Dunia Kerja Belum Sepenuhnya Setara untuk Buruh Perempuan

Rabu 30 Apr 2025, 13:26 WIB
Sejumlah buruh perempuan melakukan aksi peringatan Hari Perempuan Internasional di depan Gedung Sate, Kota Bandung. Aksi ini mengkritik masih banyaknya diskriminasi terhadap perempuan khsusnya di tempat kerja. (Foto: Irfan Al Faritsi)

Sejumlah buruh perempuan melakukan aksi peringatan Hari Perempuan Internasional di depan Gedung Sate, Kota Bandung. Aksi ini mengkritik masih banyaknya diskriminasi terhadap perempuan khsusnya di tempat kerja. (Foto: Irfan Al Faritsi)

AYOBANDUNG.ID - Yuningsih masih ingat betul tahun-tahun terakhirnya bekerja di PT Mbangun Praja Industri (Bapintri), sebuah perusahaan pemintal kain di Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Selama 32 tahun bekerja sebagai operator mesin, ia menyaksikan dan merasakan langsung betapa perempuan tak pernah mendapat tempat yang adil di dunia kerja, terutama di sektor industri tekstil.

"Dunia kerja belum benar-benar menjungjung kesetaraan perempuan dan laki-laki. Di Bapintri, buruh perempuan menjadi sasaran pertama yang kena PHK lebih dulu. Hanya pakai alasan perempuan mudah cari kerja atau bukan tulang punggung keluarga," kata Yuningsih, 50 tahun.

Pernyataan itu bukan sekadar keluhan pribadi. Ia mencerminkan kondisi sistemik yang masih mengakar di sejumlah perusahaan di Indonesia, terutama di sektor padat karya seperti tekstil, garmen, sepatu, dan kulit (TGSL). Sektor ini dikenal sebagai penyerap tenaga kerja perempuan terbanyak, namun juga menyimpan berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan yang masih membelenggu mereka.

Di Bapintri, sebelum akhirnya gulung tikar dan memecat 267 orang pekerjanya pada Januari 2025, praktik diskriminatif terhadap buruh perempuan kerap terjadi. Salah satunya dalam bentuk kebijakan rolling masuk kerja setiap pekan yang diberlakukan demi efisiensi. Sayangnya, buruh perempuanlah yang paling sering tak mendapat giliran bekerja.

"Kan tiap minggu suka ada kebijakan rolling. Nah buruh perempuan itu sering jadi sasaran kena rolling. Alasannya sama, karena mereka bukan tulang punggung keluarga," kata Yuningsih yang berasal dari Cibeber.

Situasi semacam ini membuat penghasilan buruh perempuan menurun drastis, bahkan sampai 25%. Padahal, sebagian besar dari mereka juga berperan sebagai pencari nafkah, baik utama maupun pendamping. Tak hanya dari sisi penghasilan, kesempatan meniti jenjang karir pun hampir tertutup bagi mereka. Selama tiga dekade lebih bekerja, Yuningsih tak pernah naik jabatan.

"Paling banter asisten pengawas itu pun jumlahnya bisa dihitung jari. Mayoritas operator, jabatan lainnya masih diisi laki-laki. Saya saja sejak masuk sampai 32 tahun kerja masih tetap di posisi operator," ujar ibu dua anak itu.

Kondisi ini memperlihatkan realitas dunia kerja yang belum membuka ruang bagi perempuan untuk bertumbuh. Kompetensi dan pengalaman tak cukup untuk membawa mereka meniti karier, jika jenis kelamin masih jadi pertimbangan utama.

Tak berhenti di situ. Masalah lain datang dari pelanggaran hak reproduksi perempuan. Hak cuti haid dan melahirkan kerap diabaikan atau dipersulit dengan sederet persyaratan administratif. Kontrak kerja buruh perempuan yang sedang hamil kerap tak diperpanjang, tanpa alasan yang jelas.

Berkaca dari kondisi ini, Yuningsih dan kawan-kawan mendirikan Serikat Buruh KASBI di PT Bapintri. Mereka bergerak melakukan advokasi, edukasi, hingga aksi. Tapi sebelum cita-cita itu tercapai, Bapintri gulung tikar. Sebanyak 267 buruh terakhir, termasuk Yuningsih, di-PHK pada awal tahun.

"Upaya mewujudkan kesetaraan buruh perempuan merupakan jalan panjang yang terus saya perjuangkan. Maka di hari buruh tahun ini kami menolak segala bentuk diskriminasi, PHK sepihak, kejelasan status kerja, ketidakjelasan status dan sistem kerja."

