Relevansi SMK Farmasi yang Terasing dari Dunia Kerja Saat Ini

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Jumat 20 Jun 2025, 09:20 WIB
Ilustrasi Kegiatan Praktikum SMK Farmasi (Sumber: pixabay)

Ilustrasi Kegiatan Praktikum SMK Farmasi (Sumber: pixabay)

SMK Farmasi adalah sekolah yang ditunjukkan kepada mereka ingin memiliki keterampilan khusus untuk menghadapi dunia kerja.

Selain itu, SMK Farmasi sendiri memiliki peran penting dalam mempersiapkan dan membentuk tenaga kerja yang memiliki keterampilan di bidang kefarmasian untuk terjun langsung ke fasilitas pelayanan kefarmasian seperti apotek, puskesmas, rumah sakit dan sarana lain yang serupa.

Sejarah SMK Farmasi sendiri sudah ada dari tahun 1957. Ditandai dengan berdirinya SMK Farmasi Nasional di Surakarta.

Sementara untuk di Bandung diprakarsai oleh SMK Farmasi YPF Bandung pada tahun 1960. Lulusan farmasi di zaman itu bisa memiliki pekerjaan yang cukup stabil untuk kebutuhan hidup.

Selain masih belum banyak pesaing, saat itu juga pelayanan kefarmasian masih punya regulasi peraturan yang belum seketat hari ini.

Seperti yang kita tau lulusan Smk Farmasi tentu memiliki keahlian khusus yang bisa menjadi ciri di dunia kerja. Selain teori, lulusan farmasi juga diajarkan praktikum minimal tiga kali dalam seminggu. Praktek ini sendiri berkaitan dengan praktikum kimia/ fisika dan meracik obat.

Dunia farmasi yang syarat dengan nilai hafalan dan analisis yang tajam, tentu bukan perkara mudah bagi mereka yang sudah terlanjur masuk ke dalamnya. Perlu rasa sabar, ketelitian, pantang menyerah dan kedisiplinan yang kuat. Membuat jurnal berlembar-lembar dengan tulis tangan hingga bergadang untuk menyiapkan tugas keesokan harinya.

Selain harus melewati Ujian Nasional dan Ujian Sekolah, calon lulusan farmasi juga perlu melewati Ujian Kompetensi demi mendapatkan Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK).

Surat ini bisa dianalogikan sebagai SIM dalam mengemudi. Jadi STRTTK menjadi sebuah bukti bahwa lulusan farmasi dianggap kredibel dan memiliki skill yang sudah diakui melalui ujian kompetensi dalam melakukan pelayanan kefarmasian.

Ujian ini mengharuskan setiap siswa untuk mengerjakan 4 resep beserta sediaan produk farmasi dalam waktu 2 jam. Kegiatan ini seringkali menjadi momok bagi siswa, selain manajemen waktu, mentalitas pun diuji karena yang menjadi pengawas merupakan guru dari SMK lain atau dari dinas kesehatan terkait.

Terbitnya kebijakan baru melalui Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 membawa perubahan yang signifikan dalam regulasi tenaga kesehatan termasuk tenaga kefarmasian khususnya lulusan SMK. Peraturan ini menyatakan bahwa lulusan SMK Farmasi tidak lagi mendapatkan STRTTK sebagai syarat masuk ke dunia kerja.

Melihat fakta tersebut, tujuan SMK sudah tidak lagi sejalan dengan regulasinya. Namun anehnya SMK Farmasi masih eksis hingga hari ini bahkan banyak bermunculan sekolah baru yang diberikan izinnya untuk berdiri. Sungguh realita yang miris dan dibiarkan begitu saja.

UU NO.17 ini sebetulnya hanya memperbolehkan lulusan D3 yang bisa bekerja di pelayanan kefarmasian seperti apotek, rumah sakit, klinik atau fasilitas kesehatan lainnya.

Ilustrasi lulusan SMK Farmasi (Sumber: Pexels/Kaboompics.com)
Ilustrasi lulusan SMK Farmasi (Sumber: Pexels/Kaboompics.com)

Bahkan Sarjana Farmasi (S1) pun yang dulunya sempat mendapat STR pun, kini harus  terasingkan dan terombang-ambing oleh peraturan ini. Sarjana dituntut segera melanjutkan Profesi Apoteker untuk mendapatkan STRA.

