Mati Kelaparan di Negeri para Bedebah

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Senin 03 Nov 2025, 08:12 WIB
Ilustrasi Meninggal karena kelaparan (Sumber: Freepik)

Ilustrasi Meninggal karena kelaparan (Sumber: Freepik)

Kisah mengiris hati datang dari seorang pemuda Indonesia asal Lubuk Linggau bernama Randika Alzataria Syahputra (28). Wajah Randika bukan pertama kali muncul di layar televisi. Dirinya sempat viral pada tahun 2023 karena menyerahkan diri kepada polisi dengan mengaku pernah mencuri motor. Namun dirinya tidak dipenjara karena tidak terbukti melakukan tindak kejahatan.

Di saat banyak oknum yang mengaku miskin dengan modus meminta-minta sumbangan di jalanan. Padahal hartanya jauh lebih cukup dari yang kita bayangkan sebagai masyarakat menengah. Di saat sejumlah pejabat kita mangkir dari panggilan kepolisian saat diduga melakukan korupsi. Sementara Randika justru memilih berbohong telah mencuri motor demi hidup nyaman dalam penjara.

Barangkali bagi Radika mendekam di balik jeruji besi adalah sebuah kemerdekaan bagi dirinya. Di saat dirinya kehilangan sosok sang Ayah-- dia mulai kehilangan arah hidup. Meski penjara tidak menunjukkan arah hidup baginya-- mungkin setidaknya penjara bisa memberikan makanan gratis dan aktivitas pekerjaan meski mungkin tidak mendapatkan bayaran.

Setahun kemudian di tahun 2024 Randika kembali viral saat ditemukan terlantar di Sukoharjo Jawa Tengah karena kehabisan ongkos juga dalam kondisi yang sama yaitu kelaparan.

Banyak narasi dan komentar dari netizen kenapa Randika tidak mencari pekerjaan atau meminta uang untuk sekedar makan?

Miris, sejumlah 19 juta lapangan pekerjaan yang dijanjikan pun bahkan hingga detik ini belum nampak batang hidungnya. Lalu bagaimana dengan Randika yang melalui surat wasiatnya dia merantau dari Sumatera Selatan ke kota lain semenjak 2019 hingga ditemukan tidak bernyawa pada 2025 karena kelaparan.

Perlu kita ketahui bahwa tidak semua orang punya mental "Pengemis" sekalipun kondisinya lebih menyiratkan dari itu. Ada seseorang yang punya harga diri yang tinggi, bukan karena dia sombong tapi justru dia tidak mau menghinakan dirinya dengan meminta-minta. Ada orang yang punya harga diri tinggi yang tidak bisa menerima bantuan orang bukan karena angkuh. Tapi dia lebih suka mendapatkan segala sesuatu karena usahanya bukan karena rasa kasihan dari orang lain.

Barangkali mungkin Randika adalah orang seperti itu. Meski hidupnya berada di bawah garis kemiskinan tapi hati dan pikirannya tetap kaya. Orang seperti ini memang sangat sulit ditemukan, mungkin bak jarum dan tumpukan jerami. Mungkin bukan karena Randika tidak memiliki garis keberuntungan. Bukan pula karena Randika telah dikalahkan oleh takdir.

Justru barangkali Randika terlahir ke dunia ini karena sebuah misi mulia. Benar, sebuah misi yang mungkin kita anggap biasa saja tapi maknanya teramat dalam. Kematian Randika menjadi pengingat bagi kita, meski hidup dalam garis kemiskinan tapi kita harus memiliki jiwa pejuang dan nilai harga diri yang kaya. Kematian Randika menjadi pengingat bagi kita untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar.

Banyak dari kita yang terkenal dermawan bagi mereka nan jauh di sana. Tapi kita sering lupa bahwa tak jarang-- beberapa dari kita bisa berpotensi menjadi pembunuh bagi orang terdekat kita, salah satunya Randika. Seperti pepatah mengatakan "Gajah di pelupuk mata tak nampak" sementara Semut di ujung lautan nampak.

