I'ie Sumirat Legenda Bulutangkis Indonesia dari Bandung

Vito Prasetyo
Ditulis oleh Vito Prasetyo diterbitkan Kamis 23 Okt 2025, 17:49 WIB
Pada tahun 1976, puncak karier I’ie Sumirat tercapai saat ia berhasil menjuarai All England bersama pasangannya. (Sumber: Instagram/Badminton Indonesia)

Pada tahun 1976, puncak karier I’ie Sumirat tercapai saat ia berhasil menjuarai All England bersama pasangannya. (Sumber: Instagram/Badminton Indonesia)

I’ie Sumirat lahir di Bandung pada 15 November 1950 dan mulai menekuni bulutangkis sejak masa remaja. Ia bergabung dengan klub bulutangkis ternama di Jakarta dan dengan cepat menunjukkan bakat luar biasa yang membuatnya menembus level nasional dan internasional.

Ia dikenal sebagai pebulutangkis yang humoris dan eksentrik. Dalam kehidupan sehari-hari, I’ie begitu sederhana dan sangat supel. Baik sebelum maupun sesudah ia terkenal sebagai pebulutangkis dunia, ia terlihat biasa dan sederhana. Tapi gaya main di lapangan, menjadi karakter tersendiri dan dikenang bagi dunia bulutangkis. Gaya main yang sulit diterka oleh musuhnya, yang berasal dari mancanegara. Seperti: Tiongkok, Malaysia, Denmark, Inggris, dan lain-lain. Tidak jarang membuat musuhnya seperti mati akal. Permainan yang begitu eksentrik, tetapi kadang terlihat kocak.

Selama kariernya yang mencapai puncak di tahun 1970-an, I’ie dikenal sebagai pemain tunggal sekaligus ganda putra yang sangat tangguh, dengan gaya bermain agresif dan teknik yang halus. Ia sangat disiplin dalam berlatih dan memiliki kemampuan membaca permainan lawan dengan sangat baik, sehingga sering bisa membalikkan keadaan saat pertandingan sulit.

Baca Juga: Hadiah untuk Mendiang Legenda Bulutangkis Iie Sumirat dari Duo Bandung

Pada tahun 1976, puncak karier I’ie Sumirat tercapai saat ia berhasil menjuarai All England bersama pasangannya. All England merupakan turnamen paling bergengsi di dunia bulutangkis saat itu, bahkan dianggap seperti “Wimbledon”-nya bulutangkis. Kemenangan ini bukan hanya prestasi pribadi, tapi juga menjadi kebanggaan bagi Indonesia yang sedang mengukir kejayaan di dunia bulutangkis.

Selain itu, I’ie juga ikut serta dalam tim Piala Thomas Indonesia di era 1970-an, di mana Indonesia tampil dominan dan beberapa kali meraih gelar juara dunia beregu putra. Ia dikenal sebagai pemain yang sangat andal dalam pertandingan beregu, memberikan kontribusi penting untuk kemenangan tim.

Di tingkat regional, I’ie Sumirat juga sering membawa pulang gelar dari Kejuaraan Asia dan berbagai turnamen invitasi internasional, menambah daftar prestasinya yang cemerlang.

The magnificent seven: ini adalah tim yang terdiri dari 7 orang dalam perebutan piala Thomas. Salah satu kekuatan tim Indonesia adalah I’ie Sumirat bersama Rudi Hartono, Liem Swie King, Tjun-Tjun, Christian Hadinata, Ade Candra, dan Amril Nurman.

“The Magnificent Seven” dalam bulutangkis Indonesia merujuk pada tujuh pemain elit Indonesia yang sangat dominan di era 1970-an, terutama di sektor tunggal dan ganda putra. Mereka dikenal karena kejayaan mereka di ajang-ajang besar seperti All England dan Thomas Cup, serta dominasi Indonesia di kancah internasional pada masa itu.

