Kue Balok Legendaris ‘Unen’ Soreang ‘Keukeuh Peuteukeuh’ dengan Originalitas Rasa

Dudung Ridwan
Ditulis oleh Dudung Ridwan diterbitkan Selasa 07 Okt 2025, 15:22 WIB
Kata penjualnya, warung kue balok “Unen” sudah ditangani 3 generasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)

Kata penjualnya, warung kue balok “Unen” sudah ditangani 3 generasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)

SIAPA yang tak kenal dengan kue balok, camilan atau dalam istilah Sunda opieun, urang Bandung dan sekitarnya. Kue jadul yang dicetak segi empat menyerupai balok itu terbuat dari adonan sederhana: terigu dan gula.

Kue ini biasa dijual di pojok suatu pasar atau keramaian untuk menemani pembeli minum secangkir kopi--melepas lelah setelah berkeliling pasar berbelanja. Biasanya, konon, penjualnya aki-aki.

Semula sempat dicap sebagai makanan para sepuh dan menengah ke bawah, tetapi seiring perubahan zaman, kue yang dibakar di atas dan di bawah arang yang menyala panas ini berkembang menjadi camilan yang banyak dicari orang. Sebab, kue balok kemudian diolah atau di-rebranding dengan berbagai topping, seperti keju, cokelat, strowberi, greentea, dan sebagainya. Jadilah kue balok kekinian alias terlahir kembali.

Tapi, tidak begitu dengan kue balok “Unen”, yang mangkal tetap di samping RS Soreang lama, Kabupaten Bandung—yang sempat viral karena keankerannya—di sebuah pojok dengan cahaya remang-remang di belakang Alun-Alun Soreang, di depan Polsek Soreang. Warung kue balok “Unen” keukeuh peuteukeuh mempertahankan kue balok original. Tak ada toping-topingan. Yang ada hanya kue balok “matang” dan “setengah matang”.

Malam itu selepas Isya kami bertujuh—pulang menjenguk kawan di RS di daerah Kopo—tidak langsung pulang. Kami berkeliling dulu di sekitar kota Soreang, cari makanan yang angat-angat. Sudah lama kami tidak jalan-jalan di sekitar Alun-Alun Soreang, semenjak kepindahan rumah sakitnya ke daerah Gading Tutuka.

Sasaran pertama kami adalah tampaknya pas jika di malam yang dingin itu menyeruput segelas bajigur atau bandrek hangat yang legendaris dengan camilan bugis, comro, dan goreng kacang yang renyah. Ya, ada warung bajigur depan Borma. Warung bajigur itu adalah langganan keluarga saya sejak merantau ke ibu kota Kabupaten Bandung itu, hampir tiga puluh tahun yang lalu.

Rupanya warung bajigur itu terlewat oleh mobil kami dan karena jalan searah, kami harus Kembali memutar lagi melewati Alun-Alun Soreang. Tetapi jodo rupanya tidak berpihak ke warung bajigur. Di pojok Alun-alun mobil kami terpaksa melaju pelan karena kegiatan di sebuah warung kopi dengan kueh baloknya. Motor-motor parkir. Orang-orang antre menunggu.

“Bagaimana, kawan-kawan kalau kita ngopi di sini sambil menikmati kue balok legendaris?”

“Setuju.” Semua serempak.

Mobil kami menepi.

Kata penjualnya, warung kue balok “Unen” sudah ditangani 3 generasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Kata penjualnya, warung kue balok “Unen” sudah ditangani 3 generasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)

Sebenarnya kami sudah lama mendengar kelegendarisan warung kue balok “Unen” di depan kantor Polsek Soreang di samping rumah sakit. Tapi, entahlah kami belum diberi kesempatan merasakan sensasinya. Inilah saatnya.

Kami memesan 4 gelas kopi hitam dan 2 gelas kopi sachet Goodday, satu lagi air putih. Tentu saja kami memesan 15 picies kue balok dengan kematangan sempurna. 

