Tantangan UMKM Makin Berat: PHK Hingga Demand Pasar Menurun Jadi Makanan Sehari-hari

Birny Birdieni
Ditulis oleh Birny Birdieni diterbitkan Senin 05 Mei 2025, 14:38 WIB
Ilustrasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). (Foto: Ist)

Ilustrasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). (Foto: Ist)

AYOBANDUNG.ID -- Suciyanti memulai usaha "Kue Mak Raya" sejak 2017 lalu. Usaha kecil rumahan ini menerima pesanan aneka kue dan jajanan rumah yang dipasarkan dari mulut ke mulut, teman serta tetangga dan kolega.

Usaha kecil-kecilan rintisannya ini lalu mendapatkan tawaran pengembangan dengan difasilitasi untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai identitas wajib untuk pelaku usaha di Indonesia, termasuk UMKM dari Lembaga Online Single Submission (OSS).

"Usaha kue saya memang sudah memiliki NIB dan sertifikasi halal. Namun sayangnya setelah terdaftar, saya kehilangan bantuan PBI (BPJS gratis) karena saya tercatat memiliki usaha kue skala mikro," katanya kepada Ayobandung.id.

Sedangkan usaha ini masih skala kecil. "Masih baru saya rintis, pendapatan belum tentu tetap setiap bulan dengan nominal sama," ujar warga Lenteng Agung tersebut berusia 44 tahun itu.

Akibatnya, lanjut dia, sekarang seluruh keluarganya tidak memiliki BPJS sama sekali. Hal ini dirasakan cukup memberatkan, karena ia kini tidak memiliki jaminan kesehatan sama sekali.

Kondisi ini juga cukup memberatkan karena saat ini juga omzet penjualan dia pun menurun hingga 30% dari penjualan per bulan rata-rata Rp1,5 juta. Daya beli menurun dan harga-harga yang terus naik berimbas akan hal tersebut.

"Kondisi lumayan sepi. Ditambah lagi, harga bahan-bahan kue sekarang sangat mahal. Minyak goreng, contohnya padahal itu produk milik pemerintah dengan HET Rp15.800 per liter, tapi di pasaran dijual Rp42.000 untuk 2 liter. Harga terigu, mentega, dan tepung-tepungan naik," keluh dia.

Penurunan Daya Beli dan Ekonomi Lesu

Penurunan daya beli terjadi karena kontraksi ekonomi yang disebabkan beberapa hal, seperti ekonomi yang lesu. Selain itu pemangkasan anggaran oleh pemerintah juga turut berdampak pada penurunan konsumsi rumah tangga.

Peneliti institut for development of economics and finance indeft Ester Sri Astuti menyebut hal ini juga yang membuat jumlah pemudik pada periode lebaran 2025 ini menurun. Di mana tahun ini ada sebanyak 146,67 juta orang pemudik atau menurun sebanyak 4,69% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 162,2 juta pemudik.

"Banyak masyarakat memilih untuk menabung demi memenuhi kebutuhan hidup dalam beberapa bulan ke depan," ungkap Ester dalam webinar Launching Survei Mudik 2024 oleh KedaiKOPI beberapa waktu lalu.

Belum lagi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Sebut saja nasib 10 ribu karyawan PT Sritex yang kehilangan pekerjaannya pada tahun 2024 kemarin.

Tahun 2025 ini berita duka juga datang lewat rencana PT Sanken Indonesia yang akan menutup lini produksinya pada Juni mendatang. Demikian halnya Yamaha yang akan menutup dua pabrik mereka, yaitu Yamaha Product Asia dan Yamaha Indonesia dimana sebanyak 1.100 pekerjanya terancam terkena PHK.

Data Satu Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyebut bahwa pada periode Januari hingga Februari 2025 ini ada 18.610 tenaga kerja yang terkena PHK. Dimana angka tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah dengan angka menembus 57,37% atau 10.677 orang.

Berikutnya adalah Provinsi Jambi dengan jumlah PHK mencapai 3.530 tenaga kerja. Urutan ketiga ada di Provinsi Jakarta dengan jumlah sebanyak 2.650 pekerja.

Penelitian Danu Budiono dan Maulina Agustin dalam Analisis Data Sakernas pada Agustus 2022 yang berjudul "Determinan Pengangguran Terdidik di Provinsi Lampung" menyebut kalau PHK menjadi penyebab peningkatan angka pengangguran dan berkontribusi terhadap penurunan daya beli masyarakat.

