Riwayat Gedung Sate dan Jejak Para Insinyur Kolonial

Redaksi
Ditulis oleh Redaksi diterbitkan Selasa 27 Mei 2025, 12:44 WIB
Gedung Sate (Sumber: bandung.go.id)

Gedung Sate (Sumber: bandung.go.id)

AYOBANDUNG.ID - Gedung Sate berdiri megah sebagai ikon Kota Bandung, tetapi siapa sebenarnya arsitek di balik bangunan ini masih menjadi perdebatan hingga kini. Nama J. Gerber memang kerap disebut sebagai sosok utama di balik rancangan arsitekturalnya, tetapi tidak sedikit yang menyangsikan hal itu. Bahkan, pakar asal Belanda sekalipun pernah menabur keraguan terhadap klaim ini.

Haryoto Kunto dalam Balai Agung di Kota Bandung mengisahkan bahwa pada pertengahan 1988, seorang dosen Teknik dari Delft, Ben van Leerdam, datang ke Bandung untuk melakukan napak tilas jejak Henri Maclaine Pont. Namun, kunjungannya justru membuka lembar baru dalam misteri Gedung Sate. “Cobalah selidiki kembali segala sesuatunya tentang Gedung Sate. Masih banyak hal yang saya sangsikan, terutama tentang siapa arsitek perancang bangunan tersebut,” kata Leerdam kepada Haryoto.

Timbul pula pendapat yang menyebut bahwa arsitek Gedung Sate bukanlah Gerber yang berkebangsaan Belanda, melainkan seseorang dari Austria. Seakan itu belum cukup membingungkan, muncul pula nama Ir. FJL Ghijsels dari biro AIA, yang disebut pernah mengajukan rancangan pembangunan kantor pemerintahan di lokasi Gedung Sate pada 1917.

Tapi menurut Haryoto, “rancangan itu ditolak pemerintah dengan alasan terlalu kebarat-baratan. Namun ada juga elemen desainnya yang diambil oleh tim arsitek dari Landsgebouwendienst (jawatan gedung-gedung nusantara) pimpinan J. Gerber.”

Boleh dikata ada benarnya bila sebagian orang meragukan peran utama Gerber. Ia baru lulus kuliah pada 1917, lalu hanya tiga tahun berselang sudah dipercaya menangani proyek sekelas Gedung Sate. Padahal, pada masa itu, seorang arsitek lulusan baru umumnya hanya mendapat tanggung jawab proyek-proyek kecil dan harus menjalani magang terlebih dahulu. “Pada umumnya di Negeri Belanda maupun di Indonesia pada zaman kolonial dulu, seorang lulusan perguruan tinggi (teknik) harus kerja praktek atau ‘magang’ dulu beberapa tahun, sebelum dia dianggap cakap untuk bekerja sendiri,” tulis Haryoto.

Kendati demikian, keberadaan Gerber di Hindia Belanda terkonfirmasi lewat beberapa sumber, termasuk Mijn Indische Reis karya Dr. H.P. Berlage yang menyebut pertemuannya dengan Gerber di Bandung antara akhir April sampai awal Mei 1923.

Tim Pakar, Tapak Slors, dan Gerber yang Tak Bisa Dihapus

Dugaan bahwa Gedung Sate tidak sepenuhnya dirancang oleh Gerber juga menguat dari kemunculan nama Kolonel V.L. Slors. Ia dikenal sebagai tokoh penting dalam pembangunan kota militer Cimahi sejak 1894. Setelah pensiun dan kembali ke Belanda, ia ditunjuk menjadi direktur dinas bangunan Gemeente Bandung, lalu kembali lagi ke Hindia Belanda pada 1919 untuk menggarap proyek-proyek besar termasuk Gedung Sate.

Peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sate pada 27 Juli 1920. (Sumber: Repro dari buku Balai Agung di Kota Bandung karya Haryoto Kunto)
Peletakan batu pertama pembangunan Gedung Sate pada 27 Juli 1920. (Sumber: Repro dari buku Balai Agung di Kota Bandung karya Haryoto Kunto)

Dalam edisi Maret 1922 majalah Groot Bandoeng, disebutkan bahwa tim pembangunan Gedung Sate terdiri dari Slors, Ir. E.H. de Roo, G. Hendriks, dan J. Gerber. Roo dikenal sebagai perancang Gedong Papak dan perumahan sewa di Cihapit, sementara Hendriks merancang Gedung Dwi Warna dan Rumah Pemotongan Hewan di Jalan Arjuna.

“Tim pakar arsitek inilah yang bekerja mendampingi Ir. J. Gerber menggarap Gedong Sate. Hingga tak mengherankan bila rancangan Gedung pusat pemerintahan Hindia Belanda itu tergolong karya arsitektur yang paling indah di Nusantara,” tulis Haryoto.

Tetapi peran Gerber tetap tak bisa dihapus. Her Suganda menyebut bahwa Gedung Sate adalah bagian dari rencana pembangunan pusat pemerintahan sipil yang dipimpin Slors dan didukung Gerber, de Roo, Hendriks, serta Gemeente Bandung. “Di kemudian hari, rencana itu dikenal dengan ‘Tapak Slors’,” tulis Her Suganda.

Keterlibatan Gerber juga didukung korespondensi antara Maclaine Pont dan seorang dengan inisial “G”, yang diduga kuat adalah Gerber. Bahkan gaya arsitektural sekolah HBS di Surabaya yang dirancang Gerber memperlihatkan kemiripan dengan Gedung Sate. “Hal ini membuktikan bahwa ide rancangan Gedong Sate, secara dominan merupakan kreasi J. Gerber,” ujar Haryoto.

Robert Voskuil dalam Bandung Citra Sebuah Kota malah menegaskan bahwa Gedung Sate adalah proyek perseorangan dari Gerber. “Terdapat proyek perseorangan yaitu proyek pembangunan oleh BOW – Arsitek J. Gerber yang mendirikan bangunan gedung departemen. Peletakan batu pertamanya tahun 1920; Gedung tersebut sudah selesai dan siap dipakai pada tahun 1924.”

Ia menambahkan bahwa bangunan ini memiliki menara dengan ujung berbentuk tusuk sate yang membuatnya cepat dikenal publik sebagai Gedong Sate. “Nama ‘Gedong Sate’ cepat terkenal dan sampai kini merupakan ‘penanda’ Kota Bandung,” tulis Voskuil.

Selubung misteri siapa sebenarnya arsitek utama Gedung Sate boleh jadi tak akan pernah benar-benar selesai. Tapi kalau bangunannya masih berdiri, mungkin kita tak harus sibuk menentukan siapa yang paling pantas mengklaimnya. Toh, setiap batu yang tersusun di sana tampaknya memang hasil kerja kolektif, bukan sekadar satu tangan jenius yang bekerja sendirian

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 22 Jul 2025, 13:27 WIB

Mewujudkan Masa Depan Pembelajaran ASN dengan Integrasi SERVQUAL

Transformasi pembelajaran ASN tak bisa ditunda. Corpu LAN hadir sebagai ekosistem strategis dengan SERVQUAL.
Ilustrasi ASN. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 22 Jul 2025, 11:46 WIB

OCECO: Tugas Kuliah yang Menjelma Jadi Brand Tas Ramah Lingkungan

Apa jadinya jika tugas kuliah menjadi pintu gerbang menuju bisnis yang berdampak sosial? Itulah yang dialami oleh Laura Anastasia, founder sekaligus CEO Oceco, sebuah brand tas berbasis slow fashion d
Produk OCECO yang ramah lingkungan. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 22 Jul 2025, 10:37 WIB