Orang orang datang memesan kue balok dan pergi setelah mendapat pesanan. Kopi kami hampir habis, satu kali tegukan lagi dan kami masih belum menerima pesanan kue baloknya. Rupanya 3 loyang berisi masing-masing 10 picies tidak cukup cepat melayani pembeli yang datang silih berganti.

Kopi kami benar-benar tinggal tegukan terakhir. Dan pesanan kue balok legendaris itu belum juga kami terima. Kami tetap sabar menanti.

Kata penjualnya, warung kue balok “Unen” sudah ditangani 3 generasi. Buka dua shift, subuh pukul 05-11.00 dan sore hari pukul 17.00-02.00. Harga kue balok Rp2.000 per piecis. “Kami mempertahankan tetap kue balok origina,” katanya.

Dan akhirnya pesanan kue balok kami tiba. “Kue balok ini benar-benar gurih, tidak ada bau terigu atau bau pengembang seperti rasa kue balok pada umumnya. Enak. Pantas saja kue balok ini legendaris,” kata teman-teman saya. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dudung Ridwan
Tentang Dudung Ridwan
Jurnalis dan Pengamat Bulutangkis
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 07 Okt 2025, 17:02 WIB

Hikayat Odading Mang Oleh, Legenda Internet Indonesia di Masa Pandemi

Odading Mang Oleh dan Ade Londok pernah bikin gempar setelah viral pada 2020 lalu. Tapi ketenaran mereka cepat tersapu digulumg waktu, menyisakan hanya ruang nostalgia.
Video viral Odading Mang Oleh dari Ade Londok yang bikin heboh pada September 2020.
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 16:07 WIB

Yang Bisa Kita Pelajari dari Ajaran (Penghayat) Kepercayaan

Refleksi tentang eksistensi, tiga ajaran pokoknya, dan pentingnya perbuatan nyata.
Sesajen pada Peringatan Hari lahir Pancasila (1 Juni 2021) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 15:22 WIB

Kue Balok Legendaris ‘Unen’ Soreang ‘Keukeuh Peuteukeuh’ dengan Originalitas Rasa

Kata penjualnya, warung kue balok “Unen” sudah ditangani 3 generasi.
Kata penjualnya, warung kue balok “Unen” sudah ditangani 3 generasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 14:14 WIB

Kesalahpahaman di Balik Taat dan Kata 'Khidmat'

Khidmat pada guru sering berujung pada perilaku kesewenang-wenangan yang mereka lakukan kepada muridnya atas nama ketaatan dan pengabdian.
Ilustrasi Santri Mencium Tangan Kiyai (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 12:21 WIB

Program MBG, antara Harapan dan Kenyataan

Makanan Bergizi Gratis pada pelaksanaanya masih mengandung banyak kendala yang dihadapi.
Program makan bergizi gratis (MBG). (Sumber: kebumenkab.go.id)
Ayo Jelajah 07 Okt 2025, 11:48 WIB

Drama Pelarian Macan Tutul Lembang, dari Desa di Kuningan ke Hotel Sukasari

Macan tutul kabur dari Lembang Park and Zoo bikin geger Bandung. Dari pelarian misterius hingga penangkapan dramatis di hotel Sukasari.
Macan tutul di Hotel Sukasari Bandung yang diduga merupakan satwa kabur dari Lembang Park & Zoo.
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 10:28 WIB

'Lintas Agama' ala Sunda

Kata-kata ini membangun jembatan antara gagasan global dan kearifan lokal.
Lukisan Tembok di Joglo Keadilan, YSK, Bogor (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 07 Okt 2025, 08:20 WIB

Simbol Perlawanan, Kebebasan, serta Kritik Sosial dari Buku Perempuan di Titik NOL

Perempuan di Titik Nol adalah karya Nawal El-Sadawi seorang dokter dari negara Mesir.
Perempuan di Titik Nol Karya Nawal El-Sadawi | 176 Halaman (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 20:33 WIB

Bandros Bandung, Wisata Kota yang Menghidupkan Cerita dan Ekonomi Lokal

Bandros bukan hanya kendaraan, tapi juga simbol kreativitas dan keramahan Bandung sebagai kota wisata.
Bandros, bus wisata keliling kota yang sejak pertama kali hadir, selalu membawa cerita dan keceriaan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 19:18 WIB