Membunuh memang tidak selamanya melukai tubuh seseorang dengan senjata. Tapi hilangnya empati dan simpati dalam diri kita justru bisa membunuh tanpa harus menyentuh.

Saya meyakini di negeri para bedebah ini masih banyak Randika lainnya yang berjibaku dengan masalah ekonomi dan isi perut. Di saat program MBG yang seringnya tidak tepat sasaran itu dan memangkas dana pendidikan justru lebih banyak mudharatnya (sia-sia). Selain beberapa kasus telah membuat sejumlah anak keracunan juga makanan sisa terbuang begitu saja menjadi penyumbang limbah bagi bumi. Sementara dibelahan lain ada Randika yang justru lebih layak mendapatkan program ini.

Di tengah krisis kepercayaan publik saya sadar banyak masyarakat yang kehilangan rasa empatinya karena modus dari beberapa oknum tidak bertanggung jawab. Termasuk saya pribadi karena beberapa kali mencoba menolong tapi pada akhirnya sering tertipu karena Tuhan menunjukkan kebenarannya, terlepas setelah kejadian atau beberapa waktu berlalu.

Namun dari pengalaman itu saya belajar untuk mengasah intuisi agar empati saya bisa mendarat pada orang yang tepat, orang-orang yang memang layak mendapatkan bantuan kita. Selain itu kita harus belajar mengasah daya nalar untuk kritis, sehingga kita bisa meminimalisir penipuan atau modus yang digunakan oleh para oknum.

Dilansir dari Bangkapos.com, Randika ditemukan tewas di teras rumah seorang warga di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Jumat(17/10/2025). Semoga Randika pulang dengan penuh kedamaian dan semoga Di sisi Tuhan-Nya ia diberikan kelimpahan. Di negeri para bedebah ini Randika menjadi bukti dan cerminan bahwa apa yang selalu digaungkan dalam Pancasila pada hari senin di setiap sekolah atau beberapa kantor masih sangat jauh terefleksikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Kemanusiaan yang adil dan beradab serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Begitu seharusnya pesan yang telah kita sepakati bersama--sejak dulu kala.

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 19 Des 2025, 21:14 WIB

Sate Murah di Tikungan Jalan Manisi, Favorit Mahasiswa Cibiru

Sate dengan harga yang murah meriah dan rasa yang enak serta memiliki tempat yang strategis di sekitar wilayah Cibiru.
Dengan harga Rp20.000, pembeli sudah mendapatkan satu porsi berisi 10 tusuk sate lengkap dengan nasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 20:24 WIB

Hidup Selaras dengan Alam, Solusi Mencegah Terjadinya Banjir di Musim Penghujan

Banjir menjadi salah satu masalah ketika musim hujan telah tiba, termasuk di Kota Bandung.
Salah satu dampak dari penurunan permukaan tanah adalah banjir seperti banjir cileuncang di Jalan Citarip Barat, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Rabu 28 Februari 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Jelajah 19 Des 2025, 19:15 WIB

Sejarah Jatinangor, Perkebunan Kolonial yang jadi Pabrik Sarjana di Timur Bandung

Jatinangor pernah hidup dari teh dan karet sebelum menjelma kawasan pendidikan terbesar di timur Bandung.
Jatinangor. (Sumber: sumedangkab.go.id)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 18:09 WIB

Abah, Buku Bekas, dan Denyut Intelektual

Mahasiswa lintas angkatan mengenalnya cukup dengan satu panggilan Abah. Bukan dosen, staf, bukan pula pustakawan kampus.
Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 16:01 WIB

Maribaya Natural Hotspring Resort: Wisata Alam, Relaksasi, dan Petualangan di Lembang

Maribaya Natural Hotspring Resort menawarkan pengalaman wisata alam dan relaksasi di tengah kesejukan Lembang.
Maribaya Lembang. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 15:13 WIB