Yuningsih dan kawan-kawan mendirikan Serikat Buruh KASBI. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)

Diskriminasi Jamak Terjadi

Kisah Yuningsih hanyalah satu dari sekian banyak potret buruh perempuan di Indonesia yang masih harus berjuang di ruang kerja yang belum ramah. Laporan Survei Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja Indonesia 2022 yang disusun oleh Never Okay Project bersama Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengungkapkan bahwa perempuan masih menjadi kelompok paling rentan terhadap kekerasan di tempat kerja.

Dari 1.173 responden di seluruh Indonesia, sebanyak 75,9% perempuan melaporkan pernah mengalami kekerasan atau pelecehan, dibandingkan dengan 54% laki-laki. Kelompok non-biner atau queer bahkan menunjukkan tingkat kerentanan yang lebih tinggi, dengan 95,5% responden menyatakan pernah menjadi korban.

Bentuk kekerasan yang paling banyak dialami adalah kekerasan psikologis, seperti perundungan dan makian, yang dilaporkan oleh 77,4% korban. Kekerasan seksual juga menjadi perhatian serius, dengan 50,5% korban melaporkan mengalami pelecehan seksual, termasuk godaan, lirikan, sentuhan tanpa persetujuan, hingga pemerkosaan.

Pelaku kekerasan, menurut survei tersebut, sering kali adalah atasan atau rekan kerja senior, yang mencerminkan ketimpangan relasi kuasa di lingkungan kerja. Sebanyak 54,8% pelaku berada dalam posisi tersebut.

Dampaknya pun tidak main-main. Sebanyak 63,2% korban merasa marah dan tidak nyaman, 55% mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, dan 47% menyatakan keinginan untuk keluar dari perusahaan tempat mereka bekerja.

Sayangnya, hanya sedikit dari mereka yang melaporkan. Alasan utama termasuk kurangnya kepercayaan bahwa manajemen akan mengambil tindakan (45,6%), kekhawatiran bahwa tidak ada yang akan mempercayai mereka (37,8%), dan ketakutan akan dampak negatif terhadap karier mereka (37,5%).

Sektor TGSL Rawan

Kondisi kerja yang buruk juga tercermin dalam Survei Kelayakan Kerja 2024 yang dilakukan Gajimu.com. Survei ini mencatat partisipasi sebanyak 587 ribu pekerja perempuan dari total 819 ribu responden di sektor TGSL, mewakili 72% pekerja perempuan di sektor tersebut.

Survei dilakukan di 134 perusahaan di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta. Hasilnya cukup mencengangkan. Satu dari 23 responden menyatakan terdapat kasus pelecehan seksual di tempat kerjanya dalam satu tahun terakhir. Sementara itu, sebanyak 1,6% pekerja perempuan mengaku memperoleh upah yang tidak setara dengan pekerja laki-laki.

Persoalan cuti haid dan melahirkan juga masih jauh dari ideal. Dari 134 perusahaan, sebanyak 70 perusahaan tidak memberikan hak cuti haid. Sebanyak 32 perusahaan tidak membayar upah penuh selama cuti melahirkan, dan 8,8% responden mengatakan perusahaannya tidak mematuhi ketentuan cuti melahirkan selama tiga bulan.

Bahkan, pemecatan karena mengambil hak cuti melahirkan pun terjadi. Tiga dari 40 responden melaporkan hal tersebut.

Sejumlah buruh perempuan disalah satu pabrik tekstil, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

Fasilitas dasar bagi ibu bekerja, seperti ruang menyusui dan waktu istirahat untuk menyusui, juga minim. Sebanyak 64 dari 134 perusahaan tidak menyediakan ruang menyusui. Sekitar 31,6% responden bekerja di tempat yang tidak memberikan waktu istirahat untuk menyusui.

Kondisi ini semakin diperparah dengan tidak maksimalnya pemenuhan hak pendamping istri, yakni cuti ayah. Sebanyak 26,5% pekerja mengatakan perusahaannya tidak memberikan upah penuh saat cuti ayah. Dua dari sembilan responden menyatakan tidak ada cuti ayah sama sekali di tempat kerjanya.

