Longser Sunda 'Kabayan Ngalalana' Menampilkan Figur yang Berbeda dari Mang Kabayan

Dudung Ridwan
Ditulis oleh Dudung Ridwan diterbitkan Senin 29 Sep 2025, 16:31 WIB
Dalam Longser Sunda “Kabayan Ngalalana”, Mang Kabayan ditampilkan sebagai sosok Profesor Kabayan, seorang penemu mesin waktu. (Sumber: Istimewa)

Dalam Longser Sunda “Kabayan Ngalalana”, Mang Kabayan ditampilkan sebagai sosok Profesor Kabayan, seorang penemu mesin waktu. (Sumber: Istimewa)

MANG KABAYAN adalah tokoh legendaris masyarakat Sunda. Ia sering digambarkan sebagai manusia lugu, cerdik, jenaka, tetapi bijak. Akan tetapi, bagaimana jika tokoh legendaris itu ditampilkan dengan figur yang berbeda? Mungkinkah?

Dalam dunia fiksi, hal itu boleh dan sah-sah saja. Kekuatan dunia fiksi adalah berfantasi dan berimajinasi. Nah, dalam Longser SundaKabayan Ngalalana”, Mang Kabayan ditampilkan sebagai sosok Profesor Kabayan, seorang penemu mesin waktu.

Dengan mesin ciptaannya, Mang Kabayan terseret ke berbagai masa: dari zaman Sangkuriang dan Dayang Sumbi di Bandung Purba, ke Batavia era Kompeni, hingga melesat jauh ke Tatar Sunda tahun 2750 Masehi, ketika Bandung kembali menjadi danau akibat bencana.

Narasi di atas bukan sekadar petualangan fantasi. Ia menyuguhkan refleksi tentang ingatan kolektif, tentang bagaimana orang Sunda melihat masa lalu, kini, dan masa depan. Ada kritik sosial, ada satire, ada humor, tapi juga ada nostalgia dan harapan.

Dimulai Selasa, 16 September 2025, setiap Selasa sepanjang September hingga Desember 2025, Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung akan menggelar Longser Sunda “Kabayan Ngalalana”--produksi Longser Bandung (LOBA)--karya sutradara Rosyid E. Abby, dan asisten sutradara Agus Injuk.

Longser Sunda “Kabayan Ngalalana” adalah sebuah karya yang tidak sekadar mementaskan longser atau sandiwara Sunda, tetapi menafsir ulang, menumbuhkan, dan menyalakan kembali energi tradisi di tengah Bandung hari ini.

Baca Juga: Lamsijan, Mang Kabayan, dan Langkanya Ilustrator Karakter Kesundaan

Longser dan Sandiwara Sunda: Dua Warisan, Satu Panggung

Longser tumbuh dari rakyat, cair, improvisatif, egaliter. Ia selalu memberi ruang partisipasi, sekaligus menjadi wadah kritik sosial yang dikemas dengan tawa.

Sandiwara Sunda, di sisi lain, lahir dengan struktur dramatik yang lebih tertata, menghadirkan narasi moral, romantika, dan konflik sosial dalam bingkai estetika Sunda.

Dalam “Kabayan Ngalalana”, keduanya tidak dihadirkan sebagai rekonstruksi. Ia lebih mirip teks hidup yang terbuka pada tafsir baru. Improvisasi longser dipadukan dengan disiplin dramatik sandiwara Sunda.

Lalu ditambah musik karawitan yang bertemu bunyi kontemporer, tari tradisi yang berbaur dengan gerak teatrikal, dan silat yang berjumpa koreografi modern. Hasilnya adalah sebuah pengalaman multisensorial: tradisi dan modernitas berdialog di atas panggung.

Baca Juga: Sejarah Dongeng Si Kabayan, Orang Kampung Pemalas yang Licin dan Jenaka

Dramaturgi Kolase

Alih-alih berjalan linear, dramaturgi “Kabayan Ngalalana” dibangun dengan pendekatan kolase. Fragmen-fragmen cerita disusun seperti mosaik: ada adegan, improvisasi, tarian, musik, hingga humor rakyat yang muncul bergantian.

Semua itu membentuk narasi besar tentang perjalanan budaya Sunda—tentang bagaimana masa lalu selalu menyapa masa kini, dan bagaimana masa kini selalu membayangkan masa depan.

Longser bukan sekadar nostalgia. Ia adalah gerak yang terus bergerak. Cara hidup yang menumbuhkan energi kreatif lintas generasi.

Salah satu daya tarik “Kabayan Ngalalana” adalah keterlibatan lintas komunitas seni: sanggar tari, kelompok musik, komunitas teater, hingga pesilat muda, mereka hadir bersama di atas panggung. Ada energi regenerasi yang mengalir.

Di sini, longser tidak hanya dipahami sebagai seni pertunjukan, tetapi sebagai “cara hidup bersama”. Ia memberi ruang bagi kritik sekaligus kebersamaan, bagi tawa sekaligus kesadaran sosial.