Mereka disebut “Magnificent Seven” karena perpaduan mereka membawa Indonesia mendominasi dunia bulutangkis, terutama saat merebut Thomas Cup 1970, 1973, dan 1976 secara beruntun.

I’ie Sumirat adalah salah satu tokoh legendaris dalam dunia bulutangkis Indonesia yang dikenal dengan prestasi gemilang dan kontribusinya yang besar bagi perkembangan bulutangkis Tanah Air. Ia menjadi salah satu pemain bulutangkis terbaik di era 1970-an.

Sumirat dikenal sebagai pemain yang memiliki teknik mumpuni dan mental juara yang kuat. Ia adalah bagian penting dari generasi bulutangkis Indonesia yang mulai mengukir nama di kancah internasional, membawa harum nama bangsa melalui berbagai turnamen bergengsi.

Prestasi Gemilang I’ie Sumirat:

1. Juara All England 1976 (Ganda Putra)

Prestasi paling terkenal dari I’ie Sumirat adalah ketika ia berhasil menjadi juara di turnamen All England pada tahun 1976, salah satu turnamen tertua dan paling prestisius dalam dunia bulutangkis. Ia menjuarai kategori ganda putra bersama rekannya.

2. Piala Thomas

I’ie Sumirat juga merupakan bagian dari tim bulutangkis Indonesia yang berprestasi di ajang Piala Thomas, kejuaraan beregu putra dunia yang sangat bergengsi. Dengan kontribusinya, Indonesia berhasil merebut dan mempertahankan gelar Piala Thomas di beberapa kesempatan.

3. Turnamen Internasional Lainnya

Selain All England dan Piala Thomas, Sumirat juga meraih berbagai gelar juara dan medali di turnamen internasional lainnya seperti Kejuaraan Asia dan berbagai kejuaraan invitasi yang menunjukkan konsistensi dan performa puncaknya.

Sebagai pemain legendaris, I’ie Sumirat tidak hanya dikenal karena prestasinya di lapangan, tetapi juga karena peranannya dalam membina generasi muda bulutangkis Indonesia setelah masa aktifnya sebagai atlet. Ia menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda yang kemudian meneruskan kejayaan bulutangkis Indonesia di panggung dunia.

Sumirat juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan berdedikasi tinggi terhadap olahraga bulutangkis, menjadikannya panutan bagi para atlet maupun pecinta bulutangkis di Indonesia.

Baca Juga: Harapan Baru Prestasi Bulu Tangkis Indonesia

Di luar lapangan, I’ie Sumirat dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan tidak pernah besar kepala meski prestasinya luar biasa. Ia selalu menekankan pentingnya kerja keras, sportivitas, dan cinta terhadap olahraga. Setelah pensiun dari dunia kompetisi, I’ie aktif membina atlet muda, berbagi pengalaman dan ilmu untuk menjaga tradisi kejayaan bulutangkis Indonesia.

Banyak pemain muda dan pelatih masa kini yang menganggap I’ie Sumirat sebagai mentor dan sumber inspirasi. Semangat dan dedikasinya telah membantu mencetak generasi bulutangkis Indonesia yang terus berprestasi hingga sekarang.

I’ie Sumirat meninggal di Bandung, pada 22 Juli 2025. Kini ia telah tiada, tetapi namanya menjadi legenda terutama bagi pencinta bulutangkis yang masih ingat dan mengalami riwayat bulutangkis di era tahun 70-an. Kontribusi bagi martabat bangsa tidak perlu diragukan lagi. Seharusnya pemerintah memberikan apresiasi tinggi kepada para atlet yang telah berprestasi atas nama negara dan bangsa. Pahlawan olahraga selama ini tidak pernah dipikirkan pemerintah, tetapi seharusnya bisa menjadi sejarah baru bagi dunia olahraga Indonesia. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Vito Prasetyo
Tentang Vito Prasetyo
Malang
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 23 Okt 2025, 21:22 WIB

Mengapa Pejabat Kita Perlu Membaca Buku?