Peneliti dan Mode Kejar Setoran

Sekarang muncul 'peluang bisnis' haram lewat jurnal predator yang ibarat calo di dunia ilmiah. Bayar, dan artikelmu pasti tayang.
Sekarang muncul 'peluang bisnis' haram lewat jurnal predator yang ibarat calo di dunia ilmiah. Bayar, dan artikelmu pasti tayang. (Sumber: Pexels/Polina Zimmerman)
Beranda 22 Jul 2025, 08:19 WIB

Pengusaha Jasa Wisata Jawa Barat Sebut Larangan Studi Tur Dedi Mulyadi Lebih Buruk dari Pandemi Covid-19

Bagi pelaku wisata, keputusan ini harusnya dibarengi mitigasi. Pemerintah punya banyak cara, termasuk pembatasan biaya, pengawasan penyelenggara, atau subsidi kegiatan edukatif.
Massa Solidaritas Pekerja Pariwisata Jawa Barat menggelar unjuk rasa di depan Gedung Sate.
Ayo Netizen 21 Jul 2025, 19:12 WIB

Dilema Konflik Kepentingan dalam Kebijakan Pengadaan: Antara Keperluan Substansial atau Hanya Simbolisme Regulasi?

Regulasi baru dinilai hanya simbolis dan memiliki celah yang justru membuka ruang korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Tulisan ini akan mengangkat isu konflik kepentingan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah sebagai refleksi dan analisis terhadap integritas birokrasi Indonesia hari ini. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 21 Jul 2025, 17:38 WIB

Mimpi dalam Koper, Yisti Yisnika dan Perjalanan Membangun Oclo dari Nol

Banyak orang memulai bisnis dengan rencana, modal, dan tim tapi bagi Yisti Yisnika, semuanya berawal dari satu koper, kuota internet, dan mimpi besar.
Banyak orang memulai bisnis dengan rencana, modal, dan tim. Tapi bagi Yisti Yisnika, semuanya berawal dari satu koper, kuota internet, dan mimpi besar. (Sumber: Instagram @yistiyisnika)
Ayo Netizen 21 Jul 2025, 16:01 WIB

Satu ASN Tiga Jabatan, Pelayan Publik atau Raja Birokrasi?

Fenomena miris rangkap jabatan yang masih terjadi di birokrasi pemerintahan Indonesia.
Ilustrasi calon ASN. (Sumber: menpan.go.id)
Ayo Biz 21 Jul 2025, 15:06 WIB

Gerobak Wonton Kita, Makanan Viral yang Bikin Ketagihan

Gerobak Wonton Kita menjadi bukti nyata bahwa krisis bukan alasan untuk berhenti bermimpi. Di balik brand kuliner yang kini mulai dikenal luas, ada sosok muda bernama Muhamad Rio Henri Prayoga yang me
Gerobak Wonton Kita (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 21 Jul 2025, 15:00 WIB

Sejarah Dayeuhkolot Jadi Ibu Kota Bandung, dari Karapyak ke Kota Tua yang Kebanjiran

Sejarah Dayeuhkolot sebagai ibu kota pertama Bandung, dari pusat peradaban hingga jadi langganan banjir akibat Citarum.
Potret Sungai Citarum di kawasan Dayeuhkolot sekitar tahun 1900-an. (Sumber: Leiden University Libraries Digital Collections)
Ayo Biz 21 Jul 2025, 13:56 WIB

Menghidangkan Tradisi, Meracik Inovasi: Kisah Tjap Ajam dalam Setiap Suapan

Di balik aroma harum rempah dan hangatnya suasana rumah makan Tjap Ajam, tersimpan kisah tentang dedikasi melestarikan kekayaan kuliner Jawa.
Di balik aroma harum rempah dan hangatnya suasana rumah makan Tjap Ajam, tersimpan kisah tentang dedikasi melestarikan kekayaan kuliner Jawa. (Sumber: Tjap Ajam)
Ayo Netizen 21 Jul 2025, 12:13 WIB

