senin (17/6). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Lukman Hidayat)
Ayo Netizen 18 Jun 2025, 15:21 WIB

Kilas Balik, Cerita Saya Aktif Menulis di Ayobandung

Ayobandung adalah platform online yang bisa digunakan masyarakat untuk menyaluran aspirasi dan kreativitas.
Dalam tujuan mengapreasiasi netizen yang gemar menulis dengan etika orisinalitas, Ayobandung.id pun memberi total hadiah Rp1,5 juta setiap bulannya. (Sumber: Pexels/Lisa)
Ayo Biz 18 Jun 2025, 13:32 WIB

Sensasi Blenger Ayam Geprek: Ketika Pedasnya Nampol Berpadu dengan Lelehan Mozarela

Apa jadinya kalau sensasi pedas dari ayam geprek yang nampol ini berpadu dengan lelehan keju mozarela yang lembut dan menggoda?
Menu ayam geprek di Ayam Keprabon Ekspress. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 18 Jun 2025, 12:05 WIB

Bandung hingga Tasikmalaya, Atmosfer Skena Musik Reggae dan SKA yang Sempat Terasa 

Gelombang antusiasme publik dalam mengapresiasi musik Jamaican Sound di Kota Kembang sangat luas.
Don Lego di acara Antek-Antek Lego Family Tasikmalaya Tahun 2016. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yayang Nanda Budiman)
Ayo Biz 18 Jun 2025, 11:09 WIB

Sentra Roti Gang Babakan Rahayu, Bermula dari Kisah Pensiunan Muda di Tahun 1960

Gang Babakan Rahayu, Kelurahan Kopo, Kecamatan Bojongloa Kaler, dikenal sebagai sentra roti di Kota Bandung. Kawasan RW 06 yang dulunya permukiman biasa, kini dikenal sebagai penyuplai rotike berbagai
Pabrik roti di Gang Babakan Rahayu Bandung. (Foto: ist)
Ayo Biz 18 Jun 2025, 09:44 WIB

Tek Kie: Dodol Keranjang dari Bandung yang Selalu Diburu

Sebuah toko bercat krem di Jalan Pajagalan, Bandung, selalu ramai setiap momen Imlek. Toko bernama Tek Kie itu menjadi destinasi utama bagi masyarakat keturunan Tionghoa yang mencari dodol keranjang.
Dodol keranjang Tek Kie. (Foto: ist)
Ayo Netizen 18 Jun 2025, 09:17 WIB

Minum Air Sungai Perlahan Meracuni Tubuh

Sungai Citarum telah tercemar oleh logam berat yang dapat merusak kesehatan manusia.
Perairan Sungai Citarum di Blok Desa Selacau Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih menjadi area penampungan sampah kiriman dari Kota dan Kabupaten Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 20:03 WIB

Menemukan Cahaya di Tengah Krisis: Kisah Transformasi Bisnis Clothing Born & Blessed dan Strategi Bertahan Hidup

Kerja keras, adaptif, dan kreativitas, prinsip itulah yang menjadi kompas bagi Christian Eka, pemilik brand lokal Born & Blessed dalam mengarungi masa sulitnya.
Produk brand lokal Born & Blessed. (Sumber: Born & Blessed)
Ayo Jelajah 17 Jun 2025, 17:02 WIB

Luarnya Lapang Futsal, Isinya Tempat Judi Kasino

Di balik papan futsal dan biliar, tersembunyi arena judi kasino di Bandung. Punya ruang VIP kasino dilengkapi AC dan TV.
Polisi menggerebek lokasi lapang futsal palsu berisi tempat judi kasino di Kosambi, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 17 Jun 2025, 16:26 WIB

Kini 10 Netizen Terpilih Dapat Total Hadiah Rp1,5 Juta dari Ayobandung.id setiap Bulan

Untuk mengapresiasi kontribusi Netizen yang terus bertambah, Ayobandung.id kini memilih 10 tulisan terbaik setiap bulan.
Kini Ayobandung.id memberi total hadiah Rp1,5 juta setiap bulannya kepada 10 netizen terpilih. (Sumber: Pexels/MART PRODUCTION)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 15:40 WIB

Mengenal Kampung Rajut Binong Jati yang Jadi Kebanggaan Kota Bandung

Di balik hiruk pikuk Kota Bandung, tersembunyi sebuah kampung kreatif yang dikenal dengan produk rajutnya yang sudah melanglang buana ke penjuru dunia, yaitu Kampung Rajut Binong Jati.
Kampung Rajut Binong Jati (Foto: GMAPS Kampung Rajut Binong Jati)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 14:36 WIB

Menghidangkan Kebanggaan Lokal, AAW Pastry & Bakery dari Bandung untuk Jadi Oleh-oleh Ikonik Jabar

AAW Pastry & Bakery, UMKM Bandung yang tak sekadar menjual kue atau pastry, tetapi menyajikan sepenggal kisah cerita cinta pada dunia kuliner.
AAW Pastry & Bakery, UMKM Bandung yang tak sekadar menjual kue atau pastry, tetapi menyajikan sepenggal kisah cerita cinta pada dunia kuliner. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 17 Jun 2025, 13:50 WIB

Cerita Umi Kembangkan Abon Gepuk Suhantika, Berbuah Manis Setelah Jatuh Bangun Berusaha

Ia berhasil mengubah sisa filet ayam yang tak terjual menjadi produk unggulan abon dan gepuk. Saat ini produknya dikenal luas dengan merek Abon Gepuk Suhantika.
Abon Gepuk Suhantika. (Foto: Dok. Abon Gepuk Suhantika)
Ayo Netizen 17 Jun 2025, 11:36 WIB

Menelaah Pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Indonesia: Dari Regulasi hingga Kasus Perdagangan Orang

Jangan abai membahas pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
Tidak semua yang layak mendapatkan kebebasan Hak Asasi Manusia. (Sumber: Pexels/Jimmy Chan)
Ayo Netizen 17 Jun 2025, 09:59 WIB

Dunia Digital makin Canggih, Kondisi Generasi Z yang kian Letih

Kondisi teknologi yang semakin canggih mempengaruhi Generasi Z yang berujung terhadap hal negatif.
Gen Z tidak segan untuk berbicara terkait isu-isu dunia termasuk lingkungan dan kesehatan mental. (Sumber: Pexels/Tim Gouw)
Ayo Jelajah 17 Jun 2025, 09:32 WIB

Saat Patung Harimau Bandung Loncat dari Pos Jaga

Patung maung Bandung mewakili penjuru mata angin, tapi sering loncat dari pos jaga. Peristiwa aneh nan jenaka ini berulang kali terjadi.
Salah satu patung maung Bandung yang pernah melompat dari pos jaga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Beranda 16 Jun 2025, 19:57 WIB

Ramai-Ramai Anggota DPRD KBB Minta Tablet 520 GB, Anggaran Rp1 Miliar Disorot Publik

Menurutnya, para wakil rakyat seharusnya memiliki kepekaan terhadap kondisi masyarakat di KBB yang disebut-sebut sebagai salah satu kabupaten termiskin di Jawa Barat.
Ilustrasi tablet. (Sumber: Unsplash | Foto: Lorin Both)