News Update

Ayo Netizen 03 Mei 2025, 18:07 WIB

Tak Perlu AI, 4 Alat Ulik Bahasa agar Kamu Jago Menulis

Ketimbang AI, kamu justru dapat mengandalkan empat alat ulik bahasa berikut ini, agar makin jago menulis.
Ketimbang AI, kamu justru dapat mengandalkan empat alat ulik bahasa berikut ini, agar makin jago menulis. (Sumber: Pexels | Foto: Lukas)
Ayo Biz 03 Mei 2025, 15:35 WIB

Bolu Bakar Tunggal, Oleh-oleh Khas Bandung yang Tak Tertandingi Kelegitannya

Bolu Bakar Tunggal merupakan salah satu oleh-oleh favorit khas Bandung. Bahkan banyak pelancong yang sengaja datang ke kota kembang hanya untuk membeli produk kuliner ini.
Bolu Bakar Tunggal varian rasa Durian Montong Lokal (Foto: Ist)
Ayo Biz 03 Mei 2025, 08:24 WIB

Pasang Surut Cibaduyut, dari Wilayah yang Ditumbuhi Obat Flu sampai Jadi Sentra Industri Sepatu

Seperti halnya sentra industri lain. Cibaduyut juga mengalami pasang surut dalam mempertahankan eksistensinya. Sempat Berjaya di tahun 90-an, industri sepatu Cibaduyut melempem memasukin era 2000-an.
Pengrajin sepatu Cibaduyut. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Alfaritsi)
Ayo Netizen 02 Mei 2025, 19:08 WIB

Hal yang Wajib Kamu Hindari Saat Mengirim Tulisan ke Ayobandung.id

Ada beberapa hal yang sebaiknya kamu hindari saat mengirim tulisan ke Ayobandung.id.
Ada beberapa hal yang sebaiknya kamu hindari saat mengirim tulisan ke Ayobandung.id. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Magang Foto/Algifari Tohaga Abdillah)
Ayo Netizen 02 Mei 2025, 15:16 WIB

Ceritakan Komunitasmu di Ayobandung.id biar Terkenal se-Bandung Raya

Yuk, menulis di Ayobandung.id lewat kanal AYO NETIZEN.
Komunitas Bike to Work Lakukan Kampanye 'bike to school'. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 02 Mei 2025, 14:11 WIB

Curhat Buruh Digital Perempuan Bandung, Jam Kerja Fleksibel jadi Tameng Eksploitasi Terselubung

Fleksibilitas kerja digital menyamarkan selubung eksploitasi. Kisah dua buruh digital perempuan di Bandung ungkap sisi lain dunia kerja masa kini.
Ilustrasi pekerja kreatif yang sering bekerja lembur tak kenal waktu. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 02 Mei 2025, 13:54 WIB

Suara yang Tertinggal dari Pasar Banjaran

Di balik cat tembok dan kios-kios baru, ada suara-suara yang pelan-pelan menghilang.
Pekerja membongkar bangunan Tempat Penjual Berjualan Sementara (TPBS) pedagang Pasar Banjaran di Alun-alun Banjaran, Jalan Banjaran, Kabupaten Bandung, Minggu 5 Januari 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 02 Mei 2025, 13:34 WIB

Ayobandung.id Ajak Mahasiswa se-Bandung Raya Menulis di AYO NETIZEN

Di Ayobandung.id tulisan mahasiswa adalah karya kriya, yang kaya akan cita rasa nuansa.
Di Ayobandung.id tulisan mahasiswa adalah karya kriya, yang kaya akan cita rasa nuansa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Magang Foto/Habib Riyadhi A.S)
Ayo Jelajah 02 Mei 2025, 13:28 WIB

Paradoks Pembangunan PLTA Upper Cisokan: Energi Terbarukan, Ruang Hidup Terabaikan

Dari ganti rugi yang tak layak hingga hilangnya air dan lahan, proyek PLTA Upper Cisokan menyisakan banyak problem sosial.
Lokasi tambang andesit di Gunung Karang, Desa Karangsari, Kecamatan Cipongkor. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 02 Mei 2025, 12:31 WIB

Ekonomi Lagi Susah, Apakah Buka Usaha Sendiri Masih Jadi Pilihan Tepat untuk Menyelamatkan Diri?