Ketika Proyek Pengadaan Jadi Proyek Keluarga

Proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah sejatinya dirancang untuk memenuhi kepentingan rakyat.
Dalam praktiknya, proyek negara kerap menjelma menjadi proyek keluarga. (Sumber: Ilustrasi dibuat dengan AI ChatGPT)
Ayo Biz 21 Jul 2025, 09:27 WIB

Wish Watch, Brand Jam Tangan Lokal yang Jadi Simbol Produk Premium Kekinian

Jika melihat sekilas, desain jam tangan ini tak kalah dari merek ternama. Namun, siapa sangka, Wish Watch adalah produk asli Indonesia yang memadukan gaya modern dan warisan budaya.
Jam Tangan Wish Watch (Foto: Ist)
Ayo Netizen 21 Jul 2025, 09:05 WIB

Pragmatisme Merdeka dalam Kegelisahan Panjang

Apakah kemerdekaan hanya sebatas bebas dari kolonialisme fisik?
Apakah kemerdekaan hanya sebatas bebas dari kolonialisme fisik? (Sumber: Pexels/ahmad syahrir)
Ayo Netizen 21 Jul 2025, 08:20 WIB

Apa Kabar Perekonomian Indonesia Jika Boikot Produk Terafiliasi Israel?

Apakah boikot terhadap Israel benar-benar efektif secara ekonomi dan bermakna secara sosial?
Apakah boikot terhadap Israel benar-benar efektif secara ekonomi dan bermakna secara sosial? (Sumber: Pexels/Markus Winkler)
Ayo Netizen 20 Jul 2025, 20:01 WIB

Menjadi Ironis, Kultus Populis 

Populisme tanpa etika adalah jebakan. Kultus populis yang menjual keramaian, namun abai terhadap kemanusiaan.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (Sumber: Ayobandung)
Ayo Jelajah 20 Jul 2025, 19:50 WIB

Puting Beliung Rancaekek Sudah Terjadi Sejak Zaman Belanda

Rancaekek jadi langganan badai sejak masa kolonial. Dari tiang telegram roboh hingga atap pabrik beterbangan, semua hancur lebur.
Ilustrasi kerusakan puting beliung Rancaekek zaman baheula.
Beranda 20 Jul 2025, 16:11 WIB

Dari Tawa Berubah Tangis, Pesta Pernikahan Putra Dedi Mulyadi Dikenang karena Tiga Korban

Tiga korban tewas di pesta pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar atau Ula, dengan LuthfianiDuka mendalam selimuti pesta elite yang digelar untuk rakyat.
Suasana kericuhan saat pesta rakyat pernikahan anak Dedi Mulyadi di Pendopo Garut.
Ayo Netizen 20 Jul 2025, 15:09 WIB

Menyoroti Isu Krisis Iklim dan Kesehatan lewat Sore: Istri Dari Masa Depan

Baru- baru ini netizen dihebohkan dengan film sore: istri dari masa depan, menjadi karya film nuansa baru di Indonesia yang berkaitan dengan isu lingkungan dan kesehatan.
Poster film Sore: Istri dari Masa Depan. (Sumber: Instagram/@yndlaurens)
Mayantara 20 Jul 2025, 11:57 WIB

Mencari Tuhan di Layar Ponsel

Dua generasi, dua cara bermedia, satu kebutuhan yang sama: mencari ketenangan, atau mungkin, mencari Tuhan.
Dua generasi, dua cara bermedia, satu kebutuhan yang sama mencari ketenangan, atau mungkin, mencari Tuhan. (Sumber: Unsplash/Yanping Ma)
Ayo Netizen 20 Jul 2025, 07:08 WIB

Antara Kata dan Fakta: Ujian Komunikasi Publik KDM di Tengah Musibah Pernikahan

KDM lalukan kebohongan publik terkait musibah di pesta pernikahan anaknya. Seperti apakah? Apa implikasi dan solusinya?
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, belakangan tengah jadi sorotan terkait "pesta rakyat". (Sumber: ppid.jabarprov.go.id)