Jeritan Pedagang Pasar Baru dalam Fase Ekonomi Menurun Tajam

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Rabu 11 Jun 2025, 16:34 WIB
Suasana di Pasar Baru Bandung, Jumat, 20 Mei 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Suasana di Pasar Baru Bandung, Jumat, 20 Mei 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Beberapa waktu yang lalu penulis mengunjungi Pasar Baru yang lokasinya tidak jauh dari Stasiun Bandung. Sepanjang ingatan penulis, dahulu jalan trotoar yang dijadikan tempat berjualan ini tidak luput dari desakan orang-orang yang berbelanja setiap harinya.

Namun ketika itu jalan ini kondisinya benar-benar lenggang dari pembeli. Bahkan beberapa penjual terlihat melamun, bermain hp dan merapihkan barang-barang.

Beberapa ruko yang dahulunya dijadikan untuk sewa sebuah toko, lambat laun makin banyak yang kosong. Bahkan seringkali banyak ruko yang terbengkalai dan mulai rusak konstruksi bangunannya.

Hal ini terjadi karena sudah mulai banyak pengusaha yang beralih ke penjualan online yang cukup bisa dilakukan di rumah tanpa harus menyewa sebuah ruko. Tentu selain bisa mengurangi biaya operasional, berjualan secara online juga dianggap lebih fleksibel.

Kondisi Pedagang di Pasar Baru Bandung (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Kondisi Pedagang di Pasar Baru Bandung (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Berdasarkan informasi yang penulis dapat di lingkungan sekitar maupun media sosial hampir semua sektor perdagangan mengalami penurunan sejak bulan ramadhan hingga saat ini.

Tidak hanya pedagang di pasar tradisional, beberapa pedagang yang sudah bergelut di e-comerce pun mengeluh karena biaya yang dibebankan oleh pemilik aplikasi makin mencekik. Belum lagi distributor yang dahulu menyalurkan produk/jasanya melalui seller, kini mereka bisa menjualnya langsung ke konsumen eceran dengan harga yang bisa dibilang tidak masuk akal.

Ke dua video ini ditonton hampir seribu kali dan mendapatkan beberapa respon dari pembeli dan beberapa penjual di pasar tradisional lain hingga penjual online.

Keluhan pembeli terhadap pedagang offline (Sumber: Tiktok : @medocxshop)
Keluhan pembeli terhadap pedagang offline (Sumber: Tiktok : @medocxshop)

Respon di atas ada kaitannya dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ratna Rohmania dkk, berjudul “Pengaruh Pasar Online Terhadap Minat Beli Konsumen Dan Dampaknya Terhadap Pasar Tradisional”, penelitian ini menyimpulkan bahwa:

Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh pasar online dan pasar tradisional dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Konsumen yang cenderung tidak ingin repot lebih memilih belanja di pasar online, sedangkan konsumen yang terlalu takut dengan risiko belanja secara online lebih memilih berbelanja di pasar tradisional. Keberadaan pasar online tidak berdampak secara signifikan terhadap Pasar Induk kajen. Hal ini dikarenakan Pasar Induk Kajen merupakan pusat perbelanjaan bagi masyarakat baik masyarakat daerah maupun kota. Selain itu, beberapa barang dagangan yang mudah busuk seperti sayuran, dan ikan para konsumen lebih cenderung untuk berbelanja di pasar tradisional dibandingkan pasar online.

Saran pembeli untuk penjual (Sumber: Tiktok : @medocxshop)
Saran pembeli untuk penjual (Sumber: Tiktok : @medocxshop)

Opini di atas dapat diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Bintang Priyono dan Dian Permata Sari yang berjudul “Dampak Aplikasi Tiktok Dan Tiktok Shop Terhadap UMKM di Indonesia”. Penelitian ini menunjukkan bahwa Tiktok memiliki potensi sebagai media yang efektif bagi UMKM untuk menjangkau audiens yang lebih luas, dapat meningkatkan penjualan dan meningkatkan kehadiran branding produk yang dijual tanpa perlu pihak endorse. 

Meski masih banyak yang menolak untuk beralih ke sistem online tapi alangkah baiknya hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi penjual untuk selaras dengan trend yang ada.

Kondisi Pasar Jatayu (Sumber: Tiktok : @medocxshop)
Kondisi Pasar Jatayu (Sumber: Tiktok : @medocxshop)

Beberapa pasar tradisional juga mengeluhkan hal yang sama seperti Pasar Jatayu, banyak kios yang tutup akibat sepi. Selain itu juga ada netizen lain yang mengaku kondisi di pasar Cileunyi juga sepi dan merasa semenjak kehadiran online hal ini terjadi. Kemudian ada netizen yang menyarankan untuk melaporkan kejadian ini kepada KDM dan meminta solusi agar pasar kembali ramai.