Banyak masyarakat menganggur akhirnya terpaksa berdagang dengan dalih membuka usaha baru untuk bertahan hidup. Pengamat ekonomi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Ari Tjahjawandita menilai kondisi
Ilustrasi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 02 Mei 2025, 10:48 WIB

Damakara, Brand Fashion Ramah Lingkungan Asal Bandung yang Curi Perhatian Dunia

Namun brand fashion asal Bandung, Damakara berhasil menembus ajang tersebut dan menampilkan produknya yang ramah lingkungan. Dengan mengusung konsep sustainability, Damakara tampil memukau memamerkan
Nurdini Prastiti memperlihatkan Produk Damakara di storenya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 02 Mei 2025, 09:00 WIB

Setengah Abad Hidup di Atas Rel Mati: Warga Maleer Pasrah Jika Rumah Mereka Harus Digusur

Di beberapa titik, rel telah tertutup oleh bangunan—mulai dari rumah, gudang, kontrakan, hingga kandang ayam.
Warga beraktifitas di rel kereta api rute Cikudapateuh-Ciwidey yang sudah tidak aktif, Jalan Ciparay, Kelurahan Kujangsari, Kec. Bandung Kidul, Kota Bandung, Senin 28 April 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 01 Mei 2025, 20:59 WIB

Cara Pelaku UMKM Bertahan di Tengah Kerasnya Benturan Ekonomi Era Prabowo

Benturan ekonomi yang luar biasa dahsyat ini pun dirasakan oleh para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Bahkan, banyak di antara mereka yang mengaku pusing tujuh keliling menghadapi ujian
Warga berbelanja di stand Roeang Kita Festival UMKM peringatan Hari Oeang Republik Indonesia (HORI) (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Alfaritsi)
Ayo Biz 01 Mei 2025, 14:23 WIB

Rahasia Batagor Riri Masuk Jajaran Kuliner Terlezat Dunia, Kunci Sukses dari 1985

Bahkan Batagor Riri berhasil mengantarkan Kota Bandung masuk dalam 10 besar kota dengan makanan tradisional terlezat di dunia pada 2020 berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan TasteAtlas.
Kuliner khas Bandung, Batagor Riri (Foto: Google Business Batagor Riri)
Ayo Jelajah 01 Mei 2025, 14:15 WIB

Menggenggam Gaji, Melepas Pelukan: Dilema Ibu Harus Memilih antara Pabrik dan Anak

Tak sedikit perempuan yang akhirnya memilih mundur—bukan karena lelah semata, melainkan karena cinta yang begitu besar pada anak-anak mereka.
Sejumlah buruh perempuan di salah satu pabrik tekstil, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 01 Mei 2025, 08:51 WIB

Ultimate Drink, Minuman Herbal Asal Bandung Barat yang Menyehatkan dan Menyegarkan

Pretty Aprian Sari Dewi berhasil menangkap peluang bisnis tersebut. Ia dan suami berhasil mengembangkan bisnis minuman herbal dengan jenama Ultimate Drink di bawah CV Salwa Production di Jalan Bewak
Pretty bersama karyawan Ultimate Drink (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Arif Budianto)
Ayo Jelajah 01 Mei 2025, 06:33 WIB

Asal Usul Hari Buruh 1 Mei: Dari Tragedi Haymarket hingga Jadi Hari Libur di Indonesia

Setelah jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998, reformasi membuka ruang bagi kebebasan berserikat dan menyuarakan hak-hak buruh.
Massa yang tergabung dalam Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan aksi unjukrasa dalam rangka peringatan Hari Buruh Internasional di Taman Cikapayang, Kota Bandung, Rabu 1 Mei 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 30 Apr 2025, 21:29 WIB

Jalan Sunyi Buruh Perempuan Lansia, jadi Tulang Punggung Keluarga di Usia Senja

Di usia yang mestinya tenang, ribuan buruh perempuan tetap bekerja tanpa jaminan. Mereka adalah female breadwinners lansia yang terus mencari nafkah, meski tubuh sudah renta.
Pedagang sayuran, Sariah (70), berjualan di Pasar Kosambi, Jalan Jendral Ahmad Yani, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 30 Apr 2025, 21:08 WIB

Buruh dalam Bahasa Sunda

Sejak kapan istilah buruh dikenal oleh masyarakat Sunda, dan bagaimana maknanya berkembang seiring waktu?
Sejak kapan istilah buruh dikenal oleh masyarakat Sunda, dan bagaimana maknanya berkembang seiring waktu? (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Jelajah 30 Apr 2025, 20:48 WIB

Kereta Bandung–Ciwidey Datang, Gema Kehidupan Lama Terhenti

Kehidupan di atas rel seakan tak berarti lagi ketika roda kereta berputar. Rumah-rumah yang dulu berdiri terancam harus pergi, tanpa tawar menawar.
Proses pembangunan jalur Kereta Cepat Whoosh yang juga berdampak terhadap sejumlah lahan warga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Kavin Faza)