UMKM Jadi Opsi Para Korban PHK

Executive Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menggambarkan bahwa dalam kondisi PHK yang terjadi, sebetulnya UMKM akan menjadi pilihan para pekerja yang kehilangan kerja tersebut.

"Dengan banyaknya PHK, mau tidak mau orang-orang yang tadinya bekerja di sektor formal harus mencari alternatif lain. Otomatis, usaha mikro dan kecil jadi salah satu pilihan. Intinya, mereka buka usaha sendiri," ungkap dia.

Merujuk data laporan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) tahun 2023 menyebutkan bahwa jumlah UMKM Indonesia mencapai 66 juta atau tumbuh 1,52% dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi UMKM akan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 61%, setara Rp9.580 triliun dengan menyerap sekitar 117 juta pekerja atau sekitar 97% dari total tenaga kerja.

Laporan indeks peran platform digital terhadap pengembangan UMKM di Indonesia juga menyebut bahwa E-commerce menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang juga sekaligus menjadi sarana pengembangan UMKM.

Lebih dari separuh produk yang dijual UMKM merupakan produk makanan dan minuman di mana sekitar 3 dari 10 produk adalah produk fashion dan aksesoris fashion. Sebanyak 53,94% pelaku UMKM kategori makanan minuman, juga 29,13% produk fashion dan aksesoris fashion.

Lalu 4 dari 10 UMKM memproduksi sendiri produk yang dijual, di mana sebanyak 36,61% UMKM tidak memproduksi sendiri barang yang dijual dan ada 43,31% memproduksi barang sendiri

Data ini berdasarkan survei yang dilakukan kepada 254 UMKM pada 8 sampai 20 Desember 2023. Yakni dengan kriteria UMKM memiliki tokoh secara fisik maupun daring yang beroperasi dalam 6 bulan di wilayah Jabodetabek, Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.

Pembiayaan dan Permintaan Pasar Jadi Tantang UMKM

Namun Faisal melihat saat ini, tantangan terbesarnya justru di masalah pembiayaan dan pasar atau market UMKM tersebut. "Sekarang ini makin banyak yang buka usaha sendiri, warung, kafe, transportasi, jasa-jasa lainnya. Tapi kalau demand-nya (permintaan-red) tidak naik atau bahkan cenderung turun, ini jadi masalah," tegas Faisal.

Dalam kondisi normal, saat kelas menengah terus tumbuh, ini mungkin tidak menjadi isu besar. Tapi sekarang, karena pertumbuhan konsumsi stagnan dan bahkan menurun, hal ini menurut dia menjadi tantangan terbesar.

"Artinya, kembali lagi ke pemerintah. Akar permasalahan yang sekarang merambat ke mana-mana, termasuk dunia usaha dan UMKM dalah bagaimana mendorong konsumsi. Dan itu, tentu saja, sangat tergantung pada sisi income (pendapatan-red)," papar Faisal.

Ia menegaskan bahwa intinya, kembali lagi ke pemerintah, bagaimana mendorong konsumsi, terutama dari sisi pendapatan. Ini bisa lewat investasi, baik yang menengah-besar ataupun yang non-investasi, seperti insentif, kebijakan fiskal maupun non-fiskal dengan tujuannya mendorong aktivitas konsumsi untuk menggerakkan ekonomi domestik.

Faisal menyebut bahwa tantangan UMKM saat ini, bukan hanya karena isu pembiayaan dan manajemen saja. Tapi sekarang bertambah dengan masalah market domestik.

"Banyak yang kena PHK itu sebenarnya punya keahlian, profesional, mantan pegawai kantoran, lalu buka usaha. Tapi market-nya belum tentu siap," tegas dia.

Angin Segar MBG Belum Terasa

Angin segar sebetulnya muncul seiring adanya program yang digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden, Gibran Rakabuming yang menjagokan Program Makanan Bergizi Gratis saat terpilih pada Tahun 2024 lalu.

Laporan Indeks Efek Pengganda Program Makanan Bergizi Gratis pada Tahun 2024 menyebut kalau alokasi program sebesar Rp71 Triliun pada 2005 ini dapat mendorong pertumbuhan PDB sebesar 0,06% atau sebesar Rp14,61 Triliun PDB harga berlaku tahun 2025.

Pemerintah juga menyebut kalau Program MBG ini dapat mendorong penyerapan tenaga kerja sebesar 0,19% dan mendorong pertumbuhan upah tenaga kerja sebesar 0,39%.