Sementara dari sudut pandang penulis, selain memang zaman sudah berubah dan banyak teknologi yang menggerus tradisi sebelumnya dan masyarakat dipaksa untuk mengikuti perkembangan zaman agar bisa tetap bertahan. Kenaikan PPN di tahun 2025 juga sedikitnya berperan terhadap daya beli masyarakat terutama pada kelompok yang memiliki penghasilan di bawah minimum.

Meski pada awalnya kenaikan PPN dibatalkan dan hanya berlaku bagi produk mewah. Namun kenyataan di lapangan sebagian pengusaha atau produsen sudah terlanjur menaikan harga produk di perusahaannya. Hal ini berakibat barang yang dijual mengalami peningkatan sementara penghasilan masyarakat masih tetap.

Baca Juga: 6 Tulisan Orisinal Terbaik Mei 2025, Total Hadiah Rp1,5 Juta untuk Netizen Aktif Berkontribusi

Kondisi pasar yang mengalami perlambatan, penurunan kuantitas penjualan dan tingkat konsumsi masyarakat yang menurun. Hal ini berdampak pada aspek sosial ekonomi masyarakat sehingga meningkatkan angka kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan, perlu adanya kerjasama dari pemerintah, para pengamat ekonomi, pelaku ekonomi hingga para penjual untuk menstabilkan ekonomi.

Masyarakat pun perlu berkonstribusi dengan cara menggunakan produk lokal. Pemerintah pun perlu melakukan evaluasi dan penyesuaian yang berkala terhadap tarif PPN demi menjaga kestabilan ekonomi dan kesejahteraan yang diimpikan bersama dapat terwujud. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 04 Nov 2025, 09:39 WIB

Fenomena 'Street Photography' antara Batas Seni dan Privasi

Street Photography pada satu sisi membuka peluang pekerjaan bagi fotografer.
Ilustrasi Street Photography (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 04 Nov 2025, 09:21 WIB

Bekerjalah dengan Hati: Kisah Inspiratif Lina Herlinawati, Sosok Pemimpin yang Humanis

Sosok Lina Herlinawati, Ketua BMM Jawa Barat yang menginspirasi karena gaya memimpinnya dengan hati dan keteladanan.
Lina Herlinawati saat menerima piagam penghargaan dari Baznas Jawa Barat (Sumber: Dari Lina Herlinawati, setelah sesi wawancara selesai | Foto: Bagian media Baitulmaal Muamalat)
Ayo Netizen 04 Nov 2025, 07:56 WIB

Dari Iseng Jadi Healing, Memukan Bahagia di Setiap Langkah Berlari

Tulisan ini mengangkat kisah Zulfi, seorang anak muda asal Bandung yang menemukan makna hidup melalui kebiasaan berlari.
Zulfi saat berlari (Foto: Dokumentasi pribadi)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 20:51 WIB

Tawas, Bahan Sederhana dengan Khasiat Luar Biasa untuk Atasi Bau Badan

Si bening sederhana bernama tawas punya manfaat luar biasa.
Sejak lama, tawas digunakan dalam berbagai keperluan. (Sumber: Wikimedia Commons/Maxim Bilovitskiy)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 19:47 WIB

Fesyen sebagai Cerminan Kepribadian: Lebih dari Sekadar Gaya

Fashion tidak hanya berbicara tentang pakaian yang indah atau tren terkini, tetapi juga menjadi cara seseorang mengekspresikan diri.
Setiap pilihan busana, warna, hingga aksesori yang dikenakan seseorang menyimpan cerita tentang siapa dirinya (Sumber: Pexels/PNW Production)
Ayo Biz 03 Nov 2025, 19:40 WIB

Tempo vs Menteri Pertanian, AJI Tegaskan Sengketa Pers Bukan Urusan Pengadilan

Sengketa pers antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan Tempo bermula dari aduan terhadap pemberitaan Tempo berjudul “Poles-Poles Beras Busuk”.
Sengketa pers antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan Tempo bermula dari aduan terhadap pemberitaan Tempo berjudul “Poles-Poles Beras Busuk” yang tayang di akun X dan Instagram Tempo. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 03 Nov 2025, 19:24 WIB

Pusat Perbelanjaan Bandung di Era Digital, Bertahan atau Bertransformasi?