Mereka yang terlibat adalah komunitas dari Sanggar Sawarna Bandung, Sanggar Senapati, Lamda Art Production, Sanggar Alam Purnama, Komunitas Bumi Sastra, Sanggar Pratala Tandang, Creamerbox, Kotak Hitam Audiomotif, dan Kelompok 282.

Baca Juga: Stereotipe 'si Kabayan' Masih Menempel Laki-Laki Keturunan Sunda

Tradisi yang Menyala

Di tengah gempuran hiburan digital dan budaya instan, “Kabayan Ngalalana” menjadi penanda penting: bahwa seni tradisi tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga bisa berkembang, bergerak, dan relevan.

Ia tidak sekadar nostalgia masa lalu, tetapi penegasan bahwa budaya Sunda hidup di sini dan kini, dan akan terus menyala di masa depan.

Maka setiap Selasa malam di Rumentang Siang, Kabayan akan terus “ngalalana”— menyusuri waktu, menertawakan dunia, dan mengingatkan kita bahwa tradisi adalah perjalanan, bukan titik akhir. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dudung Ridwan
Tentang Dudung Ridwan
Jurnalis dan Pengamat Bulutangkis
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 29 Sep 2025, 17:25 WIB

Keracunan MBG di Bandung Barat, Kronik Tragedi Hidangan Basi di Balik Santapan Bergizi

Kronologi ribuan siswa di Bandung Barat tumbang usai menyantap menu MBG. Program yang dijanjikan sehat malah berubah jadi “Makan Basi Gratis.”
Potret sejumlah siswa yang terkapar lemasakibat keracunan massal MBG di Bandung Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 29 Sep 2025, 17:04 WIB

Post-Grunge Tak Pernah Mati: Freak dan Semangat Bandung

Freak, yang mengusung aliran post-grunge, telah menjadi bagian dari denyut nadi skena independen Kota Bandung sejak awal 2000-an.
Freak saat launching party album ketiga “Revelation of Universe” pada 2016, berisi 11 track yang dirilis di Indonesia dan Malaysia. (Sumber: dok. Freak)
Ayo Netizen 29 Sep 2025, 16:31 WIB

Longser Sunda 'Kabayan Ngalalana' Menampilkan Figur yang Berbeda dari Mang Kabayan

Dalam Longser Sunda “Kabayan Ngalalana”, Mang Kabayan ditampilkan sebagai sosok Profesor Kabayan, seorang penemu mesin waktu.
Dalam Longser Sunda “Kabayan Ngalalana”, Mang Kabayan ditampilkan sebagai sosok Profesor Kabayan, seorang penemu mesin waktu. (Sumber: Istimewa)
Ayo Netizen 29 Sep 2025, 15:45 WIB

Budaya Serobot Antrean oleh Sebagian Emak-Emak di Kota Bandung

Budaya emak-emak yang serobot antrian memang meresahkan tapi mirisnya perilaku menyimpang itu mendapat pembenaran di sebagian kalangan masyarakat
Perilaku emak-emak menyerobot antrian memang sudah dinormalisasi di kalangan masyarakat (Sumber: Instagram | sushrusa_deafschool)
Ayo Biz 29 Sep 2025, 15:27 WIB

Uap Hangat Cimanggu dan Cerita yang Tak Pernah Usang

Bandung dengan lanskap alamnya yang memesona, terus menjadi panggung utama bagi wisata healing.
Pemandian Air Panas Cimanggu-- Bandung dengan lanskap alamnya yang memesona, terus menjadi panggung utama bagi wisata healing. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 29 Sep 2025, 14:37 WIB

Jejak Sejarah Kabupaten Bandung, Lahir 1641 karena Pemberontakan Dipati Ukur

Lahir lewat piagam Sultan Agung, Kabupaten Bandung jadi simpul penting Priangan. Dari Dipati Ukur, Dayeuhkolot, hingga pindah ke Cikapundung.
Foto para wedana di Banjaran sebelum tahun 1880. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 29 Sep 2025, 12:20 WIB

Utamakan Akhlak, Sebarkan Kedamaian

Mendahulukan akhlak dalam setiap menyelesaikan perselisihan dengan cara menghormati atas segala perbedaan dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Suasana malam di Masjid Raya Al Jabbar. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 29 Sep 2025, 09:58 WIB

Meneguk Kesegaran Es Goyobod, Sari Rasa Buah-buahan Langsung Bikin Tenggorokan Segar dan Perut Kenyang

Cuaca panas di Kota Kembang akhir-akhir ini bikin banyak orang mencari minuman segar. Salah satu jawabannya ada pada es goyobod, minuman tradisional khas Garut yang kini semakin populer di Bandung.
Ilustrasi Foto Es Goyobod. (Foto: Freepik)
Ayo Biz 29 Sep 2025, 08:58 WIB

Menerka Asal Usul Seblak, Benarkah dari Cianjur dan Sudah Ada Sejak 1940?