Dimana Pendapat peningkatan rata-rata 3 pekerja tenaga kerja pada UMKM yang terlibat pada Pilot Project Program ini akan mendapatkan rata-rata pendapatan bersih perbulan 33,68% lebih tinggi dibandingkan dengan penghasilan sebelumnya mengikuti program ini.

Namun fakta dilapangan, program ini memiliki sengkarut masalah, mulai dari isu monopoli menu, juga pemotongan anggaran yang berdampak pada pengurangan menu, hingga masalah pembayaran mitra kerja.

Bahkan sampai dengan isu kesehatan, dimana ada kejadian keracunan makanan yang dialami siswa yang mengonsumsi makanan ini.

Program MBG Butuh Desain Dukung UMKM

Faisal menyebut kalau Program MBG sebenarnya bisa mendorong UMKM bila desainnya memang diarahkan ke sana. "Jadi desain itu seharusnya melibatkan UMKM, baik dalam hal penyediaan maupun distribusi makanan ke sekolah-sekolah," katanya.

Tapi selain distribusi, lanjut dia, perlu dilihat juga dari sisi perolehan bahan baku. Apakah bahan baku untuk makanan yang disediakan MBG ini berasal dari usaha kecil dan mikro?.

Bahkan kalau bisa bahan bakunya berasal dari lokal atau setempat yang akan sangat menghidupkan UMKM lokal hingga sampai ke hulunya, seperti petani dan peternak.

"Nah, ini semua tergantung pada desainnya. Yang saya dengar, yang dibangun justru adalah dapur-dapur umum. Ini belum tentu memanfaatkan dapur-dapur milik UMKM yang sudah ada di daerah-daerah," tegas dia.

Sehingga ini menjadi pertanyaan seperti apa pelibatan UMKM-nya?. "Kalau semuanya serba sentralistik dan dibangun dari nol, kenapa tidak melibatkan atau menggunakan dapur UMKM yang sudah ada? Tinggal ditingkatkan saja dari sisi kualitas dan kontrol keamanan makanannya," tegas Faisal.

Pemerintah Dukung UMKM Masuk Rantai Pasok

Sementara itu, Menteri UMKM, Maman Abdurrahman menjelaskan bahwa pemerintah mendorong pengusaha UMKM agar terhubung ke dalam rantai pasok melalui klasterisasi dan holding UMKM, hingga perluasan pemasaran dengan cara business matching dan digitalisasi.

Dalam hal pembiayaan, komitmen pemerintah juga dilakukan dimana Kementerian UMKM melalui Deputi Bidang Usaha Mikro menandatangani Perjanjian Kerja sama Pembiayaan (PKP) Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2025 dengan 46 lembaga penyalur dan 2 lembaga penjamin.

Maman menekankan agar lembaga penyalur senantiasa memperhatikan aspek kualitas dalam penyaluran KUR kepada pengusaha UMKM. “Jadi saya meminta kepada para lembaga penyalur untuk memperhatikan aspek kualitas.

Sedangkan pemerintah, guna memastikan kesiapan pengusaha UMKM untuk mengakses pembiayaan, akan memperkuat legalitas usaha mulai dari penerbitan NIB hingga sertifikasi halal,” katanya di Nareswara Convention Hall Kementerian UMKM Jakarta, Jumat 25 April 2025.

Maman menyebut kalau penyaluran KUR didorong untuk meningkatkan kinerja sektor produksi dan diharapkan ada multiplier effect secara masif dan optimal terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar nasabah KUR.

Realisasi penyaluran KUR per 21 April 2025 dengan total penyaluran sebesar Rp76,49 triliun atau 25,49% dari target, diberikan kepada 1.352.024 debitur atau 38,5% dari target, dan disalurkan ke sektor produksi sebesar Rp45,33 triliun atau 59,2% dari total penyaluran.

Menteri Maman juga menambahkan, dalam upaya mendorong peningkatan kualitas penyaluran KUR tahun 2025, Kementerian UMKM sedang menyusun Keputusan Menteri terkait Tim Akselerasi Kualitas Penyaluran KUR, yang terdiri dari Deputi Bidang Usaha Mikro, Deputi Bidang Usaha Kecil, Deputi Bidang Usaha Menengah, dan Deputi Bidang Kewirausahaan.

“Nantinya untuk KUR hingga Rp100 juta akan di tangani oleh Deputi Usaha Mikro, sedangkan untuk Deputi Usaha Kecil, KUR hingga Rp500 juta dan untuk KUR Klaster Rp500 juta akan ditangani oleh Deputi Usaha Menengah,” ujar Menteri Maman.