Bandung, kota yang dikenal sebagai Paris van Java, tak hanya memikat lewat pesona alam dan kulinernya, tetapi juga lewat denyut bisnis ritelnya yang dinamis.
Bandung, kota yang dikenal sebagai Paris van Java, tak hanya memikat lewat pesona alam dan kulinernya, tetapi juga lewat denyut bisnis ritelnya yang dinamis. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Jelajah 03 Nov 2025, 18:54 WIB

Sejarah Flyover Pasupati Bandung, Gagasan Kolonial yang Dieksekusi Setelah Reformasi

Flyover Pasupati Bandung menyimpan sejarah panjang, dari ide Thomas Karsten di era kolonial hingga menjadi simbol kemajuan urban modern Jawa Barat.
Flyover Pasupati Bandung. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Jelajah 03 Nov 2025, 18:39 WIB

Hikayat Tragedi Lumpur Lapindo, Bencana Besar yang Tenggelamkan Belasan Desa di Sidoarjo

Sejarah amukan lumpur Lapindo telan 16 desa dan 60 ribu jiwa, tapi yang tenggelam bukan cuma rumah, juga nurani dan keadilan negeri ini.
Lumpur Lapindo. (Sumber: Shutterstock)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 17:54 WIB

Perundungan Dunia Maya (Cyberbullying), Siswa SMAN 25 Bandung Diajak Lebih Bijak di Dunia Digital

Mahasiswa Telkom University mengedukasi siswa SMAN 25 Bandung tentang bahaya cyberbullying melalui kegiatan sosialisasi dan diskusi interaktif.
Dokumentasi Pribadi, sosialisasi "Perundungan Dunia Maya (cyberbullying)" SMAN 25 Bandung, 27 oktober 2025.
Ayo Biz 03 Nov 2025, 16:56 WIB

Fesyen Sunda dan Anak Muda Bandung: Warisan atau Wawasan yang Tergerus?

Sejak satu dekade terakhir, anak-anak muda mulai tampil dengan pangsi hitam, iket Sunda, atau aksara kuno yang menghiasi kaus mereka, simbol dari pencarian identitas budaya yang lama terpinggirkan.
[ilustrasi]Sejak satu dekade terakhir, anak-anak muda mulai tampil dengan pangsi hitam, iket Sunda, atau aksara kuno yang menghiasi kaus mereka, simbol dari pencarian identitas budaya yang lama terpinggirkan. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 15:41 WIB

Bandung dan Krisis Nurani Ekologis

Pemerintah kota Bandung tampak lebih sibuk memoles citra daripada memelihara kehidupan.
Sungai Cikapundung Kampung Cibarani Kota Bandung (Foto: Dokumen River Clean up)
Ayo Biz 03 Nov 2025, 14:56 WIB

Milenial dan Generasi Z Tak Lagi Beli Barang, Mereka Beli Nilai

Di tangan generasi milenial dan Gen Z, konsep Keberlanjutan menjelma menjadi gaya hidup yang menuntut transparansi, nilai, dan tanggung jawab sosial.
Produk upcycle, yang mengolah limbah menjadi barang bernilai, kini menjadi simbol perubahan yang digerakkan oleh kesadaran kolektif. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 14:46 WIB

‘Galgah’, Antonim Baru dari ‘Haus’ yang Resmi Masuk KBBI

Kata baru “galgah” sedang jadi sorotan warganet!
Kata "galgah" menunjukkan seseorang sudah tidak lagi haus. (Sumber: Pexels/Karola G)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 14:10 WIB

Cahaya di Tengah Luka: Ketulusan Ibu Timothy Anugerah yang Mengampuni dan Merangkul

Kehilangan seorang anak adalah duka yang tak terbayangkan. Namun, Ibu dari almarhum Timothy Anugerah memilih jalan yang tak biasa.
Ketulusan hati ibu Timothy Anugerah (Sumber: https://share.google/StTZP2teeh7VKZtTl)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 13:15 WIB

Diskusi Buku 'Berani Tidak Disukai' bersama Salman Reading Corner

Membaca adalah cara kita untuk menyelami pemikiran orang lain. Sementara berdiskusi adalah cara kita mengetahui berbagai macam perspektif.
Diskusi Buku Bersama Salman Reading Corner, Sabtu, 01 November 2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 11:32 WIB

Menyalakan Kembali Lentera Peradaban

Refleksi Milad ke-113 Muhammadiyah.
Lentera dengan karya seni Islam. (Sumber: Pexels/Ahmed Aqtai)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 10:01 WIB

Perutku, Makanan, dan Rasa Lapar yang Sia-sia

Perut adalah salah satu inti kehidupan manusia. Dari sanalah segalanya bermula, dan juga sering berakhir.
Para pengungsi. (Sumber: Pexels/Ahmed akacha)
Ayo Netizen 03 Nov 2025, 08:12 WIB

Mati Kelaparan di Negeri para Bedebah

Membunuh memang tidak selamanya melukai tubuh seseorang dengan senjata.
Ilustrasi Meninggal karena kelaparan (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 02 Nov 2025, 20:37 WIB

Mengapa Tidur Cukup Sangat Penting? Begini Cara Mencapainya

Sering begadang? Hati-hati, kurang tidur bisa merusak kesehatan tubuh dan pikiranmu!
Ilustrasi tidur. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)