Di era modern yang serba digital, dunia pendidikan mengalami perubahan besar. Proses belajar kini tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga di dunia maya yang tak terbatas. Anak-anak bisa belajar dari media sosial, video daring, hingga aplikasi edukatif. Namun, kemajuan ini juga membawa tantangan baru terutama bagi orang tua yang kini memiliki peran lebih dari sekadar mengawasi anak belajar.
Menjadi orang tua di masa kini berarti harus siap menjadi pendidik, pendengar, sekaligus pembimbing digital. Tidak cukup hanya memastikan anak rajin belajar atau mendapat nilai bagus, tetapi juga memahami bagaimana anak berinteraksi dengan teknologi dan lingkungan sekitarnya. Orang tua perlu hadir, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional. Sebab, di tengah kemajuan teknologi, anak tetap membutuhkan kasih sayang dan bimbingan manusiawi.
Sayangnya, banyak orang tua yang belum siap menghadapi perubahan ini. Sebagian merasa cukup dengan memberikan fasilitas gawai, laptop, atau internet tanpa memahami apa yang anak akses setiap hari. Padahal, dunia digital penuh dengan informasi yang tidak semuanya baik. Anak bisa belajar hal positif, tetapi juga berisiko terpapar konten yang tidak sesuai usia. Di sinilah pentingnya pendampingan aktif dan dialog terbuka antara orang tua dan anak.
Selain pengawasan, orang tua juga memegang peran penting dalam pembentukan karakter dan nilai moral. Sekolah bisa mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi nilai-nilai seperti empati, tanggung jawab, dan kejujuran hanya bisa tumbuh kuat di rumah. Ketika orang tua menjadi teladan yang baik, anak belajar bukan hanya dari kata-kata, tetapi dari tindakan nyata.
Namun, tantangan terbesar bagi orang tua masa kini adalah menemukan keseimbangan antara kebebasan dan kontrol. Terlalu mengekang membuat anak merasa terkekang, tetapi terlalu membebaskan bisa membuat mereka kehilangan arah. Kuncinya adalah komunikasi yang hangat, saling menghargai, dan membangun kepercayaan. Anak yang merasa dipercaya akan lebih mudah diarahkan daripada anak yang hanya diperintah.
Pendidikan modern memang menuntut banyak hal dari anak-anak keterampilan digital, berpikir kritis, dan kemampuan beradaptasi. Tetapi tanpa dukungan emosional dari keluarga, semua itu bisa terasa hampa. Orang tua bukan hanya penonton dalam proses tumbuh kembang anak, melainkan mitra belajar yang sejajar.
Pada akhirnya, teknologi boleh canggih, metode belajar boleh berubah, tetapi nilai-nilai kasih sayang dan perhatian orang tua tidak pernah tergantikan. Pendidikan terbaik bukan yang hanya mencerdaskan otak, tetapi juga menumbuhkan hati yang bijak dan karakter yang kuat. Dan di tengah semua perubahan zaman, peran orang tua tetap menjadi fondasi utama yang menjaga arah pendidikan anak agar tidak tersesat dalam arus modernitas. (*)