Masihkah kita bisa berharap pada kebijakan publik yang berkualitas, jika pejabatnya sendiri jarang membaca buku?
Tanpa literasi atau membaca buku, pejabat hanya melahirkan kebijakan reaktif, dangkal, dan jangka pendek. (Sumber: Instagram | nusantara_maps)
Ayo Biz 23 Okt 2025, 20:55 WIB

Potensi Pasar Modal Syariah Indonesia: Tumbuh tapi Belum Proporsional?

Geliat investasi syariah menunjukkan tren positif, ditandai meningkatnya jumlah investor, diversifikasi produk, dan penetrasi teknologi yang memudahkan akses terhadap instrumen keuangan halal.
Geliat investasi syariah menunjukkan tren positif, ditandai meningkatnya jumlah investor, diversifikasi produk, dan penetrasi teknologi yang memudahkan akses terhadap instrumen keuangan halal. (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 23 Okt 2025, 20:36 WIB

Mendorong Pertumbuhan Inklusif Lewat Festival Kolaboratif dan Digitalisasi Finansial

Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan.
Sektor perbankan, sektor produktif, UMKM, dan industri kreatif kini tidak lagi berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling terhubung dalam ekosistem yang saling menguatkan.
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 19:34 WIB

Perelek, Kosakata Jadul yang Timbul Lagi

Perelek, sebuah kata jadul yang nyaris tenggelam ditelan zaman, belakangan ini ramai lagi dibicarakan di sosial media.
Dedi Mulyadi. (Sumber: Dok. DSDA Jabar)
Ayo Jelajah 23 Okt 2025, 18:40 WIB

Sejarah Tol Cipularang, Jalan Cepat Pertama ke Bandung yang Dibangun dari Warisan Krisis

Sejarah Tol Cipularang dari proyek gagal era 1990-an hingga simbol konektivitas Jakarta–Bandung. Penuh kisah krisis, pembangunan, dan mitos Gunung Hejo.
Tol Cipularang. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 18:31 WIB

Diskriminasi Kelompok Minoritas oleh Muslim di Indonesia, Memahami Teori Identitas dan Persepsi Sosial

Membedah fenomena sosial ironis, yang kerap kali terjadi di tengah masyarakat sosial Indonesia.
Ilustrasi ruangan dalam gereja. (Sumber: Unsplash/Kaja Sariwating)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 17:49 WIB

I'ie Sumirat Legenda Bulutangkis Indonesia dari Bandung

I’ie Sumirat lahir di Bandung pada 15 November 1950 dan mulai menekuni bulutangkis sejak masa remaja.
Pada tahun 1976, puncak karier I’ie Sumirat tercapai saat ia berhasil menjuarai All England bersama pasangannya. (Sumber: Instagram/Badminton Indonesia)
Ayo Jelajah 23 Okt 2025, 16:18 WIB

Hikayat Komplotan Bandit Revolusi di Cileunyi, Sandiwara Berdarah Para Tentara Palsu

Kabut malam menutup jejak empat bandit berseragam. Dari Cileunyi hingga Rancaekek, tragedi itu jadi legenda kelam Bandung era revolusi tahun 1950-an.
Ilustrasi truk melintasi jalanan Cileunyi, Bandung, tahun 1950-an.
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 15:27 WIB

Dalam Budaya Ketimuran, Komunitas LGBT malah Berkembang, Apa Penyebabnya?