Bukit Pasir sebagai Benteng Alami dari Hempasan TsunamiĀ 

Sand dune yang terbentuk oleh proses angin dan gelombang dapat mengurangi efek tsunami.
Teluk dengan pantai di selatan Jawa Barat yang landai, berpotensi terdampak hempasan maut tsunami. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T. Bachtiar)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:22 WIB

Jualan setelah Maghrib Pulang Dinihari, Mi Goreng ā€˜Mas Sam’ Cari Orang Lapar di Malam Hari

Mengapa mesti nasi goreng ā€œMas Iputā€? Orangnya ramah.
SAM adalah nama sebenarnya, tapi para pelanggannya telanjur menyebutnya ā€œMas Iputā€. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:12 WIB

5 Hidden Gem Makanan Manis di Pasar Cihapit, Wajib Dicoba Saat Main ke Bandung!

Semuanya bisa ditemukan dalam satu area sambil menikmati suasana Pasar Cihapit.
Salah satu tempat dessert di Pasar Cihapit, yang menjadi tujuan berburu makanan manis bagi pengunjung. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 12:57 WIB

Twig CafƩ Maribaya: Tempat Singgah Tenang dengan Pemandangan Air Terjun yang Menyegarkan Mata

Suasana Cafe yang sangat memanjakan mata dan pikiran lewat pemandangan nyata air terjun yang langsung hadir di depan mata.
Air terjun yang langsung terlihat dari kafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 11:46 WIB

Program CSR sebagai Alat Penembusan dosa

CSR harus dikembalikan ke inti, yaitu komitmen moral untuk mencegah kerusakan ekosistem sejak awal
Ilustrasi kayu hasil penebangan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 10:21 WIB

Keberlangsungan Suatu Negara dalam Bayang-Bayang Deformasi Kekuasaan

Sering kali ada pengaruh buruk dalam jalannya suatu pemerintahan yang dikenal dengan istilah deformasi kekuasaan.
 (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:24 WIB

Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Antara hak pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang harus diseimbangkan pemerintah Kota Bandung
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:13 WIB

Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

Cibaduyut tidak hanya menjadi pusat penjualan sepatu di Kota Bandung, tapi juga sebagai salah satu pusat kemacetan di kota ini.
Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:42 WIB

Strategi Bersaing Membangun Bisnis Dessert di Tengah Tren yang Beragam

Di Tengah banyaknya tren yang cepat sekali berganti, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pengusaha dessert untuk terus mengikuti tren dan terus mengembangkan kreatifitas.
Dubai Truffle Mochi dan Pistabite Cookies. Menu favorite yang merupakan kreasi dari owner Bonsy Bites. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:08 WIB

Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Taman Tegallega makin ramai usai revitalisasi, namun kerusakan fasilitas,keamanan,dan pungli masih terjadi.
Area tribun Taman Tegalega terlihat sunyi pada Jumat, 5 Desember 2025, berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Sestovia Purba)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 19:38 WIB

Mengenal Gedung Sate, Ikon Arsitektur dan Sejarah Kota Bandung

Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 18:30 WIB

Kondisi Kebersihan Pasar Induk Caringin makin Parah, Pencemaran Lingkungan di Depan Mata

Pasar Induk Caringin sangat kotor, banyak sampah menumpuk, bau menyengat, dan saluran air yang tidak terawat, penyebab pencemaran lingkungan.
Pasar Induk Caringin mengalami penumpukan sampah pada area saluran air yang berlokasi di Jln. Soekarno-Hatta, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada awal Desember 2025 (Foto : Ratu Ghurofiljp)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:53 WIB

100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?

Karya sastra Pramoedya yang akan selalu relevan dengan kondisi Indonesia yang kian memburuk.
Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Lontar Foundation)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 17:42 WIB

Hikayat Jejak Kopi Jawa di Balik Bahasa Pemrograman Java

Bahasa pemrograman Java lahir dari budaya kopi dan kerja insinyur Sun Microsystems dengan jejak tak langsung Pulau Jawa.
Proses pemilahan bijih kopi dengan mulut di Priangan tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)