Sarkanjut, Cekungan Berair yang Tersebar Luas

T Bachtiar
Ditulis oleh T Bachtiar diterbitkan Kamis 30 Okt 2025, 15:13 WIB
Citra satelit Situ Sarkanjut, di Tambaksari, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. (Sumber: Citra satelit: Google maps)

Citra satelit Situ Sarkanjut, di Tambaksari, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. (Sumber: Citra satelit: Google maps)

Ketika membahas tentang toponimi, ada saja yang menanyakan secara langsung, atau berkomentar dalam media sosial, walau topik yang dibahas berjauhan dengan yang ditanyakan tersebut. Pertanyaannya itu kalau disingkat begini. Mengapa ada nama tempat yang vulgar, tidak senonoh, bahkan terasa cabul. Penanya mencontohkan toponim Sarkanjut di Kabupaten Garut, yang menurut pandangannya toponim itu tidak sopan, karena berhubungan dengan kelamin pria.

Sebetulnya, kalau pertanyaannya di balik, siapa sesungguhnya yang mempunyai pikiran tidak senonoh, yang mempunyai pikiran cabul, apakah para karuhun orang Leles, Garut, yang memberi nama Sarkanjut, ataukah yang banyak mempertanyakan bahwa toponim itu jorang, cabul, tidak senonoh?

Dalam Kamus Basa Sunda karya R Satjadibrata (2005), lema kanjut berarti sarupa kantong leutik (wadah duit jst), sejenis kantong kecil untuk mewadahi uang, dan lain sebagainya. Ada juga lema kanjut kundang, kanjut paranti neundeun panglay, jaringao, jst, di nu keur orokan. Kanjut Kundang, kantong tempat menyimpan panglay, jaringao, dan lain sebagainya, pada ibu yang baru melahirkan.

Sedangkan kata sar yang berada di depaan kata kanjut, itu diserap dari bahasa Kawi. Menurut S Wojowasito (1977) dalam Kamus Kawi – Indonesia, sâr, bermakna sebar, sérak. Sumâr, tersiar, tersebar, tersérak. Sedangkan menurut PJ Zoetmulder (2011) dalam Kamus Jawa Kuna – Indonesia, sar, sumâr bermakna tersebar.

Toponim Sarkanjut, gabungan dari kata sar dan kanjut, secara arti kata, sarkanjut adalah kantong yang banyak tersebar di kawasan itu. Kantongnya lebih dari satu. Para karuhun orang Garut menganalogikan daerah yang berupa cekung sebagai kantong. Banyak daerah yang cekung di Jawa Barat, yang dianalogikan sebagai kantong, karung, atau goni, seperti: Cikampék (kampék), Salopa (salopa), Cikandé (kandé), Cikadut (kadut), dan lain-lain.

Dari toponimi Sarkanjut ini menyiratkan, bahwa pada mulanya, toponim itu bukan untuk menamai satu cekungan berair seperti saat ini, yaitu Situ Sarkanjut, tapi, toponim ini diberikan pada suatu kawasan yang terdapat banyak cekungan berair.

Dalam tulisan yang berjudul Situ Cangkuang Proses Runtuhnya Puncak Antiklin dan Letusan Gunung Gandapura (T Bachtiar, AyoBandung, 8/2/2024), bahwa di kawasan itu terdapat 13 situ dan ranca (rawa). Keadaan lingkungan bumi itu digambarkan dalam empat lembar peta topografi, seperti yang terdapat dalam Peta Topografi Lembar Leles (terbit 1886), Lembar Leles (terbit 1908), Lembar Cibatu (terbit 1908), dan Lembar Cikawao (terbit 1908). 

Dari keempat lembar peta topografi itu ada Situ Cangkuang, Situ Sarkanjut, Situ Sarjambe, Situ Bagendit, Situ Cikandé, Situ Bojong, Situ Lamping, Situ Cibuyutan, Situ Cibudug, Situ Ciparahu, Ranca Kukuk, Ranca Hayam, dan Ranca Gabus. Kemungkinan lebih dari jumlah itu, namun tidak dimasukan ke dalam perta itu karena dengan skala peta yang dipakai, terlalu kecil untuk digambarkan.

Situ Sarkanjut, di Tambaksari, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. (Sumber: sda.pu.go.id)
Situ Sarkanjut, di Tambaksari, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. (Sumber: sda.pu.go.id)

Kawasan dataran di antara gunung-gunung api tua yang menjadi situ dan ranca ini, oleh para ilmuwan kebumian dinamai Cekungan Leles, yang luasnya sekitar 22 km2. Cekungan ini dikelilingi gunung-gunungapi tua, seperti: Gunung Mandalawangi, Gunung Kaledong, dan Gunung Haruman. Air yang tercurah di kawasan ini akan tergenang di cekungan-cekungan terendah. Mata Air yang melimpah, keluar dari kaki gunung di sekeliling cekungan. Itulah yang menyebabkan di dasar Cekungan Leles menjadi situ dan ranca, yang menjadi ciri utama atau karakter bumi di kawasan tersebut pada masa lalunya. 