Seblak kini menjadi salah satu jajanan yang paling digemari masyarakat. Tidak hanya populer di Bandung atau Jawa Barat, makanan berkuah pedas ini bahkan sudah merambah ke berbagai daerah di Indonesia,
Ilustrasi Foto Seblak. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Netizen 29 Sep 2025, 07:05 WIB

Beralihnya Persawahan Jadi Perumahan di Kabupaten Bandung

Lahan persawahan di Bandung kian tahun mulai menghilang dan berganti dengan sejumlah perumahan.
Lahan Persawahan yang Berubah Menjadi Perumahan Al-Maas (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 29 Sep 2025, 05:20 WIB

Henky Timisela Berpulang, Pernah Bawa Persib Juara Kejurnas PSSI usai Tekuk Persija

Henky Timisela berpulang dalam usia 86 tahun. Sejumlah prestasi di sepak bola pernah diraihnya khususnya bersama Persib pada 1961.
Henky Timisela. (Sumber: Pikiran Rakjat)
Ayo Biz 28 Sep 2025, 19:02 WIB

Bandung, Kota Kreatif yang Kini Menjadi Magnet Ritel Global

Bandung bukan hanya kota kreatif, namun juga barometer pasar ritel Indonesia yang terus bergerak dinamis.
AEON membuka gerainya di Paris Van Java menjadi pengakuan atas kekuatan Bandung sebagai kota dengan denyut ritel yang tak pernah padam. (Sumber: dok. AEON)
Ayo Netizen 28 Sep 2025, 18:01 WIB

Bandung di Persimpangan Kiri Jalan: Dari Ingatan ke Gerakan

Sebuah resensi dari diskusi buku "Bandung Di Persimpangan Kiri Jalan" karya Hafidz Azhar, yang penulis temukan di Pasar Minggu edisi 14 Jl. Garut No. 2 Bandung.
Buku Bandung di Persimpangan Kiri Jalan karya Hafidz Azhar. (Sumber: Istimewa)
Ayo Biz 28 Sep 2025, 16:34 WIB

Transformasi Lulusan Musik Indonesia di Tengah Revolusi Industri Kreatif

Di tengah gempuran teknologi dan pergeseran pola konsumsi, para lulusan seni musik dituntut untuk lebih dari sekadar berbakat. Mereka harus tangguh, adaptif, dan memiliki wawasan lintas disiplin.
Ilustrasi. Di tengah gempuran teknologi dan pergeseran pola konsumsi, para lulusan seni musik dituntut untuk lebih dari sekadar berbakat. Mereka harus tangguh, adaptif, dan memiliki wawasan lintas disiplin. (Sumber: dok. Universitas Taruna Bakti)
Ayo Biz 28 Sep 2025, 15:49 WIB

Klinik Estetik dan Kesadaran Kulit di Bandung, Antara Tren Kekinian dan Transformasi Diri

Tren perawatan kecantikan 2025 memang menunjukkan pergeseran signifikan. Konsumen kini lebih memilih perawatan yang bersifat personal, minim invasif, dan berkelanjutan.
Ilustrasi tren perawatan kecantikan. (Sumber: Ist)
Ayo Jelajah 28 Sep 2025, 15:37 WIB

Hikayat Konflik Lahan dan Penggusuran Tamansari Bandung 2019

Sengketa status tanah, gugatan hukum, hingga gas air mata. Tamansari 2019 jadi bukti peliknya wajah pembangunan dan politik kota.
Lokasi pembangunan rumah deret (rudet) Tamansari hasil penggusuran warga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Ayo Netizen 28 Sep 2025, 14:43 WIB

'Ngamumule' Seni Sunda untuk Hidup dengan Silat Gajah Putih

Sudah seharusnya sebagai generasi muda menjadi pendorong pelestarian budaya agar terus hidup dan eksis di era digital.
Penampilan Pencak Silat Putra Layang Pusaka (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Jajang Nurdiansyah)
Ayo Netizen 28 Sep 2025, 11:10 WIB

Membayangkan Sunda Tanpa Kristen (?)

Sunda dan Kristen adalah bagian dari kebudayaan kita.
Bangunan Gereja Kristen Pasundan Jemaat Palalangon di Cianjur, Jejak Interaksi Sunda dan Kekristenan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Jelajah 28 Sep 2025, 10:44 WIB

Hikayat Ledakan Bom ATM Dipatiukur Bandung 2011, Kado Pahit Ultah Polisi

Ledakan dini hari di ATM BNI Dipatiukur disertai selebaran anti-kapitalisme mengejutkan warga Bandung. Ientitas pelaku berhelm merah tak terungkap meski forensik dan penyelidikan nasional.
Tangkapan layar rekaman CCTV bom ATM di Jalan DIpatiukur, Kota Bandung, 2011 silam. (Sumber: Metro TV)
Ayo Netizen 28 Sep 2025, 09:06 WIB

Menghilangnya 'Tugu Sepatu' Ikonik Sentra Sepatu Cibaduyut

Tugu sepatu Cibaduyut punya nilai historis bagi masyarakat sekitar maupun seseorang yang pernah melewati jalan tersebut sebagai penanda.
Tugu Sepatu Cibaduyut tanpa Ikonik Sepatu (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)