Lagi dan lagi kebijakan ini memiliki kesenjangan bagi lulusannya. Sarjana diminta segera melanjutkan profesi namun biaya pendidikannya tiap tahun terus menaik.

Dalam satu tahun sekolah, mahasiswa harus menyiapkan uang kisaran 50 juta jika beruntung masuk perguruan tinggi. Namun bagi mereka yang tidak lulus maka harus mencari perguruan swasta yang harganya beragam mulai dari 70-150 juta untuk satu tahun.

Lagi dan lagi tidak semua masyarakat mampu menyediakan jumlah uang tersebut hanya dalam kurun waktu yang singkat. Fakta dan kesenjangan ini tentu menghadirkan masalah baru yaitu mereka menjadi penyumbang terbesar angka pengangguran di Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis penulis, hadirnya kebijakan tersebut menjadi alasan bagi pemerintah dan dinas terkait untuk meningkatkan kualitas tenaga kesehatan di lapangan melalui upgrade skill dengan pendidikan. Namun regulasi yang belum berjalan dengan baik menghasilkan pelanggaran yang terkadang di normalisasikan.

Beberapa apotek yang taat dengan peraturan tentu akan menggunakan jasa D3 dalam operasionalnya. Mungkin bagi apotek besar hal ini bukan menjadi hal yang berarti tapi bagi apotek kecil justru sebaliknya.

Apotek yang memiliki penghasilan kecil tentu harus membuat pilihan. Pertama menyewa STRTTK lulusan D3 dengan biaya di bawah 500 ribu, namun tetap memperkerjakan lulusan SMK di pelayanan yang masih bisa dibayar murah sesuai tingkat pendidikan.

Pilihan kedua kadang pemilik benar-benar hanya memperkerjakan anak SMK untuk menekan angka operasional apotek. Tentu tujuan UU yang dibuat justru menimbulkan ketimpangan dengan fakta yang terjadi di lapangan.

Baca Juga: Tren Preloved: Gaya Baru, Masalah Lama

Dinamika yang terjadi di dunia farmasi ini membuat lulusannya terkadang bekerja di luar bidang kemampuannya. Beberapa lulusan farmasi yang menyebar ke bidang lain ini menjadi tambahan kandidat pesaing bagi lulusan smk diluar farmasi. Banyak pekerjaan untuk lulusan smk yang tidak meminta persyaratan khusus, misalnya penjaga toko, kasir supermarket, waiters, barista dan lain-lain. Fenomena inilah yang membuat permasalahan baru di dunia pekerjaan tidak hanya bagi lulusan SMK tapi juga bagi para sarjana.

Sebetulnya UU ini perlu menjadi bahan diskusi kembali dengan melihat beberapa fakta di lingkungan. Disisi lain pemerintah dan dinas terkait menginginkan pelayanan kesehatan yang terorganisir dengan baik. Namun kenyataannya di lapangan seringkali pelanggaran yang diberikan menjadi sistem tebang pilih.

Instansi yang kedapatan melanggar tapi dia sanggup memberikan ‘ongkos jalan’ akan dengan mudah lolos dan mendapat peringatan untuk memperbaiki. Sementara bagi mereka yang melakukan kesalahan yang sama namun tidak mampu memberikan uang jalan, ancamannya bisnis akan ditutup bahkan bisa dipidanakan.

Memang tidak adil tapi itulah fakta yang terjadi di dunia kesehatan. Semoga para lulusan SMK Farmasi dan Sarjana Farmasi bisa mendapat keadilan yang serupa dengan lulusan D3.

Baca Juga: Kini 10 Netizen Terpilih Dapat Total Hadiah Rp1,5 Juta dari Ayobandung.id setiap Bulan

Jadi masihkah relevan untuk menyekolahkan anak ke SMK Farmasi ? Menurut penulis ada baiknya untuk mempertimbangkan kembali. Pertimbangan ini pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak.

Apabila anak memiliki pilihan untuk melanjutkan di bidang pendidikan kedokteran dan farmasi, sebaiknya masuk ke SMA saja karena fakultas kedokteran tidak menerima lulusan selain dari SMA. Namun bagi yang orientasinya bekerja bisa saja masuk SMK Farmasi sebagai stimulasi yang kemudian bisa dilanjutkan ke jenjang D3 untuk bisa bekerja di pelayanan kefarmasian. (*)

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 20 Jun 2025, 20:23 WIB

Cupola ID Braga, Cafe Hidden Gem di Tengah Kota Bandung

Siapa kira di tengah kota bandung terdapat sebuah cafe hidden gem yang memiliki konsep alam bernama Cupola ID Braga.
Suasana Outdoor Cafe Cupola ID Braga. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 20 Jun 2025, 18:05 WIB

Branding Nama Bandung Barat dan Dilema Arah Mata Angin

Di era digital, nama adalah keyword. Nama yang kuat dan khas akan lebih mudah ditelusuri, dikenali, dan disematkan citra tertentu.
Stasiun KA Padalarang, salah satu bangunan ikonik dan bersejarah di Bandung Barat. (Sumber: Djoko Subinarto | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Biz 20 Jun 2025, 16:42 WIB

Dari Dapur Uwa Ida ke Meja Nusantara: Sepotong Cinta dalam Setiap Kue J&C Cookies

Di balik setiap gigitan kue kering dari J&C Cookies, tersembunyi kisah seorang perempuan bernama Uwa Ida yang menyalakan api pertama dari dapur keluarga.
CEO J&C Cookies, Jodi Janitra, dan General Manager J&C Cookies, Cindy Rizma. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Jun 2025, 15:02 WIB

Mengeja Anomali, Merayakan Imajinasi

Momen sederhana (ngalagu) bersama anak-anak ini seakan jadi pengingat melawan lupa, atas dunia yang mereka nyanyikan dengan riang gembira.
Salah satu karakter anomali brainrot, Tralalero tralala. (Sumber: Istimewa)
Beranda 20 Jun 2025, 14:17 WIB

Relokasi yang Tak Kunjung Datang: Kado Pahit di Ulang Tahun Bandung Barat bagi Korban Bencana

Hari jadi Bandung Barat bagi mereka bukan perayaan, tapi pengingat getir akan hak dasar yang belum juga dipenuhi: tempat untuk pulang.
Acih di rumahnya yang rusak akibat tanah bergerak. Janji pemerintah untuk merelokasi rumahnya hingga kini belum terwujud. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 20 Jun 2025, 12:52 WIB

Mencicip Rasa dan Cerita di Balik Pie Nastar Naslem, Oleh-Oleh Unik Khas Bandung

Di antara deretan kue kering dan camilan manis yang biasa kamu temui, ada satu yang diam-diam mulai mencuri perhatian, yakni Pie Nastar Naslem.
Para pengunjung berburu oleh-oleh khas Bandung, Pie Nastar Naslem. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Jun 2025, 12:48 WIB

Pendidikan Berkualitas Harus Terus Ditingkatkan

Kualitas pendidikan sangat menentukan masa depan seorang anak.
Demi pendidikan berkualitas, seharusnya semua dukungan terus ditingkatkan. (Sumber: Pexels/Raiza Azkaril)
Ayo Biz 20 Jun 2025, 11:38 WIB

Kreuz: Sepeda Lipat Kebanggaan Warga Bandung yang Dicintai Rakyat

Dari sebuah bengkel sederhana di kawasan Cikutra, lahirlah brand sepeda lipat yang jadi kebanggaan Kota Bandung, Kreuz.
Kreuz, sepeda lipat asal Bandung. (Foto: Dok Kreuz)
Ayo Jelajah 20 Jun 2025, 11:00 WIB

Jejak Kampung Dobi Ciguriang, Sentra Kuli Cuci Era Kolonial

Kampung Dobi Ciguriang di Bandung menyimpan kisah para binatu pria dan batu nisan Belanda yang kini tinggal cerita dan genangan.
Kondisi mata air Ciguriang kini dijadikan kolam pemancingan oleh warga. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Biz 20 Jun 2025, 10:50 WIB

Kicimpring Cidadap, Camilan Tradisional yang Naik Level Berkat Kreativitas Warga

Kerupuk sederhana berbahan dasar singkong alias kicimpring, kini telah dilirik sebagai produk unggulan daerah, salah satunya Kicimpring Cidadap.
Ilustrasi Kicimpring, Cemilan asal Jawa Barat. (Foto: Tangkapan Layar)
Ayo Netizen 20 Jun 2025, 09:20 WIB

Relevansi SMK Farmasi yang Terasing dari Dunia Kerja Saat Ini

SMK Farmasi menjadi polemik yang masih ada hingga hari ini. Regulasi yang sudah tidak lagi relevan membuat lulusannya terombang-ambing di dunia kerja
Ilustrasi Kegiatan Praktikum SMK Farmasi (Sumber: pixabay)
Ayo Jelajah 20 Jun 2025, 07:24 WIB

Banjir Cikapundung 1919 Rendam Braga Gegara Deforestasi Lereng Bandung

Braga terkena dampak besar dari banjir 1919. Deforestasi di hulu sungai picu longsor dan luapan air.
Ilustrasi babjir di Braga tahun 1940.
Ayo Netizen 19 Jun 2025, 20:47 WIB

Talenta ASN Mati Muda dalam Sistem Tua

Setiap tahun, ratusan bahkan ribuan inovasi lahir dari tangan-tangan kreatif aparatur sipil negara (ASN) di seluruh penjuru Indonesia.
Pembukaan PKA Tahun 2023 (Sumber: Humas Pusjar SKTASNAS | Foto: Humas Pusjar SKTASNAS)
Ayo Biz 19 Jun 2025, 19:18 WIB

Dari Konveksi Sederhana ke Etalase Warisan, Perjalanan Batik Cerah Lakon Heritage

Lakon Heritage, toko batik yang tak hanya menjual kain, tetapi juga membawa semangat pelestarian warisan budaya dalam balutan desain kekinian.
Lakon Heritage, toko batik yang tak hanya menjual kain, tetapi juga membawa semangat pelestarian warisan budaya dalam balutan desain kekinian. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 19 Jun 2025, 18:16 WIB

Sumber Hidangan, Menyantap Kenangan di Lorong Waktu Braga

Sumber Hidangan, dulunya dikenal sebagai Het Snoephuis, telah hadir sejak tahun 1929 silam dan nyaris satu abad melayani selera dan nostalgia warga Bandung.
Sumber Hidangan, dulunya dikenal sebagai Het Snoephuis, telah hadir sejak tahun 1929 silam dan nyaris satu abad melayani selera dan nostalgia warga Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 19 Jun 2025, 17:26 WIB

Kue Balok Kang Didin, Kegemaran Warga Bandung yang Tak Tergantikan

Di tengah ramainya serbuan kuliner modern Kota Bandung, warisan kuliner tradisional masih tetap bertahan dengan caranya sendiri.
Kue Balok Kang Didin (Foto: Dok Kue Balok Kang Didin)
Ayo Netizen 19 Jun 2025, 17:00 WIB

Tren Preloved: Gaya Baru, Masalah Lama

Preloved bukan selalu tentang gaya hemat; kadang ia menjadi bentuk baru dari konsumsi berlebih dan celah bagi praktik global west dumping.
Preloved sudah menjadi pilihan sadar berbagai kalangan. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 19 Jun 2025, 16:00 WIB

Di Wonocolo Minyak Bumi Dikelola secara Mandiri

Inilah penambangan rakyat yang masih berlangsung di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Jawa Timur.
Kesibukan pagi di penambangan minyakbumi di Wonocolo. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Biz 19 Jun 2025, 15:04 WIB

Mengenal Sepatu Kulit Asal Bandung Blankenheim, Dikenal karena Kualitas Produk Kelas Dunia

Sebuah toko kecil di Jalan Aria Jipang, Kota Bandung berhasil melahirkan merk sepatu kulit yang kini menjelajah ke berbagai negara di dunia.
Produk sepatu kulit asal Bandung, Blankenheim. (Foto: Dok Blankenheim)
Ayo Netizen 19 Jun 2025, 14:40 WIB

Bikin Bisnis UMKM Berkelanjutan dengan Inovasi Model Operasional

Kemajuan era digitalisasi membawa perubahan cukup besar terkait operasi Bisnis UMKM dan interaksinya dengan pelanggan.
Kemajuan era digitalisasi membawa perubahan cukup besar terkait operasi Bisnis UMKM dan interaksinya dengan pelanggan. (Sumber: Pexels/Ivan Samkov)