Bandung, Futsal, dan Masa Depan Sport Tourism Nasional

Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru.
Di tengah geliat komunitas dan kampus, futsal bukan sekadar olahraga, tapi sudah menjelma jadi gerakan sosial dan peluang ekonomi baru. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Okt 2025, 18:36 WIB

Pasar Properti Bandung 2025: Celah Investasi di Tengah Lonjakan Permintaan

Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian.
Kombinasi antara pertumbuhan ekonomi lokal, pembangunan infrastruktur, dan migrasi urban dari kota-kota sekitar menjadikan Bandung sebagai magnet baru bagi bisnis hunian. (Sumber: dok. Summarecon)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 18:18 WIB

Partisipasi Publik yang Hilang dalam Proses Kebijakan

Partisipasi publik adalah ruh demokrasi.
Pekerja Pariwisata Unjukrasa di Gedung Sate Tuntut Cabut Larangan Study Tour. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 17:02 WIB

10 Netizen Terpilih September 2025: Karya Berkualitas tentang Bandung

Hari ini Ayobandung.id merilis daftar 10 penulis terpilih yang memberikan kontribusi luar biasa di kanal AYO NETIZEN selama September 2025.
AYO NETIZEN merupakan kanal yang menampung tulisan para pembaca Ayobandung.id. (Sumber: Lisa from Pexels)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 15:42 WIB

12 Agama yang Membentuk Hidup Kita

Agama membantu kita untuk berpikir ulang tentang eksistensi.
Menerima Kitab Yang Empat Konghucu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Salah Seorang Kawan Penulis)
Ayo Jelajah 06 Okt 2025, 14:18 WIB

Sejarah Julukan Bandung Parijs van Java, dari Sindiran Jadi Kebanggaan

Iklan seorang pedagang Belanda tahun 1920 melahirkan julukan “Parijs van Java”. Kini, Bandung dikenal sebagai kota fesyen dan kreatif.
Persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan tahun 1910-an. (Sumber: kitlv)
Ayo Jelajah 06 Okt 2025, 13:15 WIB

Hikayat Urban Legend Rumah Gurita Bandung, Geger Disebut Tempat Pemujaan Setan?

Urban legend Rumah Gurita bukan hanya cerita horor, tapi cermin budaya urban Bandung yang kaya imajinasi dan sejarah arsitektur kreatif.
Potret Rumah Gurita di kawasan Sukajadi, Kota Bandung.
Beranda 06 Okt 2025, 10:50 WIB

Jejak Panjang Harry Suliztiarto Merintis Panjat Tebing Indonesia

Sebagai seorang perupa, ia terbiasa menciptakan sesuatu dari keterbatasan. Maka ketika belum ada peralatan panjat di Indonesia, Harry membuat semuanya sendiri.
Harry Suliztiarto orang yang pertama kali memperkenalkan olah raga panjat
tebing ke Indonesia. (Sumber: IG sultan_tanah_tinggi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 10:12 WIB

Pangsi, Iket, dan Ki Sunda

Inilah salah satu cara kita untuk ngamumule budaya Sunda. Jika bukan kita yang melakukannya, lalu siapa lagi?
Pesilat dari Paguron Gajah Putih Baleendah menampilkan gerakan pencak silat pada gelaran Bandung Lautan Pangsi, Selasa 11 Juli 2023. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 06 Okt 2025, 07:51 WIB

Pelukan Metodologi Pembelajaran yang tidak Bersentuhan dengan Realitas

Fakta pendidikan di Indonesia, salah satunya metodologi pembelajaran yang tidak dekat dengan realitas.
Buku Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Eko Prasetyo Milik Perpustakaan Salman ITB (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 05 Okt 2025, 20:20 WIB

Suara Pembebasan dan Agama-Agama yang Jarang Diceritakan

Di balik agama-agama mapan, banyak tradisi yang lahir dari keresahan sosial dan keberanian menantang ketidakadilan.
Toko Bernama "Religion" (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)