LGBT sudah semakin banyak ditemui di dunia. Bagaimana bisa, hal yang pernah tabu itu menjadi normal di masa sekarang?
LGBT sudah semakin banyak ditemui di dunia. Bagaimana bisa, hal yang pernah tabu itu menjadi normal di masa sekarang? (Sumber: Pexels/Alexander Grey)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 13:10 WIB

Bandung Menawan, Bandung Siaga: Belajar Hidup Selaras dengan Alam

Di balik keindahan dan kreativitasnya, Bandung belajar menata diri, bukan sekadar untuk tampil menawan.
Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Raka Miftah)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 11:31 WIB

Hikayat Kaum Sarungan

Santri adalah peneguh nilai, penjaga moral bangsa, dan penggerak perubahan sosial.
Kampanye pakai sarung dengan fashion show di jalanan yang dilakukan oleh pecinta budaya di Semarang. Diperingati 3 Maret, sarung punya sejarah panjang. (Sumber: Ayo Semarang.com | Foto: Audrian Firhannusa)
Ayo Jelajah 23 Okt 2025, 11:21 WIB

Dari Barak Tentara ke Istana, Sejarah Mobil Maung Pindad Buatan Bandung

Dari bengkel kecil di Bandung hingga jadi mobil dinas pejabat, Maung buatan Pindad berubah dari kendaraan tempur jadi simbol nasionalisme baru.
Deretan kendaraan khusus Maung MV 3 Produksi PT Pindad di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 10:10 WIB

Seperti Surabaya, Bandung Harus Belajar Atasi Limbah Popok dan Pembalut

Surabaya telah berhasil menjadi kota berkelanjutan karena upayanya dalam menghijaukan lingkungan.
Ilustrasi popok bayi. (Sumber: Pexels/Emma Bauso)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 08:57 WIB

Sore: Istri Dari Masa Depan, Cinta yang Terjebak dalam Putaran Waktu

Yandy Laurens selaku sutradara mengemas film "Sore: Istri Dari Masa Depan" dengan konsep time loop atau perjalanan lintas waktu.
Poster film Sore: Istri dari Masa Depan. (Sumber: Instagram/sheiladaisha)
Ayo Netizen 23 Okt 2025, 07:50 WIB

Kliwon dan Komposisi Instrumen Sorawatu

Komposisi kliwon disepakati sebagai proses mengheningkan cipta pada semesta.
 (Foto: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 21:06 WIB

Setahun Pendidikan Bermakna, Menanam Peradaban Lewat Tindakan Nyata

Menyoroti langkah Kemendikdasmen dalam membangun peradaban melalui kebijakan yang berdampak nyata bagi generasi muda.
Foto mengajar di SD Tewang Kadamba, Kalteng. (Foto: Eka)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 20:30 WIB

Membangun Wisata yang Tak Merusak tapi Menghidupkan Alam dan Budaya Lokal

Di tengah tekanan kerja dan digitalisasi, banyak orang mencari pelarian ke alam. Tapi bukan sekadar alam liar, mereka menginginkan pula kenyamanan, estetika, dan pengalaman.
Di tengah gempuran wisata urban dan digital, LGE tetap mengusung semangat pelestarian budaya lokal Sunda, mulai dari nama tempat, makanan tradisional, hingga permainan rakyat. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 20:10 WIB

Enam Akar Asal-usul Agama

Jauh sebelum berdiri gereja, kuil, atau masjid, manusia telah lebih dulu menatap langit, gunung, petir, dan kematian dengan perasaan yang campur aduk.
The Histomap of Religion: The Story of Man’s Search for Spiritual Unity (John B. Sparks, 1952) (Sumber: UsefulCharts, https://www.youtube.com/watch?v=5EBVuToAaFI) | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 22 Okt 2025, 19:17 WIB

Gastrokolonialisme: Pelajaran Pangan dari Hawaii untuk Indonesia

Tanpa kita sadari justru kita masih dijajah secara halus lewat orientasi pangan lokal yang semakin tergantikan dengan kampanye makanan olahan
Mengutip dari Sebumi, sebab pada akhirnya  perjuangan melawan kelaparan bukan sekedar mengisi perut, melainkan mengembalikan martabak di meja makan kita sendiri (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 22 Okt 2025, 18:44 WIB

Pasar Syariah Belum Kompetitif? Begini Tantangan dan Solusi Investasi Islam di Indonesia

Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar.
Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, potensi pengembangan instrumen keuangan yang sesuai prinsip syariah dinilai sangat besar. (Sumber: Freepik)