Transformasi Digital Potensi Perluas Pasar UMKM

Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bagus Rachman mengatakan, transformasi digital bagi pengusaha UMKM memberikan peluang besar untuk memperluas pasar. Serta meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat daya saing bagi UMKM di era ekonomi digital.

Bagus Rachman mengatakan bahwa UMKM menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional dengan turut berperan dalam pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% tahun ini dari target 8% dalam lima tahun ke depan.

Menurutnya tidak mudah membangun ekosistem digital baru. "Ada tantangan yang diselesaikan bersama mencakup, kesenjangan digital dan literasi teknologi, keterbatasan SDM dan infrastruktur, keamanan siber, dan perubahan budaya organisasi yang memerlukan pendampingan," ujar dia dikutip dari keterangan tertulisnya. (*)

(Penulis: Birny Birdieny)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 21 Nov 2025, 18:58 WIB

Langkah UMKM Jawa Barat Menggenggam Dunia Melalui Export Coaching Program 2025

UMKM telah lama disebut sebagai tulang punggung ekonomi. Kini denyutnya tak lagi hanya berjualan di pasar domestik, tetapi berani melangkah ke panggung global.
UMKM telah lama disebut sebagai tulang punggung ekonomi. Kini denyutnya tak lagi hanya berjualan di pasar domestik, tetapi berani melangkah ke panggung global. (Sumber: Bank Indonesia Jawa Barat)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 18:27 WIB

Museum Geologi Hidupkan Edukasi lewat 'Day and Night at The Museum'

Museum Geologi Bandung menghadirkan program "Day and Night at The Museum" sebagai cara menarik minat masyarakat dengan edukasi kebumian.
Museum Geologi Bandung menghadirkan program "Day and Night at The Museum" sebagai cara menarik minat masyarakat dengan edukasi kebumian. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 21 Nov 2025, 17:55 WIB

Blogger BDG Menjaga Semangat Kota Bandung Lewat Cerita dan Komunitas

Komunitas Blogger BDG hadir sebagai wadah yang menampung semangat untuk merawat merawat memori kota dengan cara yang intim, personal, dan penuh cinta.
Komunitas Blogger BDG hadir sebagai wadah yang menampung semangat untuk merawat merawat memori kota dengan cara yang intim, personal, dan penuh cinta. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:27 WIB

Melihat Tuturan 'Arogan' dari Kacamata Linguistik

Esai ini membedah percakapan anggota DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, dengan peserta pada suatu forum SPPG di Bandung.
Jikapun ada masyarakat yang bersikap arogan pada pemerintah atau pejabat lantas memangnya kenapa? (Sumber: Ilustrasi oleh ChatGPT)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 17:02 WIB

Mewujudkan Kota Bandung yang Ramah bagi Wisata Pedestrian

Trotoar-trotoar yang seharusnya diperuntukkan bagi pedestrian beralih fungsi menjadi tempat parkir kendaraan, khususnya roda dua.
Pengerjaan revitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Lombok Kota Bandung pada Jumat, 26 September 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:43 WIB

Sanghyang Kenit: Surga Wisata Alam Bandung Barat, Tawarkan Banyak Wahana dalam Satu Destinasi

Salah satu destinasi yang semakin populer adalah Sanghyang Kenit, sebuah kawasan wisata alam yang terletak di Cisameng, Kecamatan Cipatat.
tebing batu unik di Sanghyang Kenit yang dialiri arus sungai deras, menciptakan pemandangan alam yang khas dan menarik perhatian pengunjung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Nada Ratu Nazzala)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:13 WIB

Bukan Sekadar Gaya Hidup, Work From Cafe jadi Penunjang Produktivitas Kalangan Muda

Work from Café (WFC) menawarkan suasana baru untuk mengatasi kejenuhan dalam bekerja.
Salah satu mahasiswa sedang mengerjakan tugas di salah satu Café di Kota Bandung (30/10/2025) (Foto: Syifa Givani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 16:04 WIB

Kisah Jajanan Sore 'Anget Sari' yang Dekat dengan Mahasiswa

Kisah Anget Sari, lapak gorengan di Sukapura yang dikenal karena mendoan hangat, bahan segar, dan pelayanan ramah.
Suasana hangat di lapak Anget Sari saat pemilik menyajikan gorengan untuk pelanggan, di Kampung Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Selasa (28/10/2025) (Sumber: Nailah Qurratul Aini | Foto: Nailah Qurratul Aini)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)