Yang semula berupa situ dan ranca yang luas di Cekungan Leles, kemudian tertimbun longsoran gunungapi (debris avalanche) dari letusan maha dahsyat Gunung Gandapura yang terjadi 330.000 tahun sampai 220.000 tahun yang lalu. Endapan material letusan itu dipengaruhi oleh cuaca, seperti angin, panas-dingin, curah hujan, dan tumbuhan yang menutupinya. Bagian yang halus, yang terlemah dari endapat itu, akan tertiup angin dan terkikis hanyut air hujan. Yang kuat akan mengendap, membentuk perbukitan kecil, seperti yang menjadi pulau di tengah Situ Cangkuang. Pulau itu merupakan satu dari sekian banyak bukit kecil hasil endapan longsoran Gunung Gandapura, yang tersebar di kawasan seluas 77 km2. Longsoran gunungapi itu diendapkan di sebelah timur gunung sampai 35 km - 50 km dari pusat letusan.

Bila keadaan antara tahun 1886 sampai dengan tahun 1908 seperti yang ada dalam peta topografi, dibandingkan dengan keadaan tahun 2025, tentu akan sangat berbeda. Kini, lahan basah yang berupa situ dan ranca itu banyak yang mendangkal, kemudian diolah menjadi persawahan. Ada juga yang masih berfungsi sebagai situ atau ranca, namun luasannya semakin menyempit. Dan, tentu, sudah banyak situ, ranca, dan persawahan yang sudah diurug, ditimbun menjadi lahan darat, kemudian di atasnya didirikan bangunan dan dan perumahan. 

Karakter bumi yang berupa cekungan berair, kemudian tertimbun material letusan gunungapi, membentuk situ-situ kecil yang tersebar di kawasan yang luas. Situ-situ kecil yang tersebar itulah yang menginspirasi para karuhun orang Leles untuk menamai kawasan itu Sarkanjut. Cekungan-cekungan kecil itu dianalogikan dengan kantong-kantong kecil yang dipenuhi air. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:00 WIB

Kunci 'Strong Governance' Bandung

Strong governance adalah salah satu kebutuhan nyata Bandung kiwari.
Suasana permukiman padat penduduk di pinggir Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 08:31 WIB

Benarkah Budidaya Maggot dalam Program 'Buruan Sae' Jadi Solusi Efektif Sampah Kota Bandung?

Integrasi budidaya maggot dalam Program Buruan Sae menjadi penegasan bahwa pengelolaan sampah dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat.
Budidaya maggot di RW 9 Lebakgede menjadi upaya warga mengolah sampah organik agar bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Beranda 15 Des 2025, 07:48 WIB

Pembangunan untuk Siapa? Kisah Perempuan di Tengah Perebutan Ruang Hidup

Buku ini merekam cerita perjuangan perempuan di enam wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Sulawesi, NTT, NTB, serta dua titik di Kalimantan, yang menghadapi konflik lahan dengan negara dan korporasi.
Diskusi Buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” yang digelar di Perpustakaan Bunga di Tembok, Bandung, Minggu (14/12/2025).
Beranda 15 Des 2025, 07:32 WIB

Diskusi Publik di Dago Elos Angkat Isu Sengketa Lahan dan Hak Warga

Dari kegelisahan itu, ruang diskusi dibuka sebagai upaya merawat solidaritas dan memperjuangkan hak atas tanah.
Aliansi Bandung Melawan menggelar Diskusi Publik bertema “Jaga Lahan Lawan Tiran” pada 12 Desember 2025 di Balai RW Dago Elos, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Biz 15 Des 2025, 07:16 WIB

Berawal dari Kegelisahan, Kini Menjadi Bisnis Keberlanjutan: Perjalanan Siska Nirmala Pemilik Toko Nol Sampah Zero Waste

Toko Nol Sampah menjual kebutuhan harian rumah tangga secara curah. Produk yang ia jual sudah lebih dari 100 jenis.
Owner Toko Nol Sampah, Siska Nirmala. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 20:09 WIB

Good Government dan Clean Government Bukan Sekadar Narasi bagi Pemkot Bandung

Pentingnya mengembalikan citra pemerintah daerah dengan sistem yang terencana melalui Good Government dan Clean Government.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan,