Polemik Al-Ihsan dan Tips-Trik Digital Public Relations ala KDM

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Ditulis oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diterbitkan Minggu 06 Jul 2025, 12:54 WIB
Gubernur Jabar terpilih Kang Dedi Mulyadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Arif Budianto)

Gubernur Jabar terpilih Kang Dedi Mulyadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Arif Budianto)

Ayo Bandung edisi 2 Juli lalu mewartakan kehebohan kesekian kalinya dari Gubernur Jawa Barat yang karib disapa KDM/Kang Dedi Mulyadi. Ini beritanya.

Bagi yang sudah lama memantu bagaimana pola komunikasi publiknya, terutama pada kanal digital public relations, sejak dari Bupati Purwakarta dan kini orang nomor satu di Jabar, maka sesungguhnya ada pola tergambar.

Pola apakah itu? Langsung saja penulis sampaikan: Tips dan Trik digital public relations yang mendulang popularitas Ala KDM. Berikut poin per poinnya:

1. Munculkan aksi sampai wacana dominan

Sebagai lini kehidupan yang paling menyangkut hajat masyarakat luas, khususnya di Jabar dan umumnya di Indonesia, apapun "usikan" pada sektor ini, akan dengan mudah menarik perhatian.

Tanpa perlu susah payah menimbang, tak usah mengkaji literatur, cukup ambil aspirasi (sebagian masyarakat) soal pendidikan, dan lalu sampaikan intens di akun medsos.

Masih ingat kan tak lama dilantik mengeluarkan larangan studi banding, ga pake lama munculkan aturan soal larangan wisuda sekolah dasar menengah, barak untuk siswa nakal, dan terakhir larangan siswa ngelayap di atas jam 21.

Pada sektor kesehatan, hal menyentak hingga level nasional mencuat saat sampaikan ide vasektomi laki-laki terkait bansos walau tak ada regulasinya, hingga Menko PMK Muhaimin Iskandar membatalkan wacana tersebut.

Terbaru, ya seperti awal tulisan ini, tanpa angin juga hujan, munculkan saja keputusan merubah RS Al-Ihsan menjadi RS Welah Asih tanpa ada dasar alasan tebal dan masuk akal --seperti menyebut masalah lampau korupsi bisa diselesaikan dengan ganti jenama tersebut.

2. Amati serta gulirkan di akun medsos

Seperti umumnya dunia content creator, komentar hingga emoticon yang ada harus sering-sering dipantau. Mana yang teramai dari tiap unggahan, itulah yang harus ditindaklanjuti. Jadi, pengamat harus disertakan tindak aktif membuat video/postingan reaksioner.

Maka itu, akun KDM kerap dalam 2-3 hari membahas hal sama dengan pola reaksi atas pengamatan kerap dimunculkan pada unggahan paling pagi hari. Baik di Tiktok/Youtube/IG/Facebook miliknya, karena itu salah satu jam emas di medsos. Selama masih tetap pro kontra, ada yang setuju dan mencaci, selama itu pula gulirkan isu tersebut di akun media sosial.

3. Ikuti naluri instingtif

Tak perlu itu kajian akademik, tak usah benchmarking, apa yang jadi aspirasi mayoritas warganet (walau belum tentu benar), hajar saja terapkan dalam unggahan akun medsos.

Naluri pribadi yang dijustifikasi comment, like, love, and share, adalah amunisi membuka ruang diskusi rakyat, baik di media sosial, news online, hingga Warmindo.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)

Otomatis, dengan sendirinya, nama KDM tak henti dibicarakan rahayat. Baik dari kubu pendukung, pembeci, netral, ragu-ragu, hingga yang masih proporsional. Insting personal ini sudah terbukti berulang kali memunculkan diskusi, terutama pada digital public sphere.

Kepemimpinan instingtif ini juga membuka front musuh di banyak tempat, bahkan wartawan dan media massa disebut tak lagi diperlukan, sehingga dengan sendirinya haters dan lover akan tumbuh beriringan.

4. Jangan lupa Berbagi

Gift adalah kajian yang menarik bagi sarjana komunikasi, dan KDM sudah sedari awal mempraktekkan itu tiap hari. Apa yang diterimanya dari adsense Youtube, belum dengan biaya operasional Gubernur yang bisa miliaran rupiah/bulan, janganlah dimakan sendirian.

Berikan sebagian dari itu kepada warganet, terutama saat turba di lapangan. Jangankan masyarakat menengah ke bawah, masyarakat Indonesia yang mampu pun, kerap kali mendambakan bagi-bagi ini. Sampai kalau perlu memalsukan SKM (Surat Keterangan Miskin) hanya agar dapat beasiswa, misalnya.

5. Selektif pilih isu

Sebagai masyarakat komunal, Indonesia ditopang nilai keluarga dan pertemanan kuat. Karenanya, hal sedih/mengharukan hingga euforia, bisa sangat mudah disalurkan pada jejaring keluarga dan pertemanan. Kalau ada anak tukang beca berprestasi, kalau ada anak nakal yang menyusahkan ortu dan ogah ke barak, maka sorotilah hal itu.

Daripada membagikan kegiatan memimpin upacara terkait arahan kepada mesin ASN di bawah gubernur untuk selesaikan stunting. Jangan lupa juga untuk sesekali keluarkan perasaan depan video, baik menangis, marah, membentak, berdebat, dst, sehingga unsur dramatisasi ini kian menyirep saja netizen. Dan.... viralitas pun mudah terjadi.

Baca Juga: Sudah Kirim Artikel ke Ayobandung.id, tapi Belum Terbit? Pastikan 'Send to REVIEW'

Lima tahap tadi hanyalah segelintir yang penulis ingat. Pembaca pasti punya pendapat lain jika senafas dengan arah tulisan ini.

Namun apapun itu, dari sisi ilmu digital public relations, terutama kajian Opini Publik, popularitas memang salah satunya lahir dari perbedaan opini di masyarakat.

Kian tajam yang pro dan kontra, kian kuat juga opini terbentuk. Kian bergulir itu opini, otomatis pula tingkat keterkenalan akan terjaga, bahkan terdulang melesat kuat.

Tinggal pastikan bahwa sentimen positif yang hanya didapat dari popularitas tadi, jangan sampai sohor tapi tekor. Anda mau coba praktekkan? (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Peminat komunikasi publik & digital religion (Comm&Researcher di CDICS). Berkhidmat di Digital PR Telkom University serta MUI/IPHI/Pemuda ICMI Jawa Barat
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 21 Nov 2025, 17:55 WIB

Komunitas Blogger BDG Merawat Bandung dengan Tulisan dan Kebersamaan

Komunitas Blogger BDG hadir sebagai wadah yang menampung semangat untuk merawat merawat memori kota dengan cara yang intim, personal, dan penuh cinta.
Komunitas Blogger BDG hadir sebagai wadah yang menampung semangat untuk merawat merawat memori kota dengan cara yang intim, personal, dan penuh cinta. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:27 WIB

Melihat Tuturan 'Arogan' dari Kacamata Linguistik

Esai ini membedah percakapan anggota DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, dengan peserta pada suatu forum SPPG di Bandung.
Jikapun ada masyarakat yang bersikap arogan pada pemerintah atau pejabat lantas memangnya kenapa? (Sumber: Ilustrasi oleh ChatGPT)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:02 WIB

Mewujudkan Kota Bandung yang Ramah bagi Wisata Pedestrian

Trotoar-trotoar yang seharusnya diperuntukkan bagi pedestrian beralih fungsi menjadi tempat parkir kendaraan, khususnya roda dua.
Pengerjaan revitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Lombok Kota Bandung pada Jumat, 26 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:43 WIB

Sanghyang Kenit: Surga Wisata Alam Bandung Barat, Tawarkan Banyak Wahana dalam Satu Destinasi

Salah satu destinasi yang semakin populer adalah Sanghyang Kenit, sebuah kawasan wisata alam yang terletak di Cisameng, Kecamatan Cipatat.
tebing batu unik di Sanghyang Kenit yang dialiri arus sungai deras, menciptakan pemandangan alam yang khas dan menarik perhatian pengunjung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Nada Ratu Nazzala)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)